Fatimah az-Zahra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wadaihangit (bicara | kontrib)
via https://fist.toolforge.org/wd4wp/melengkapi gambar di infobox #WPWP
 
(199 revisi perantara oleh 48 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hiperbolis|Per [[WP:GELARISLAM]], artikel}}{{refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{Artikel bermasalah|
{{Infobox orang}}
{{Noref-bio-tokohmuslim}}
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{Wikifikasi-bio-tokohmuslim}}
}}
{{bedakan|Fatimah Zahra Afiff}}
{{Infobox Ulama Muslim
|honorific_prefix = Fatimah Az-Zahra
|name = Fatimah Az-Zahra binti Muhammad
|image = File:Fatimah Calligraphy.png
|caption =
|title =
|kunya =
|nasab =
; Jalur ayah
[[Muhammad]] bin [[Abdullah bin Abdul Muththalib|Abdullah]] bin [[Syaibah bin Hasyim|Abdul Mutthalib]] bin [[Hasyim bin Abdul Manaf|Hasyim]] bin [[Abdul Manaf bin Qushay|Abdu Manaf]] bin [[Qushay bin Kilab|Qushay]] bin [[Kilab bin Murrah|Kilab]] bin [[Murrah bin Ka'b|Murrah]] bin [[Ka'ab bin Lu'ay|Ka'ab]] bin [[Lu'ay bin Ghalib|Lu'ay]] bin [[Ghalib bin Fihr|Ghalib]] bin [[Fihr bin Malik|Fihr]] bin Malik bin An-Nadhr bin [[Kinanah bin Khuzaimah|Kinanah]] bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin [[Adnan]] bin [[Ismail]] bin [[Ibrahim]]<ref>[[Siyar Alamin Nubala]] karya [[Adz-Dzahabi]], [[Al-Bidayah wa Nihayah]] karya [[Ibnu Katsir]], [[Fathul Bari]] karya [[Ibnu Hajar|Ibnu Hajar Al-Asqalani]], [[Zad al-Ma'ad]] karyaa [[Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]]; Quraisy adalah julukan bagi salah satu di antara Fihr atau an-Nadhr ([[Sirah Nabawiyah|Raudhatul Anwar]] karya Shafiyyurahman al-Mubarakfuri).</ref>
|nisbah =
|birth_name =
|birth_date = 20 Jumadil Akhirah 5 tahun setelah kenabian, [[Hijriah|H]] / tahun [[606]]
|birth_place = [[Mekkah]]
|death_date = Selasa tanggal 13 Ramadhan tahun 11 [[Hijriah|H]] / [[632]]
|death_place = [[Madinah]]
|death_cause = [[Sakit]]
|resting_place = [[Jannatul Baqi]]
|other_names =
|nationality = [[Islam]] (sebagai kerajaan [[Teokrasi]]).
|ethnicity = [[Arab]], suku [[Quraisy]], [[Bani Hasyim]]
|era = Pra Hijriah - Abad pertama Hijriah
|region = [[Jazirah Arab]]
|occupation =
|denomination =
|jurisprudence =
|creed =
|movement =
|main_interests =
|notable_ideas =
|notable_works =
|alma_mater =
|disciple_of =
|awards =
|influences = [[Muhammad]]
|influenced =
|module =
|website =
|signature =
|spouse/suami = [[Ali bin Abi Thalib]]
|children = [[Hasan bin Ali]]<br>[[Husain bin Ali]]<br>[[Zainab binti Ali]]<br>[[Ummu Kultsum binti Ali]]<br>[[Muhsin bin Ali]]
|parents = [[Muhammad]]<br>[[Khadijah binti Khuwailid]]
}}
 
'''Fatimah binti Muhammad''' (606/614 {{lang-ar|فَاطِمَة 632)ٱبْنَت atauمُحَمَّد|Fāṭimah lebihbinti dikenalMuḥammad}}, dengan{{IPA-ar|ˈfaːtˤima '''Fatimahb.nat az-Zahra'''muˈħammad|IPA}}; (Fatimah606/614 yang- selalu berseri632) ([[Bahasa Arab]]: '''فاطمة الزهراء''')merupakan putri bungsu Nabi [[Muhammad]] dari perkawinannya dengan istri pertamanya, [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]].
 
== Kelahiran & Kehidupan Keluarga ==
=== Kelahiran & Kematian ===
Pemimpin wanita pada masanya ini adalah putri ke 4 dari anak anak Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, dan ibunya adalah Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwalid. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala menghendaki kelahiran Fatimah yang mendekati tahun ke 5 sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul, bertepatan dengan peristiwa besar yaitu ditunjuknya Rasulullah sebagai penengah ketika terjadi perselisihan antara suku Quraisy tentang siapa yang berhak meletakan kembali Hajar Aswad setelah Ka’bah diperbaharui. Dengan kecerdasan akalnya baginda mampu memecahkan persoalan yang hampir menjadikan peperangan di antara kabilah-kabilah yang ada di Makkah.
 
