Multikomunikasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: berfikir → berpikir
Cendy00 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(17 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
<span></span>'''Multikomunikasi''' adalah praktik dimana lebih dari satu percakapan terjadi dalam sebuah kesempatan. Hal tersebut didefiniskan sebagai "partisipasi dalam dua atau lebih percakapan yang saling tumpang tindih dan terjadi secara bersamaan."<ref><cite class="citation web">[http://www.degarmo.com/multicommunicating-effectively-to-increase-productivity "Multicommunicating Effectively to Increase Productivity | DeGarmo"]. ''www.degarmo.com''<span class="reference-accessdate">. </span></cite></ref> Terminologi Multikomunikasi diprakarsai oleh Turner, Reinsch and Tinsley,<ref name="Turner, J. W. 2008">Turner, J. W., Reinsch, L. & Tinsley, C. (2008).</ref> oleh Turner, Reinsch, dan Tinsley, yang menyatakan bahwa komunikasi dapat dilakukan secara serentak dengan menggunakan teknologi media yang terus berkembang, termasuk tatap muka secara langsung, telpon, dan aplikasi email untuk komunikasi. Multikomunikasi berevolusi dengan cepat sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Seiring berjalannya waktu, Multikomunikasi menjadi semakin lazim sehingga menarik perhatian dari bidang akademik. Sampai saat ini, mayoritas riset akademik berfokus kepada implikasi profesional dan faktor-faktor kunci yang membentuk multikomunikasi. Contohnya adalah, fleksibilitas tempo komunikasi, pembagian percakapan dalam kategori tertentu, topik, serta intensitas interaksi adalah faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pilihan seseorang untuk terlibat dalam multikomunikasi dan tujuan utama penggunaannya.
{{Wikify}}
'''Multikomunikasi''' merupakan praktik lebih dari satu [[percakapan]] dalam sebuah kesempatan. Hal tersebut didefiniskan sebagai "partisipasi dalam dua atau lebih [[Dialog|percakapan]] yang saling tumpang tindih dan terjadi secara bersamaan."<ref><cite class="citation web">[http://www.degarmo.com/multicommunicating-effectively-to-increase-productivity "Multicommunicating Effectively to Increase Productivity | DeGarmo"]. ''www.degarmo.com''<span class="reference-accessdate">. </span></cite></ref>
 
[[Terminologi]] Multikomunikasi diprakarsai oleh Turner, Reinsch, dan Tinsley,<ref name="Turner, J. W. 2008">Turner, J. W., Reinsch, L. & Tinsley, C. (2008).</ref> yang menyatakan bahwa komunikasi dapat dilakukan secara serentak dengan menggunakan teknologi media yang terus berkembang, termasuk tatap muka secara langsung, [[telepon]], dan aplikasi ''[[Surat elektronik|email]]'' untuk [[komunikasi]]. Multikomunikasi berevolusi dengan cepat sesuai dengan perkembangan [[teknologi informasi]].
Alasan mengapa multikomunikasi memungkinkan baik dari segi fisik maupun [[Kognisi|kognitif]] adalah karena manusia, atau ''presence allocators'' pada umumnya lebih cepat berpikir dibanding berbicara atau mengetik.<ref name="Turner, J. W. 2008"/> Kebanyakan studi neurosains pun mengimplikasikan bahwa kita tidak begitu mampu secara kognitif dalam melakukan banyak tugas secara bersamaan; kita hanya mampu bertukar tugas antara satu dengan yang lainnya. Ini berarti bahwa mereka yang mampu melakukan banyak tugas secara bersamaan atau dalam hal ini, multikomunikasi biasanya cukup cepat dalam mengalokasikan atau memindahkan perhatian di antara banyak pesan. .<ref>Ocasio, W. (2011).</ref>
 
