Terima kasih... semangat kakak..--[[Pengguna:Winarno Ganteng|Winarno Ganteng]] ([[Pembicaraan Pengguna:Winarno Ganteng|bicara]]) 17 Maret 2019 07.10 (UTC)
== PENILAIAN PENDIDIKAN ==
== ATTENTION DEFISIT HYPERACTIVE DISORDER ==
Istilah penilaian atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah evaluation, bukan merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran, dalam melaksanakan tugas profesionalnya, seorang guru tidak akan terlepas dari kegiatan penilaian. Kedudukan penilaian sangat penting bagi penunaian tugas keberhasilan melaksanakan tugas utamanya, yakni melaksanakan pembelajaran.
Attention defisit hyperactive disorder adalah pemusatan perhatian terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Siswa lamban belajar dapat memusatkan perhatiannya hanya berkisar pada satu pokok bahasan saja, ia kurang mampu menyelesaikan tugas-tugas yang beraneka ragam yang membuat dirinya menjadi kacau. Gejala-gejala kelemahannya antara lain:
Pada akhir suatu program pendidikan, pengajaran atau pun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Angka atau nilai tertentu biasanya dijadikan patokan (passing grade) untuk menentukan penguasaan program tersebut. Jika dianggap telah menguasai maka ia dinyatakan tidak lulus.
1. Ketidaksanggupan menyelesaikan sebuah masalah.
Penilaian pada hakikatnya tidak hanya dilakukan sesaat, akan tetapi harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Di samping itu bukan hanya menaksir sesuatu secara menyeluruh yang meliputi proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dicapai warga belajar. Dengan demikian untuk menetapkan seorang siswa tidak lulus ujian itu bukan hanya dari hasil sesaat, misalnya hanya diambil dari nilai ujian akhir. Sebab bisa saja terjadi seseorang yang pada saat ujian akhir sedang terganggu kesehatannya, sehingga ia tidak bisa berkonsentrasi dalam menjawab soal-soal ujian, dinyatakan gagak padahal dalam kesehariannya ia termasuk siswa yang pandai. Atau dapat juga terjadi sebaliknya, karena mendapat kesempatan menyontek, seseorang dapat lulus ujian akhir, padahal dalam kesehariannya ia termasuk siswa yang amat malas.
2. Penampilannya seperti orang yang tidak suka mendengarkan pendapat orang lain.
Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya. Hal ini berarti penilaian tidak hanya untuk mencapai target sesaat atau satu aspek saja, melainkan menyeluruh dan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Kebiasaan memotong pembicaraan orang lain.
Untuk dapat melaksanakan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu, sedangkan pengukuran tidak akan mempunyai makna yanh berarti tanpa dilakukan penelitian. Pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang didasarkan pada aturan atau formulasi yang jelas. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 1 April 2020 05.41 (UTC)
4. Tidak mau diam di tempat duduk, selalu mengganggu temannya, dan selalu merasa kaget melihat benda-benda yang berada di sekelilingnya.
5. Tingkah lakunya sehendak dirinya.
6. Temperamennya hangat dan mengarah kepada agresivisme.
7. Kurang sanggup mengontrol tingkah laku yang salah.
8. Perubahan secara tiba-tiba dari sifat rajin ke sifat malas.
9. Tidak terbiasa menggunakan energi atau semangat yang membaja.
10. Suka meraba, meninju, mendorong, dan berkelahi.
Para pakar psikologi berpendapat bahwa kurang perhatian individu terhadap lingkungan atau pelajaran-pelajaran yang disampaikan gurunya di sekolah menjadi penyebab kesulitan belajar siswa. Perhatian itu adalah sangat vital dalam meraih sukses belajar di sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat empat macam perhatian.
1. Perhatian menangkap isi pembicaraan orang lain, menjegalnya di tengah percakapan.
2. Perhatian terpusat pada satu pekerjaan.
3. Perhatian mendukung terhadap penyelesaian sebuah masalah.
4. Perhatian selektif, dalam arti menghilangkan pengaruh yang tidak relevan terhadap tugas-tugas yang dipikulnya. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 7 Maret 2020 02.44 (UTC)
== FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN ==
== DYSLEXIA ==
Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pengajaran. Kegiatan ini merupakan salah satu dari empat tugas pokok seorang guru. Keempat tugas pokok guru tersebut adalah merencanakan, melaksanakan, menilai keberhasilan pengajaran, dan memberikan bimbingan.