=== Orang tua dan saudara ===
Kelahiran Fatimah disambut gembira oleh Rasulullahu alaihi wassalam dengan memberikan nama Fatimah dan julukannya Az-Zahra, sedangkan kunyahnya adalah Ummu Abiha (Ibu dari bapaknya).
Sayyidah Fatimah az-Zahra lahir lima tahun sebelum kerasulan [[Nabi]] [[Muhammad]]. Ia merupakan anak perempuan termuda dari Nabi Muhammad. Berdasarkan nasabnya, namanya adalah Fatimah binti Muhammad bin Abdullah bin [[Syaibah bin Hasyim|Abdul Muthalib]]. Keluarga Fatimah az-Zahra merupakan keturunan dari [[bani Hasyim]] dan [[suku Quraisy]].{{Sfn|Mursi|2020|p=450}}
 
[[Sayyidah]] Fatimah az-Zahra merupakan [[anak]] [[perempuan]] keempat dari [[pernikahan]] antara [[Muhammad|Nabi Muhammad]] dengan [[Khadijah binti Khuwailid]]. Ia memiliki tiga [[kakak]] perempuan yaitu [[Zainab binti Nabi Muhammad|Zainab]], [[Ruqayyah binti Nabi Muhammad|Ruqayyah]] dan [[Ummu Kultsum binti Nabi Muhammad|Ummu Kultsum]]. Fatimah az-Zahra juga memiliki dua [[saudara]] laki-laki sekandung, tetapi keduanya meninggal ketika masih kecil. Nama kedua saudaranya yang wafat ini adalah Qasim dan Ibrahim. Selain itu, ia memiliki seorang [[saudara angkat]] yang diadopsi oleh ayahnya. Nama saudara angkat ini ialah [[Zaid bin Haritsah]], yang kelak menjadi [[Hawariyyun]] daripada Baginda Nabi Muhammad.<ref>{{Cite book|last=Nasution|first=Syamruddin|date=2013|url=http://repository.uin-suska.ac.id/10391/1/Sejarah%20Peradaban%20Islam.pdf|title=Sejarah Peradaban Islam|location=Pekanbaru|publisher=Yayasan Pusaka Riau|pages=32|url-status=live|access-date=2022-03-03|archive-date=2022-08-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220807095747/http://repository.uin-suska.ac.id/10391/1/Sejarah%20Peradaban%20Islam.pdf|dead-url=no}}</ref>
Ia putri yang mirip dengan ayahnya, Ia tumbuh dewasa dan ketika menginjak usia 5 tahun terjadi peristiwa besar terhadap ayahnya yaitu turunnya wahyu dan tugas berat yang diemban oleh ayahnya. Dan ia juga menyaksikan kaum kafir melancarkan gangguan kepada ayahnya. sampai cobaan yang berat dengan meninggal ibunya Khadijah. Ia pun sangat sedih dengan kematian ibunya.
 
Kelahiran [[Sayyidatina]] Fatimah az-Zahra bertepatan dengan peristiwa besar yaitu ditunjuknya Rasulullah sebagai penengah ketika terjadi perselisihan antara suku Quraisy tentang siapa yang berhak meletakan kembali Hajar Aswad setelah Ka’bah diperbaharui. Dengan kecerdasan akalnya, baginda mampu memecahkan persoalan yang hampir menjadikan peperangan diantara kabilah-kabilah yang ada di Makkah.<ref>{{Cite web|date=2017-04-20|title=Mengenal Fatimah Az Zahra Putri Tersayang Rasulullah|url=https://republika.co.id/share/oop9xb313|website=Republika Online|language=id|access-date=2023-02-27|archive-date=2023-02-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230227024711/https://republika.co.id/share/oop9xb313|dead-url=no}}</ref>
Rasulullah sangat menyayangi Fatimah, setelah Rasulullah bepergian ia lebih dulu menemui Fatimah sebelum menemui istri istrinya. Aisyah berkata,” Aku tidak melihat seseorang yang perkataannya dan pembicaraannya yang menyerupai Rasulullah selain Fatimah, jika ia datang mengunjungi Rasulullah, Rasulullah berdiri lalu menciumnya dan menyambut dengan hangat, begitu juga sebaliknya yang diperbuat Fatimah bila Rasulullah datang mengunjunginya”.
 
Kelahiran [[sayyidah]] Fatimah disambut gembira oleh Rasulullahu alaihi wassalam dengan memberikan nama Fatimah dan julukannya Az-Zahra, sedangkan kunyahnya adalah ''Ummu Abiha'' (Ibu dari ayahnya).{{Butuh rujukan}}
Rasulullah mengungkapkan rasa cintanya kepada putrinya takala diatas mimbar:” Sungguh Fatimah bagian dariku, Siapa yang membuatnya marah berarti membuat aku marah”. Dan dalam riwayat lain disebutkan,” Fatimah bagian dariku, aku merasa terganggu bila ia diganggu dan aku merasa sakit jika ia disakiti”.
 
