Sigalingging: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
PARNAPEDIA (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(306 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Bedakan|text=[[Baringbing]] atau [[Saragih|Saragih Garingging]]. Ketiganya merupakan marga yang berbeda}}
{{Infobox Marga Batak
| nama = Sigalingging
| gambar = Berkas:Tugu Sigalingging.jpeg
| keterangan = Tugu Ompu Raja Sigalingging
| gambar2 =
| keterangan2 =
| marga = Sigalingging
| alias =
| aksara = {{btk|ᯘᯪᯎᯞᯪᯰᯎᯪᯰ}} <br> {{small|([[Surat Batak#Bentuk|Surat Batak Toba]])}}
| julukan =
| arti =
| jarak = {{Infobox | subbox = yes
| labelstyle = background-color:#FF9966;
| label1 = 1 | data1 = {{{gen1 | [[Si Raja Batak]]}}}
| label2 = 2 | data2 = {{{gen2 | [[Raja Isumbaon]]}}}
| label3 = 3 | data3 = {{{gen3 | Tuan Sorimangaraja}}}
| label4 = 4 | data4 = {{{gen4 | [[Nai Ambaton|Tuan Sorbadijulu <br> {{small|(Raja Nai Ambaton)}}]]}}}
| label5 = 5 | data5 = {{{gen5 | [[Raja Sitempang]]}}}
| label6 = 6 | data6 = {{{gen6 | [[Sitanggang|Raja Natanggang]] <br> {{small|(Ompu Raja Pangururan)}}}}}
| label7 = 7 | data7 = {{{gen7 | '''Sigalingging'''}}}
}}
| nama lengkap = Raja Pangulu Oloan Sigalingging
| nama istri = {{ubl|[[Naibaho|Martualan boru Naibaho Sitangkaraen]]|[[Malau|Rona Tio boru Malau]]}}
| nama anak = {{ubl
|1. Guru Mangarissan <br> {{small|(Sigorak)}}
|2. Raja Tinatea <br> {{small|(Tambolang)}}
|3. Namora Pangujian <br> {{small|(Parhaliang/Garingging)}}}}
| induk = [[Raja Sitempang]]
| persatuan = [[Parna]] <br> {{small|''(bersama seluruh marga keturunan Tuan Sorbadijulu)''}}
| kerabat = {{ubl|[[Sitanggang]]|[[Manihuruk]]|[[Sidauruk]]}}
| turunan =
| mataniaribinsar =
| padan =
| kampung = [[Sait Nihuta, Pangururan, Samosir|Sait Nihuta]], [[Pangururan, Samosir|Pangururan]], [[Kabupaten Samosir|Samosir]]
| etnis = [[Suku Batak Toba|Batak Toba]]
| suku = [[Suku Batak|Batak]]
| tugu = [[Sait Nihuta, Pangururan, Samosir|Sait Nihuta]] <br> {{coord|2|37|8.36|N|98|41|44.77|E}}
}}
'''Sigalingging''' ([[Surat Batak]]: {{Btk|ᯘᯪᯎᯞᯪᯰᯎᯪᯰ}}) adalah salah satu [[marga]] [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] yang berasal dari [[Sait Nihuta, Pangururan, Samosir|Sait Nihuta]], [[Pangururan, Samosir|Pangururan]], [[Kabupaten Samosir|Samosir]].
== Asal-usul ==
Sigalingging termasuk dalam marga-marga Pomparan ni Raja Naiambaton atau [[Parna]], leluhur (bona pasogit) Raja Sigalingging berasal dari [[Sait Nihuta, Pangururan, Samosir|Sait Nihuta]], [[Pangururan, Samosir|Pangururan]], [[Pulau Samosir|Samosir]].<ref>Buku Tarombo Raja Sigalingging, 2002</ref>
Raja Nai Ambaton memiliki 2 orang anak yakni Raja Sitempang dan Raja Nabolon. Raja Sitempang (Raja Natanggang) memiliki 1 orang anak Raja Sitanggang. Raja Sitanggang inilah sering disebut sebagai Raja Pangururan, dan penguasa tanah / golat di Pangururan adalah keturunan dari Raja Sitempang. Raja Sitanggang memiliki 3 orang anak, dan anak bungsu bernama Raja Sigalingging 'gelar' Raja Pangulu Oloan.
