Kuma-kuma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →top: migrasi |
|||
(16 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
| name = Kuma-kuma
| image = Saffran crocus sativus moist.jpg
| image_width = 200px
| image_caption = Bunga kuma-kuma dengan tangkai putik berwarna merah
|
▲ | genus = ''[[Crocus]]''
▲ | species = '''''C. sativus'''''
}}
'''Kuma-kuma''' atau '''safron''' (''saffron'') adalah nama untuk [[rempah-rempah]] dari [[bunga]] ''Crocus sativus'' ("'''bunga pacar'''"), sekaligus nama umum untuk tanaman ''Crocus sativus'' dari marga [[crocus]] famili [[Iridaceae]].
Baris 19 ⟶ 12:
Bunga kuma-kuma memiliki tiga [[kepala putik]] (stigma) yang terletak [[Istilah lokasi anatomi|distal]] terhadap [[daun buah]]. Bagian [[tangkai putik]], yang menghubungkan stigma dengan bagian bunga paling dalam, sering [[pengawetan makanan|dikeringkan]] dan disebut '''safron''' yang dipakai sebagai [[bumbu]] [[masakan]] dan [[bahan pewarna]].
Tanaman kuma-kuma berasal dari [[Asia Barat Daya]],<ref name="Hill_272">{{Harvnb|Hill|2004|p=272}}.</ref><ref name="Grigg_287">{{Harvnb|Grigg|1974|p=287}}.</ref> dan safron bertahan sebagai komoditas rempah menurut timbangan berat yang termahal di dunia selama beberapa dekade.<ref name="Hill_272"
Safron memiliki rasa khas sedikit pahit dan berbau harum seperti [[iodoform]] atau [[rumput kering]] yang disebabkan zat kimia bernama [[picrocrocin]] dan [[safranal]].<ref name="McGee_423">{{Harvnb|McGee|2004|p=423}}.</ref><ref name="Katzer_2001">{{Harvnb|Katzer|2001}}.</ref> Safron mengandung [[crocin]], salah satu bahan pewarna [[karotenoid]] yang membuat makanan menjadi [[kuning]] [[emas|keemasan]]. Warna kuning terang safron menjadikannya sebagai rempah-rempah yang paling banyak dicari orang di dunia. Dalam pengobatan tradisional, safron digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit.
Baris 41 ⟶ 34:
|}
Kuma-kuma hasil domestikasi ''C. sativus'' adalah [[tumbuhan tahunan]] (perenial) yang [[bunga|berbunga]] di [[musim gugur]]. Tanaman ini tidak tumbuh di alam bebas dan merupakan mutan [[poliploidi]] yang steril dari ''[[Crocus cartwrightianus]]'' asal Mediterania timur yang berbunga di musim gugur.<ref name="Deo_1">{{Harvnb|Deo|2003|p=1}}.</ref> Penelitian botani mengungkap ''C. cartwrightianus'' berasal dari pulau [[Kreta]], dan bukan dari [[Asia Tengah]] seperti yang dulu diperkirakan orang.<ref name="Katzer_2001">{{Harvnb|Katzer|2001}}.</ref> Kuma-kuma penghasil safron merupakan hasil [[seleksi buatan]] oleh pembudidaya yang menginginkan tangkai putik (stigma) yang panjang. Bunga kuma-kuma yang berwarna ungu tidak menghasilkan biji karena steril, dan reproduksi tanaman bergantung pada bantuan manusia. Setelah tanaman selesai berbunga, [[