Ia putri yang mirip dengan ayahnya, Ia tumbuh dewasa dan ketika menginjak usia 5 tahun terjadi peristiwa besar terhadap ayahnya yaitu turunnya wahyu dan tugas berat yang diemban oleh ayahnya. Dan ia juga menyaksikan kaum kafir melancarkan gangguan kepada ayahnya, sampai cobaan yang berat dengan meninggal ibunya Khadijah. Ia sangat pun sedih dengan kematian ibunya.{{Butuh rujukan}}
Setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menjalankan haji wada’ dan ketika ia melihat Fatimah, baginda menemuinya dengan ramah sambil berkata,” Selamat datang wahai putriku”. Lalu baginda menyuruh duduk disamping kanannya dan membisikkan sesuatu, sehingga Fatimah menangis dengan tangisan yang keras, tatkala Fatimah sedih lalu baginda membisikkan sesuatu kepadanya yang menyebabkan Fatimah tersenyum.
 
Rasulullah sangat menyayangi [[sayyidah]] Fatimah. Setelah Rasulullah bepergian ia lebih dulu menemui Fatimah sebelum menemui istri istrinya. Aisyah berkata,”Aku tidak melihat seseorang yang perkataannya dan pembicaraannya yang menyerupai Rasulullah selain Fatimah, jika ia datang mengunjungi Rasulullah, Rasulullah berdiri lalu menciumnya dan menyambut dengan hangat, begitu juga sebaliknya yang diperbuat Fatimah bila Rasulullah datang mengunjunginya.”{{Butuh rujukan}}
Tatkala Aisyah bertanya tentang apa yang dibisikannya lalu Fatimah menjawab,” Saya tak ingin membuka rahasia”. Setelah Rasulullah wafat, Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah tentang apa yang dibisikan Rasulullah kepadanya sehingga membuat Fatimah menangis dan tersenyum. Lalu Fatimah menjawab, ”Adapun yang baginda katakan kepadaku pertama kali adalah baginda memberitahu bahwa sesungguhnya Jibril telah membacakan al-Qur’an dengan hafalan kepada baginda setiap tahun sekali, sekarang dia membacakannya setahun 2 kali, lalu baginda berkata, “Sungguh Aku melihat ajalku telah dekat, maka bertakwalah dan bersabarlah, sebaik-baiknya Salaf (pendahulu) untukmu adalah Aku”. Maka akupun menangis yang engkau lihat saat kesedihanku. Dan saat baginda membisikan yang kedua kali, baginda berkata, ”Wahai Fatimah apakah engkau tidak suka menjadi penghulu wanita-wanita penghuni surga dan engkau adalah orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku”. Kemudian saya tertawa.
 
Rasulullah mengungkapkan rasa cintanya kepada putrinya takala diatas mimbar: ”Sungguh Fatimah bagian dariku, siapa yang membuatnya marah berarti membuat aku marah”. Dan dalam riwayat lain disebutkan, ”Fatimah bagian dariku, aku merasa terganggu bila ia diganggu dan aku merasa sakit jika ia disakiti.”.<ref>{{Cite book|last=Edidarmo|first=Toto|first2=Mulyadi|date=Mei 2015|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_Agama_Islam_Akidah_Akhlak_Unt/Zgf0DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Dan+dalam+riwayat+lain+disebutkan,+%E2%80%9DFatimah+bagian+dariku,+aku+merasa+terganggu+bila+ia+diganggu+dan+aku+merasa+sakit+jika+ia+disakiti&pg=PA82&printsec=frontcover|title=Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI|location=Semarang|publisher=PT. Karya Toha Putra|isbn=978-602-7718-94-4|pages=82|url-status=live}}</ref>
Tatkala 6 bulan sejak wafatnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, Fatimah jatuh sakit, namun ia merasa gembira karena kabar gembira yang diterima dari ayahnya. Tak lama kemudian iapun beralih ke sisi Tuhannya pada malam Selasa tanggal 13 Ramadhan tahun 11 H dalam usia 27 tahun.
 
[[Sayyidah]] Fatimah Az-Zahra tumbuh menjadi seorang gadis yang tidak hanya merupakan putri dari Rasulullah, namun juga mampu menjadi salah satu orang kepercayaan ayahnya pada masa baginda. Fatimah Az-Zahra memiliki kepribadian yang sabar,dan penyayang karena dan tidak pernah melihat atau dilihat lelaki yang bukan mahromnya. Rasullullah sering sekali menyebutkan nama Fatimah, salah satunya adalah ketika Rasulullah pernah berkata, "Fatimah merupakan bidadari yang menyerupai manusia".{{Butuh rujukan}}
=== Keluarga ===
{{sect-stub}}
 
