Kota Palu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghilangkan kecematan tawaeli Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(141 revisi perantara oleh 66 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{disambiginfo|Palu (disambiguasi)}}
{{Dati2
| settlement_type = Ibu kota
| nama = Kota Palu
| provinsi = Sulawesi Tengah
|
| image_skyline = {{multiple image
|
| total_width = 280
| image_style = border:1;
| perrow = 1/2/2
| image1 = Palu city at night.png
| image2 = Masjid_APUNG_Palu.jpg
|
| image5 = Tugu Perdamaian Palu.jpg
}}
| caption = '''Searah jarum jam dari atas:''' Kota Palu saat malam hari. [[Masjid Arqam Baburahman|Masjid Terapung Palu]]. Gong Perdamaian Nusantara. Pantai Taipa. Tugu Perdamaian
| peta = Locator Kota Palu.svg
| julukan = ''Kota Teluk''
| motto = Maliu ntinuvu<br/>{{small|{{lang icon|Kaili}} Mempersatukan semua unsur}}
| berdiri = 27 September 1978
| nama_walikota = [[Hadianto Rasyid]]
| nama_wakil_walikota = [[Reny Lamadjido]]
| nama sekretaris daerah = Irmayanti Pettalolo
| luas = 395,06
| kecamatan = 8
| kelurahan = 46
| penduduk = 389959
| penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=4 Agustus 2024|format=visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref><ref name="PALUKOTA">{{cite web|url=https://palukota.bps.go.id/publication/2020/04/27/3ae167927d01f31ef016d910/kota-palu-dalam-angka-2020.html|title=Kota Palu Dalam Angka 2020|website=www.palukota.bps.go.id|accessdate=20 Januari 2021|format=pdf|page=48|archive-date=2021-01-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210128204355/https://palukota.bps.go.id/publication/2020/04/27/3ae167927d01f31ef016d910/kota-palu-dalam-angka-2020.html|dead-url=no}}</ref>
| kepadatan = auto
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Kaili|Kaili]], [[Bahasa Melayu Palu|Melayu Palu]]
| agama = [[Islam]] 80,05%<br>[[Kristen]] 15,16%<br>- [[Protestan]] 12,68%<br>- [[Katolik]] 2,48%<br> [[Hindu]] 2,42%<br> [[Buddha]] 2,37%<ref name="PALU">{{cite web|url=https://palukota.bps.go.id/publication/2016/07/15/3be3e0c4ba68cb882c8a9772/kota-palu-dalam-angka-2016.html|title=Kota Palu Dalam Angka 2016|page=159|website=www.palukota.bps.go.id|accessdate=20 Januari 2021|archive-date=2021-01-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210128173008/https://palukota.bps.go.id/publication/2016/07/15/3be3e0c4ba68cb882c8a9772/kota-palu-dalam-angka-2016.html|dead-url=no}}</ref>
| zona = WITA
| kode = +62 451
| nomor_polisi = DN ''xxxx'' A*/I*/N*/V*/Y*
|
| latd = 0
| latm = 54
| lats =
| latNS = S
| longd = 119
| longm = 50
| longs =
| longEW = E
| flora = Banga
| fauna = [[Maleo]]
| dau = Rp 709.876.943.000,- ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=21 Juli 2021|format=pdf}}</ref>
| IPM = {{increase}} 83,71 ([[2023]])<br> {{fontcolor|DarkGreen|Sangat Tinggi}}<ref>{{cite web|url=https://palukota.bps.go.id/news/2024/01/05/58/ipm-kota-palu-di-angka-83-71.html}}</ref>
| web = {{url|https://palukota.go.id/}}
}}
'''Kota Palu''' adalah sebuah kota yang di tepi laut dan sekaligus [[ibu kota|Ibukota]] dari [[
Kota Palu terletak di [[Teluk Palu]]; awalnya merupakan kota pertanian kecil hingga terpilih menjadi ibu kota provinsi [[Sulawesi Tengah]] yang baru dibentuk pada tahun 1953. Kota Palu terletak di [[Sesar Palu-Koro]] dan sering dilanda [[gempa bumi]], dan pernah terkenal sesaat setelah dilanda [[Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018|gempa bumi 28 September tahun 2018]], menewaskan setidaknya lebih dari 4.000 jiwa. Menurut [[Badan Nasional Penanggulangan Bencana]], gempa bumi tahun 2018 menyebabkan "fenomena [[pencairan tanah]] yang terbesar di dunia". Sebagian besar infrastruktur kota hancur dan sebagian besar lahan menjadi tidak dapat dihuni, kota Palu kemudian dibangun kembali di tempat yang sama.
== Sejarah ==
=== Asal usul nama Kota Palu ===
Asal usul nama kota Palu adalah kata '''Topalu'e''' yang artinya ''Tanah yang terangkat(dalam bahasa mandar)'' karena daerah ini awalnya lautan. Pernah terjadi gempa dan pergeseran lempeng (''palu koro'') sehingga daerah yang tadinya lautan tersebut terangkat dan membentuk daratan lembah yang sekarang menjadi Kota Palu. Ini menurut versi mandar (sekarang wilayah sulbar).