Setelah mengalami periode [[estivasi]] di musim panas, dari subang muncul sekitar 5–11 helai daun hijau ramping yang tumbuh ke atas. Panjang helai daun bisa mencapai 40 cm. Di musim gugur keluar kuncup bunga berwarna ungu. Kuma-kuma baru berbunga di bulan Oktober setelah sebagian besar tumbuhan berbunga sudah menghasilkan biji. Bunga berwarna cemerlang, mulai dari warna ungu terang hingga ungu bernuasa merah jambu.<ref name="Willard_3">{{Harvnb|Willard|2001|p=3}}.</ref> Sewaktu berbunga, tinggi tanaman rata-rata adalah 30 cm.<ref name="DPIWE_2005">{{Harvnb|DPIWE|2005}}.</ref> Dari dalam bunga keluar tiga tangkai putik yang di ujungnya terdapat kepala putik berwarna merah tua berukuran panjang 25–30 mm..<ref name="Deo_1">{{Harvnb|Deo|2003|p=1}}.</ref>
Baris 105 ⟶ 98:
|}
Safron mengandung lebih dari 150 senyawa volatil (mudah menguap) penghasil aroma ditambah berbagai senyawa aktif nonvolatil (tidak mudah menguap),<ref name="Abdullaev_1">{{Harvnb|Abdullaev|2002|p=1}}.</ref> dan banyak di antaranya merupakan karotenoid, termasuk [[zeaksantin]], [[likopena]], dan berbagai α- dan β-[[karoten]]. Warna kuning oranye keemasan pada safron berasal dari α-crocin yang merupakan [[ester]] trans-[[crocetin]] di-(β-D-[[gentiobiosa|gentiobiosyl]]) ([[nama sistematik]] ([[IUPAC]]): 8,8-diapo-8,8-carotenoic acid). Sedangkan crocin yang menjadi sumber aroma safron adalah ester digentiobiosa dari crocetin.<ref name="Abdullaev_1"
Crocin adalah serangkaian karotenoid yang bersifat [[hidrofilik]] (menarik air), dan bisa terdiri dari ester poliena dari crocetin yang [[glikosil|monoglikosil]] atau diglikosil.<ref name="Abdullaev_1"
Hasil esterifikasi crocetin dengan dua gentiobiosa yang larut dalam air ([[karbohidrat]]) adalah α-crocin yang larut dalam air. Lebih dari 10% berat kering safron adalah α-crocin yang merupakan pigmen karotenoid, sehingga safron sangat ideal sebagai pewarna untuk berbagai masakan nasi,<ref name="McGee_422"
{{clear}}
Baris 175 ⟶ 168:
Rasa safron berasal dari picrocrocin [[glukosida]] yang pahit. Picrocrocin ([[formula kimia]]: C<sub>16</sub>H<sub>26</sub>O<sub>7</sub>; nama sistematik: 4-(β-D-glucopyranosyloxy)-2,6,6- trimethylcyclohex-1-ene-1-carboxaldehyde) adalah ikatan sub-unsur [[aldehida]] yang disebut safranal (nama sistematik: 2,6,6-trimethylcyclohexa-1,3-dien-1- carboxaldehyde) dengan karbohidrat. Picrocrocin bersifat insektisida dan pestisida, dan kadarnya bisa mencapai 4% dari berat kering safron. Picrocrocin tepatnya merupakan pecahan dari karotenoid [[zeaksantin]] dan merupakan [[glukosida]] dari [[terpena]] [[aldehida]] yang dikandung safranal.
Ketika safron hasil panen dikeringkan, udara panas dan reaksi enzimatis memecah picrocrocin menjadi [[Monosakarida#Isomerisme|D]]-[[glukosa]] dan satu molekul bebas safranal.<ref name="Deo_4">{{Harvnb|Deo|2003|p=4}}.</ref> Aroma khas safron berasal dari safranal yang termasuk golongan [[minyak atsiri]].<ref name="McGee_423"
== Sejarah ==
Baris 185 ⟶ 178:
Penggunaan safron dalam ilmu pengobatan sudah digambarkan pada [[fresko]] di istana [[Kebudayaan Minoa|orang Minoa]] asal tahun 1500–1600 SM.<ref name="Honan_2004">{{Harvnb|Honan|2004}}.</ref><ref name="Ferrence">{{Harvnb|Ferrence|2004|p=1}}.</ref>
Selanjutnya, safron disebut-sebut dalam legenda Yunani tentang pelayaran ke [[Kilikia]]. Para petualang pergi untuk menemukan safron paling berharga di dunia.<ref name="Willard_2-3"