Seiring berjalannya waktu, multikomunikasi menjadi semakin lazim sehingga menarik perhatian para [[akademikus]]. Saat ini, mayoritas riset akademik berfokus kepada implikasi profesional dan faktor-faktor kunci yang membentuk multikomunikasi. Contohnya [[fleksibilitas]] tempo komunikasi, pembagian percakapan dalam kategori tertentu, topik, serta [[intensitas]] interaksi sebagai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pilihan seseorang untuk terlibat dalam multikomunikasi dan tujuan utama penggunaannya.
Banyak orang terlibat dalam beragam percakapan sebagai respon terhadap permintaan dari yang lain. Banyak pegawai mempercayai bahwa multikomunikasi meningkatkan [[produktivitas]] dan efisiensi kerja, meskipun melalui wawancara mendalam mengenai multikomunikasi, hasil yang diperoleh sering beragam. Riset juga menunjukkan bahwa telpon dan surel adalah kombinasi yang paling sering digunakan dalam multikomunikasi, termasuk aplikasi pendukungnya (seperti: ''sms'' dan pesan singkat lainnya).<ref>Turner, J. W., & Reinsch, L. (no year).</ref>
 
Alasan mengapa multikomunikasiMultikomunikasi memungkinkan baik dari segi fisik maupun [[Kognisi|kognitif]] adalah karena manusia, atau ''presence allocators'' pada umumnya berpikir lebih cepat berpikir dibanding berbicara, atau mengetik.<ref name="Turner, J. W. 2008" /> Kebanyakan studi [[Ilmu saraf|neurosains]] pun mengimplikasikan bahwa kita tidak begitu mampu secara [[Kognisi|kognitif]] dalamuntuk melakukan banyak tugas secara bersamaan; kita hanya mampu bertukar tugas antara satu dengan yang lainnya. Ini berarti bahwa mereka yang mampu melakukan banyak tugas secara bersamaan atau dalam hal ini, multikomunikasi biasanya cukup cepat dalam mengalokasikan atau memindahkan perhatian di antara banyak pesan. .<ref>Ocasio, W. (2011).</ref>
 
Banyak orang terlibat dalam beragam percakapan sebagai respon terhadap permintaan dari yang lain. Banyak pegawai mempercayai bahwa multikomunikasi meningkatkan [[produktivitas]] dan efisiensi kerja, meskipun melalui [[wawancara]] mendalam mengenai multikomunikasi, hasil yang diperoleh sering beragam. Riset juga menunjukkan bahwa telpontelepon dan surel adalah kombinasi yang paling sering digunakan dalam multikomunikasi, termasuk aplikasi pendukungnya (seperti: ''sms'' dan pesan singkat lainnya).<ref>Turner, J. W., & Reinsch, L. (no year).</ref>
 
== Sejarah ==
Sebagai konsep, multikomunikasi pada pokoknya dibentuk dari karya Hall pada ''polychronicity'', [[teori Goffman's]] mengenai presentasi diri, serta gagasan dari Daft dan Lengel mengenai kesempurnaan media; multikomunikasi juga mirip dengan gagasan ''[[multitasking]].'' Meskipun begitu, multikomunikasi tidak hanya mengatur tugas, namun juga mengatur percakapan, masyarakat, dan media secara bersamaan. Stephen, Cho, dan Ballard menguraikan perbedaan ini dalam tulisan pada tahun 2011 yang membandingkan ''dovetailing'' (penyusunan komunikasi dengan teratur) dengan multikomunikasi (interaksi yang terjadi secara bersamaan).<ref>Stephens, K., Cho, J., & Ballard, D. (2012).</ref> Sebagai tambahan, multikomunikasi sering terjadi tanpa diketahui mitra komunikasinya.
 
