Fitrah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(22 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{distinguish|Zakat fitrah}}
'''Fitrah''' berasal dari akar kata f-t-r dalam [[bahasa Arab]] yang berarti membuka atau menguak. Fitrah sendiri mempunyai makna asal kejadian, keadaan yang suci dan kembali ke asal. Dari segi bahasa, kata '''fitrah''' terambil dari akar kata [[Al-Fath|al-fathr]] yang berarti belahan, dan dari makna ini lahir makna-makna lain, seperti "[[Penciptaan menurut Kitab Kejadian|penciptaan]]" dan "kejadian".<ref>{{Cite booksfn|title=Agama, Keyakinan, dan Etika|last=Miswanto, MA|first=Agus|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam Universitas Muhammadiyah Magelang|year=2012|isbn=978-602-18110-0-9|location=Magelang|pagesp=11}}</ref>
 
== Pengertian ==
Dalam [[Islam]] terdapat konsep bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah dalam hal ini berarti bayi dilahirkan dalam keadaan suci, tidak memiliki dosa apapun. Seseorang yang kembali kepada fitrahnya, mempunyai makna ia mencari kesucian dan keyakinannya yang asli, sebagaimana pada saat ia dilahirkan.
[[#CITEREFLane1863|Lane (1863)]]<!--Markah ini dipilih karena markah {{harvtxt}} menampilkan teks "(Lane 1863)" tidak seperti fungsi yang ada di enwp yang diharapkan, yaitu menampilkan "Lane (1863)"--> menyebutkan akar kata triliteral fiṭrah ({{lang-ar|فطرة}}) adalah {{lang|ar|فطر}} f-ṭ-r. F-ṭ-r berarti (A) ''membelah'', (B) ''menciptakan'', (C) ''mengolah, atau memanggang, adonan menjadi roti tanpa memberi ragi'', dan (D) ''memerah susu ''[unta, kambing, atau biri-biri betina]'' dengan ibu jari dan jari telunjuk''. Berhubungan dengan makna B, fiṭrah berarti ''penciptaan: sebab musabab ''sesuatu'' terwujud, pembuatannya, pewujudannya, baru, pertama kali; ''(menyebabkan sesuatu)'' bermula''.{{efn|"originating it"}} Makna yang dipakai dalam [[Qur'an]]–dalam [[Surah Ar-Rum]] ayat 30, lihat bagian {{section link||Fitrah sebagai landasan epistemologis}}–dan [[hadis]] adalah ''keadaan alami yang dengannya seorang bayi diciptakan dalam rahim ibunya''.{{sfn|Lane|1863}}
 
Menurut ajaran [[Islam]], manusia terlahir dengan naluri yang sesuai dengan Islam dan meyakini keberadaan Tuhan.{{sfnm|1a1=Ibn Taymiyyah|1y=2000|1p=3|2a1=Utz|2y=2011|2p=47}} Naluri ini disebut fitrah, yang didefinisikan sebagai keadaan asal yang murni dalam diri manusia yang mengarahkannya untuk mengakui kebenaran akan keberadaan Tuhan dan mengikuti petunjuk-Nya.{{sfn|Utz|2011|p=47}} Jika keadaan asal ini kemudian tidak dirusak dengan keyakinan menyimpang dari lingkungannya, manusia bisa melihat kebenaran Islam dan memeluknya.{{sfn|Ibn Taymiyyah|2000|p=3}}
Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia. Ini dibuktikan dalam [[Moral Islam]]
 
== Fitrah sebagai landasan epistemologis ==
fitrah adalah: sesuatu yg netral pada jiwa dan tidak terikat serta terpasung oleh keinginan dan keperluan duniawi dan berlapang dada serta jiwa yang tenteram dan tenang,fitrah hanya punya satu tujuan yaitu selalu ingin kembali kepada Tuhan Penciptanya.
<!-- terdapat pranala di bagian lain ("Pengertian") halaman ini yang merujuk ke bagian ini. Mohon pertimbangkan baik-baik sebelum mengganti judul bagian. Jika menggantinya, sesuaikan juga markah pranala di bagian lain. -->
jiwa yang tidak terikat dengan harta benda duniawi dan yg meninggalkan penyakit jiwa (iri dengki,kecemburuan sosial,sombong,hasut,ria dan pelit).
{{see also|Kedudukan akal dalam Islam|Wahyu}}
 