Dislexia adalah kelemahan-kelemahan belajar di bidang menulis dan berbicara. Ciri-cirinya adalah sulit mengingat huruf, kata, tulisan, dan suara. Gejala-gejalanya antara lain:
Penilaian berfungsi sebagai:
1. Ganjil dalam pembicaraan, dalam arti kekurangnyambungan (tidak memahami) isi pembicaraan dengan maksud yang sebenarnya.
a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada tujuan-tujuan instruksional.
2. Tulisannya tidak jelas.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dapat dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dan lain-lain.
3. Mengalami kekacauan di dalam melihat bentuk dan mendengar lafal huruf, seperti antara b dan d.
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan siswa kepada orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kecakapan belajar siswa dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
4. Mengalami kekacauan kata, seperti dalam kata pergi dan perigi.
Dengan demikian, penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-komponen kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Informasi yang diberikan oleh hasil analisis terhadap hasil penilaian sangat diperlukan bagi pembuatan kebijakan-kebijakan yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk peningkatan mutu prosea belajar mengajar. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 1 April 2020 05.52 (UTC)
5. Mengalami kekacauan pengertian seperti dalam hal saling dan silang.
6. Mengalami buta kata, seperti dalam hal ungkapan panjang tangan, kaki gajah, dan lain-lain.
7. Mengalami lemah persepsi visual dan auditif. Siswa lamban belajar lemah di bidang penglihatan dan pendengaran, membuat pengetahuan yang seharusnya dikuasai dengan baik tak dapat dilakukannya dengan sempurna.
== FUNGSI EVALUASI HASIL BELAJAR ==
Berdasarkan penelitian para pakar psikologi, siswa lamban belajar yang disebabkan oleh kerusakan dyslexia, 80% kebanyakan wanita. Penelitian lain mengemukakan bahwa penyebab kerusakan dyslexia adalah terlampau dininya siswa masuk sekolah, di samping faktor keturunan. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 07.48 (UTC)
Fungsi evaluasi hasil belajar antara lain:
== DYSCALCULIA ==
1. Fungsi Formatif
Evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung dapat memberikan informasi yanh berupa umpan balik baik bagi guru/dosen maupun bagi siswa/mahasiswa. Bagi pendidik umpan balik tersebut dapat dipakai perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dimana titik kelemahan/kekurangan ditemukan di situ perbaikan dapat dilakukan. Bagi siswa/mahasiswa atau subyek didik umpan balik yang diterima akan memberikan informasi kepadanya apakah kompetensi dasar dan standar kompetensi telah dicapainya. Dengan demikian dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dalam belajar bila ternyata kompetensi dasar dan standar kompetensi belum tercapai.
2 . Fungsi Sumatif
Tes sumatif dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar biasanya dilakukan pada akhir program pengajaran, misalnya pada akhir kwartal, akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sebagai hasilnya akan diketahui sampai sejauh mana pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai suatu tujuan telah tercapai. Dengan demikian suatu keputusan dapat diambil misalnya, naik atau tidak naik kelas, lulus atau tidak lulus, demikian juga untuk laporan kemajuan hasil belajar dapat diberikan kepada orang tua dan wali.
3. Fungsi Diagnostik
Evaluasi dapat pula untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan subyek didik. Prosesnya dapat dilakukan pada permulaan PBM, selama PBM berlangsung ataupun pada akhir PBM. Dengan diketahuinya kesulitan-kesulitan subyek didik maka program perbaikan (remedial) dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Di samping mengungkapkan kesulitan, evaluasi dapat juga dipakai untuk mengungkapkan pengetahuan atau keterampilan prasarat maupun dasar yang akan dipakai sebagai titik berangkat suatu pengajaran yang akan dimulai.
4. Fungsi Selektif
Dengan fasilitas yang terbatas, maka evaluasi dapat dipakai untuk menyeleksi masukan (input) guna disesuaikan dengan ruangan, tempat duduk atau fasilitas lain yang tersedia.
Apabila kita hubungkan dengan masalah bakat maka evaluasi dapat digunakan untuk tujuan pemilihan bakat seseorang. Dengan demikian ramalan keberhasilan suatu program akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan evaluasi pemilihan bakat.
Untuk kepentingan penempatan, maka evaluasi dasar dipakai untuk memilih atau mengelompokkan subyek didik atas dasar ciri-ciri atau kemampuan yang cocok.oada suatu strategi belajar mengajar tertentu.