=== Pembentukan kota Palu ===
Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kerajaan yang terdiri dari kesatuan empat kampung, yaitu: [[Besusu, Palu Timur, Palu|Besusu]], Tanggabanggo yang sekarang bernama [[Kamonji, Palu Barat, Palu|Kelurahan Kamonji]], Panggovia yang sekarang bernama [[Lere, Palu Barat, Palu|Kelurahan Lere]], dan Boyantongo yang sekarang bernama [[Baru, Palu Barat, Palu|Kelurahan Baru]]. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. [[Kerajaan Palu]] lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado pada tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888, Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.
[[Berkas:UvA-BC_300.065_-_Siboga_-_Dongala.jpg|jmpl|ki|Teluk Palu di sekitar tahun 1900]]
Pada awal mulanya, Kota Palu merupakan pusat pemerintahan [[Kerajaan Palu]]. Pada masa penjajahan Belanda, Kerajaan Palu menjadi bagian dari wilayah kekuasaan (''Onder Afdeling ''Palu) yang terdiri dari tiga wilayah yaitu ''Landschap ''Palu yang mencakup distrik Palu Timur, Palu Tengah, dan Palu Barat; ''Landschap ''Kulawi; dan ''Landschap ''Sigi Dolo.<ref name=":0">Pemerintah Kota Palu. (2009). '''Palu Kota Dua Wajah. '''Palu: CACDS.
</ref>
Baris 61 ⟶ 73:
Terbentuknya Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964, status Kota Palu sebagai ibu kota ditingkatkan menjadi Ibu kota Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah. Kemudian pada tahun 1978, Kota Palu ditetapkan sebagai kota administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978. Kini, berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1994 Kota Palu ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Palu.<ref name=":0" />
== Geografi ==
Bentang alam Kota Palu membentang memanjang dari Timur ke Barat dengan luas wilayah 395,06 km<sup>2</sup>. Secara astronomis, Kota Palu terletak pada posisi 119,45 - 121,15 BT dan 0,36 - 0,56 LS.
=== Batas Wilayah ===
Baris 70 ⟶ 85:
=== Iklim dan Cuaca ===
Dataran Kota Palu dikelilingi oleh pegunungan dan pantai. Peta ketinggian mencatat, 376,68 Km<sup>2</sup> (95,34%) wilayah Kota Palu berada pada ketinggian 100 - 500 mdpl dan hanya 18,38 Km<sup>2</sup> (46,66%) terletak di dataran yang lebih rendah. Kota Palu terletak di bagian
{{Palu weatherbox}}
=== Jarak ===
Jarak antara ibu kota provinsi (Kota Palu) ke daerah kabupaten tergantung situasi dan kondisi lalu lintas:<ref>{{Cite web|title=BPS Prov Sulawesi Tengah|url=https://sulteng.bps.go.id/statictable/2020/04/25/708/jarak-dari-ibukota-kabupaten-kota-ke-ibukota-provinsi-di-provinsi-sulawesi-tengah-km-2019.html|website=sulteng.bps.go.id|access-date=2021-12-03|archive-date=2021-12-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20211203061636/https://sulteng.bps.go.id/statictable/2020/04/25/708/jarak-dari-ibukota-kabupaten-kota-ke-ibukota-provinsi-di-provinsi-sulawesi-tengah-km-2019.html|dead-url=no}}</ref>
{| class="wikitable"
!No
!Destinasi
!Jarak
!Akses
|
|1
|
|212
| rowspan="10" |Darat
|
|2
|[[Luwuk, Banggai|Luwuk]]
|595
|
|3
|[[Baolan, Tolitoli|Baolan]]
|424
|
|4
|[[Banawa, Donggala|Banawa]]
|41
|
|5
|[[Parigi, Parigi Moutong|Parigi]]
|79
|
|6
|[[Bungku Tengah, Morowali|Bungku Tengah]]
|501
|
|7
|[[Kolonodale, Petasia, Morowali Utara|Kolonodale]]
|416
|
|8
|[[Buol, Biau, Buol|Buol]]
|591
|-
|9
|[[Sigi Kota, Sigi|Bora]]
|26
|-
|10
|[[Ampana Kota, Tojo Una-Una|Ampana Kota]]
|365
|-
|11
|[[Salakan, Tinangkung, Banggai Kepulauan|Salakan]]
|607 + 46 mil
| rowspan="2" |Darat + Laut
|-
|12
|[[Banggai, Banggai Laut|Banggai]]
|607 + 96 mil
|}
== Pemerintahan ==
Baris 205 ⟶ 151:
=== Daftar Wali Kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Palu}}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palu}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palu}}
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palu}}
== Demografi ==
Baris 228 ⟶ 166:
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" |2000
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" |2010
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" |2021
|- Align="center"
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" |Jumlah penduduk
Baris 233 ⟶ 172:
|style="background: #FFFFFF; color: black;" |[[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 268.322
|style="background: #FFFFFF; color: black;" |[[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 335.297
|style="background: #FFFFFF; color: black;" |[[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 372.113
|-
|colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Sejarah kependudukan kota Palu<br />'''Sumber:'''<ref name="BPSPdg">palukota.bps.go.id [
|}
=== Kondisi masyarakat ===
Masyarakat Kota Palu sangat heterogen.
