Gunung Tambora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yudiweb (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(347 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Terjemahan Kaku|en|Mount Tambora}}
'''Gunung Tambora''' terletak di Pulau [[Sumbawa]], [[Nusa Tenggara Barat]], tepatnya pada 8°25' LS dan 118° BT. Gunung ini termasuk [[gunung berapi]] aktif, dengan ketinggian puncak 2.850 meter.
{{redirect|Tambora}}
{{Infobox Gunung
| name = Gunung Tambora
| photo = Caldera Mt Tambora Sumbawa Indonesia.jpg
| photo_caption = [[Kaldera]] Gunung Tambora
| map = Indonesia
| map_alt =
| map_border =
| map_caption = Lokasi Gunung Tambora di Indonesia
| map_relief =
| map_size =
| label = Tambora
| label_position =
| lat_d = 8
| lat_m = 15
| lat_s = 0
| lat_NS = S
| long_d = 118
| long_m = 0
| long_s = 0
| long_EW = E
| coordinates = {{coord|8|15|0|S|118|0|0|E|type:mountain|display=inline,title}}
| elevation_m = 2850
| location = Semenanjung Sanggar, [[Sumbawa]]
| region = [[Kabupaten Dompu]] dan [[Kabupaten Bima|Bima]], [[Nusa Tenggara Barat]], [[Indonesia]]
| type = [[Gunung berapi kerucut]] [[trakibasalt]]-[[trakiandesit]]
| last_eruption = 1967<ref name="gvp1">{{cite web|title=Tambora|url=http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-04=|work=Global Volcanism Program|publisher=[[Smithsonian Institution]]|accessdate=2006-10-17|archive-date=2013-02-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20130220220824/http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-04=|dead-url=yes}}</ref>
| age = [[Pleistosen|Pleistosen Akhir]]—[[Holosen]]
| volcanic_arc = [[Busur Sunda]] / [[Sabuk alpida]]
}}
{{Location map+|Indonesia Sumbawa
| width=250
| float=right
| label=[[Sumbawa]]
| caption= Kaldera Tambora dapat dilihat pada semenanjung Pulau Sumbawa bagian utara.
| places=
{{Location map~|Indonesia Sumbawa
|lat_deg=-8.25
|lon_deg= 118.0
|mark=Arrows 12x12 s.svg
|marksize=12
|label=Gunung Tambora
|label_width = 8
|label_size= 70
|position= top
}}
}}
'''Gunung Tambora''' (atau '''Tomboro''') adalah sebuah [[gunung berapi kerucut]] aktif yang terletak di [[Pulau Sumbawa]], [[Nusa Tenggara Barat]], [[Indonesia]]. Gunung ini terletak di dua kabupaten yaitu [[Kabupaten Dompu]] yang mencakup lereng bagian barat dan selatan dan [[Kabupaten Bima]] yang mencakup lereng bagian timur dan utara. Gunung Tambora merupakan salah satu gunung tunggal (terpisah dari pegunungan) terluas di [[Indonesia]], yang bertipikal seperti [[Gunung Slamet]] di [[Jawa Tengah]]. Gunung ini terbentuk akibat [[Subduksi|zona subduksi]] aktif di bawahnya. Pada masa lampau, ketinggian Gunung Tambora mencapai sekitar 4.300 [[meter|m]]<ref name="Stothers1984a">{{cite journal|last=Stothers|first=R. B.| journal=[[Science]]|title=The Great Tambora Eruption in 1815 and Its Aftermath| volume =224|issue=4654|date=1984|pages=1191–1198|doi=10.1126/science.224.4654.1191}}</ref> yang membuat gunung ini menjadi salah satu puncak tertinggi di Indonesia di masa lalu.
 
Aktivitas vulkanis gunung berapi ini memuncak dengan [[Letusan Tambora 1815|letusan pada April 1815]] yang mencapai skala tujuh [[Volcanic Explosivity Index|VEI]].<ref name="Degens1989">{{cite journal|last1=Degens|first1=E. T.|last2=Buch|first2=B.|title=Sedimentological events in Saleh Bay, off Mount Tambora|journal=Netherlands Journal of Sea Research|volume=24|issue=4|doi=10.1016/0077-7579(89)90117-8|pages=399–404|year=1989}}</ref> Letusan tersebut menjadi letusan vulkanis terbesar sejak letusan [[Danau Taupo|Taupo]] pada tahun 181.<ref name="Oppenheimer2003">{{cite journal|last=Oppenheimer|first=C.|title=Climatic, environmental and human consequences of the largest known historic eruption: Tambora volcano (Indonesia) 1815|url=https://archive.org/details/sim_progress-in-physical-geography_2003-06_27_2/page/230|journal=Progress in Physical Geography|volume=27|issue=2|year=2003|pages=230–259|doi=10.1191/0309133303pp379ra}}</ref> Suara letusan tercatat terdengar hingga pulau [[Sumatra]] lebih dari 2.000 [[kilometer|km]] ke barat. Hujan [[abu vulkanis]] terjadi di [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], [[Jawa]], dan [[Maluku]]. Letusan tersebut menelan korban jiwa sedikitnya 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya merupakan korban langsung dari letusan.<ref name="Oppenheimer2003"/> Beberapa peneliti memperkirakan jumlah korban jiwa mencapai 92.000 orang, tetapi angka ini diragukan karena dinilai terlalu besar.<ref name="Tanguy1998">{{cite journal|title=Victims from volcanic eruptions: a revised database|last1= Tanguy|first1=J.-C.|last2=Scarth|first2= A.|last3=Ribière|first3=C.|last4=Tjetjep|first4= W. S.|journal=Bulletin of Volcanology|pages=137–144|date=1998|doi=10.1007/s004450050222|volume=60|issue=2}}</ref> Letusan tersebut juga menyebabkan perubahan iklim dunia saat itu. Tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai [[tahun tanpa musim panas]] dengan adanya perubahan cuaca drastis di [[Amerika Utara]] dan [[Eropa]] akibat debu yang dihasilkan dari letusan. Peristiwa tersebut menyebabkan kegagalan panen dan kematian ternak massal yang pada gilirannya menyebabkan wabah kelaparan terburuk pada abad ke-19.<ref name="Oppenheimer2003"/>
==Letusan Gunung==
Pada tanggal [[10 April]] [[1815]], gunung Tambora meletus, memuntahkan [[magma]] hingga 100 km&sup3;, melepaskan 400 juta gas sulfur ke angkasa hingga 44 km dari permukaan tanah, dan menelan 117.000 korban jiwa. Pada tahun [[1816]], akibat letusan tersebut, suhu permukaan bumi menurun menyebabkan pendinginan global, tahun ini dikenal pula sebagai "tahun tanpa musim panas". Perubahan cuaca yang drastis ini menyebabkan penyebaran wabah penyakit dan kelaparan akibat gagal panen di seluruh dunia. Letusan Gunung Tambora paling tidak berdaya empat kali lipat dari letusan Gunung [[Krakatau]] ([[Krakatoa]]) pada tahun [[1883]].
 