Fitrah, akal, dan wahyu adalah tiga landasan dalil yang digunakan untuk membuktikan keberadaan [[Allah (Islam)|Tuhan]].{{sfn|Miswanto|2012|p=73}} Fitrah manusia membenarkan keberadaan sesuatu yang menciptakannya dan seluruh alam semesta.{{sfn|Utz|2011|p=47}}
== Referensi ==
 
<references />
{{Teks quran blok |s=30
{{islam-stub}}
|a=30 |t=Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
|attr={{cite quran|30|30|style=ref}}}}
 
Manusia membawa potensi untuk beragama yang lurus, yaitu ajaran [[tauhid]], keyakinan tentang keesaan [[Allah (Islam)|Allah]] tanpa sekutu.{{sfnm|1a1=Miswanto|1y=2012|1p=11|2a1=Utz|2y=2011|2p=47}} Maksud {{lang|ar|لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ}} “Tidak ada perubahan pada fitrah Allah” dari ayat di atas adalah bahwa fitrah itu melekat selamanya pada diri manusia bahkan jika dia mengabaikannya; dia akan terus membawa karakteristik ini.{{sfnm|1a1=Miswanto|1y=2012|1p=11|2a1=Utz|2y=2011|2p=47}}
 
Alquran menyebutkan bahwa ketika Allah menciptakan manusia, mereka semua bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Dengan begitu, mereka telah membuat perjanjian kepada Allah bahwa mereka akan menyembah dan menaati-Nya. Tujuan perjanjian ini adalah menghilangkan alasan dari manusia yang menolak untuk [[Iman|beriman]] dan memeluk Islam.{{sfn|Utz|2011|p=51}}
 
{{Teks quran blok |s=7 |tanpa nomor=y
|a=172 |t=Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukanlah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,”
|attr={{cite quran|7|172|style=ref}}}}
 
=== Dakwah para Nabi menyasar pada fitrah ===
Diskusi [[moral]]itas dalam filsafat Barat mendasarkan prinsip-prinsip universal pada akal sehat tanpa mampu mengungkapkan asal prinsip-prinsip moral tersebut.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=1}} Filsafat Barat tidak memberi barometer baik-buruk dan tidak menjelaskan kenapa manusia harus berbuat baik atau menahan diri dari berbuat jahat.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=2}} Berbeda dengan hal ini, Al-Qur'an telah mendasarkan nilai-nilai moral dan seluruh ajaran agamanya pada keadaan alami yang diciptakan oleh Pencipta Yang Mahabijaksana.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=2}} Seluruh nabi dan kitab suci dari Allah memuat penjabaran petunjuk yang berasal dari tabiat manusia tanpa menyisakan kebingungan bagi siapapun.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=2}} Dengan begitu, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih petunjuk (menuju Islam–ed.) dari keadaan alamiahnya.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=2}}
 
[[Nabi|Nabi-nabi]] yang diutus untuk mendakwahkan Islam tidak menggunakan argumen-argumen untuk membuktikan keberadaan Tuhan atau bahwa manusia harus mengetahui terlebih dahulu bahwa ada Tuhan Yang menciptakan alam semesta. [[Allah (Islam)|Allah]] mengutus [[Musa]] (dan [[Harun]]) kepada [[Fir'aun]], “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”{{Cite quran|20|44}} Maksudnya sadar (ingat) dengan pengetahuan bawaan lahir mengenai Tuhannya dan nikmat-Nya kepadanya.{{sfn|Ibn Taymiyyah|2000|p=4}}
 