== Kesehatan ==
=== Rumah sakit ===
{{utama|Daftar rumah sakit di Kota Palu}}
{{:Daftar rumah sakit di Kota Palu}}
== Ekonomi ==
Kota Palu
== Pariwisata ==
[[Berkas:Jembatan ponulele.jpg|jmpl|[[Jembatan Palu IV]]/Jembatan Ponulele, Palu Barat]]
=== Tempat Wisata ===
'''Jembatan Ponulele'''
Jembatan Ponulele atau oleh warga kota Palu, dikenal dengan Jembatan Kuning atau Jembatan IV (empat) merupakan jembatan lengkung pertama yang dibangun di Indonesia. Jembatan Kuning menawarkan pemandangan pengunungan di sisi timur dan barat Kota Palu sekaligus Teluk Palu di sisi utara. Jembatan Kuning memiliki daya tarik tersendiri, terlebih pada sore dan malam hari. Jembatan Kuning terlihat megah dengan gemerlapnya lampu-lampu yang terpasang di sepanjang jembatan. Jembatan yang panjangnya kurang lebih 250 meter, berdiri di muara Sungai Palu dan menghubungkan Kelurahan Besusu Barat di Kecamatan Palu Timur dan Kelurahan Lere di Kecamatan Palu Barat. Namun, sayang pada tanggal 28 September 2018 sore hari pukul 18.02 WITA, gempa & tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya mengakibatkan jembatan ini hancur.
==== Danau Sibili ====
[[Berkas:Danau sibili.jpg|jmpl|Danau Sibili, Pantoloan,Tawaeli]]
[[Danau Sibili]] merupakan danau alam yang terletak di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Danau ini merupakan salah satu objek wisata kebanggaan masyarakat Tawaeli karena pemandangannya yang indah. Danau yang terletak 24 km di utara pusat Kota Palu ini awalnya merupakan danau yang dijadikan tempat pemancingan ikan oleh masyarakat sekitar. Tetapi, karena seringnya pengunjung yang datang dari luar Kecamatan Tawaeli untuk datang berwisata akhirnya danau ini dijadikan salah satu objek wisata andalan di kecamatan tersebut.
Danau Sibili yang indah telah menjadi tempat wisata bagi masyarakat sekitar maupun dari luar kota Palu. Wisata yang menjadi andalan di sini adalah wisata memancing dengan berbagai jenis ikan seperti mas, bawal, mujair, gabus, dll. Di pinggir danau, ada sarana yang dapat digunakan bagi Anda yang ingin menikmati keindahan danau, seperti perahu tradisional.
==== Banua Oge (Sou Raja) ====
[[Berkas:"Banuaoge Souraja Palu.jpg".jpg|jmpl|'''Banua Oge Sou Raja
Banua Oge atau Souraja adalah istana dari [[Kerajaan Palu]] pada masa sebelum kemerdekaan. Kata Souraja dapat diartikan rumah besar, merupakan rumah kediaman tidak resmi dari manggan atau raja beserta keluarga-keluarganya. Rumah orang biasa atau rakyat kebanyakan meskipun bentuk dan ukurannya sama dengan Souraja.
Baris 267 ⟶ 214:
Secara keseluruhan, bangunan Souraja cukup unik dan artistik, lebih-lebih bila dilihat dari hiasannya yang berupa kaligrafi huruf Arab
tertampang pada jelusi-jelusi pintu atau jendela, atau ukiran pada dinding, loteng, di bagian lonta-karavana, pinggira cucuran atap, papanini, bangko-bangko dengan motif bunga-bungaan dan daun-daunan. Semua hiasan tersebut melambangkan kesuburan, kemuliaan, keramah-tamahan dan kesejahteraan bagi penghuninya.
==== Jembatan
[[Berkas:"Jembatan
Jembatan
Keunikan dari jembatan ini adalah berdirinya dua tiang duplikat seruling berwana kuning atau warga Palu menyebutnya Lalove, merupakan alat musik tiup tradisional Suku Kaili yang mendiami lembah Palu, Sulawesi Tengah.