Pada sebuah ekskavasi tahun 2004 di wilayah Gunung Tambora, sekelompok [[Arkeologi|arkeolog]] menemukan sisa kebudayaan yang terkubur 3 meter di bawah [[endapan piroklastik]] dari letusan tahun 1815. Temuan ini sering disebut sebagai ''Pompeii dari Timur'' akibat kemiripannya dengan Kota [[Pompeii]] di [[Italia]] yang terkubur material letusan vulkanis.<ref name="URI">{{cite press release|title=URI volcanologist discovers lost kingdom of Tambora|publisher=[[University of Rhode Island]]|date=2006-02-27|url=http://www.uri.edu/news/releases/index.php?id=3467|accessdate=2006-10-06}}</ref>
==Kawah Gunung==
Begitu dahsyatnya letusan [[Gunung]] Tambora dapat dilihat dari bekas / sisa pecahan puncak [[gunung]] tersebut pada saat ini yang berbentuk [[kaldera]]. Lebar [[kaldera]] dari hasil ledakan, berdiameter kurang lebih lima mil dan mempunyai kedalaman kurang lebih tiga setengah mil dari bibir kawah teratas.
Sisa kawah [[kaldera]] pada [[Gunung]] Tambora pada saat ini merupakan [[kaldera]] terbesar yang masih aktif di dunia.
-- [[Pengguna:Yudiweb|Yudiweb]] 06:32, 2 Maret 2006 (UTC)
 
== Geografi ==
{{indo-geo-stub}}
[[Berkas:tambora volc.jpg|jmpl|ka|300px|Pemandangan gunung Tambora dan sekelilingnya dari udara.]]
[[Kategori:Gunung-gunung di Indonesia|Tambora, Gunung]]
[[Berkas:Mount Tambora Volcano, Sumbawa Island, Indonesia.jpg|jmpl|ka|300px|Kawah di puncak gunung Tambora.]]
 
Gunung Tambora terletak di [[Pulau Sumbawa]], bagian dari [[kepulauan Nusa Tenggara]]. Gunung ini adalah bagian dari [[busur Sunda]], tali dari [[Pulau|kepulauan vulkanik]] yang membentuk rantai selatan kepulauan Indonesia.<ref name="Foden1986">{{cite journal|title=The petrology of Tambora volcano, Indonesia: A model for the 1815 eruption|last=Foden|first=J.|journal=Journal of Volcanology and Geothermal Research|volume=27|issue=1–2|date=1986|pages=1–41|url=http://dx.doi.org/10.1016/0377-0273(86)90079-X|access-date=2007-10-06|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201813/https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/037702738690079X?via%3Dihub|dead-url=no}}</ref> Tambora membentuk [[semenanjung]] di pulau Sumbawa yang disebut [[Semenanjung Sanggar]]. Di sisi utara semenanjung tersebut terdapat [[Laut Flores]] dan di sebelah selatan terdapat [[Teluk Saleh]] dengan panjang 86 [[kilometer|km]] dan lebar 36 [[kilometer|km]]. Pada mulut Teluk Saleh terdapat pulau kecil yang disebut [[Pulau Moyo]].
[[de:Tambora]]
 
[[en:Mount Tambora]]
Selain seismolog dan vulkanolog yang mengamati aktivitas gunung tersebut, gunung Tambora adalah daerah riset ilmiah arkeolog dan ahli [[biologi]]. Gunung ini juga menarik wisatawan untuk mendaki gunung dan aktivitas [[margasatwa]].<ref>{{cite news|url=http://www.sinarharapan.co.id/feature/hobi/2003/0430/hob1.html|title=Hobi Mendaki Gunung - Menyambangi Kawah Raksasa Gunung Tambora|publisher=Sinar Harapan|language=[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]|date=2003|accessdate=14 November|accessyear=2006|archive-date=2007-01-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20070107162228/http://www.sinarharapan.co.id/feature/hobi/2003/0430/hob1.html|dead-url=yes}}</ref><ref name="prodant">{{cite press release|url=http://www.gtzpromis.or.id/Proda/documents/TS_Bima_Dompu.pdf|title=Potential Tourism as Factor of Economic Development in the Districts of Bima and Dompu|publisher=Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Timur|accessdate=14 November|accessyear=2006}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> [[Dompu]] dan [[Bima]] adalah kota yang letaknya paling dekat dengan gunung ini. Di lereng gunung Tambora, terdapat beberapa desa. Di sebelah timur terdapat desa Sanggar. Di sebelah barat laut, terdapat desa Doro Peti dan desa Pesanggrahan. Di sebelah barat daya, terdapat desa Calabai.Kemudian barat ada desa labuan kananga.
[[es:Tambora]]
 
[[fi:Tambora]]
Terdapat dua [[jalur pendakian]] untuk mencapai [[kaldera]] gunung Tambora. Rute pertama dimulai dari desa Doro Mboha yang terletak di sisi tenggara gunung Tambora. Rute ini mengikuti jalan beraspal melalui perkebunan [[Kacang Mede|kacang mede]] sampai akhirnya mencapai ketinggian 1.150 [[meter|m]] di atas permukaan laut. Rute ini berakhir di bagian selatan kaldera dengan ketinggian 1.950 [[meter|m]] yang dapat dicapai oleh titik pertengahan jalur pendakian.<ref name="vsimain">{{cite web|url=http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static/volcano/tambora/main.html|title=Tambora, Nusa Tenggara Barat|author=Aswanir Nasution|accessdate=13 November|accessyear=2006|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia|language=dalam [[bahasa Indonesia]]|archive-date=2007-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20070929120305/http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static%2Fvolcano%2Ftambora%2Fmain.html|dead-url=yes}}</ref> Lokasi ini biasanya digunakan untuk [[berkemah]] untuk mengamati aktivitas vulkanik karena hanya memerlukan waktu satu jam untuk mencapai kaldera. Rute kedua dimulai dari desa Pancasila di sisi barat laut gunung Tambora. Jika menggunakan rute kedua, maka kaldera hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki.<ref name="vsimain"/>
[[fr:Tambora]]
 
[[fy:Tambora]]
== Sejarah geologis ==
[[nl:Tambora]]
=== Pembentukan ===
[[pl:Tambora]]
Tambora terletak 340 [[kilometer|km]] di sebelah utara sistem [[palung Jawa]] dan 180-190 [[kilometer|km]] di atas [[subduksi|zona subduksi]]. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan [[kerak oseanik]].<ref name="Foden1980">{{cite journal|title=The petrology and tectonic setting of Quaternary—Recent volcanic centres of Lombok and Sumbawa, Sunda arc|journal=Chemical Geology|last=Foden|first=J|coauthors=Varne, R.|volume=30|issue=3|url=http://dx.doi.org/10.1016/0009-2541(80)90106-0|date=1980|pages=201–206|access-date=2007-10-06|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201815/https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/0009254180901060?via%3Dihub|dead-url=no}}</ref> Gunung ini memiliki laju konvergensi sebesar 7.8 [[sentimeter|cm]] per tahun.<ref name="Sigurdsson1989">{{cite journal|title=Plinian and co-ignimbrite tephra fall from the 1815 eruption of Tambora volcano|journal=Bulletin of Volcanology|last=Sigurdsson|first=H.|coauthors=Carey, S.|date=1983|volume=51|pages=243–270|url=http://dx.doi.org/10.1007/BF01073515|issue=4|access-date=2007-10-06|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201818/https://link.springer.com/article/10.1007/BF01073515|dead-url=no}}</ref> Tambora diperkirakan telah berada di bumi sejak 57.000 BP (penanggalan radiokarbon standar).<ref name="Degens1989"/> Ketika gunung ini meninggi akibat proses geologi di bawahnya, [[dapur magma]] yang besar ikut terbentuk dan sekaligus mengosongkan isi magma. Pulau Moyo pun ikut terbentuk sebagai bagian dari proses geologi ini di mana teluk Saleh pada awalnya merupakan [[cekungan samudera]] (sekitar 25.000 BP).<ref name="Degens1989"/>
[[pt:Monte Tambora]]
 