=== Pernikahan ===
Ketika usianya beranjak dewasa, Fatimah Az-Zahra dipersunting oleh salah satu sepupu, sahabat sekaligus orang kepercayaan Rasulullah, [[Ali bin Abi Thalib]].
{{sect-stub}}
Fatimah az-Zahra [[Pernikahan|menikah]] pada usia 18 tahun dengan [[Sayyidina]] [[Ali bin Abi Thalib]].{{Sfn|Mursi|2020|p=450}} Pernikahan antara keduanya diadakan setahun setelah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dan pengikutnya hijrah ke [[Madinah]]. Nabi Muhammad sebagai ayah dari Fatimah az-Zahra menyetujui pernikahan ini karena adanya hubungan kekerabatan dan hubungan sosial dengan keluarga dari Ali bin Abi Thalib RA. Ayah dari [[Sayyidina]] Ali adalah [[Abu Thalib]] yang merupakan paman dari Nabi Muhammad. Nabi Muhammad hidup dalam asuhan pamannya ini. Ketika pamannya telah wafat, Ali diasuh oleh Nabi Muhammad. Jadi Nabi Muhammad sudah menganggap Ali seperti anaknya sendiri.{{Sfn|Katimin|2017|p=101}}
Pada hari itu pula para penghuni langit bergembira melihat pernikahan Ali dan fatimah.Sungguh pernikahan yang sangat indah, dengan bermahar baju besi yang dahulu di berikan oleh rasulullah kepada ali, kini menjadi mahar untuk anaknya. Di antara sahabat yang melamar az-Zahra adalah Abu Bakar dan Umar, akan tetapi Nabi SAW menolak dengan cara yang halus.[5] Kemudian Ali bin Abi Thalib r.a. mencoba mendatangi Nabi untuk meminang Fathimah. Ali bercerita:
 
Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh [[Muhammad bin Ismail al-Bukhari|Imam Bukhari]] dan [[Imam Muslim]] diketahui bahwa Fatimah az-Zahra pernah hampir mengalami [[poligami]]. Periwayatan hadis ini berasal dari [[al-Miswar bin Makhramah]]. Keterangan dalam hadis ini menyebutkan larangan Nabi Muhammad kepada Ali bin Abi Thalib untuk melakukan poligami dengan Juwairiyah binti Abu Jahal. Nabi Muhammad menyampaikan hal ini di atas [[mimbar]]. Ia memulai dengan menyebutkan latar belakang dari peristiwa ini. Di atas mimbar, Nabi Muhammad menyebutkan bahwa usulan pernikahan antara Ali bin Abi Thalib dengan Juwairiyah binti Abu Jahal merupakan usulan dan permintaan dari keluarga [[Hisyam bin al-Mughirah]]. Nabi Muhammad dengan tegas tidak mengizinkan hal ini dengan ucapan yang jelas yang diulanginya sebanyak tiga kali. Nabi Muhammad menyatakan bahwa Fatimah az-Zahra merupakan anak kandungnya, yang berarti menyusahkan dan menyakiti perasaannya sama dengan menyusahkan dan menyakiti perasaan Nabi Muhammad.<ref>{{Cite book|last=Adawiyah|first=Robi’atul|date=2019|url=http://repository.uinjambi.ac.id/5110/1/Buku%20reformasi%20HKI%20robiah.pdf|title=Reformasi Hukum Keluarga Islam dan Implikasinya Terhadap Hak-hak Perempuan dalam Hukum Perkawinan Indonesia dan Malaysia|location=Cirebon|publisher=Penerbit Nusa Litera Inspirasi|isbn=978-602-5668-88-3|pages=70|url-status=live|access-date=2022-03-03|archive-date=2022-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20220121145953/http://repository.uinjambi.ac.id/5110/1/Buku%20reformasi%20HKI%20robiah.pdf|dead-url=no}}</ref>
Aku ingin mendatangi Rasulullah SAW untuk meminang putri beliau yaitu Fathimah. Aku berkata, “Demi Allah aku tidak memiliki apa-apa.” Kemudian aku ingat akan kebaikan beliau SAW maka aku beranikan diri untuk meminangnya. Nabi SAW bersabda kepadaku, “Apakah kamu memiliki sesuatu?”
 
=== Keturunan ===
Aku berkata, “Tidak ya Rasulullah.” Kemudian beliau bertanya, “Lantas di manakah baju besi al-Khuthaimah yang pernah aku berikan kepadamu pada hari lalu?” “Masih aku bawa ya Rasulullah.” Jawabku. Selanjutnya Nabi SAW bersabda, “Berikanlah barang itu kepada Fathimah sebagai mahar.”[6] Segeralah Ali pergi dan sebentar kemudian datang dengan membawa baju besi. Rasulullah SAW memerintahkan kepada beliau untuk menjualnya, kemudian hasilnya sebagai perlengkapan pernikahan.[7] Akhirnya baju besi tersebut dibeli oleh Utsman bin ‘Affan r.a. dengan harga 470 dirham. Lalu Ali menyerahkan uang tersebut kepada Rasulullah SAW. Maka, beliau menyerahkan sebagian uang tersebut kepada bilal untuk dibelikan parfum dan wewangian, sedangkan sisanya diserahkan kepada Ummu Salamah r.a. untuk dibelikan perlengkapan pengantin.
{{sect-stub}}
Dari pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az-Zahra dikaruniai 4 orang anak, 2 putra dan 2 putri. 2 putra yaitu Hasan dan Husain. Sedangkan kedua putrinya yaitu Zainab dan Ummu Kultsum. Hasan dan Husain sangat disayangi oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Waalihi Wassalam. Sebenarnya ada satu lagi anak Fatimah Az Zahra bernama Muhsin, tetapi Muhsin meninggal dunia karena wafat ketika masih kecil.<ref>{{Cite web|last=Maharani|first=Berliana Intan|title=Kisah Pernikahan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Putri Rasulullah|url=https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-6860413/kisah-pernikahan-ali-bin-abi-thalib-dengan-fatimah-putri-rasulullah|website=detikhikmah|language=id-ID|access-date=2024-01-27}}</ref>
 
