Tari Bedayou Tulang Bawang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mahaka Media |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Tari Bedayo Tulang Bawang ini muncul karena adanya wabah penyakit cacar yang melanda Kampung Bujung Menggala sehingga menimbulkan banyak korban.<ref>{{Cite web|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=488|title=Warisan Budaya Tak Benda Indonesia|last=Kemdikbud|first=|date=01-01-2017|website=Penetapan Tari Bedayou Tulang Bawang|access-date=21-09-2019}}</ref>Ada banyak cara dilakukan agar penyakit tersebut bisa disembuhkan. Akan tetapi, semua usaha menjadi sia-sia sehingga menak Sakawira pergi bertapa selama 9 hari di Kampung Bujung Menggala di depan gundukan tanah yang dalam Bahasa Lampung Menggala disebut Tambak.
Selama pertapaanya menak Sakawira mendapatkan wangsit agar mengadakan upacara yang diiringi sebuah tarian sakral. Tarian itu, harus beranggotakan 12 orang penari gadis yang masih suci dengan diiringi gamelan klenongan yang terdiri atas kendang, tempul,kulintang dan gong.
Tari Bedayo Tulang Bawang ini dipentaskan dengan menghadap ke timur, atau pada matahari terbit. Bedayo berasal dari kata budaya, sedangkan
== <big>Rujukan</big> ==
<references />
[[Kategori:Warisan
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
|