Menurut penyelidikan geologi, kerucut vulkanik yang tinggi sudah terbentuk sebelum letusan tahun [[1815]] dengan karakteristik yang sama dengan bentuk [[stratovolcano]].<ref name="VSI">{{cite web|title=Geology of Tambora Volcano|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi|url=http://www.vsi.esdm.go.id/volcanoes/tambora/geology.html|accessdate=10 Oktober|accessyear=2006|archive-date=2007-10-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20071024202358/http://www.vsi.esdm.go.id/volcanoes/tambora/geology.html|dead-url=no}}</ref> Diameter lubang tersebut mencapai 60 [[kilometer|km]].<ref name="Foden1986"/> Lubang utama sering kali memancarkan lava yang mengalir turun secara teratur dengan deras ke lereng yang curam.
 
Sejak letusan tahun 1815, pada bagian paling bawah terdapat endapan [[lava]] dan material [[piroklastik]]. Kira-kira 40% dari lapisan diwakili oleh 1-4 [[meter|m]] aliran lava tipis.<ref name="VSI"/> [[Scoria]] tipis diproduksi oleh fragmentasi aliran lava. Pada bagian atas, lava ditutup oleh scoria, [[tuff]] dan bebatuan piroklastik yang mengalir ke bawah.<ref name="VSI"/> Pada gunung Tambora, terdapat 20 kawah.<ref name="Sigurdsson1989"/> Beberapa kawah memiliki nama, misalnya ''Tahe'' (877 m), ''Molo'' (602 m), ''Kadiendinae'', ''Kubah'' (1648 m) dan ''Doro Api Toi''. Kawah tersebut juga memproduksi aliran lava basal.
 
=== Sejarah letusan ===
Dengan menggunakan teknik [[penanggalan radiokarbon]], gunung Tambora telah meletus tiga kali sebelum letusan tahun 1815, tetapi besarnya letusan tidak diketahui.<ref name="EruptiveHistory">{{cite web|title=Tambora Eruptive History|url=http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-04=&volpage=erupt|work=Global Volcanism Program|publisher=[[Smithsonian Institution]]|accessdate=13 November|accessyear=2006|archive-date=2011-10-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20111009075344/http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-04=|dead-url=yes}}</ref> Perkiraan tanggal letusannya ialah tahun 3910 SM ± 200 tahun, 3050 SM dan [[740]] ± 150 tahun. Ketiga letusan tersebut memiliki karakteristik letusan yang sama. Masing-masing letusan memiliki letusan di lubang utama, tetapi terdapat pengecualian untuk letusan ketiga. Pada letusan ketiga, tidak terdapat [[aliran piroklastik]].
 
Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan [[April]] tahun [[1815]].<ref name="EruptiveHistory"/> Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh ''[[Volcanic Explosivity Index]]'' (VEI), dengan jumlah semburan [[tefrit]] sebesar 1.6&nbsp;×&nbsp;10<sup>11</sup> meter kubik.<ref name="EruptiveHistory"/> Karakteristik letusannya termasuk letusan di lubang utama, aliran piroklastik, korban jiwa, kerusakan tanah dan lahan, [[tsunami]] dan runtuhnya [[kaldera]]. Letusan ketiga ini memengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal [[15 Juli]] [[1815]].<ref name="EruptiveHistory"/> Aktivitas selanjutnya kemudian terjadi pada bulan [[Agustus]] tahun [[1819]] dengan adanya letusan-letusan kecil dengan api dan bunyi gemuruh disertai [[gempa susulan]] yang dianggap sebagai bagian dari letusan tahun [[1815]].<ref name="Oppenheimer2003"/> Letusan ini masuk dalam skala kedua pada skala VEI. Sekitar tahun [[1880]] ± 30 tahun, Tambora kembali meletus, tetapi hanya di dalam kaldera.<ref name="EruptiveHistory"/> Letusan ini membuat aliran lava kecil dan [[ekstrusi (geologi)|ekstrusi]] kubah lava, yang kemudian membentuk kawah baru bernama ''Doro Api Toi'' di dalam kaldera.<ref>{{cite web|title=Tambora Historic Eruptions and Recent Activities|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi|url=http://www.vsi.esdm.go.id/volcanoes/tambora/history.html|accessdate=13 November|accessyear=2006|archive-date=2007-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20070927043444/http://www.vsi.esdm.go.id/volcanoes/tambora/history.html|dead-url=no}}</ref>
 
Gunung Tambora masih berstatus aktif. Kubah lava kecil dan aliran lava masih terjadi pada lantai kaldera pada abad ke-19 dan abad ke-20.<ref name="gvp">{{cite web|title=Tambora|url=http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-04=|work=Global Volcanism Program|publisher=[[Smithsonian Institution]]|accessdate=7 Oktober|accessyear=2006|7=|archive-date=2013-02-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20130220220824/http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-04=|dead-url=yes}}</ref> Letusan terakhir terjadi pada tahun [[1967]],<ref name="EruptiveHistory"/> yang disertai dengan gempa dan terukur pada skala 0 VEI, yang berarti letusan terjadi tanpa disertai dengan ledakan.
 
== Letusan tahun 1815 ==
{{utama|Letusan Tambora 1815}}
=== Kronologi letusan ===
[[Berkas:1815 tambora explosion.png|ka|350px|jmpl|Daerah yang diperkirakan terkena abu letusan Tambora tahun 1815. Daerah merah menunjukan ketebalan abu vulkanik. Abu tersebut mencapai pulau [[Kalimantan]] dan [[Sulawesi]] (ketebalan 1 cm).]]
 