5. Fungsi Motivasi
Apabila subyek didik tahu bahwa dalam PBM yang siswa jalani tidak dilakukan evaluasi maka akibatnya sudah dapat dibayangkan subyek didik tidak enggan untuk belajar. Dengan evaluasi maka keinginan untuk belajar akan menjadi lebih tinggi, terlebih lagi bagi mereka yang ingin menunjukkan kemampuannya. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 1 April 2020 06.14 (UTC)
== REMEDIAL PEMBELAJARAN ==
Dyscalculia adalah kesulitan mengenal angka dan pemahaman terhadap konsep dasar matematika. Kelemahan umum di bidang dyslexia kadang-kadang muncul di bidang pelajaran matematika. Karena itu kerusakan-kerusakan di bidang dyslexia berpengaruh terhadap kerusakan-kerusakan di bidang dyscalculia, demikian pula sebaliknya. Gejala kesulitan-kesulitan belajar di bidang dyscalculia antara lain:
1. Kesulitan mengingat-ingat angka lebih dari satu yang dipelajarinya.
2. Kesulitan menulis angka dengan jelas.
3. Kesulitan membuat kolom-kolom angka yang lurus atau jumlah yang diharapkan.
4. Kesulitan menangkap pelajaran matematika terutama materi yang disajikan melalui kata atau tulisan. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 07.54 (UTC)
Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya mampu mencapai kriteria ketuntasan setiap kompetensi, bila peserta didik mendapat bantuan yang tepat. Misalnya, memberikan bantuan sesuai dengan gaya belajar peserta didik pada waktu yang tepat sehingga kesulitan dan kegagalan tidak menumpuk. Dengan demikian peserta didik tidak frustasi dalam mencapai kompetensi yang harus dikuasainya.
== SPATIAL, MOTOR, DAN PERCEPTUAL DEFISITS ==
Remedia dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik. Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, mengerjakan tugas, atau mengumpulkan data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 3 April 2020 15.24 (UTC)
== PENGAYAAN PEMBELAJARAN ==
Spatial, motor, dan perceptual defisits adalah kondisi lemah dalam menilai dirinya menurut ukuran ruang dan waktu. Gejala-gejalanya antara lain:
1. Sangat lemah dalam melakukan koordinasi motorik dan tidak seimbang, seperti dalam meloncat, berterjun, melompat, dan lain-lain.
2. Sangat lemah mengontrol gerakan otot-ototnya seperti dalam memegang pensil, menggambar, menggunakan sisir dan lain-lain.
3. Gagap saat berbicara.
4. Sulit mengukur jarak, kecepatan, dan arah gerakan benda-benda di sekitarnya.
5. Dapat dikagetkan dengan mudah, apalagi jika diperkuat oleh rangsangan yang tiba-tiba. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 08.01 (UTC)
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat memgembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai peserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik pada atau di luar jam efektif. Bagi peserta didik yang secara konsisten selalu mencapai kompetensi lebih cepat, dapat diberikan program akselerasi. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 3 April 2020 15.30 (UTC)
== SOCIAL DEFISITS ==
Social defisits adalah kesulitan mengembangkan keterampilan sosial. Kesulitan itu dapat membuat ketidaksanggupan menemukan jati dirinya. Gejala-gejalanya adalah:
1. Sulit menangkap tanda-tanda tingkah laku sosial, seperti dalam mencurahkan idea melalui raut muka dan gerakan-gerakan motorik lainnya.
2. Sering memotong pembicaraan orang lain.
3. Berbicara dengan keras.
4. Sulit berteman.
5. Ketidaksadaran terhadap cara-cara orang lain mengamati perilakunya.
Berdasarkan hasil penelitian para pakar psikologi bahwa siswa yang tidak sanggup mengembangkan keterampilan sosial dapat dilatih melalui bimbingan guru-gurunya. Ukuran kepercayaan yang tumbuh pada dirinya dapat menjadi alat untuk mengembangkan keterampilan bergaul dalam lingkungannya. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 08.07 (UTC)
== BERPIKIR KREATIF ==
Berpikir kreatif adalah kegiatan menciptakan model-model tertentu, dengan maksud untuk menambah agar lebih kaya dan menciptakan yang baru. Seseorang yang kreatif adalah seseorang yang penuh inisiatif dalam merakit dan memperbaiki sesuatu dari bentuk lama ke dalam bentuk baru sehingga diperoleh kesan yang lebih baik dan memuaskan. Ciri-ciri berpikir kreatif adalah sebagai berikut:
1. Sangat lancar dalam menjabarkan ide umum ke dalam ide yang spesifik.
2. Sangat lentur (fleksibel) dalam mengkaji ide dari berbagai sudut pandang.
3. Terampil melakukan elaborasi, menambah, dan memperkaya ide menjadi lebih menarik.
4. Bersifat original dalam menjabarkan ide yang unik.
5. Menggunakan cara-cara brainstorming dalam memecahkan masalah.
6. Suka mempertimbngkan banyak faktor.
7. Terjamin kekonsekwenannya.
8. Menggunakan kiasan (metapor) atau analog dalam mencurahkan pikirannya, seperti dalam hal karang-mengarang.
9. Suka membuat daftar atribut dari sebuah pernyataan melalui gambar-gambar tertentu.
10. Suka membuat alat yang berfungsi mengecek ide yang disampaikannya.
11. Suka mempertajam hubungan pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lainnya.
12. Suka mengambil resiko dari tanggung jawab yang dipikulnya.
13. Bayangannya kuat, subur ide dan kaya konsep.
14. Sangat kuat dalam membandingkan sesuatu terhadap yang lainnya.
15. Subur dalam meramalkan aktivitas.
16. Penggambarannya lengkap dan konstruktif.
17. Jenis kata (morphologis) yang digunakannya tajam.
18. Mudah menurunkan pertanyaan-pertanyaan.
19. Pertanyaan dan aktifitasnya bersifat terbuka.
20. Suka melebih-lebihkan pernyataan. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 08.20 (UTC)
== BERPIKIR KRITIS ==
Berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Ciri-ciri berpikir kritis adalah sebagai berikut:
1. Mengenal secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan.
2. Pandai mendeteksi permasalahan.
3 Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan.
4. Mampu membedakan fakta dengan fiksi atau pendapat.
5. Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan-kesenjangan informasi.
6. Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis.
7. Mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data.
8. Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual.
9. Dapat membedakan di antara kritik membangun dan merusak.
10. Mampu mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang berkaitan dengan data.
11. Mampu mengetes asumsi dengan cermat.
12. Mampu mengkaji idea yang bertentangan dengan peristiwa dalam lingkungan.
13. Mampu mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat dan benda, seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-lain.
14. Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, dan situasi.
15. Mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya.
16. Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan.
17. Mampu menggambarkan konklusi dengan cermat dari data yang tersedia.
18. Mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia.
19. Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang diterimanya.
20. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.
21. Mampu membuat interpretasi pengertian, definisi, reasoning dan isu yang kontroversial.
22. Sanggup memberikan pembuktian-pembuktian yang kondusif.
23. Mampu mengklasifikasi informasi dan ide.
24. Mampu menginterpretasi dan menjabarkan informasi ke dalam pola atau bagan-bagan tertentu.
25. Mampu menginterpretasi dan membuat flow charts.
26. Mampu menganalisis isi, unsur, kecenderungan, pola, hubungan, prinsip, promosi, dan bias.
27. Sanggup membuat reasoning berdasarkan persamaan-persamaan (analog).
28. Mampu membandingkan dan mempertentangkan yang kontras.
29. Sanggup mendeteksi bias dan penyimpangan-penyimpangan.
30. Terampil menggunakan sumber-sumber pengetahuan yang dapat dipercaya.
31. Mampu menginterpretasi gambar atau kartun.
32. Mampu menentukan hubungan sebab akibat.
33. Mampu membuat konklusi yang valid. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 08.40 (UTC)
== Teori Kemampuan Belahan Otak Kiri dan Kanan ==
Teori tentang otak manusia terbagi atas tiga bagian, yaitu (1) Otak reptilian yang berfungsi untuk menghidupkan organ fisik dan menumbuhkan perkembangan jasmani. Otak itu berfungsi untuk mengatur pencernaan, mereproduksi sel-sel tubuh, mensirkulasi peredaran darah, menyelaraskan sistem pernapasan serta merespon stress. (2) Otak mamalian atau sistem limbik berfungsi untuk menghubungkan diri pada unsur emosi dan ingatan. (3) Otak neo-mamalian mengandung lima sampai enam bagian otak manusia yang berfungsi untuk memproses data-data penginderaan, logika, cara-cara berpikir, membuat rancangan, memecahkan masalah, melihat ke depan, menyatakan pendapat, bercakap-cakap, menulis, mengarang, bermain musik, menalar, menganalisis, berpikir abstrak, menggunakan simbol-simbol, memahami dan mengembangkan kebudayaan.
