Tahsin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: Seyogyanya → Seyogianya
Clairesijabat (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
 
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
 
'''Tahsin''' ([[bahasa Arab]]: تحسین) adalah kata dari [[bahasa Arab]] yang berarti memperbaiki, meningkatkan, atau memperkaya. Hal ini juga umumnya digunakan sebagai nama yang diberikan untuk anak-anak laki-laki di dunia [[Arab Saudi|Arab]] dan [[Islam]]. Tahsin dalam islam mengandung makna bahwa tuntutan agar dalam membaca [[alquran]] harus benar dan tepat sesuai dengan contohnya demi terjaganya orisinalitas praktik tilawah sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
 
Tahsin menurut bahasa berasal dari ‘hassana‘''hassana-yuhassinu’yuhassinu''’ yang artinya membaguskan. Kata ini sering digunakan sebagai sinonim dari kata tajwid yang berasal dari ‘jawwada‘''jawwada-yujawwidu’yujawwidu''’ apabila ditinjau dari segi bahasa. Oleh karena itu, pendefinisian tahsin menurut istilah disamakan dengan pendefinisan tajwid. Dalam Buku Tahsin Tilawah 1 LKP TARQI, penulis menuliskan bahwa definisi tajwid menurut para ulama secara umum sebagai berikut:
 
Tahsin atau [[tajwid]] adalah “mengeluarkan setiap huruf-huruf al -Quran dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya.” Atau dengan kata lain menyempurnakan semua hal yang berkaitan dengan kesempurnaan pengucapan huruf-huruf al -Quran dari aspek sifat-sifatnya yang senantiasa melekat padanya dan menyempurnakan pengucapan hukum hubungan antara satu huruf dengan yang lainnya seperti [[Izhar|idzhar]], [[idgham]], [[ikhfa]] dan sebagainya.
 
== Urgensi Tahsin dalam Membaca Al Quran ==
Baris 16:
 
=== Bukti Tanda Kesyukuran ===
Allah swt menjelaskan dalam QS. Al-Kahfi: 1, tentang dua nikmat terbesar yang telah diturunkan mendampingi kehidupan manusia yaitu diturunkannya Al Quran dan diutusnya Rasulullah saw. Surat tersebut diawali dengan lafazh ‘alhamdulillah’ untuk mengingatkannya. Lafazh tersebut telah dikenal sebagai ungkapan kesyukuran akan karunia dan nikmat terbesar dari Allah swt yang diturunkan kepada kehidupan manusia. Di dalam al Quran hanya ada 5 surat saja yang diawali dengan lafazh tersebut mengisyaratkan tentang nikmat Allah<ref>{{Cite news|url=http://hasanprayoga.com/nikmat-allah|title=3 Nikmat Allah Yang Sering Dilupakan Manusia|date=2016-11-21|newspaper=Hasan Prayoga|access-date=2016-11-22|archive-date=2016-11-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20161122153742/http://hasanprayoga.com/nikmat-allah/|dead-url=yes}}</ref> yang terbesar itu. Pada QS. Al Kahfi: 1, dengan demikian mengisyaratkan bahwa sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah swt dengan kedua nikmat tersebut, maka setiap muslim dituntut untuk senantiasa menjadikan dirinya agar semakin dengan dengan al Quran dengan cara yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah saw.
 
=== Membiasakan profesi Takwa ===
Baris 27:
 
tahsin, sebagai aktivitas memperbaiki bacaan alquran mengandung makna bahwa terjadi aktivitas mempelajari dan mengajarkan alquran. hal ini bersesuaian dengan hadits Nabi saw: "sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari dan mengajarkan alquran". Seyogianya tahsin dilaksanakan dengan menghadap guru/ustadz/ustadzah yang kompeten dibidang ilmu Quran. Dan tanpa menunggu sempurna segera diamalkan dan diajarkan kepada orang lain, sebatas materi yang telah betul-betul dikuasai. Hal ini dimaksudkan, agar pembelajar tahsin termasuk dalam kategori sebaik-baik manusia. Allahu a'lamu.
Alhamdulillah
 
=== Pranala Sumber ===
* [http://bukuislamu.com/pedoman-dauroh-al-quran Pedoman Dauroh Al Quran Tahsin Tajwid] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141208164311/http://bukuislamu.com/pedoman-dauroh-al-quran |date=2014-12-08 }}
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Istilah Islam]]