Gunung Tambora mengalami ketidakaktifan selama beberapa abad sebelum tahun 1815, dikenal dengan nama [[gunung berapi tidur|gunung berapi "tidur"]], yang merupakan hasil dari pendinginan hydrous magma di dalam [[dapur magma]] yang tertutup.<ref name="Foden1986"/> Di dalam [[dapur magma]] dalam kedalaman sekitar 1,5-4,5&nbsp;km, larutan padat dari cairan magma bertekanan tinggi terbentuk pada saat pendinginan dan kristalisasi magma. Tekanan di kamar magma sekitar 4-5 [[bar|kbar]] muncul dan temperatur sebesar 700&nbsp;°C-850&nbsp;°C.<ref name="Foden1986"/>
 
Pada tahun 1812, kaldera gunung Tambora mulai bergemuruh dan menghasilkan awan hitam.<ref name="Stothers1984">{{cite journal|last=Stothers|first=Richard B.|journal=Science|title=The Great Tambora Eruption in 1815 and Its Aftermath|volume=224|issue=4654|date=1984|pages=1191–1198|url=http://dx.doi.org/10.1126/science.224.4654.1191|access-date=2007-10-06|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201821/https://www.science.org/doi/10.1126/science.224.4654.1191|dead-url=no}}</ref> Pada tanggal [[5 April]] [[1815]], letusan terjadi, diikuti dengan suara [[guruh]] yang terdengar di [[Makassar]], [[Sulawesi]] (380&nbsp;km dari gunung Tambora), Batavia (kini [[Jakarta]]) di pulau [[Jawa]] (1.260&nbsp;km dari gunung Tambora), dan [[Ternate]] di [[Maluku]] (1400&nbsp;km dari gunung Tambora). Suara guruh ini terdengar sampai ke pulau [[Sumatra]] pada tanggal [[10 April|10]]-[[11 April]] [[1815]] (lebih dari 2.600&nbsp;km dari gunung Tambora) yang awalnya dianggap sebagai suara tembakan senapan.<ref name="Raffles1830">[[Stamford Raffles|Raffles, S]]. 1830: ''Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles, F.R.S. &c., particularly in the government of Java 1811–1816, and of Bencoolen and its dependencies 1817–1824: with details of the commerce and resources of the eastern archipelago, and selections from his correspondence.'' London: John Murray, cited by Oppenheimer (2003).</ref> Pada pagi hari tanggal [[6 April]] [[1815]], abu vulkanik mulai jatuh di [[Jawa Timur]] dengan suara guruh terdengar sampai tanggal [[10 April]] [[1815]].
 
Pada pukul 7:00 malam tanggal [[10 April]], letusan gunung ini semakin kuat.<ref name="Stothers1984"/> Tiga lajur api terpancar dan bergabung.<ref name="Raffles1830"/> Seluruh pegunungan berubah menjadi aliran besar api.<ref name="Raffles1830"/> Batuan apung dengan diameter 20&nbsp;cm mulai menghujani pada pukul 8:00 malam, diikuti dengan abu pada pukul 9:00-10:00 malam. Aliran piroklastik panas mengalir turun menuju laut di seluruh sisi semenanjung, memusnahkan desa Tambora. Ledakan besar terdengar sampai sore tanggal [[11 April]]. Abu menyebar sampai [[Jawa Barat]] dan [[Sulawesi Selatan]]. Bau "nitrat" tercium di Batavia dan hujan besar yang disertai dengan abu tefrit jatuh, akhirnya reda antara tangal [[11 April|11]] dan [[17 April]] [[1815]].<ref name="Stothers1984"/>
 
{{Kutipan|Letusan pertama terdengar di pulau ini pada sore hari tanggal [[5 April]], mereka menyadarinya setiap seperempat jam, dan terus berlanjut dengan jarak waktu sampai hari selanjutnya. Suaranya, pada contoh pertama, hampir dianggap suara meriam; sangat banyak sehingga sebuah detasemen tentara bergerak dari [[Yogyakarta|Djocjocarta]], dengan perkiraan bahwa pos terdekat diserang, dan sepanjang pesisir, perahu-perahu dikirimkan pada dua kesempatan dalam pencarian sebuah kapal yang semestinya berada dalam keadaan darurat.|author=Laporan [[Thomas Stamford Raffles]].<ref name="Raffles1830"/>}}
 
Letusan tersebut masuk dalam skala tujuh pada skala [[Volcanic Explosivity Index]].<ref name="Briffa1998">{{cite journal|last=Briffa|first=K.R.|coauthors=Jones, P.D., Schweingruber, F.H. and Osborn T.J.|title=Influence of volcanic eruptions on Northern Hemisphere summer temperature over 600 years|journal=[[Nature]]|volume=393|pages=450–455|url=http://dx.doi.org/10.1038/30943|access-date=2007-10-07|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201818/https://www.nature.com/articles/30943|dead-url=no}}</ref> Letusan ini empat kali lebih kuat daripada letusan gunung [[Krakatau]] tahun [[1883]]. Diperkirakan 100&nbsp;km³ piroklastik [[trakiandesit]] dikeluarkan, dengan perkiraan massa 1,4×10<sup>14</sup> kg.<ref name="Oppenheimer2003"/> Hal ini meninggalkan kaldera dengan ukuran 6–7&nbsp;km dan kedalaman 600–700 m.<ref name="Stothers1984"/> Massa jenis abu yang jatuh di [[Makassar]] sebesar 636&nbsp;kg/m².<ref name="Stothers2004">{{cite journal|last=Stothers|first=Richard B.|title=Density of fallen ash after the eruption of Tambora in 1815|journal=Journal of Volcanology and Geothermal Research|volume=134|date=2004|pages=343–345|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2004.03.010|access-date=2007-10-07|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201821/https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0377027304000629?via%3Dihub|dead-url=no}}</ref> Sebelum letusan, gunung Tambora memiliki ketinggian kira-kira 4.300 m,<ref name="Stothers1984"/> salah satu puncak tertinggi di Indonesia. Setelah letusan, tinggi gunung ini hanya setinggi 2.851 m.<ref name="Monk">{{cite book|last = Monk|first = K.A.|coauthors = Fretes, Y., Reksodiharjo-Lilley, G.|title = The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku|publisher = Periplus Editions Ltd.|date = 1996|location = Hong Kong|pages = hal. 60|id = ISBN 962-593-076-0}}</ref>
 
Letusan Tambora tahun 1815 adalah letusan terbesar dalam sejarah.<ref name="Oppenheimer2003"/><ref name="Stothers1984"/> Letusan gunung ini terdengar sejauh 2.600&nbsp;km, dan abu jatuh setidaknya sejauh 1.300&nbsp;km.<ref name="Stothers1984"/> Kegelapan terlihat sejauh 600&nbsp;km dari puncak gunung selama lebih dari dua hari. Aliran piroklastik menyebar setidaknya 20&nbsp;km dari puncak.
 