Raja Sigalingging memiliki 3 (tiga) orang anak dan seorang putri. Istri dari Raja Sigalingging adalah [[Naibaho]] Sitakkaraen/Sitangkaraen, putri dari Raja Sigalingging kawin dengan putra dari Naibaho Siahaan. Berikut nama anak Raja Sigalingging:
# Guru Mangarissan (Sigorak)
# Raja Tinatea (
# Namora Pangujian (Parhaliang/Garingging)
Salah satu Cucu Raja Sigalingging adalah Mpu Bada anak dari Guru Mangarissan yang merantau ke tanah Sindeas, Dairi, Pakpak, dan melahirkan beberapa marga antara lain :
* Tendang
* Banurea
* Manik
* Beringin
* Gajah
* Berasa
Dan keturunan PARHALIANG yang merantau ke tanah Simalungun anaknya memakai marga :
*Garingging
Keturunan lain dari Raja Sigalingging adalah Datu Bangun Sigalingging di daerah Sirisi-risi Dolok Sanggul (sebahagian pindah ke arah pakkat)
Seluruh keturunan marga Sigalingging ini terkumpul dalam wadah organisasi atau punguan marga dengan nama [[PPRS (Parsadaan Pomparan Raja Sigalingging)]]
{{main|Tarombo Batak}}[[Berkas:TAROMBO_SIGALINGGING.png|al=|nirbing|550x550px]]
== Tarombo Si Raja Batak - Raja Sigalingging ==
{{main|Tarombo Batak}}
[[Berkas:TAROMBO V3.png|al=Tarombo Raja Batak sahat tu Raja Sigalingging sahat sundut 9|nir|jmpl|698x698px|Tarombo [[Si Raja Batak]] - Raja Sigalingging]]
[[Raja Sitempang]] adalah anak Raja Nai Ambaton.<ref> Buku: '''Tarombo Raja Sitempang Anak Ni Raja Nai Ambaton''' Oleh: Bachtiar Sitanggang, SH dan Brigjen Polisi (Purn) Drs. Antonius Sitanggang, SH, MH, Jakarta, 16 Agustus 2020.</ref> Atau dengan kata lain mereka adalah Keturunan Si Raja Batak dari garis keturunan Isumbaon yang sering disebut garis Mataniari, berbeda dengan garis keturunan Guru Tatea Bulan yang disebut garis Bulan.
Garis keturunan Mataniari diwarisi oleh Si Raja Batak sebuah Kitab bernama “Tumbaga Holing” yang berisikan Hukum, Ketatanegaraan, Bercocok Tanam, Bertukang, hingga Seni Mencipta. Sementara golongan Bulan diwarisi “Pustaha Laklak” yang berisi Ilmu Pengobatan, Ilmu Perbintangan dan Spiritual.
Baris 177 ⟶ 92:
Jaman dahulu belum semudah seperti sekarang dalam mengolah kayu, karena peralatannya masih belum canggih, menebang pohon dan membentuknya menjadi kayu kasau (urur) hanya menggunakan kapak dari batu, ataupun dari tembaga yang kasar. Karena itu butuh keterampilan dalam membuatnya.
Semakin banyaklah orang datang ke huta yang dibuka oleh Raja Sitempang untuk mencari urur, dan sebagian lagi belajar membuat urur. Karena itulah huta itu akhirnya diberi nama
* Bius Sitolu Hae Horbo
Baris 184 ⟶ 99:
* Aek Parsuangan
Di salah satu sisi di Gunung Pusuk Buhit, ada 3 (
Putra Sulung Raja Sigalingging yaitu Guru Mangarissan mengerjakan dan mengusahakan semua hauma (''hauma'': sawah; bahasa Batak Toba) yang berada di sekitar Huta Sigalingging (''huta'': kampung, pada zaman dahulu ''huta'' dikelilingi oleh benteng besar yang bertujuan untuk menghindari serangan musuh dari kampung lain ataupun binatang buas). Guru Mangarissan adalah petani ulung dan pekerja keras, sementara itu adiknya Raja Tinatea adalah nelayan atau “par Tao”, di tepian Danau Toba. Ikan hasil tangkapannya dijual ke Onan Pangururan. Pada zaman dahulu sistem perdagangan
Pada suatu ketika Raja Sigalingging mengalami jatuh sakit, Guru Mangarissan memberitahu adiknya Raja Tinatea agar bersama-sama memberikan “Sipanganon” (makanan khusus yang ditujukan kepada orang yang sangat dihormati) kepada ayah mereka Raja Sigalingging. Guru Mangarissan sebagai putra sulung sangat menghormati orang tuanya. Oleh karena itu beras yang akan ditanak untuk dihidangkan kepada Raja Sigalingging harus dipilih tidak boleh ada beras yang patah atau pecah. Demikian hormatnya Guru Mangarissan kepada ayah mereka, nasi yang dihasilkan merupakan “Indahan Na Bottar “ ( Nasi putih ) yang berasal dari beras utuh.