Di Mesir, Cleopatra mencampurkan safron ke dalam air mandi agar lebih bergairah dalam bercinta.<ref name="Willard_55">{{Harvnb|Willard|2001|p=55}}.</ref> Ahli pengobatan tradisional di Mesir menggunakan safron sebagai obat untuk semua penyakit [[gastrointestinal]].<ref name="Willard_34-35">{{Harvnb|Willard|2001|pp=34-35}}.</ref> Safron juga digunakan sebagai pewarna kain di kota-kota Timur Tengah seperti [[Sidon]] dan [[Tyre]].<ref name="Willard_59">{{Harvnb|Willard|2001|p=59}}.</ref> Bangsa Romawi begitu senang dengan safron sampai perlu membawanya ke selatan [[Gallia]] sewaktu membuka koloni dan ditanam secara besar-besaran di sana hingga saat kejatuhan Roma. Beberapa pendapat yang bertentangan mengatakan Safron baru dikenal kembali di Perancis pada [[abad ke-8]] atau pada zaman [[Kepausan Avignon]] <ref name="Willard_63">{{Harvnb|Willard|2001|p=63}}.</ref>
Baris 192 ⟶ 185:
[[Berkas:Gomateswara.jpg|jmpl|kiri|200px| Patung [[Gomateshwara]] [[Bahubali]] setinggi 17,8 m di [[Shravanabelagola]], [[India]] yang dilumuri safron setiap 12 tahun sekali oleh penganut [[Jainisme]] pada festival [[Mahamastakabhisheka]] ]]
Orang zaman purba asal 50.000 tahun yang lalu sudah menggunakan pigmen pewarna dari safron untuk menggambar binatang buas di tempat yang sekarang dikenal sebagai [[Irak]].<ref name="Willard_2"
Pada abad ke-10 SM, orang Persia kuno sudah membudidayakan safron Persia (''Crocus sativus'' 'Hausknechtii') di Derbena, [[Isfahan]], dan [[Khorasan]] untuk digunakan sebagai bahan pewarna kain, parfum, obat, dan sejenis sabun<ref name="Willard_17-18">{{Harvnb|Willard|2001|pp=17-18}}.</ref> Selain itu, benang safron dicampur ke dalam tenunan <ref name="Willard_2"
Safron juga disebarkan di atas tempat tidur atau dicampurkan ke dalam teh hangat sebagai obat gejala depresi. [[Alexander Agung]] mencampurkan safron dalam minuman, makanan, air mandi, dan bahkan sebagai obat untuk luka yang diderita akibat pertempuran. Pasukan yang dipimpinnya juga ikut-ikutan sebagai pengguna safron dan kebiasaan mencampur safron ke dalam air mandi ikut dibawa pulang ke Yunani.<ref name="Willard_54-55">{{Harvnb|Willard|2001|pp=54-55}}.</ref>
Beberapa teori memperkirakan saat orang [[Asia Selatan]] mulai mengenal safron, tetapi diwarnai ketidakcocokan. Menurut catatan sejarah orang [[Kashmir]] dan orang [[Tiongkok]], safron baru dikenal sejak 900–2.500 tahun yang lalu.<ref name="Lak_1998b">{{Harvnb|Lak|1998b}}.</ref><ref name="Fotedar_128">{{Harvnb|Fotedar|1998-1999|p=128}}.</ref><ref name="Dalby_2002_95">{{Harvnb|Dalby|2002|p=95}}.</ref> Sebaliknya sejarawan yang mempelajari naskah Persia kuno, safron mulai dikenal di Asia Selatan sekitar 500 SM,<ref name="McGee_422"
Catatan tentang Tiongkok yang ditulis seorang penulis Armenia [[Anania dari Shirak]] dari abad ke-7 mengisahkan "safron dalam jumlah tidak terbatas terdapat di sana, sampai-sampai kalau ada orang yang pergi berburu menunggang kuda putih, dan berpakaian putih sambil membawa [[alap-alap]] putih, orang itu sewaktu pulang akan berlumuran warna kuning."