Teori lain mengungkapkan bahwa otak manusia itu terbagi dua bagian, yaitu (1) belahan otak kiri, (2) belahan otak kanan. Penerapan fungsi dua otak itu dalam belajar disebut strategi. Belahan otak kiri berfungsi menerapkan bentuk-bentuk belajar logis, yaitu bentuk-bentuk belajar yang langkah-langkahnya mengikuti urutan-urutan tertentu seperti dalam mempelajari ruang di bidang ilmu pengetahuan geometri, awalnya dipelajari konsep titik, kemudian berangsur-angsur dipelajari garis, bidang, dan ruang. Skenario belajarnya berbentuk linier dan sequential, mengarah ke dalam sebuah pola. Cara belajar seperti itu sangat efektif dan efisien dalam memprosea dan menyandikan informasi verbal yang dapat membangun pola berpikir dan berbuat. Hasil lainnya dari penerapan kemampuan belahan otak kiri adalah kemampuan mensintesis data menjadi terpadu berdasarkan hubungan ruang dan waktu. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 13 Maret 2020 07.47 (UTC)
== Teori Belajar Otak ==
Belahan otak kiri dan kanan dapat berfungsi secara komplementer, artinya dapat saling memperkuat secara fleksibel terutama dalam memahami informasi dari luar. Semua data diolahnya setelah informasi masuk. Implikasi dua teori di atas menekankan bahwa fungsi kemampuan belahan otak kiri dan kanan itu harus dipertimbangkan dalam sistem pendidikan dan pengajaran. Dengan mempertimbangkan dua teori di atas maka sistem pendidikan dan pengajaran itu akan menjadi serasi dan cocok dengan tingkat perkembangan anak dalam belajar. Pelajaran akan disampaikan secara logis dan sistematis serta dipelajari sesuai dengan minat, perhatian dan kebutuhan siswa. Dua fungsi belahan otak kiri dan kanan yang diterapkan menjadi satu perbuatan belajar akan membantu dalam mencapai keterampilan memecahkan masalah, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif dan dapat menanamkan kemampuan menguasai pengetahuan dalam waktu lama (retensi). [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 13 Maret 2020 07.55 (UTC)
== MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ==
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
2. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula.
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Dilihat dari tujuan penerapan pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
2) Penerimaan terhadap keragaman
Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Model kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain adalah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya. Pada model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 13 Maret 2020 13.08 (UTC)
== MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ==
Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan.
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk: (a) membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, (b) belajar peranan orang dewasa yang autentik, dan (c) menjadi pebelajar yang mandiri.
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama dimulai dengan tahap memperkenalkan siswa dengan suatu masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tugas pembelajaran berbasis masalah:
1. Orientasis siswa pada masalah
Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pebelajar yang mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah untuk sebuah pelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan yang menimbulkan misteri dan suatu keinginan untuk memecahkan masalah.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif juga berlaku untuk mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok pembelajaran berdasarkan masalah.
3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya. Selain itu diajarkan etika penyelidikan yang benar. Puncak proyek-proyek pembelajaran berdasarkan masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan videotape. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 13 Maret 2020 13.31 (UTC)
== MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK ==
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1. Siswa mudah memusatkam perhatian pada suatu tema tertentu.
2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dengan situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 13 Maret 2020 13.42 (UTC)
== SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (SIM PKB) ==
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan alat penghasil informasi yang menekankan pada alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan, serta digunakan untuk melakukan pengawasan dan kontrol, analisis dan visualisasi, yang terdiri atas kumpulan interaksi dari sub-sub sistem informasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari keseluruhan penyelenggaraan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Tujuan dari Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIM PKB) adalah untuk mengelola data komunitas, data guru dan seluruh komponen yang terlibat dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Ruang lingkup dari SIM ini terdiri atas enam hal, yaitu pengelolaan akun pengguna; pengelolaan komunitas GTK dan Pusat Belajar; pengelolaan kelas, peserta dan pengurus diklat; penetapan waktu dan tempat tes akhir di tempat uji kompetensi; pengolahan nilai akhir peserta, pengelolaan riwayat diklat individu guru (portofolio).
SIM merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari keseluruhan penyelenggaraan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Ketersediaan SIM dalam penyelenggaraan pelatihan, akan memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan mengikuti alur informasi yang harus dilakukan sesuai wilayah tugasnya masing-masing.
Guru peserta program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan harus melakukan verifikasi dan validasi data masing-masing pada SIM PKB (dulu SIM Guru Pembelajar). Verifikasi dan validasi data ini wajib dilakukan dalam rangka persiapan pelaksanaan PKG Guru tahun 2017 berbasis Komunitas Guru/Kelompok Kerja (Pokja), seperti Kelompok Kerja Guru atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 29 Maret 2020 18.06 (UTC)
|