Klaim keturunan diberikan oleh [[Kekhalifahan Fathimiyah|Dinasti Fatimiyah]] kepada Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib. Pendiri dinasti ini adalah Abdullah bin Mahdi yang merupakan cucu dari [[Imamah|Imam Syiah]] yang ketujuh, Ismail bin Ja'far al-Sadiq.
Selanjutnya, Nabi SAW mengundang para sahabat dan mempersaksikan kepada mereka bahwa beliau telah menikahkan putrinya Fathimah dan Ali bin Abi Thalib dengan mahar 400 mitsqal perak menurut sunnah yang lurus dan berdasarkan faridhah yang wajib. Beliau mengakhiri khotbah nikahnya dengan memohonkan barakah kepada Allah bagi kedua mempelai serta mendoakan mereka agar menjadi keluarga yang shalih. Setelah itu beliau menyambut para tamu yakni para sahabat yang mulia yang tersedia di hadapan mereka dengan buah kurma.[8]
 
Dari keturunannyalah, [[Ahlul bait]] Nabi Muhammad berlanjut. Umar bin Khatab juga disebutkan, “Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Semua anak dari perempuan ber[[nasab]] kepada ayah mereka, kecuali yang dilahirkan Fathimah. Akulah ayah mereka”.
Pada malam pernikahan az-Zahra bersama Farisul Islam Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW memerintahkan Ummu Salamah agar membawa pengantin putri ke rumah Ali bin Abi Thalib yang telah dipersiapkan sebagai tempat tinggal mereka berdua, dan beliau meminta agar mereka berdua menunggu beliau di sana.
{{Sfn|Katimin|2017|p=140}}
 
== Perjuangan ==
Setelah shalat Isya’, Rasulullah SAW mendatangi keduanya, kemudian beliau meminta diambilkan air dan beliau berwudhu dengannya lalu menuangkan air tersebut kepada mereka berdua seraya berdoa:
 
=== Pertempuran Uhud ===
“Ya Allah berkahilah keduanya, berikanlah barakah atas mereka dan berkahilah keturunan mereka berdua.”[9]
Pada saat [[Pertempuran Uhud]], Fatimah az-Zahra turut ikut serta dengan para perempuan lainnya. Mereka ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan prajurit selama pertempuran. Tugas ini antara lain membantu mengangkat air, memberi minum dan merawat prajurit yang terluka.<ref>{{Cite book|last=Zubaidah|first=Siti|url=http://repository.uinsu.ac.id/3522/1/Buku%20Fatima%20Mernissi.pdf|title=Pemikiran Fatima Mernissi tentang Kedudukan Wanita dalam Islam|location=Medan|publisher=CV. Widya Puspita|isbn=978-602-51022-8-8|pages=60|url-status=live|access-date=2022-03-03|archive-date=2022-03-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20220303054712/http://repository.uinsu.ac.id/3522/1/Buku%20Fatima%20Mernissi.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
== Wafat ==
Maka, bergembiralah kaum muslimin dengan pernikahan az-Zahra dan imam Ali r.a. Datang pula Hamzah paman Rasulullah dan juga paman Ali dengan membawa dua biri-biri kemudian disembelih lalu para sahabat memakannya di Madinah.
Fatimah az-Zahra wafat pada usia 27 tahun. Ia meninggal dunia dengan jarak waktu enam [[Bulan (penanggalan)|bulan]] setelah wafatnya Nabi Muhammad.{{Sfn|Mursi|2020|p=452}}
 
Terdapat satu hadits shahih berkenaan dengan wafatnya Fatimah Az-Zahra.
Belum genap satu tahun setelah pernikahan keduanya, Allah mengaruniakan penyejuk pandangan kepada Fathimah dan kekasihnya dengan lahirnya cucu pertama dari Rasulullah SAW yang diberi nama Hasan bin Ali, pada tahun ketiga setelah hijrah. Hal itu menggembirakan Nabi SAW dengan kegembiraan yang besar, maka didengungkanlah adzan ke telinga bayi, dan digosoklah langit-langit mulut bayi tersebut dengan kurma serta diberi nama “Hasan”, lalu digundullah kepalanya dan disedekahkanlah perak seberat rambut tersebut kepada orang-orang fakir.
<blockquote>Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun berkata, telah menceritakan kepada mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Sa'ad berkata, telah menceritakan kepada kami Ayahku dari Urwah bin Az Zubair dari Aisyah berkata, "Ketika Rasulullah ﷺ sakit, beliau memanggil putrinya, Fatimah lalu beliau membisikkan sesuatu kepadanya dan ia pun menangis. Kemudian beliau membisikkan sesuatu lalu ia tertawa. Aku pun bertanya akan hal itu; ia menjawab, "Aku menangis karena beliau memberitahuku bahwasanya beliau akan meninggal. Kemudian beliau memberitahuku bahwasanya aku adalah keluarganya yang pertama kali menyusul beliau, aku pun tertawa."<ref>Musnad Ahmad nomor 25210</ref></blockquote>
 