Manuskrip yang ditulis pada [[abad ke-3]] justru mencatat Kashmir sebagai tempat asal safron. Ahli pengobatan Tiongkok bernama Wan Zhen menulis "Safron berasal dari Kashmir, orang menanamnya di sana untuk dipersembahkan kepada sang Buddha." Penggunaan safron pada zaman itu ditulis Wan Zhen, "Bunga layu setelah beberapa hari, dan lalu safron diambil. Safron disukai karena warnanya yang kuning dan bisa digunakan untuk memberi aroma pada [[anggur (minuman)|anggur]]."<ref name="Dalby_2002_95"
=== Eropa ===
[[Berkas:Thomas Becket Murder.JPG|jmpl|ka|200px|Lukisan dari [[abad ke-13]] menggambarkan peristiwa pembunuhan [[Uskup Agung Canterbury]] [[Thomas Becket]], salah satu contoh [[manuskrip berhias]] Eropa dari abad pertengahan yang menggunakan pigmen warna [[kuning]] dan [[oranye]] dari safron ]]
Budidaya safron di [[Eropa]] menurun drastis setelah kejatuhan Kekaisaran Romawi. Safron diintroduksi kembali ketika kebudayaan orang Moor menyebar ke [[Andalusia]], Perancis, dan Italia.<ref name="Willard_70">{{Harvnb|Willard|2001|p=70}}.</ref> Sewaktu Eropa dilanda pandemi [[Kematian Hitam]], permintaan obat-obatan berbahan baku safron meningkat drastis hingga harus diimpor dengan kapal orang Venesia dan Genoa dari wilayah Mediterania,<ref name="Willard_99">{{Harvnb|Willard|2001|p=99}}
Pencurian muatan kapal oleh kalangan bangsawan memicu "Perang Safron" yang berlangsung selama 14 minggu.<ref name="Willard_99"
Imigran asal Eropa datang ke Amerika membawa safron. Jemaat [[Gereja Schwenkfelder]] banyak yang sukses sebagai petani safron di Eropa dan membawa serta sekoper penuh subang ketika berimigrasi ke Amerika.<ref name="Willard_143">{{Harvnb|Willard|2001|p=143}}.</ref> Pada tahun 1730, orang [[Pennsylvania Dutch]] sudah menanam safron di seluruh wilayah bagian timur [[Pennsylvania]]. Berbagai koloni Spanyol di Karibia memberi safron produksi Amerika dalam jumlah banyak, sehingga harga safron di bursa komoditas Philadephia dipatok setara dengan harga [[emas]].<ref name="Willard_138">{{Harvnb|Willard|2001|p=138}}.</ref> Perdagangan dengan koloni Spanyol terhenti setelah [[Perang 1812]] karena kapal pedagang yang mengangkit safron banyak yang hancur.<ref name="Willard_138-139">{{Harvnb|Willard|2001|pp=138-139}}.</ref> Walaupun demikian, orang Pennsylvania Dutch terus menanam safron dalam jumlah terbatas untuk dijual di pasar lokal dan digunakan sebagai bahan kue, mi, dan masakan ayam atau ikan.<ref name="Willard_142-146">{{Harvnb|Willard|2001|pp=142-146}}.</ref> Kebun safron di Amerika tetap bertahan hingga sekarang di [[Lancaster County, Pennsylvania]].<ref name="Willard_143"
== Manfaat dan perdagangan ==
[[Berkas:ValencianPaella.jpg|jmpl|kiri|200px|Wajan berisi [[paella]], masakan nasi khas Spanyol yang berwarna kuning cerah karena safron]].