=== Akibat ===
Semua tumbuh-tumbuhan di pulau hancur. Pohon yang tumbang bercampur dengan abu batu apung masuk ke laut dan membentuk rakit dengan jarak lintas melebihi 5&nbsp;km.<ref name="Stothers1984"/> Rakit batu apung lainnya ditemukan di [[Samudra Hindia]], di dekat [[Kolkata]] pada tanggal [[1 Oktober|1]] dan [[3 Oktober]] [[1815]].<ref name="Oppenheimer2003"/> Awan dengan abu tebal masih menyelimuti puncak pada tanggal [[23 April]]. Ledakan berhenti pada tanggal [[15 Juli]], walaupun emisi asap masih terlihat pada tanggal [[23 Agustus]]. Api dan gempa susulan dilaporkan terjadi pada bulan [[Agustus]] tahun [[1819]], empat tahun setelah letusan.
{{Kutipan|Dalam perjalananku menuju bagian barat pulau, aku hampir melewati seluruh Dompo dan banyak bagian dari Bima. Kesengsaraan besar-besaran terhadap penduduk yang berkurang memberikan pukulan hebat terhadap penglihatan. Masih terdapat mayat di jalan dan tanda banyak lainnya telah terkubur: desa hampir sepenuhnya ditinggalkan dan rumah-rumah roboh, penduduk yang selamat kesulitan mencari makanan.<br />...<br />Semenjak letusan, [[diare]] menyerang warga di Bima, Dompo, dan Sang’ir, yang menyerang jumlah penduduk yang besar. Diduga penduduk minum air yang terkontaminasi abu, dan kuda juga meninggal, dalam jumlah yang besar untuk masalah yang sama.|author=Letnan Philips yang diperintahkan [[Thomas Stamford Raffles|Sir Stamford Raffles]] untuk pergi ke [[Sumbawa]].<ref name="Raffles1830"/>}}
 
[[Tsunami]] besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada tanggal [[10 April]], dengan ketinggian di atas 4 m di Sanggar pada pukul 10:00 malam.<ref name="Stothers1984"/> Tsunami setinggi 1–2 m dilaporkan terjadi di Besuki, [[Jawa Timur]] sebelum tengah malam dan tsunami setinggi 2 m terjadi di [[Maluku]].
 
Tinggi asap letusan mencapai [[stratosfer]], dengan ketinggian lebih dari 43&nbsp;km.<ref name="Oppenheimer2003"/> Partikel abu jatuh 1 sampai 2 minggu setelah letusan, tetapi terdapat partikel abu yang tetap berada di [[atmosfer]] [[bumi]] selama beberapa bulan sampai beberapa tahun pada ketinggian 10–30&nbsp;km.<ref name="Stothers1984"/> Angin bujur menyebarkan partikel tersebut di sekeliling dunia, membuat terjadinya fenomena. Matahari terbenam yang berwarna dan senja terlihat di [[London]], [[Inggris]] antara tanggal [[28 Juni]] dan [[2 Juli]] [[1815]] dan [[3 September]] dan [[7 Oktober]] [[1815]].<ref name="Stothers1984"/> Pancaran cahaya langit senja muncul berwarna orange atau merah di dekat ufuk langit dan ungu atau merah muda di atas.
 
Perkiraan kematian bervariasi, tergantung dari sumber yang ada. Zollinger (1855) memperkirakan 10.000 orang meninggal karena aliran piroklastik. Di pulau Sumbawa, terdapat 38.000 kematian karena kelaparan, dan 10.000 lainnya karena penyakit dan kelaparan di pulau [[Lombok]].<ref name="Zollinger1855">Zollinger (1855): ''Besteigung des Vulkans Tamboro auf der Insel Sumbawa und Schiderung der Eruption desselben im Jahren 1815'', Wintherthur: Zurcher and Fürber, Wurster and Co., cited by Oppenheimer (2003).</ref> Petroeschevsky (1949) memperkirakan sekitar 48.000 dan 44.000 orang terbunuh di Sumbawa dan Lombok.<ref name="Petroeschevsky1949">Petroeschevsky (1949): A contribution to the knowledge of the Gunung Tambora (Sumbawa). ''Tijdschrift van het K. Nederlandsch Aardrijkskundig Genootschap'', Amsterdam Series 2 66, 688–703, cited by Oppenheimer (2003).</ref> Beberapa pengarang menggunakan figur Petroeschevsky, seperti Stothers (1984), yang menyatakan jumlah kematian sebesar 88.000 jiwa.<ref name="Stothers1984"/> Tanguy (1998) mengklaim figur Petroeschevsky tidak dapat ditemukan dan berdasarkan referensi yang tidak dapat dilacak.<ref name="Tanguy1998"/> Tanguy merevisi jumlah kematian berdasarkan dua sumber, sumber dari Zollinger, yang menghabiskan beberapa bulan di Sumbawa setelah letusan dan catatan [[Sir Thomas Raffles|Raffles]].<ref name="Raffles1830"/> Tanguy menunjukan bahwa terdapat banyak korban di [[Bali]] dan [[Jawa Timur]] karena penyakit dan kelaparan. Diperkirakan 11.000 meninggal karena pengaruh gunung berapi langsung dan 49.000 oleh penyakit epidemi dan kelaparan setelah letusan.<ref name="Tanguy1998"/> Oppenheimer (2003) menyatakan jumlah kematian lebih dari 71.000 jiwa seperti yang terlihat di tabel dibawah.<ref name="Oppenheimer2003"/>
 
<div align="center" style="float:clear;">
{| class="wikitable" cellpadding=5
|+ <big>Perbandingan letusan gunung Tambora dan letusan gunung lainnya</big>
|-
! Letusan !! Tahun !! Tinggi asap (km) !! &nbsp;[[Volcanic Explosivity Index|VEI]]&nbsp; !! Perubahan musim panas Belahan bumi utara (°C) !! Kematian
|-
| [[Danau Taupo|Taupo]] || [[181]] || align="center" | 51 || align="center" | 7 || align="center" | ? || tidak diketahui
|-
| [[Gunung Baekdu|Baekdu]] || [[969]] || align="center" | 25 || align="center" | 6–7 || align="center" | ? || ?
|-
| [[Kuwae]] || [[1452]] || align="center" | ? || align="center" | 6 || align="center" | −0,5 || ?
|-
| [[Huaynaputina]] || [[1600]] || align="center" | 46 || align="center" | 6 || align="center" | −0,8 || ≈1400
|-
| Tambora || [[1815]] || align="center" | 43 || align="center" | 7 || align="center" | −0,5 || > 71.000
|-
| [[Krakatau]] || [[1883]] || align="center" | 25 || align="center" | 6 || align="center" | −0,3 || 36.600
|-
| [[Santamaría (gunung berapi)|Santamaría]] || [[1902]] || align="center" | 34 || align="center" | 6 || align="center" | tidak terdapat perubahan || 7.000-13.000
|-
| [[Gunung Katmai|Katmai]] || [[1912]] || align="center" | 32 || align="center" | 6 || align="center" | −0,4 || 2
|-
| [[Gunung St. Helens]] || [[1980]] || align="center" | 19 || align="center" | 5 || align="center" | tidak terdapat perubahan || 57
|-
| [[El Chichón]] || [[1982]] || align="center" | 32 || align="center" | 4–5 || align="center" | ? || > 2.000
|-
| [[Nevado del Ruiz]] || [[1985]] || align="center" | 27 || align="center" | 3 || align="center" | tidak terdapat perubahan || 23.000
|-
| [[Pinatubo]] || [[1991]] || align="center" | 34 || align="center" | 6 || align="center" | −0,5 || 1202
|-
| colspan=6 | <span style="font-size:smaller;">Sumber: Oppenheimer (2003),<ref name="Oppenheimer2003"/> dan ''Smithsonian Global Volcanism Program'' untuk VEI.<ref>{{cite web|title=Large Holocene Eruptions|publisher=[[Smithsonian Institution]]|work=Global Volcanism Program|accessdate=7 November|accessyear=2006|url=http://www.volcano.si.edu/world/largeeruptions.cfm|archive-date=2012-01-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20120117212357/http://volcano.si.edu/world/largeeruptions.cfm|dead-url=yes}}</ref></span>
|}
</div>
 