==== Masjid 'Apung' Argam Bab Al Rahman ====
Baris 278 ⟶ 227:
{{utama|Masjid Arkam Babu Rahman}}
Masjid ini memiliki luas 121 meter persegi dan mampu menampung sebanyak 150 orang. Masjid ini berlantai satu dengan empat menara di ke empat sudutnya. Masjid ini sering disebut masjid apung karena posisinya menjorok 30 meter ke laut yang seakan-akan mengapung. Panorama bentang pegunungan dan Teluk Palu menambah keindahan bagi para jamaah maupun wisatawan yang ingin menikmati wisata religi di Kota Palu.<ref>Kompas.com. (19 Januari 2011). ''Palu Bakal Punya Masjid Terapung''. Diakses pada 4 Juni 2014 11:47 dari https://web.archive.org/web/20131019083322/http://regional.kompas.com/read/2011/01/19/20054943/Palu.Bakal.Punya.Masjid.Terapung</ref>
==== Kawasan Wisata Religi Sis Al Jufrie ====
Baris 285 ⟶ 234:
==== Museum Sulawesi Tengah ====
[[Berkas:museumpalu.jpg|jmpl|Museum Sulawesi
Museum ini adalah museum terbesar di Sulawesi Tengah, terletak di Palu Barat. Di museum ini terdapat berbagai macam replika baju adat dari semua kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Tengah, sejarah mengenai Sulawesi Tengah dan lain lain. Yang menarik dari museum ini adalah batu megalith berbentuk manusia yang dibuat oleh nenek moyang suku Kaili yang berasal dari Lembah Napu yang bentuknya hampir mirip dengan batu megalith berbentuk manusia di [[Pulau Paskah]], [[Samudera Pasifik]].
==== Taman Ria ====
[[Berkas:tamanria.jpg|jmpl|Pantai Taman Ria, Palu Barat|al=]]
Taman Ria merupakan objek wisata yang terletak di Kelurahan Lere, Palu Barat. Taman Ria sangat terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya yang indah. Apabila anda ke Taman Ria belum lengkap rasanya jika belum mencicipi jagung bakar, pisang gepe, dan saraba yang dijual oleh pedagang setempat.
'''Taipa Beach'''
Pantai Taipa atau yang lebih di kenal dengan sebutan Taipa Beach letaknya ditengah Kota Palu ini, kini memang menjadi ikon baru wisata di Sulawesi Tengah. Selain letaknya strategis berada tidak jauh dari pusat kota, Taipa Beach ini relatif aman dari gempuran gelombang besar karena berada diteluk Palu
Taipa Beach memang cukup ideal sebagai tujuan wisata bahari. Pantainya yang bersih ditambah hangatnya sinar matahari, bisa menjadi tempat bersantai yang sangat mengasyikkan bagi anda dan keluarga. Anda juga sekaligus dapat melihat pemandangan nan elok Gunung Gawalise dari kejauhan. Pepohonan yang menghijau di pegunungan seakan membentuk gradasi warna antara birunya langit dengan jernihnya air laut. Semua ini bisa anda nikmati dari bibir pantai atau saung dan pendopo yang berdiri berjejer disepanjang kawasan pantai ini
Fasilitas disini lengkap terdapat cafe, villa, gazebo, cottage dan juga kolam permandian.
masuk pantai taipa ini tidak gratis alias berbayar.
[[Berkas:"Lokasi-Pantai-Taipa Palu.jpg".jpg|alt=sebuah pantai yang berada di pinggir kota palu. https://backpackerjakarta.com/pantai-taipa-palu/|jmpl|287x287px|'''''Taipa Beach''''']]
'''Monumen Tugu Nosarara Nosabatutu ( Gong Perdamaian )'''
[[Berkas:Tugu Perdamaian Palu.jpg|jmpl|290x290px|'''Tugu Perdamaian Palu''']]
''Sumber Artikel :'' ''[https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12951/Gong-Perdamaian-Nusantara-Palu.html#:~: Gong Perdamaian Nusantara Palu]''
Gong Perdamaian Nusantara atau Monumen Nosarara Nosabatutu yang dalam Bahasa Kaili (suku asli di Sulawesi Tengah) memiliki arti bersaudara dan bersatu. Di Kota Palu pembangunan monumen Gong Perdamaian Nusantara ini dilatar belakangi oleh keprihatinan atas terjadinya kekerasan sosial dan konflik di wilayah Sulawesi Tengah seperti Poso, Sigi, dan wilayah lainnya yang telah menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat korban kekerasan sosial dan konflik di wilayah tersebut, sehingga dirasa perlu membangun simbol-simbol perdamaian di kota Palu dengan tujuan untuk mengingatkan kembali masyarakat dan generasi berikutnya agar tidak terulang lagi kekerasan sosial dan konflik di Sulawesi Tengah.
Simbol perdamaian berupa Gong Perdamaian atau Monumen Nosarara Nosabatutu ini, diresmikan pada tanggal 11 Maret 2014 oleh Brigadir Dewa Parsana Kapolda Sulawesi Tengah, selaku pencetus Ide pembuatan monumen sebagai simbol perdamaian bertujuan sebagai dasar dalam membangun kebersamaan, kerukunan, dan mengajak seluruh komponen bangsa untuk ikut berperan aktif dalam mewujudkan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah.
Monumen ini terletak di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Berada di atas bukit yang berjarak 2 km di belakang Mako Polda Sulawesi Tengah, tempat ini bisa dicapai melalui jalan Soekarno-Hatta dengan jalan mendaki sekitar 10 menit dengan menggunakan kendaraan.