Multikomunikasi erat kaitannya dengan karya Hall pada tahun 1959 mengenai polychronicity; faktanya, multikomunikasi pada awalnya disebut "komunikasi ''polychronic''" pada satu dari sekian presentasi ilmiah Turner dan Reinsch terhadap komunitas akademik yang lebih luas..<ref>Turner, J. W., & Reinsch, L. (2005).</ref> Melalui bukunya pada tahun 1959 yang berjudul "''[[The Silent Language]]''" Hall menciptakan terminologi ''polychronicity'' dan pada karya selanjutnya mengembangkan argumen bahwa ''polychronicity'' adalah pengukuran terhadap preferensi budaya mengenai partisipasi terhadap beberapa aktivitas dalam satu waktu. Transisi konsep yang penting terjadi pada akhir tahun 90-an, ketika Bluedron <ref>Bluedorn, A. C., et al. (1999).</ref> menjadi satu dari beberapa [[cendekiawan]] yang mengadaptasi terminologi ''polychronicity'' dari konteks budaya dan mengaplikasikannya dalam lingkungan kerja..
 
Teori Goffman mengenai presentasi diri, yang menunjukkan bahwa masyarakat terlibat dalam berbagai drama, juga berperan dalam penyusunan konsep multikomunikasi. Gagasan bahwa kita menyesuaikan perilaku agar diterima lingkungan juga berlaku dalam situasi percakapan. Yang membedakannya dari teori Goffman adalah bahwa "''presence allocator''" ([[manusia]]/pengguna) menentukan perilaku yang sesuai melalui tanda/isyarat dari interaksi dan perantara itu sendiri, berbeda dengan pelaku, yang menentukan perilaku secara langsung melalui lingkungan fisik.
 
Riset Daft dan Lengel mengenai teori kesempurnaan media atau, bagaimana pegawai memilih teknologi yang ingin digunakan dalam lingkungan kerja, adalah konsep penting lainnya untuk multikomunikasi. Senada dengan gagasan [[Marshall McLuhan|McLuhan]] 'medium adalah pesan', Daft dan Lengel berargumen bahwa media yang berbeda memiliki kualitas yang beragam dan juga membuat mereka kurang lebih cocok untuk interaksi tertentu. Contohnya, untuk interaksi yang secara relatif kompleks, percakapan penting dengan rekan bisnis baru, kemungkinan akan dilakukan dengan perantara media yang bermacam-macam. Perantara ini dapat berupa [[teknologi]] komunikasi seperti ''[[Skype]]'' atau percakapan tatap muka, yang memungkinkan penyerapan interaksi dan informasi secara maksimal. Semakin kasual dan rutin sebuah percakapan, seperti misalnya rencana makan siang bersama rekan kerja, akan lebih mudah dilakukan dibanding perantara yang lebih terbatas seperti aplikasi pesan.
 
Multikomunikasi mengambil konsep perantara dari teori kekayaan media dan menunjukkan bahwa karakteristik yang sama yang berkontribusi dalam membuat pilihan-pilihan perantara kemungkin juga berkontribusi terhadap alasan-alasan mengenai mengapa seseorang mungkin melakukan multikomunikasi. Sebagai contoh, jika sebuah percakapan tidak terlalu kompleks atau samar, orang tersebut memiliki kemungkinan untuk berpartisipasi dalam beberapa percakapan. Percakapan yang lebih kompleks membuat multikomunikasi menjadi lebih sulit .<ref>Turner, J. W., & Reinsch, L. (2007).</ref>
Baris 19 ⟶ 25:
 