=== Pengaruh global ===
{{see also|Tahun tanpa musim panas}}
 
[[Berkas:Greenland sulfate.png|jmpl|kiri|240px|Jumlah konsentrasi [[sulfat]] di inti es dari [[Tanah Hijau]] tengah, tarikh tahun dihitung dengan variasi [[isotop oksigen]] musiman. Terdapat letusan yang tidak diketahui pada tahun [[1810-an]]. Sumber: Dai (1991).<ref name="Dai1991">{{cite journal|last=Dai|first=J.|coauthors=Mosley-Thompson and L.G. Thompson|date=1991|title=Ice core evidence for an explosive tropical volcanic eruption six years preceding Tambora|journal=Journal of Geophysical Research (Atmospheres)|volume=96|pages=17,361–17,366}}</ref>]]
Letusan gunung Tambora tahun 1815 mengeluarkan [[sulfur]] ke [[stratosfer]], menyebabkan penyimpangan iklim global. Metode berbeda telah memperkirakan banyaknya sulfur yang dikeluarkan selama letusan: metode [[petrologi]], sebuah pengukuran berdasarkan pengamatan [[anatomi]], dan metode konsentrasi sulfat inti es, menggunakan es dari [[Tanah Hijau]] dan [[Antartika]]. Perkiraan beragam tergantung dari metode, antara 10 Tg S hingga 120 Tg S.<ref name="Oppenheimer2003"/>
 
Pada musim semi dan musim panas tahun [[1816]], sebuah ''kabut kering'' terlihat di timur laut [[Amerika Serikat]]. Kabut tersebut memerahkan dan mengurangi cahaya matahari, seperti bintik pada matahari yang terlihat dengan mata telanjang. Baik angin atau hujan tidak dapat menghilangkan "kabut" tersebut. "Kabut" tersebut diidentifikasikan sebagai ''kabut aerosol sulfat stratosfer''.<ref name="Oppenheimer2003"/> Pada musim panas tahun [[1816]], negara di [[Belahan Utara]] menderita karena kondisi cuaca yang berubah, disebut sebagai ''[[Tahun tanpa musim panas]]''. Temperatur normal dunia berkurang sekitar 0,4-0,7&nbsp;°C,<ref name="Stothers1984"/> cukup untuk menyebabkan permasalahan pertanian di dunia. Pada tanggal [[4 Juni]] [[1816]], cuaca penuh es dilaporkan di [[Connecticut]], dan dan pada hari berikutnya, hampir seluruh [[New England]] digenggam oleh dingin. Pada tanggal [[6 Juni]] [[1816]], salju turun di [[Albany, New York]], dan [[Dennysville, Maine]].<ref name="Oppenheimer2003"/> Kondisi serupa muncul untuk setidaknya tiga bulan dan menyebabkan gagal panen di Amerika Utara. [[Kanada]] mengalami musim panas yang sangat dingin. Salju setebal 30&nbsp;cm terhimpun didekat [[Kota Quebec]] dari tanggal [[6 Juni|6]] sampai [[10 Juni]] [[1816]].
 
1816 adalah tahun terdingin kedua di Belahan Bumi Utara sejak tahun 1400 Masehi, setelah letusan gunung [[Huaynaputina]] di [[Peru]] tahun [[1600]].<ref name="Briffa1998"/> Tahun [[1810-an]] adalah dekade terdingin dalam rekor sebagai hasil dari letusan Tambora tahun 1815 dan lainnya menduga letusan terjadi antara tahun [[1809]] dan tahun [[1810]]. Perubahan temperatur permukaan selama musim panas tahun [[1816]], [[1817]] dan tahun [[1818]] sebesar -0,51, -0,44 dan -0,29&nbsp;°C,<ref name="Briffa1998"/> dan juga musim panas yang lebih dingin, bagian dari Eropa mengalami badai salju yang lebih deras.
 
Perubahan iklim disalahkan sebagai penyebab [[wabah]] [[tifus]] di Eropa Tenggara dan [[Laut Tengah]] bagian timur di antara tahun [[1816]] dan tahun [[1819]].<ref name="Oppenheimer2003"/> Banyak ternak meninggal di [[New England]] selama musim dingin tahun [[1816]]-[[1817]]. Suhu udara yang dingin dan hujan besar menyebabkan gagal panen di [[Britania Raya|Kepulauan Britania]]. Keluarga-keluarga di [[Wales]] mengungsi dan mengemis untuk makanan. Kelaparan merata di [[Irlandia]] utara dan barat daya karena [[gandum]], [[haver]] dan [[kentang]] mengalami gagal panen. Krisis terjadi di [[Jerman]], harga makanan naik dengan tajam. Akibat kenaikan harga yang tidak diketahui menyebabkan terjadinya demonstrasi di depan pasar dan toko roti yang diikuti dengan kerusuhan, pembakaran rumah dan perampokan yang terjadi di banyak kota-kota di [[Eropa]]. Ini adalah kelaparan terburuk yang terjadi pada abad ke-19.<ref name="Oppenheimer2003"/>
 
== Bukti arkeologi ==
Pada musim panas tahun [[2004]], tim dari [[Universitas Rhode Island]], [[Universitas North Carolina di Wilmington]], dan direktorat vulkanologi Indonesia, dipimpin oleh [[Haraldur Sigurdsson]], memulai sebuah penggalian arkeologi di gunung Tambora.<ref name="URI"/> Setelah enam minggu, tim tersebut menggali bukti adanya [[Tambora (kebudayaan yang hilang)|kebudayaan yang hilang]] yang musnah karena letusan gunung Tambora. Situs tersebut terletak 25 [[kilometer|km]] sebelah barat kaldera, di dalam hutan, 5 [[kilometer|km]] dari pantai. Tim tersebut harus melewati endapan batu apung vulkanik dan abu dengan tebal 3 [[meter|m]].
 