Raja Tinatea juga membawa “Indahan” (Nasi), hasil dari keringatnya “Mardoton” ( mencari ikan ), dan nasi yang dibawanya tidak “saksak bottar” ( putih bersih ), tetapi beras campuran yaitu beras merah dan beras biasa. Secara spontan Guru Mangarissan membentak adiknya dan berkata:
Melihat hal tersebut
Masyarakat di kampung dan sekitarnya mengetahui kejadian tersebut, terkabar bahwa Guru Mangarissan “manggorakkon” ( menyepelekan ) makanan yang dibawa Adiknya karena “marbolang” (berbelang-belang), pada saat memberikan makanan kepada Raja Sigalingging dengan cara menendang makanan yang dihidangkan oleh adiknya. Masyarakat sekitar merasa bahwa tindakan Guru Mangarissan tidak pantas, mereka mencibir dan mencuekin Guru Mangarissan dengan berkata:,” hanya karena bercampur makanan yang dibawa adiknya, kemudian dia menendang makanan tersebut,”.
Baris 199 ⟶ 114:
Karena Guru Mangarissan merasa dijauhi, dicuekin dan dimusuhi oleh masyarakat sekitar dia merasa tertekan dan semakin lama merasa asing di tengah-tengah masyarakat Huta Sigalingging Sait Ni Huta dan Pangururan. Dengan segala kepahitan dan kegalauan Guru Mangarissan meninggalkan tanah kelahirannya. Guru Mangarissan pergi merantau jauh agar tidak mendengar cemoohan tentang dirinya dan dia tidak ingin bertemu dengan orang sekampungnya.
Kisah
Sejarah Namora Pangujian Anak Raja Sigalingging nomor 3 yaitu Namora Pangujian dengan gelar “Parhaliang”, menurut hikayatnya lahir di Rianiate sebelah selatan kota Pangururan. Raja Sigalingging berkelana ke Rianiate, pada saat itu
Setelah beberapa minggu putri raja sehat seperti sediakala, banyak “Pariban”, (anak Paman) yang meminang putri raja, tetapi tidak satupun berkenan dihati
Akhirnya Raja Sigalingging diminta untuk mengawini
Maka pada pesta “Peletakan Batu Pertama Tugu Raja Sigalingging” di Huta Sigalingging Sait Ni Huta Pangururan, pada saat akan membunyikan “ Gondang Sabungan”, turunan Namora Pangujian parhaliang memaparkan kisah Raja Sigalingging di Rianiate, dan mereka menyatakan bahwa mereka adalah “anak ketiga” dari Raja Sigalingging sesuai dengan pesan Raja Sigalingging zaman dahulu, yang menyatakan bahwa mereka harus mencari kedua abangnya di Pangururan.
Baris 212 ⟶ 127:
# Sigorak
# Tambolang
# Parhaliang
Ompu Bada atau Mpu Bada adalah cucu dari Raja Sigalingging, dari anak pertama Guru Mangarissan (Sigorak). Dalam sejarahnya Mpu Bada membuka 'huta' ke arah Sindeas Manduamas, hingga Dairi, Pakpak. Keturunan Ompu Bada terdapat di Klasen Kabupaten Dairi di Manduamas Kab Tapanuli Tengah dan di Boang Kabupaten Aceh Selatan
Marga-marga keturunan Mpu Bada
# Marga Tendang yang tersebar di Boang Aceh
Baris 226 ⟶ 141:
# Bringin di Simerpara Kab Dairi
# Gajah di Manduamas (Kab Tapanuli Tengah), Parmonangan (Tap Utara) dan Pakkat (Kab Dairi)
#
Selain marga diatas masih ada lagi
Keturunan lain adalah Saraan (daerah Keppas), Kombih (daerang Boang) dan Brampu (daerah Keppas), ketiga marga ini masih cucu dari
Namun belakangan ini telah terjadi kontroversi dimana mayoritas keturunan Mpu Bada telah mendeklarasikan bahwa mereka bukanlah bagian dari marga " Parna" dan bukan juga bagian dari marga Sigalingging.