== Referensi ==
Belum lagi umur Hasan berumur satu tahun menyusul kemudian lahirlah Husein pada bulan Sya’ban tahun 4 Hijriyah.[10]
 
=== Catatan kaki ===
Maka terbukalah hati Nabi SAW terhadap kedua cucunya yang berharga yakni Hasan dan Husein. Sungguh, beliau melihat bahwa kedua cucunya memiliki arti khusus bagi kehidupan beliau di muka bumi ini, maka beliau melimpahkan kecintaan dan kasih sayang yang dalam kepada keduanya. Tatkala turun ayat:
{{reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
“Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. alAhzab: 33).
 
* {{Cite book|last=Katimin|date=2017|url=http://repository.uinsu.ac.id/5191/1/KATIMIN%20POLITIK%20ISLAM%20OK.pdf|title=Politik Islam: Studi tentang Azas, Pemikiran, dan Praktik dalam Sejarah Politik Umat Islam|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-6462-73-2|ref={{sfnref|Katimin|2017}}|url-status=live|access-date=2022-03-03|archive-date=2023-02-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230226063201/http://repository.uinsu.ac.id/5191/1/KATIMIN%20POLITIK%20ISLAM%20OK.pdf|dead-url=no}}
Adalah Nabi ketika itu bersama Ummu Salamah r.a. dan beliau mengundang Fathimah, Ali, Hasan dan Husein kemudian beliau menyelimuti mereka dengan kain seraya berdoa:
* {{Cite book|last=Mursi|first=Muhammad Sa'id|date=2020|title=Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah|location=Jakarta Timur|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-900-0|editor-last=Ihsan|editor-first=Muhammad|ref={{sfnref|Mursi|2020}}|url-status=live}}
 
=== Bibliografi ===
“Ya Allah inilah ahli baitku, Ya Allah hilangkanlah dosa-dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka dengan sebersih-bersihnya.”
{{col|2}}
 
* {{Cite book|last=Abbas|first=Hassan|title=The prophet's heir: The life of Ali ibn Abi Talib|publisher=Yale University Press|year=2021|isbn=9780300252057|pages=}}
Demikianlah Rasulullah SAW mengulanginya tiga kali kemudian beliau melanjutkan doanya:
*{{cite book | last=Madelung | first=Wilferd | author-link=Wilferd Madelung | title=The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate | url=https://archive.org/details/successiontomuam0000made | publisher=Cambridge University Press | year=1997 | isbn=0-521-64696-0}}
 
* {{Cite thesis|last=Khetia|first=Vinay|title=Fatima as a motif of contention and suffering in Islamic sources|date=2013|publisher=Concordia University|url=https://spectrum.library.concordia.ca/976817/|page=}}
“Ya Allah jadikanlah shalawat-Mu dan barakah-Mu terlimpah kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkannya kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.”[11]
* {{Cite book|last=Aslan|first=Reza|url=https://archive.org/details/nogodbutgodorigi0000asla_n9k1/mode/2up|title=No god but God: The origins, evolution, and future of Islam|publisher=Random House|year=2011|isbn=9780812982442}}
 
* {{Cite book|last=Ernst|first=Carl|url=https://archive.org/details/followingmuhamma0005erns/mode/2up|title=Following Muhammad: Rethinking Islam in the contemporary world|publisher=University of North Carolina Press|year=2003|isbn=9780807875803|location=Chapel Hill}}
Kemudian diikuti buah yang penuh barakah yakni Fathimah melahirkan anak wanita pada tahun 5 Hijriyah yang oleh kakeknya diberi nama Zainab. Setelah berselang dua tahun, lahir seorang anak wanita lagi yang diberi nama oleh Rasulullah SAW Ummi Kultsum.
* {{Cite book|last=Rogerson|first=Barnaby|url=https://archive.org/details/heirsofprophetmu0000roge/mode/2up|title=The heirs of the prophet Muhammad: And the roots of the Sunni-Shia schism|publisher=Abacus|year=2006|isbn=9780349117577}}
 