== Bukti ilmiah ==
Keadaan asal manusia yang meyakini adanya entitas tinggi yang menciptakannya bisa dibuktikan melalui statistik. Mayoritas orang di dunia mengimani Tuhan dengan konsep tertentu (meskipun ketidakpercayaan dengan Tuhan tampak semakin populer).{{sfn|Utz|2011|p=48}} Sebagian besar agama di dunia memiliki konsep 'wujud yang mahaagung' atau sadar akan keberadaan Tuhan.{{sfn|Utz|2011|p=48}} Alquran menyebutkan hal ini.{{sfn|Utz|2011|p=48}}
 
{{Teks quran blok |s=43
|a=87 |t=Dan jika engkau bertanya kepada mereka, siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, Allah; jadi bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah),
|attr={{cite quran|43|87|style=ref}}}}
 
{{Teks quran blok |s=39
|a=38 |t=Dan sungguh, jika engkau tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Niscaya mereka menjawab, "Allah." Katakanlah, "Kalau begitu tahukah kamu tentang apa yang kamu sembah selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan bencana kepadaku, apakah mereka mampu menghilangkan bencana itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat mencegah rahmat-Nya?" Katakanlah, "Cukuplah Allah bagiku. Kepada-Nyalah orang-orang yang bertawakal berserah diri."
|attr={{cite quran|39|38|style=ref}}}}
 
== Lihat pula ==
{{Wiktionary}}
* [[Jiwa]]
* [[Motivasi (Islam)]]
* [[Epistemologi]]
* [[Ibnu Taimiyah]]
 
== Catatan kaki ==
=== Catatan ===
{{notelist}}
 
=== Referensi ===
{{reflist}}
 
== Daftar pustaka ==
{{refbegin}}
* {{cite journal |ref=harv |last=Abdul Aziz |first=Sohaimi |date=2018-08-15 |title=Fitrah Criticsm: an Islamic Psychological Approach |language=Inggris |journal=Journal of Islamic Studies |volume=6 |issue=1 |publisher=Prince of Songkla University |url=https://so03.tci-thaijo.org/index.php/JOIS/article/view/140196 |df=dmy |issn=2697-3979 |access-date=2021-06-27 |archive-date=2022-10-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20221006132541/https://so03.tci-thaijo.org/index.php/JOIS/article/view/140196 |dead-url=no }}
* {{cite book |ref=harv |last=Ibn Taymiyyah |authorlink=Ibnu Taimiyah |title=Ibn Taymiyyah Expounds on Islam |translator=Muhammad 'Abdul-Haqq Ansari |year=2000 |language=Inggris |url=https://www.noor-book.com/en/ebook-Ibn-Taymiyyah-Expounds-on-Islam--pdf |publisher=General Administration of Culture and Publication |isbn=978-9960043241}}
* {{cite book |ref={{harvid|Ishlahi|n.d.}} |last=Ishlahi |first=Amin Ahsan |year=n.d. |title=Tadabbur-i-Qur'an |trans-title=Merenungi Al-Qur'an |language=Inggris |chapter=Sūrah Luqmān |volume=6 |url=http://www.tadabbur-i-quran.org/text-of-tadabbur-i-quran/volume-6/surah-luqman/ |access-date=28 Juli 2021 |archive-date=2021-07-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210728075614/http://www.tadabbur-i-quran.org/text-of-tadabbur-i-quran/volume-6/surah-luqman/ |dead-url=yes }}
* {{cite encyclopedia |ref=harv |last=Lane |first=Edward William |authorlink=Edward William Lane |title=فطر |encyclopedia=An Arabic-English Lexicon |year=1863 |url=http://lexicon.quranic-research.net/data/20_f/147_fTr.html}}
* {{Cite book |ref=harv |last=Miswanto |first=Agus |year=2012 |title=Agama, Keyakinan, dan Etika |publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam Universitas Muhammadiyah Magelang |isbn=978-602-18110-0-9 |location=Magelang |url=https://www.researchgate.net/publication/316124385_Agama_Keyakinan_dan_Etika_seri_Studi_Islam}}
* {{cite book |ref=harv |last=Utz |first=Aisha |year=2011 |title=Psychology from the Islamic perspective |language=Inggris |location=Riyadh |publisher=International Islamic Publishing House |isbn=978-603-501-108-2}}
{{refend}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Istilah Islam]]