Tarombo Mpu Bada dari sumber buku zaman Hindia Belanda <ref>Eerste Maatregelen in pas geannexeerd gebied, L Van Vuuren, 1910</ref>
[[Berkas:Ompu Bada Sigalingging.png|nir|jmpl]]
== Huta Sigalingging ==
Keturunan Raja Sigalingging terkenal perantau ulung, pemberani dan penolong serta pemilik 'ilmu', sehingga banyak menguasai lahan hutan dan mendapat tanah dari upaya menolong orang, sehingga memiliki banyak tanah ulayat/huta. Huta Sigalingging tersebar seluas yang dijelajahi di beberapa Kabupaten Sumatera Utara, berikut daftarnya:
[[Berkas:Kecamatan_Parbuluan,_Dairi_(01).jpg|300x300px|Desa Sigalingging, Sidikalang|al=Desa Sigalingging, Sidikalang|jmpl]]
# Lumban Sigalingging di Desa Sait Nihuta, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir (Bona Pasogit Sigalingging - Makam Op. Raja Sigalingging - Tempat Tugu)
# Huta Sigalingging di Desa Tanjungbunga, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir
# Huta Sigalingging Tarabunga di Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir
# Lumban Sigalingging di Sirait Uruk, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba
# Desa Sigalingging, Kecamatan [[Parbuluan, Kabupaten Dairi]]
# Lumban Sigalingging di Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi
# Huta Sigalingging [[Sigumbang, Siborongborong, Tapanuli Utara]][[Berkas:Lembaga Adat Batak Pakpak - Sulang Silima Marga Sigalingging Rading Berru Lebbuh Siburabura (01).jpg|jmpl|300x300px|Sekretariat Lembaga Adat Sulang Silima Marga Sigalingging Rading Berru di [[Batang Beruh, Sidikalang, Dairi|Siburabura, Sidikalang]].]]
# Huta Sigalingging di Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Taput
# Huta Sigalingging Lumban Bangun Sirisi-risi, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbahas
Baris 255 ⟶ 171:
# Desa Garingging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
# Huta Sigalingging Combi Boang, Kabupaten Aceh Singkil
# Lumban Sigalingging / Huta ginjang ( Sitabo- tabo) Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir
Perlu disadari, beragam Huta (bona nipinasa) pasti beragam adat.
<!--
== Tona ni Ompu Raja Sigalingging ==
{{cquote| Marsada ma hamu akka pomparanhu
Sada do hamu pomparanhu Sigalingging. <br>Ise sian pomparanhu namandok lobi sian sada Sigalingging dohot mambedahon taononna ma:
Paet di parngoluan paet di parartaon.
<p>Alai akka pomparanhu naso mambedahon Sigalingging jaloon nama:
* Hamoraon
* Hagabeon
* Hasangapon
<p>Pasahat tona on tu pomparanhu nadibagas hasusahan dope }} -->
== Mars Raja Sigalingging ==
Pencipta : Titus Sigalingging (op. Juan)
lirik:
'''N'''a marbona do songon aek marmula do songon udan, {{br}}
Sigalingging bonapasogit jonokhon ni Pangururan {{br}}
Sian i do haborhatan ni pomparan ni Raja Sigalingging i {{br}}
Tu angka luat si hadaoan humaliang dasa naualu i tu angka luat di parserahan
:'''H'''utai ma parningotan Disi do tugu ni ompu,
:si ingoton ni pinomparna Di nadao nang na jonok
:Tolu do anak ni Ompui Ima si Gorak si angkkangan na i
:Sitambolang anak paidua si Parhaliang ma siampudan i tubu ni Boru Naibaho dohot Malau.
'''S'''ai sitorop ma di dangkana si toropma di rantingna, {{br}}
sai toropma nang di hahana Toropma nang di anggina {{br}}
Sai horas ma pomparanna i dipasupasu Tuhanta Debata {{br}}
Marsihohot hita martangiang mangido sian parholong roha i, Ima Tuhanta parasiroha i
:'''S'''ai horas namarhaha anggi horas manang diboruna,
:rap tu dolok rap tu toruan tu hamajuon
:Sai ta tiop holong dame i diparsaoran nang di punguan i
:Dos ni roha dohot hasadaon di haha anggi dohot di boru i, Ima ta tiop ta ingot sai tongtong
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Marga Batak]]
[[Kategori:Marga Batak Toba]]
[[Kategori:Marga Parna]]
[[Kategori:Marga Sigalingging]]
{{Suku-Batak-stub}}
|