Gong Perdamaian Nosarara Nosabatutu memiliki beberapa tulisan disetiap bagiannya. Pada bagian depan gong terdiri dari 3 bagian lingkaran dan 1 bagian yang menonjol keluar. Lingkaran yang paling luar terdapat 444 logo beserta nama Kota dan Kabupaten yang ada di Indonesia. Lingkaran tengah terdapat 33 logo beserta nama Provinsi yang ada di negeri tercinta Indonesia, dan juga tulisan “GONG PERDAMAIAN NUSANTARA, SARANA PERSAUDARAAN DAN PEMERSATU BANGSA”. Bagian dalamnya terdapat 5 logo agama yang ada di Indonesia, yaitu agama Islam, Buddha, Kristen, Katolik dan Hindu. Sedangkan pada bagian tengah gong yang menonjol keluar terdapat gambar pulau Indonesia dan di atas gong terdapat tulisan UUD 1945.
Selain simbol gong untuk menjaga perdamaian, di Bukit Tondo juga dibangun graha yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah, menjadi alternatif tempat rekreasi dan hiburan masyarakat di Kota Palu. Salah satu manfaat lebih dari dibangunnya tempat tersebut, adalah adanya jalan yang membelah perbukitan dapat menghubungkan Kelurahan Tondo dengan Keluruhan Paboya, sekaligus dapat berfungsi sebagai jalan evakuasi bila ada bencana tsunami.
Beragam lokasi berswa foto (selfi) yang tersedia di area ini selain juga terdapat beberapa kafe jika kita haus dan ingin menikmati minuman hangat dan makanan kecil sambil memanjakan mata dengan memandangi pemandangan hijau berbagai tumbuhan dan pepohonan yang menghiasi taman serta Teluk Palu yang indah beratapkan awan putih dan alunan live music sebagai releksasi setelah seharian penat bekerja. Tempat ini juga dilengkapi dengan mushola kecil serta toilet untuk pengunjung muslim yang akan melaksanakan solat.
Untuk mencapai Gong Perdamaian, kita akan melewati taman dan Monumen Nusarara Nusabatutu yang indah, serta kita juga harus menaiki beberapa tangga. Pada lokasi tersebut setelah mengitari beberapa tangga kita dapat menaiki bangunan tugu perdamaian Palu yang terdiri dari 3 tingkat, yang menggambarkan untuk tetap menjaga 3 keseimbangan dalam hidup manusia didunia, yaitu: hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta, hubungan antara manusia dengan manusia, dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lokasi ini menjadi spot paling favorit bagi pengunjung karena dari ketinggian pengunjung dapat berswa foto dengan latar belakang laut dan kota Palu.
'''Bukit Doda Indah'''
Bukit Doda terletak di gunung gawalise tepatnya di Kabupaten Sigi. Panorama alamnya cukup memanjakan mata. Puncak bukit Doda ini bisa juga disebut dengan bukit Bintang.
Sebab, dapat menyaksikan banyak sekali cahaya-cahaya yang memancar dari kota Palu dan kabupaten sigi serta cahaya dari bintang-bintang di langit.<ref>{{Cite web|last=Kompasiana.com|title=Memanjakan Mata di Vila Bukit Indah Doda|url=https://video.kompasiana.com/rafiqmuhammad001/5f2c67f1d541df7aa9084a52/memanjakan-mata-di-vila-bukit-indah-doda|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2022-05-23|archive-date=2022-05-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20220531053555/https://video.kompasiana.com/rafiqmuhammad001/5f2c67f1d541df7aa9084a52/memanjakan-mata-di-vila-bukit-indah-doda|dead-url=no}}</ref>
Lokasi Bukit Indah Doda kira-kira 15-20 menit dari Kota Palu, tergantung dari mana berangkatnya. Misalnya, berangkat dari Palu Selatan daerah Balaikota atau pusat kota menuju sekitar Jalan Gunung Gawalise, kemudian berbelok menuju arah SMK N 4 Palu (SMK N 4 Palu ini jadi patokannya), kemudian lurus saja, jalan menuju Villa Bukit Indah Doda ini menanjak kira- kira-kira 1 km. Lokasi villa berada di sebelah kiri jalan setelah masjid Al Askar. Karena tidak ada transportasi umum yang bisa digunakan, menurut pendapat lebih baik menggunakan kendaraan pribadi, baik motor ataupun mobil agar bisa lebih leluasa menikmati waktu di villa ini. Lokasi parkiran yang cukup luas, sehingga tidak perlu khawatir.