Bagi penggemar safron, safron memiliki aroma bagaikan madu dengan sedikit nuansa harum jerami. Masakan [[makanan Arab|Arab]], [[makanan India|India]], [[makanan Asia|Asia]] Tengah, [[masakan Iran|Iran]], [[makanan Eropa|Eropa]], [[masakan Maroko|Maroko]], dan [[Cornwall|masakan orang Cornish]] sering menggunakan safron sebagai pewarna makanan sekaligus penambah aroma. Safron juga sering digunakan pada kue-kue, permen, dan minuman keras. Bunga [[safflower]] (''Carthamus tinctorius'') yang dijual dengan nama "safron Portugis" (assafroa) dan [[kunyit]] sering digunakan sebagai pengganti safron yang berharga mahal. Ilmu kedokteran modern berhasil mengungkap berbagai khasiat safron, seperti [[antikarsinogenik]] (pencegah [[kanker]]),<ref name="Abdullaev_1"/> anti-mutagenik (pencegah mutasi), produk kecantikan<ref>{{
{| cellpadding="4" border="0" style="float: right; margin: 0em 0em 1em 1em; width: 300px; border: 1px #bbbbbb solid; border-collapse: collapse; font-size: 85%;"
|- bgcolor=#ff8888
Baris 240 ⟶ 233:
Urutan negara-negara penghasil safron yang utama berdasarkan jumlah produksi adalah: [[Iran]], [[Spanyol]], [[India]], [[Yunani]], [[Azerbaijan]], [[Maroko]], dan [[Italia]]. Satu [[pon]] (450 gram) safron kering berasal dari 50.000–75.000 kuntum bunga yang ditanam di lahan sebesar lapangan sepak bola<ref name="Hill_273">{{Harvnb|Hill|2004|p=273}}.</ref><ref name="Rau_35">{{Harvnb|Rau|1969|p=35}}.</ref> Panen 150.000 kuntum bunga membutuhkan kerja keras selama 40 jam siang-malam.<ref name="Lak_1998">{{Harvnb|Lak|1998}}.</ref> Setelah diambil dari bunga, tangkai putik mudah menjadi kering dan (sebaiknya) disimpan di dalam wadah kedap udara.<ref name="Goyns_8">{{Harvnb|Goyns|1999|p=8}}.</ref>
Harga safron di tingkat pedagang grosir dan eceran berkisar antara 500 dolar AS per pon hingga 5.000 dolar AS per pon (US$1.100–US$11.000 per kilogram). Di negara-negara Barat, harga eceran rata-rata adalah $1.000 per pon (US$2200 per kilogram).<ref name="Hill_272"
== Kultivar ==
Baris 274 ⟶ 267:
Mutu safron ditentukan berdasarkan pengukuran kadar crocin (warna), picrocrocin (rasa), dan safranal (aroma). Pengukuran lain termasuk kandungan limbah bunga (seperti bagian bunga selain tangkai putik) dan bahan inorganik. Standar mutu safron ditetapkan [[International Organization for Standardization]] dalam ISO 3632 yang menggolongkan safron ke dalam empat tingkatan mutu yang ditentukan secara empiris berdasarkan intensitas warna: kelas IV (terburuk), kelas III, kelas II, dan kelas I (kualitas terbaik). Sampel safron dikelas-kelaskan setelah diperiksa kandungan crocin berdasarkan tingkat [[absorbansi]] dengan menggunakan [[spektroskopi]]. Absorbansi menurut [[Hukum Beer-Lambert]] dituliskan sebagai <math>A_\lambda = -\log(I/I_0)</math>
Pada safron, absorbansi ditentukan berdasarkan [[foton]] spesifik crocin yang memiliki panjang gelombang 440 [[nanometer|nm]].<ref name="Tarvand_2005b">{{Harvnb|Tarvand|2005b}}.</ref> Nilai absorbansi (<math>A_\lambda</math>) yang besar menyatakan tingkat konsentrasi crocin yang tinggi sekaligus intensitas pewarnaan yang tinggi. Data ini berdasarkan pengukuran [[spektrofotometri]] di berbagai laboratorium pengujian bersertifikasi di seluruh dunia. Mutu warna berkisar dari nilai absorbansi kurang dari 80 (safron kelas IV) hingga nilai absorbansi 190 atau lebih (safron kelas I). Sampel safron terbaik di dunia (berisi tangkai putik terpilih yang diambil dari bunga terbaik) memiliki nilai absorbansi di atas 250. Harga pasar berbagai jenis safron secara langsung ditentukan sesuai nilai ISO.<ref name="Tarvand_2005b"
{| cellpadding="1" border="0" style="float: right; margin: 0em 0em 1em 1em; width: 160px; border: 1px #bbbbbb solid; border-collapse: collapse; font-size: 85%;"
Baris 298 ⟶ 291:
Di India, safron Kashmir bermutu tinggi sering dicampur dengan barang impor dari Iran dan kemudian dijual sebagai safron Kashmir asli.<ref name="ABC">{{Harvnb|Australian Broadcasting Corporation|2003}}.</ref><ref name="Hussain">{{Harvnb|Hussain|2005}}.</ref>
== Galeri ==
Baris 696 ⟶ 687:
}}.
{{col-end}}
{{Rempah-rempah}}
{{Taxonbar|from=Q25434}}
[[Kategori:Iridaceae]]
|