* {{Cite book|last=Hazleton|first=Lesley|url=https://archive.org/details/aftertheprophettheepicstoryoftheshiasunnisplitinislampdfdrive.com/mode/2up|title=After the prophet: The epic story of the Shia-Sunni split in Islam|publisher=Knopf Doubleday Publishing Group|year=2009|isbn=9780385532099}}
Karena itulah Allah telah mengaruniakan kepada az-Zahra nikmat yang agung karena keturunan Nabi hanya diteruskan oleh anaknya, demikian pula Allah telah menjaga mereka yang memiliki silsilah keturunan yang paling mulia yang dikenal oleh manusia.
* {{Cite book|last1=Fitzpatrick|first1=Coeli|url=https://archive.org/details/muhammadinhistor0000unse_h4s1/mode/2up|title=Muhammad in history, thought, and culture: An encyclopaedia of the Prophet of God|last2=Walker|first2=Adam Hani|publisher=ABC-CLIO|year=2014|isbn=9781610691772|ref=harv}}
 
* {{Cite book|last=Muir|first=William|url=https://archive.org/details/caliphateitsris00muirgoog/mode/2up|title=The caliphate: Its rise, decline, and fall: From original sources|publisher=Religious Tract Society|year=1891|pages=}}
=== Keturunan ===
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Fatima|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/fatima-COM_0217?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.book.encyclopaedia-of-islam-2&s.q=fatima|last=Vaglieri|first=Veccia|edition=Second}}
Dari pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az Zahra memiliki 4 anak, 2 putra dan 2 putri. 2 putra yaitu Hasan dan Husain. Sedangkan yang putri yaitu Zainab dan Ummu Kultsum. Hasan dan Husain sangat disayangi oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Waalihi Wassalam. Sebenarnya ada satu lagi anak Fatimah Az Zahra bernama Muhsin ,tetapi Muhsin meninggal dunia karena keguguran.
* {{Cite book|last=Bodley|first=R.V.C.|url=https://archive.org/details/messengerlifeofm00bodl/page/n5/mode/2up|title=The messenger; the life of Mohammed|publisher=Doubleday & Company, inc.|year=1946}}
{{sect-stub}}
* {{Cite journal|last=Ruffle|first=Karen|date=2012|title=May Fatimah gather our tears: The mystical and intercessory powers of Fatimah Al-Zahra in Indo-Persian, Shii devotional literature and performance|url=https://ebookshia.com/books/view/2507/May+Fatimah+Gather+Our+Tears%3A+The+Mystical+and+Intercessory+Powers+of+Fatimah+al-Zahra+in+Indo-Persian%2C+Shi%E2%80%98i+Devotional+Literature+and+Performance|journal=Comparative Studies of South Asia, Africa and the Middle East|volume=30|issue=3|pages=386–397|doi=10.1215/1089201X-2010-021|access-date=2022-02-28|archive-date=2023-06-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230620134438/https://ebookshia.com/books/view/2507/May+Fatimah+Gather+Our+Tears:+The+Mystical+and+Intercessory+Powers+of+Fatimah+al-Zahra+in+Indo-Persian,+Shi%E2%80%98i+Devotional+Literature+and+Performance|dead-url=no}}
 
* {{cite encyclopedia|year=2021|title=Ali|encyclopedia=Encyclopædia Britannica|publisher=|url=http://www.britannica.com/eb/article-9005712/Ali|access-date=|last1=Nasr|first1=Seyyed Hossein|author-link=Hossein Nasr|last2=Afsaruddin|first2=Asma}}
 
* {{Cite book|last=Günther|first=Sebastian|title=Ideas, images, and methods of portrayal: Insights into classical Arabic literature and Islam|publisher=Brill|year=2005|isbn=9789004143258}}
== Kesayangan ayahnya ==
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Fadak|encyclopedia=Encyclopaedia Islamica|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-islamica/fadak-COM_036126?lang=en|last=Sajjadi|first=Sadeq}}
Fatimah Az-Zahra tumbuh menjadi seorang gadis yang tidak hanya merupakan putri dari Rasulullah, namun juga mampu menjadi salah satu orang kepercayaan ayahnya pada masa baginda. Fatimah Az-Zahra memiliki kepribadian yang sabar,dan penyayang karena dan tidak pernah melihat atau dilihat lelaki yang bukan mahromnya. Rasullullah sering sekali menyebutkan nama Fatimah, salah satunya adalah ketika Rasulullah pernah berkata " Fatimah merupakan bidadari yang menyerupai manusia".
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Fatimah|encyclopedia=Encyclopedia Britannica|url=https://www.britannica.com/biography/Fatimah|editor-last=((The Editors of Encyclopaedia))}}
 
* {{cite book|last1=Meri|first1=Josef W.|url=https://books.google.com/books?id=H-k9oc9xsuAC|title=Medieval Islamic civilization: An encyclopedia|publisher=Routledge|year=2006|isbn=978-0415966900|access-date=2022-02-23|archive-date=2023-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718043329/https://books.google.com/books?id=H-k9oc9xsuAC|dead-url=no}}
== Catatan ==
* {{Cite book|last=Jafri|first=S.H.M|url=https://archive.org/details/OriginsAndEarlyDevelopmentOfShiaIslamBySyedHusainMohammadJafri/mode/2up|title=Origins and early development of Shia Islam|publisher=Longman|year=1979|location=London}}
{{reflist}}
* {{Cite encyclopedia|year=2013|title=Ali b. Abi Talib|encyclopedia=The Princeton encyclopedia of Islamic political thought|publisher=Princeton University Press|isbn=9780691134840|url=https://archive.org/details/princetonencyclo0000unse/|editor-last=Bowering|editor-first=Gerhard}}
 