Di bukit Ini terdapat sebuah restoran & Villa di dalamnya. Ya, restoran itu bernama'''''"The Hills Cafe Doda"''''' Fasilitasnya cukup lengkap terdapat Kolam permandian, Penginapan/Villa, Ruang Gym, Panggung konser dan parkir yang cukup luas.<ref>{{Cite web|date=2022-02-13|title=Review Villa Bukit Indah Doda {{!}} Ruang Cindi|url=https://cindiriyanika.com/2022/02/13/review-villa-bukit-indah-doda/|language=en-US|access-date=2022-05-23|archive-date=2022-06-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20220630161909/https://cindiriyanika.com/2022/02/13/review-villa-bukit-indah-doda/|dead-url=no}}</ref>
== Makanan khas ==
=== Kaledo/Uvempoi ===
Kaledo/uvempoi merupakan olahan daging sapi. Kaledo berasal dari kata ''nakaa'' yang berarti keras, dan ''ledo'' yang berarti tidak dalam Bahasa Kaili dialek Ledo. Sedangkan uvempoi berasal dari kata ''uve'' yang berarti air, dan ''poi'' yang berarti asam. Kaledo/uvempoi berarti daging yang dimasak hingga empuk (tidak keras) dan memiliki kuah yang berasa asam. Makanan ini memiliki bumbu yang cukup sederhana, hanya asam jawa yang masih muda, garam, dan cabai rawit. Terdapat sedikit perbedaan antara kaledo dan uvempoi yaitu kaledo menggunakan bagian tulang kaki sapi yang masih memiliki sedikit daging yang menempel (di pasar tradisional sering disebut "tulang" saja), sedangkan uvempoi menggunakan bagian rusuk. Kadang masyarakat Palu memelesetkan kata kaledo menjadi "kaki lembu Donggala", walau sebenarnya kaledo bukan hanya berasal dari Donggala. Kaledo disajikan beserta dengan nasi putih atau singkong/ubi kayu rebus.
=== Uta Kelo/Sayur Kelor ===
Uta Kelo merupakan sayur yang berbahan dasar daun kelor. Kuahnya gurih terbuat dari campuran santan kelapa dan biasanya dicampur dengan berbagai bahan seperti palola ngura/terong muda, loka ngura/pisang muda, pusu/jantung Pisang, kasubi/ubi, dan lamale/udang rebon. Pendatang di Kota Palu mungkin kurang familiar dengan olahan kelor, terutama yang berasal dari Jawa di mana daun kelor sering dikaitkan dengan ritual mistis dan bukan untuk dimakan. Sebenarnya kelor yang tumbuh di Palu sedikit berbeda dengan kelor yang tumbuh di Jawa. Daun pohon kelor di Palu biasanya lebih kecil dan tipis dibandingkan kelor di Jawa yang lebih lebar dan tebal, sehingga daun kelor di Palu lebih nikmat jika dibuat sayur, apalagi masyarakat Palu khususnya Suku Kaili akan memilih daun kelor yang dekat dengan pucuknya saja untuk dibuat sayur. Daun kelor sudah terbukti memiliki nilai gizi yang tinggi, dan kini juga diolah menjadi teh herbal.
===
Berbeda dengan kue putu yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, putu khas Kota Palu memiliki cita rasa yang jauh berbeda. Putu khas Palu terbuat dari ketan/pulut putih atau hitam yang dikukus, berbeda dengan kue putu yang terbuat dari tepung beras dan diwarnai dengan daun suji. Pulut yang sudah matang kemudian dicetak meggunakan bambu dan dibaluri kelapa yang dikukur. Putu sering disantap sebagai sarapan. Putu mudah dijumpai di sekitar Pantai Talise/Kampung Nelayan, pasar tradisional, bahkan di pinggir jalan.
===
Duo sole adalah makanan khas masyarakat Kota Palu. Duo sole memiliki cita rasa asin, gurih, dan pedas. Ikan duo atau dikenal juga dengan penja atau ikan nike sering disamakan dengan ikan teri, namun sebenarnya berbeda. Ikan duo adalah larva dari ikan yang memiliki nama latin ''Awaous melanocephalus'', yang masih berkerabat dengan ikan ''guppies.'' Duo sole sering disantap dengan putu, atau uta kelo.
=== Pallumara ===
Pallumara merupakan makanan yang berbahan dasar ikan, kunyit, asam jawa dan cabai untuk rasa pedas. Pallumara juga merupakan makanan khas Makassar. Namun terdapat sedikit perbedaan di mana pallumara di Makassar memiliki kuah cenderung kuning dan rasa yang lebih segar, sedangkan pallumara di Palu seringkali berkuah merah dan lebih pedas.
=== Bau Ngau/Ikan Kering ===
Bau
=== Uta Dada/Sayur Santan ===
Uta dada <ref>{{Cite web|title=Uta Dada, Kuliner Khas Palu dan Rahasia Memasaknya {{!}} aginamo|url=https://aginamo.blogspot.com/2016/04/uta-dada-kuliner-khas-palu-dan-rahasia.html|website=aginamo.blogspot.com|access-date=2022-05-23|archive-date=2022-05-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20220530194533/https://aginamo.blogspot.com/2016/04/uta-dada-kuliner-khas-palu-dan-rahasia.html|dead-url=no}}</ref> merupakan kuliner khas Kota Palu yang tidak hanya digemari masyarakat asli daerah ini, tetapi juga menu kesukaan masyarakat pendatang. Uta dada merupakan jenis kuliner bersantan, agak pedas, dengan aroma dan rasa khas ayam bakar/asap. Terdapat dua jenis Uta dada, yakni Uta dada ayam dan ikan, yang keduanya sama-sama dibakar/diasap. Kekuatan rasa Uta dada adalah dari proses pembakaran/pengasapan. Oleh karena itu Uta dada tidak membutuhkan bawang putih dalam campuran bumbunya karena bawang putih dapat menenggelamkan aroma asap tersebut. Bahkan, masakan khas Kaili pada umumnya juga tidak menggunakan bawang putih.