== '' Multicommunicating VS. Multitasking'' ==
Perbedaan antara multikomunikasi dan multitasking dapat membingungkan karena kedua [[terminologi]] membicarakan tentang masyarakat yang berpartisipasi dalam dua kegiatan dalam waktu yang sama. Para ilmuwan komunikasi telah membuat definisi yang jelas terhadap kedua fenomena ini. Mereka percaya bahwa ''multitasking'' memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibanding multikomunikasi, dimana multikomunikasi merupakan sebuah bentuk kompleks ''multitasking''. ''Multitasking'' menjelaskan bagaimana seseorang berpartisipasi dalam perilaku multitasking dimana ia melakukan lebih satu hal yang tidak berkaitan secara bersamaan,<ref><cite class="citation journal">Benbunan-Fich, Raquel; Adler, Rachel F.; Mavlanova, Tamilla (2011-07-01). </cite></ref> yang menekankan pada tugas yang tidak harus sama, namun performa yang berkesinambungan. Sementara itu multikomunikasi menjelaskan tentang orang-orang yang [[Partisipasi|berpartisipasi]] dalam dua percakapan yang serentak, dimana tidak hanya membutuhkan perhatian, namun juga koordinasi.
 
Tambahan mengenai multikomunikasi, ''multitasking'' juga termasuk ''multitasking ''elektronik'' '',<ref name="ReferenceA"><cite class="citation journal">Stephens, Keri K.; Davis, Jennifer (2009-06-08). </cite></ref> pembisikan tak terlihat,<ref><cite class="citation journal">Dennis, Alan R.; Rennecker, Julie A.; Hansen, Sean (2010-11-01). </cite></ref> dan ''multitasking'' sosilal.<ref><cite class="citation journal">"Adjusting the Volume: Technology and Multitasking in Discourse Control."</cite></ref> termasuk ''multitasking'' yang terpisahkan. Hal-hal tersebut saling tumpang tindih antara satu kategori dengan kategori lainnya..
Baris 27 ⟶ 33:
 
=== Kompartementalisasi ===
[[Kompartementalisasi (psikologi)|Kompartementalisasi]] adalah kemampuan dan kemudahan untuk bergerak dalam lintas percakapan. Sebagai contoh: secara relatif percakapan ''online'' memudahkan pengguna untuk bergerak bebas dari sebuah percakapan ke percakapan lainnya. Dalam hal ini, kemampuan untuk menyembunyikan percakapan dari beberapa mitra komunikasi merupakan faktor penting dari kompartementalisasi.
 
=== Fleksibilitas Tempo ===
Fleksibilitas tempo merupakan jumlah waktu dimana seseorang harus merespon terhadap pesan tertentu. Komunikasi tatap muka sering kali tidak memberikan [[Fleksibilitas Kognitif|fleksibilitas]] tempo sebanyak pesan tulisan. .
 
Biasanya, para pengguna memilih untuk menggabungkan teknologi media seperti telpon (kurang fleksibel dalam tempo dan sebagian terkompartementalisasi) dengan pesan tulisan elektronik (fleksibilitas tempo yang tinggi dan kemampuan kompartementalisasi). Terkadang pengguna tidak memiliki pilihan mengenai media yang dapat mereka gunakan. Akan tetapi, kombinasi tertentu dari media komunikasi dapat berkontribusi terhadap kesuksesan atau kekurangan seseorang dalam multikomunikasi.
Baris 47 ⟶ 53:
 
=== Kehadiran Pengguna ===
Memori kita memiliki batas dalam bekerja sehingga menyebabkan kemampuan kognitif dalam memproses informasi juga menjadi terbatas. Performa menurun ketika batas-batas tersebut tercapai atau terlampaui. Oleh karena batas-batas ini, melakukan dua hal di saat yang bersamaan atau berpindah-pindah tugas terlalu cepat dan sering menyebabkan penurunan performa dalam hal akurasi dan waktu respon. Masalah-masalah ini dapat diringankan sebagian (namun tidak hilang seluruhnya) melalui latihan dan fasilitas yang memadai untuk tugas yang sedang dilakukan, namun mereka akan meningkat seiring tingkat kompleksitas suatu tugas.<ref><cite class="citation journal">Cameron, Ann-Frances; Webster, Jane (2012-11-08). </cite></ref>
 