Tim tersebut menggunakan [[radar penembus tanah]] untuk mencari lokasi rumah kecil yang terkubur. Mereka menggali kembali rumah dan mereka menemukan sisa dua orang dewasa, dan juga mangkuk perunggu, peralatan besi dan artifak lainnya. Desain dan dekorasi artifak memiliki kesamaan dengan artifak dari [[Vietnam]] dan [[Kamboja]].<ref name="URI" /> Uji coba dilakukan menggunakan teknik karbonisasi memperjelas bahwa mereka terbentuk dari [[pensil arang]] yang dibentuk oleh panas [[magma]]. Semua orang, rumah dan kebudayaan dibiarkan seperti saat mereka berada tahun [[1815]]. Sigurdsson menyebut kebudayaan ini sebagai ''[[Pompeii]] dari timur''.<ref>{{cite news|publisher=[[BBC News]]|title='Pompeii of the East' discovered|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/4748902.stm|date=28 Februari 2006|accessdate=9 Oktober|accessyear=2006|archive-date=2006-12-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20061219200937/http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/4748902.stm|dead-url=no}}</ref><ref>{{cite news|publisher=Bloomberg Asia|title=Indonesian Volcano Site Reveals ‘Pompeii of the East’ (Update1)|url=http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=10000080&sid=agqrX3FIpeQU&refer=asia|date=28 Februari 2006|accessdate=9 Oktober|accessyear=2006|archive-date=2007-09-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20070930035748/https://www.bloomberg.com/apps/news?pid=10000080&sid=agqrX3FIpeQU&refer=asia|dead-url=no}}</ref> Berdasarkan artifak yang ditemukan, yang mayoritas benda perunggu, tim menyatakan bahwa orang-orang tersebut tidak miskin. Bukti sejarah menunjukan bahwa orang di pulau Sumbawa terkenal di [[Hindia Timur]] untuk [[madu]], [[kuda]], [[kayu sepang]] (''[[caesalpinia sappan]]''), memproduksi [[dye]] merah, dan [[cendana]] yang digunakan untuk [[dupa]] dan pengobatan.<ref name="URI"/> Daerah ini diketahui produktif dalam bidang pertanian.
 
Penemua arkeologi memperjelas bahwa terdapat kebudayaan yang hancur karena letusan tahun 1815. Sebutan ''Kerajaan Tambora yang hilang'' disebut oleh media.<ref>{{cite news|publisher=National Geographic|title=‘Lost Kingdom’ Discovered on Volcanic Island in Indonesia|url=http://news.nationalgeographic.com/news/2006/02/0227_060227_lost_kingdom.html|date=27 Februari 2006|accessdate=9 Oktober|accessyear=2006|archive-date=2006-11-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20061114083821/http://news.nationalgeographic.com/news/2006/02/0227_060227_lost_kingdom.html|dead-url=no}}</ref><ref>{{cite news|publisher=[[International Herald Tribune]]|title='Lost kingdom' springs from the ashes|date=1 Maret 2006|accessdate=9 Oktober|accessyear=2006|url=http://www.iht.com/articles/2006/03/01/healthscience/snvolc.php|archiveurl=https://web.archive.org/web/20060312091532/http://www.iht.com/articles/2006/03/01/healthscience/snvolc.php|archivedate=2006-03-12|dead-url=no}}</ref> Dengan penemuan ini, Sigurdsson bermaksud untuk kembali ke Tambora tahun [[2007]] untuk mencari sisa desa, dan berharap dapat menemukan istana.<ref name="URI"/>
 
== Ekosistem ==
Tim penelitian yang dipimpin oleh [[botani|ahli botani]] [[Swiss]], Heinrich Zollinger, tiba di pulau Sumbawa tahun 1847.<ref>{{cite web|title=Heinrich Zollinger|url=http://www.zollinger-genealogy.com/FamousZollingers/heinrichzollinger.php|publisher=Zollinger Family History Research|accessdate=14 November|accessyear=2006|archive-date=2012-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20120306150939/http://www.zollinger-genealogy.com/FamousZollingers/heinrichzollinger.php|dead-url=no}}</ref> Misi Zollinger adalah untuk mempelajari letusan dan pengaruhnya terhadap ekosistem lokal. Ia adalah orang pertama yang memanjat ke puncak gunung Tambora setelah letusan gunung tersebut. Gunung tersebut masih tertutup oleh asap. Ketika Zollinger memanjat, kakinya tenggelam beberapa kali melalui kerak permukaan tipis menuju lapisan hangat yang seperti [[sulfur]]. Beberapa tumbuh-tumbuhan kembali tumbuh dan beberapa pohon diamati di lereng yang lebih rendah. Hutan ''[[Casuarina]]'' dicatat pada 2.200-2.550 m.<ref name="Zollinger2">Zollinger (1855) cited by Trainor (2002).</ref> Beberapa ''[[Imperata cylindrica]]'' juga dapat ditemukan.
 
Penduduk mulai tinggal di gunung Tambora pada tahun [[1907]]. Penanaman [[kopi]] dimulai pada tahun [[1930-an]] di lereng bagian barat laut gunung Tambora, di desa Pekat.<ref name="Boers1995">{{cite journal|title=Mount Tambora in 1815: A Volcanic Eruption in Indonesia and its Aftermath|last=de Jong Boers|first=B.|journal=Indonesia|volume=60|date=1995|pages=37–59|url=http://e-publishing.library.cornell.edu:80/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1106964023}}</ref> [[Hutan hujan]] yang disebut ''Duabangga moluccana'' telah tumbuh dengan ketinggian 1.000-2.800 [[meter|m]].<ref name="Boers1995"/> Penanaman tersebut mencakupi daerah seluas 80.000 hektare (800&nbsp;km²). Hutan hujan ditemukan oleh tim [[Belanda]], dipimpin oleh Koster dan De Voogd tahun 1933.<ref name="Boers1995"/> Mereka memulai perjalanan di "daerah hampir tandus, kering dan panas" dan mereka memasuki "hutan hebat" dengan "raksasa hutan yang besar dan megah". Pada ketinggian 1.100 m, mereka memasuki hutan [[montane]]. Pada ketinggian 1.800 m, mereka menemukan ''[[Dodonaea viscosa]]'' yang didominasi oleh pohon ''Casuarina''. Di puncak, mereka menemukan sedikit ''[[Anaphalis|Anaphalis viscida]]'' dan ''[[Wahlenbergia]]''.
 
56 spesies burung ditemukan tahun 1896, termasuk ''[[Crested White-eye]]''.<ref name="Trainor2002">{{cite journal|title=Birds of Gunung Tambora, Sumbawa, Indonesia: effects of altitude, the 1815 catalysmic volcanic eruption and trade|last=Trainor|first=C.R.|volume=18|journal=Forktail|date=2002|pages=49–61|url=http://www.orientalbirdclub.org/publications/forktail/18pdfs/Trainor-Tambora.pdf|access-date=2007-10-07|archive-date=2012-02-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20120226205950/http://www.orientalbirdclub.org/publications/forktail/18pdfs/Trainor-Tambora.pdf|dead-url=yes}}</ref> 12 spesies lainnya ditemukan pada tahun [[1981]]. Beberapa penelitian ahli ilmu hewan menemukan spesies burung lainnya di gunung, menghasilkan ditemukannya lebih dari 90 spesies burung. [[Kakatua-kecil Jambul-kuning]], [[Murai Asia]], [[Tiong Emas]], [[Ayam hutan Hijau]] dan [[Perkici Pelangi]] diburu untuk dijual dan dipelihara oleh penduduk setempat. [[Gosong berkaki-jingga]] diburu untuk dimakan. Eksploitasi burung menyebabkan berkurangnya populasi burung. ''Yellow-crested Cockatoo'' hampir punah di pulau Sumbawa.<ref name="Trainor2002"/>
 