Jenis ayam yang digunakan untuk memasak Uta dada biasanya ayam kampung, dan jenis ikan yang biasa digunakan adalah ikan cakalang asap atau ikan teri medan yang telah diasapi (''rono tapa'' dalam Bahasa Kaili). Antara Uta dada ayam dan ikan hanya terdapat sedikit perbedaan bumbu. Uta dada ayam menggunakan sereh dan sedikit air asam jawa, Sedangkan uta dada ikan tidak menggunakan sereh tetapi menggunakan tomat, bukan air asam jawa.
=== Tabaro Dange ===
Dange terbuat dari sagu (''tabaro'', dalam Bahasa Kaili berarti sagu, dan ''dange'' yaitu panggang) sehingga tabaro dange berarti sagu panggang. Sagu dicampur dengan kelapa parut, kemudian dipanggang di atas kayu bakar menggunakan wajan khusus yang terbuat dari tanah liat yang bentuknya lebih ceper seperti piring. Proses pembakarannya unik, di mana campuran sagu dipanggang di antara dua wajan tanah yang panas sehingga matang merata. Tabaro dange dapat dinikmati dengan ikan, atau gula merah/gula aren jika ingin rasa manis. Makanan serupa juga dikenal dengan nama ''ambal'' di Kabupaten Buol, ''jepa'' oleh Suku Mandar di Sulawesi Barat, dan juga ''dange'' di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Bedanya, dange di Palu dan ambal terbuat dari sagu, dange di Pangkep terbuat dari beras ketan, sedangkan jepa terbuat dari parutan singkong.
=== Tetu ===
Tetu merupakan kue basah yang berbahan dasar terigu, tepung beras, santan, dan gula aren atau gula putih. Tetu dicetak dengan wadah yang terbuat dari daun pandan besar yang telah dibentuk seperti perahu/mangkuk. Gula aren yang telah disisir atau gula putih dimasukkan ke dalam cetakan daun pandan, lalu dituangi adonan dan dikukus hingga matang. Ada petuah yang mengatakan untuk tidak membuka kukusan sebelum tetu benar-benar matang, karena akan memengaruhi hasilnya. Tetu memiliki tekstur lembut, adonan yang tawar, manis gula yang meleleh di bagian bawah, serta wangi pandan. Tetu sangat mudah dijumpai di bulan Ramadan dan dijadikan sebagai takjil. Tetu juga dikenal oleh masyarakat Suku Mandar di Sulawesi Barat. Tetu disebut juga sebagai kue perahu atau kue lampu-lampu di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
=== Nasi Kuning ===
Kota Palu juga memiliki jenis nasi kuning yang khas. Nasi kuning di Palu biasanya disajikan dengan ikan saus (dimasak dengan cabai, tomat bawang, dll), ayam saus, telur rebus, atau gore-gore (daging yang direbus, digoreng, dan ditumis dengan bumbu dengan cita rasa manis pedas berempah, dengan tambahan ubi kayu goreng), serta sambal. Nasi kuning menjadi pilihan sarapan dan makan malam bagi masyarakat Palu.
=== Bawang Goreng ===
Meski tidak untuk dimakan begitu saja, bawang goreng menjadi pelengkap di berbagai hidangan dan merupakan salahsatu buah tangan yang cukup populer di Kota Palu. Bawang goreng Palu terbuat dari bawang varietas lokal, bukan bawang merah biasa. Bentuknya mirip seperti bawang merah, namun dengan warna yang lebih pucat nyaris putih dan sedikit kehijauan. Jenis bawang seperti ini konon kurang enak untuk digunakan sebagai bumbu masakan, dan lebih cocok untuk dijadikan bawang goreng. Bawang goreng khas Palu memiliki tekstur yang lebih padat, renyah, dan warna yang kuning keemasan dibandingkan bawang goreng dari bawang merah biasa yang biasanya lebih kecoklatan. Bawang goreng dapat dengan mudah ditemukan di toko oleh-oleh, dan di pasar tradisional. Bahkan di beberapa pasar ada yang menjual bawang goreng mentahan yang sudah diiris dan siap digoreng.
== Transportasi ==
=== Transportasi Udara ===
Kota Palu mempunyai sebuah [[bandara]] nasional yang berada di dalam kota, yaitu [[Bandara Mutiara|Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie]], terletak di [[Palu Selatan, Palu|Kecamatan Palu Selatan]], [[Birobuli Utara, Palu Selatan, Palu|Kelurahan Birobuli Utara]].