* {{Cite journal|last=Ruffle|first=Karen|date=2011|title=May you learn from their model: The exemplary father-daughter relationship of Mohammad and Fatima in South Asian Shiʿism|url=http://www.sareligionuoft.ca/wp-content/uploads/2013/01/Ruffle-May-You-Learn-from-Their-Model.pdf|journal=Journal of Persianate Studies|volume=4|pages=12–29|doi=10.1163/187471611X568267|access-date=2022-02-23|archive-date=2021-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20211030171201/http://www.sareligionuoft.ca/wp-content/uploads/2013/01/Ruffle-May-You-Learn-from-Their-Model.pdf|dead-url=yes}}
== Pranala luar ==
* {{Cite book|last=Momen|first=Moojan|title=An introduction to Shi'i Islam|url=https://archive.org/details/introductiontosh0000unse_d5k7|publisher=Yale University Press|year=1985|isbn=9780853982005}}
 
* {{Cite book|last=Kelen|first=Betty|url=https://archive.org/details/muhammadmessenge0000kele/mode/2up?q=fatima|title=Muhammad: The messenger of God|publisher=T. Nelson|year=1975|isbn=9780929093123}}
{{islam-bio-stub}}
* {{Cite book|last=de-Gaia|first=Susan|url=https://books.google.com/books?id=jt91DwAAQBAJ&pg=RA1-PA56|title=Encyclopedia of women in world religions|publisher=ABC-CLIO|year=2018|isbn=9781440848506|pages=|access-date=2022-02-28|archive-date=2023-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718043329/https://books.google.com/books?id=jt91DwAAQBAJ&pg=RA1-PA56|dead-url=no}}
{{Portal bar|Islam|Muhammad|Biografi|Sejarah}}
* {{Cite encyclopedia|year=2002|title=Fatima|encyclopedia=Encyclopaedia of the Quran|url=https://archive.org/details/EncyclopaediaOfTheQuranVol.2eI/page/n1/mode/2up|editor-last=McAuliffe|editor-first=Jane Dammen|volume=2|isbn=978-90-04-11465-4}}
* {{cite journal|last=Ahmed|first=Shahab|date=1998|title=Ibn Taymiyyah and the Satanic Verses|journal=[[Studia Islamica]]|volume=87|issue=87|pages=67–124|doi=10.2307/1595926|jstor=1595926}}
* {{Cite book|last=Nashat|first=Guity|url=https://archive.org/details/womenrevolutioni0000unse/mode/2up|title=Women and revolution in Iran|publisher=Westview Press|year=1983|pages=|isbn=9780865319318}}
*{{Cite book|last=Glassé|first=Cyril|url=https://archive.org/details/newencyclopediao0000glas/mode/2up|title=The new encyclopedia of Islam|publisher=AltaMira Press|year=2001|isbn=9780759101890}}
*{{Cite book|last=Hazleton|first=Lesley|url=https://archive.org/details/firstmuslimstory0000hazl_o5n7/|title=The first Muslim: The story of Muhammad|publisher=Atlantic Books Ltd|year=2013|isbn=9781782392316}}
*{{Cite encyclopedia|year=2009|title=Ahl al-Bayt|encyclopedia=Encyclopedia Of Islam|publisher=Infobase Publishing|url=https://archive.org/details/islam-encyclopedia-of-islam-2009/mode/2up|last=|first=|editor-last=Campo|editor-first=Juan Eduardo|isbn=9781438126968}}
*{{Cite book|last=Mavani|first=Hamid|url=https://archive.org/details/religiousauthori0000mava/mode/|title=Religious authority and political thought in Twelver Shi'ism: From Ali to post-Khomeini|publisher=Routledge|year=2013|isbn=9780415624404}}
*{{Cite book|last=Ayoub|first=Mahmoud M.|title=Redemptive suffering in Islam: A study of the devotional aspects of Ashura in Twelver Shi'ism|publisher=Walter de Gruyter|year=2011|isbn=9783110803310}}
{{EndDiv}}{{Portal bar|Islam|Muhammad|Biografi|Sejarah}}
{{Putra Putri Muhammad}}
{{lifetime|614|632|{{PAGENAME}}Fatimah az-Zahra}}
{{DEFAULTSORT:{{PAGENAME}}}}
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort = {{PAGENAME}}Fatimah az-Zahra
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h = 20
Baris 152 ⟶ 118:
|tempat_makam = Jannatul Baqi
}}
 
== Pranala luar ==
* https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d2.htm#g2 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230517103933/https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d2.htm#g2 |date=2023-05-17 }}
 
[[Kategori:Fatimah]]
[[Kategori:Ahlul Bait]]
[[Kategori:Bani Hasyim]]
[[Kategori:Anak Muhammad]]
[[Kategori:Kelahiran 606]]
[[Kategori:Empat belas masum]]
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]