Sejak tahun ''1972'', perusahaan penebangan komersial telah beroperasi di daerah ini, yang menyebabkan ancaman terhadap hutan hujan. Perusahaan penebangan memegang izin untuk menebang kayu di daerah seluas 20.000 hektare (200&nbsp;km²), atau 25% dari jumlah luas daerah.<ref name="Boers1995"/> Bagian hutan hujan lainnya digunakan untuk berburu. Di antara tanah berburu dan tanah penebangan, terdapat [[cagar alam]], temat [[rusa]], [[kerbau]], [[babi hutan]], [[kelelawar]], [[rubah terbang]], dan berbagai spesies [[reptil]] dan [[burung]] dapat ditemukan.<ref name="Boers1995"/>
 
== Pengamatan ==
Populasi [[Indonesia]] meningkat dengan cepat sejak letusan tahun [[1815]]. Pada tahun [[2006]], populasi Indonesia telah mencapai 222 juta jiwa,<ref>{{cite press release|publisher = Badan Pusat Statistik|title = Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2005–2006|date = 1 September 2006|url = http://www.bps.go.id/releases/files/kemiskinan-01sep06.pdf|language = |accessdate = 26 September|accessyear = 2006}} {{Cite web |url=http://www.bps.go.id/releases/files/kemiskinan-01sep06.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2007-10-07 |archive-date=2006-09-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060927070525/http://www.bps.go.id/releases/files/kemiskinan-01sep06.pdf |dead-url=unfit }}</ref> dan 130 juta penduduk berada di pulau [[Jawa]] dan [[Bali]].<ref>{{cite web|last = Calder|first = Joshua|title = Most Populous Islands|publisher = World Island Information|date = 3 Mei 2006|url = http://www.worldislandinfo.com/POPULATV2.htm|accessdate = 26 September|accessyear = 2006|archive-date = 2006-08-14|archive-url = https://web.archive.org/web/20060814170852/http://www.worldislandinfo.com/POPULATV2.htm|dead-url = no}}</ref> Sebuah letusan gunung berapi sebesar letusan Tambora tahun 1815 akan menyebabkan kematian yang lebih besar, sehingga aktivitas vulkanik di Indonesia terus diamati, termasuk gunung Tambora.
 
Aktivitas seismologi di Indonesia diamati oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia. Pos pengamatan untuk gunung Tambora terletak di desa Doro Peti.<ref name="vsidanger">{{cite web|url=http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static/volcano/tambora/bahaya.html|title=Tambora Hazard Mitigation|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi|accessdate=13 November|accessyear=2006|language=|archive-date=2007-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20070929120048/http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static%2Fvolcano%2Ftambora%2Fbahaya.html|dead-url=yes}}</ref> Mereka memfokuskan aktivitas seismik dan tektonik dengan menggunakan [[seismometer]]. Sejak letusan tahun 1880, tidak terdapat peningkatan aktivitas seismik.<ref>{{cite web|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia|title=Tambora Geophysics|language=dalam [[bahasa Indonesia]]|url=http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static/volcano/tambora/geofisika.html|accessdate=13 November|accessyear=2006|archive-date=2007-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20070929120113/http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static%2Fvolcano%2Ftambora%2Fgeofisika.html|dead-url=yes}}</ref> Pengamatan terus dilakukan di dalam kaldera, terutama di kawah Doro Api Toi.
 
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menegaskan peta mitigasi bahaya gunung Tambora. Dua zona yang dinyatakan adalah zona bahaya dan zona waspada.<ref name="vsidanger"/> Zona bahaya adalah daerah yang secara langsung terpengaruh oleh letusan: aliran piroklastik, aliran lava dan jatuhnya [[piroklastik]] lainnya. Daerah ini, termasuk kaldera dan sekelilingnya, meliputi daerah seluas 58,7&nbsp;km². Orang dilarang tinggal di zona berbahaya. Zona waspada termasuk daerah yang mungkin dapat secara langsung terpengaruh oleh letusan: aliran [[lahar]] dan batuan apung lainnya. Luas dari daerah waspada sebesar 185&nbsp;km², termasuk desa Pasanggrahan, Doro Peti, Rao, Labuan Kenanga, Gubu Ponda, Kawindana Toi dan Hoddo. Sungai yang disebut sungai Guwu yang terletak di bagian selatan dan barat laut gunung Tambora juga dimasukan kedalam zona waspada.<ref name="vsidanger"/>
 
==Galeri==
<gallery mode="packed-overlay" heights="200">
Berkas:Mount Tambora Volcano, Sumbawa Island, Indonesia.jpg|Gunung Tambora
Berkas:Caldera Mt Tambora Sumbawa Indonesia.jpg|Kaldera Gunung Tambora
Berkas:20160321114543 - The volcanic Gunung Tambora across the Saleh Sea (25657001640).jpg|Gunung Tambora
</gallery>
 
== Catatan kaki ==
{{reflist|2}}
 
== Daftar pustaka ==
<div style="font-size: 90%">
* C.R. Harrington (ed.). ''The Year without a summer?: world climate in 1816'', Ottawa: Canadian Museum of Nature, 1992. ISBN 0-660-13063-7
* Henry and Elizabeth Stommel. ''Volcano Weather: The Story of 1816, the Year without a Summer'', Newport RI. 1983. ISBN 0-915160-71-4
</div>
 
== Pranala luar ==
* {{cite web | title=Gunung berapi dan vulkanik Indonesia | work=Cascades Volcano Observatory | publisher=USGS | url=http://vulcan.wr.usgs.gov/Volcanoes/Indonesia/framework.html | 5=accessdate 2006-03-19 | access-date=2007-10-06 | archive-date=2013-09-03 | archive-url=https://web.archive.org/web/20130903224428/http://vulcan.wr.usgs.gov/Volcanoes/Indonesia/framework.html | dead-url=no }}
* {{cite web | title=Tambora, Sumbawa, Indonesia | work=Volcano World | publisher=Departmen Geosains di Universitas Negara Oregon | url=http://volcano.und.nodak.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/indonesia/tambora.html | access-date=2007-10-06 | archive-date=2007-07-02 | archive-url=https://web.archive.org/web/20070702155632/http://volcano.und.nodak.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/indonesia/tambora.html | dead-url=yes }}
* {{cite web | title=Tambora | work=Global Volcanism Program | publisher=[[Institusi Smithsonian]] | url=http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-04= | access-date=2007-10-06 | archive-date=2013-02-20 | archive-url=https://web.archive.org/web/20130220220824/http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0604-04= | dead-url=yes }}
* Pemandangan dari WikiSatellite di [http://www.wikimapia.org/maps?ll=-8.25,118&spn=0.4,0.6&t=h WikiMapia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101215194946/http://www.wikimapia.org/maps?ll=-8.25,118&spn=0.4,0.6&t=h |date=2010-12-15 }}
 
{{Gunung di Indonesia}}
{{Tempat Wisata Nusa Tenggara Barat Barat}}
 
[[Kategori:Gunung berapi di Nusa Tenggara Barat|T]]
[[Kategori:Kaldera di Indonesia]]
[[Kategori:Supervulkan|T]]
[[Kategori:Gunung berapi aktif di Indonesia]]