=== Transportasi Laut ===
Kota Palu juga mempunyai sebuah [[Pelabuhan]] Nasional yang juga berada di dalam wilayah kota, yaitu [[Pelabuhan Pantoloan]], terletak di Palu Utara, [[Tawaeli, Palu|Kecamatan Tawaeli]], [[Pantoloan Induk, Tawaeli, Palu|Kelurahan Pantoloan]].
=== Transportasi Darat ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Brug te Paloe TMnr 60033357.jpg|jmpl|ki|Jembatan di Palu pada tahun 1930-an]]
Transportasi darat di kota Palu meliputi transportasi tradisional dan modern.
Baris 323 ⟶ 334:
Di kota Palu sedikitnya telah beroperasi 800 minibus angkutan kota (angkot) yang menjadi komuter utama di kota ini. Jumlah angkot di kota ini sering kali dianggap terlalu banyak, mengingat kota ini hanya membutuhkan sekitar 500 angkot. Hal ini berarti terdapat 2 angkot untuk seorang komuter. Biaya Rp. 4.000,- untuk orang dewasa dan Rp. 3.000,- untuk pelajar. Uniknya, meskipun trayek angkot telah ditetapkan, setiap angkot dapat saja mengantar penumpang ke mana saja sepanjang sopir angkot berkenan. Satu hal lagi yang unik adalah angkot tersebut disebut sebagai "Taksi" oleh penduduk setempat. Warna angkot ini juga hanya 1, yaitu warna biru tua.
* [[Bus raya terpadu]]
* [[Taksi]]
Baris 336 ⟶ 347:
Moda transportasi tradisional ini masih dapat dijumpai di beberapa wilayah kota ini. Namun, wilayah peredarannya dibatasi agar tidak memasuki pusat kota dan hanya terbatas untuk mengangkut penumpang dan barang di sekitar lokasi pasar-pasar tradisional.
==
{{Main|Daftar stasiun televisi di Sulawesi Tengah}}
== Bencana alam ==
=== Gempa bumi 2005 ===
Pada tanggal [[24 Januari]] [[2005]] pukul 04.10 [[Waktu Indonesia Tengah|WITA]], [[Gempa bumi]] berkekuatan 6,2 pada [[Skala Richter]] mengguncang Palu. Pusat gempa terjadi di Desa Bora Kecamatan Biromaru, [[Kabupaten Sigi]], 16 km arah tenggara Kota Palu tepatnya, di kedalaman 30 km. Gempa itu berada pada 1°03′ LS - 119°99′ BT. Warga panik dan langsung mengungsi karena takut kemungkinan adanya [[tsunami]] [[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|seperti yang terjadi]] di [[Aceh]]. Sebagian dari mereka melarikan diri ke perbukitan dan pegunungan. Akibatnya, satu orang meninggal, empat orang cedera dan 177 bangunan rusak. Warga sekitar Biromaru malah Mengungsi didekat tempat pusat gempa.
=== Gempa bumi dan tsunami 2018 ===
{{utama|Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018}}
Pada tanggal [[28 September]] [[2018]] pukul 18.02 [[Waktu Indonesia Tengah|WITA]], [[Gempa bumi|gempa]] berkekuatan 7,4 [[Skala kekuatan momen|M<sub>w</sub>]] mengguncang daerah Donggala, Palu, Sigi dan sekitarnya. Selain korban jiwa, gempa dan [[tsunami]] menyebabkan sarana dan prasarana rusak. Salah satunya Jembatan Kuning yang menjadi ikon Kota Palu ambruk. Berikut informasi terkini terkait bangunan yang rusak:
Baris 349 ⟶ 364:
* Desa Jono Oge dan Desa Sibalaya Kabupaten Sigi dan lahan pertanian sekitar terdampak likuifaksi.
* Bandar udara Mutiara SIS Al-jufri mengalami kerusakan pada landasan pacu sepanjang 400 meter dari panjang utama 2400 meter, menara pemantau (ATC) roboh dengan 1 korban meninggal dunia, dan bangunan utama bandar udara yang rusak dan retak.
* Pusat perbelanjaan atau salah satu mal terbesar di kota Palu,
* Pusat perbelanjaan Palu Grand Mall terletak di jalan Diponegoro terhempas tsunami terletak persis berhadapan dengan Teluk Palu.
* Hotel Mercure terletak di jalan Cumi-cumi dan Hotel Palu Golden terletak di jalan Raden Saleh rusak dan terhempas tsunami.
Baris 366 ⟶ 381:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kota-palu.go.id/selayang%20pandang.htm Situs resmi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060315221516/http://www.kota-palu.go.id/selayang%20pandang.htm |date=2006-03-15 }}
* {{en}} [http://smh.com.au/news/world/six-killed-in-indonesian-blast/2005/12/31/1135915716771.html "Six killed in Indonesian blast", ''Sydney Morning Herald'', 31 Desember 2005]
* {{id}} [http://kotapalu.net Kota Palu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170723202438/http://www.kotapalu.net/ |date=2017-07-23 }}
{{
{{Kota Palu}}
{{sulteng}}
|