Secara keseluruhan, riset mendukung bahwa ''presence allocators'' atau pengguna memiliki pengalaman yang paling baik dengan rangkaian multikomunikasi ketika berpartisipasi dalam beberapa percakapan dengan media yang tepat secara kontekstual dan berada dalam topik yang sama. Sementara itu rangkaian multikomunikasi yang tidak atau kurang berhasil terjadi karena intensitas tinggi, ambiguitas, dan tema yang membingungkan. Dalam kasus-kasus tersebut, informasi yang terlalu banyak dapat terjadi dan menyebabkan percakapan melambat, tercampur aduk, dan berhenti sepenuhnya.
Baris 57 ⟶ 63:
Kebanyakan orang mengindikasikan bahwa mereka melakukan multikomunikasi agar menjadi lebih efisien. Akan tetapi, tujuan untuk mencapai efisiensi ini telah mendapat hasil yang beragam. Meskipun gagasan bahwa menyelesaikan beberapa hal dalam satu kesempatan membuat kita semakin produktif, riset mengindikasikan bahwa ''polychronicity'' memiliki korelasi negatif terhadap tenggat waktu.<ref>Kaufman, C.F., Lane, P.M. and Lindquist, J.D. (1991).</ref> Dalam komunikasi dan beberapa percakapan, banyak orang mencapai batas hingga tidak mampu mempertahankan sinkronisasi pesan. Jumlah riset yang signifikan juga mengindikasikan bahwa mereka memilih untuk tidak melakukan multikomunikasi ketika percakapan penting yang membutuhkan perhatian penuh sedang terjadi..
 
Beberapa ilmuwan juga memberikan [[hipotesis]] bahwa beban komunikasi yang tampak dapat memicu orang-orang untuk berpartisipasi dalam multikomunikasi. Hal ini disebabkan oleh karena beban kerja yang berat memberikan orang-orang kesan akan waktu yang hilang, dan dapat memicu orang-orang untuk melakukan multikomunikasi demi mengkompensasi kejenuhan dalam bekerja. Akan tetapi, seperti yang telah dijelaskan oleh riset yang bersangkutan, komunikasi berlebih tidak cukup menghasilkan perilaku ''multitasking''.<ref name="ReferenceA"/>
 
=== Organisasi Norma dan Persepsi ===
Baris 69 ⟶ 75:
 
=== Adanya Ketidaksopanan ===
Dengan menggunakan Teori ''Social Exchange'', yang menganggap [[perilaku sosial]] sebagai "pertukaran barang, materi dan non-materi, seperti simbol dan kebanggaan". Orang-orang yang memberi banyak bagi orang lain mencoba untuk mendapat banyak dari mereka, dan orang-orang yang mendapat banyak mendapat tekanan untuk memberi banyak kepada mereka.,<ref>Homans, G. C. 1958.</ref> Carmeno dan Webster mengkaji hasil multikomunikasi yang berkaitan dari aspek-aspek berikut:
Rekan komunikan VS Pusat dari awal percakapan, pemaksimalan percakapan, performa multikomunikasi, pusat akses individu, orientasi komunikasi ''polychronic ''mitra komunikasi, kesadaran, dan kecocokan media. Dalam riset mereka, mereka menunjukkan bahwa multikomunikasi memiliki potensi untuk membangun atau merusak hubungan tempat kerja, dan ketidaksopanan yang tampak dalam multikomunikasi dapat mengakibatkan timbulnya rasa tidak percaya dalam tempat kerja.<ref name=":1"/>
 
Baris 78 ⟶ 84:
* [[Manajemen kesan|Manajemen Kesan]]
* Manajemen Waktu
<span></span>''' '''
 
== Referensi ==
{{reflist}}
<div class="reflist" style=" list-style-type: decimal;">
<references /></div>
 
<ref name=":1"/>
* [[Media multitasking|Media Multitasking]]
* Manajemen Perhatian
* Komunikasi Simultan
* [[Manajemen kesan|Manajemen Kesan]]
* Manajemen Waktu
 
[[Kategori:Komunikasi]]