Drumblek: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Samuele2002 (bicara | kontrib) k (GR) File renamed: File:Bellyra Atau Glockenspiel.png → File:Bellyra (Glockenspiel).png Criterion 3 (obvious error) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(101 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Ragam Kostum Pemain Drumblek (1).jpg|jmpl|Drumblek merupakan drumben tradisional dari Kota Salatiga yang dipelopori oleh Didik Subiantoro Masruri ({{harvnb|Rohman|2019||p=
'''Drumblek''' ({{lang-jv|ꦢꦿꦸꦩ꧀ꦧ꧀ꦭꦺꦏ꧀|Drumblèk}}) adalah [[drumben]] tradisional yang berasal dari [[Kota Salatiga]]. Kesenian ini dipelopori oleh seorang seniman bernama [[Didik Subiantoro Masruri]] akibat keterbatasan biaya untuk membeli alat musik drumben dalam rangka memeriahkan acara Hari Ulang Tahun ke-41 Republik Indonesia pada
== Asal-usul ==
Menurut Supangkat, drumblek memang bisa dikatakan sebagai salah satu jenis kesenian baru, tetapi cikal bakal dari kesenian drumblek sebenarnya adalah ''klothekan'' yang sudah tergolong sebagai budaya lokal dan sudah lama ada dalam masyarakat [[Jawa]].{{sfnp|Supangkat|2014|p=20|ps=}} Drumblek dapat digolongkan sebagai seni budaya asli yang berasal dari Salatiga apabila kehadirannya dikatakan sebagai “penyempurnaan” dari budaya ''klothekan'' yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi.{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2015|p=31|ps=}}{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2017|p=21|ps=}}▼
[[Berkas:Drumblek (5).jpg|jmpl|280x280px|Drumblek dapat digolongkan sebagai seni budaya asli Kota Salatiga, apabila kehadirannya dikatakan sebagai “penyempurnaan” dari budaya ''klothekan'' ({{harvnb|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2015||p=31}}).]]
Kesenian drumblek pertama kali muncul tahun 1986 di Desa Pancuran, Kelurahan Kutowinangun,{{efn|Pada waktu itu, Kelurahan Kutowinangun belum dibagi menjadi dua. Kelurahan Kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul baru diresmikan tanggal [[17 Maret]] [[2015]] oleh Wali Kota Salatiga, Yuliyanto. Tujuan dari pembentukan Kecamatan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga adalah untuk meningkatkan pelayanan publik, melaksanakan fungsi pemerintah, dan melaksanakan fungsi masyarakat ({{harvnb|Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 5 tentang Pembentukan Kelurahan Kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul Tahun|2012|pp=1-11}}).}} Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga<ref>{{Cite web|url=https://jatengprov.go.id/beritadaerah/drumblek-unggulan-budaya-lokal-salatiga/|title=Drumblek Unggulan Budaya Lokal Salatiga|last=Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Tengah|first=|date=17 April 2017|website=Portal Berita Pemerintah Provinsi Jawa Tengah|access-date=31 Maret 2019}}</ref> dengan pencetusnya bernama Didik Subiantoro Masruri atau lebih akrab dipanggil dengan Didik Ompong.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://budayajawa.id/kesenian-drumblek-seni-asli-salatiga/|title=Kesenian Drumblek, Seni Asli Salatiga|last=Budaya Jawa|first=|date=tanpa tanggal|website=Informasi Budaya Jawa|access-date=31 Maret 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Drumblek-Drumband-Kreatif|title=Drumblek: Drumband Kreatif|last=Info Budaya|first=|date=9 Agustus 2018|website=Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|access-date=25 Agustus 2019}}</ref> Ide kreatif Didik muncul ketika Desa Pancuran diminta untuk berpartisipasi mengikuti karnaval Hari Ulang Tahun ke-41 Republik Indonesia.{{sfnp|Rohman|2019|p=13|ps=}} Pada saat itu, acara-acara kesenian memang banyak diselenggarakan di Kota Salatiga. Adapun acara-acara yang dimaksud adalah karnaval, pawai, dan festival budaya.{{sfnp|Referensi Nilai Budaya Takbenda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah|p=5|ps=|2017}}▼
▲Menurut Supangkat, drumblek memang bisa dikatakan sebagai salah satu jenis kesenian baru, tetapi cikal bakal dari kesenian drumblek sebenarnya adalah ''klothekan'' yang sudah tergolong sebagai budaya lokal dan sudah lama ada dalam masyarakat [[Jawa]].{{sfnp|Supangkat|2014|p=20|ps=}} Drumblek dapat digolongkan sebagai seni budaya asli yang berasal dari Kota Salatiga, apabila kehadirannya dikatakan sebagai “penyempurnaan” dari budaya ''klothekan'' yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi.{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2015|p=31|ps=}}{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2017|p=21|ps=}}{{sfnp|Aprianto|2021|p=75|ps=}}
<!--[[Berkas:Drumblek Generasi Muda Pancuran.jpg|al=|jmpl|280x280px|Gempar (Generasi Muda Pancuran) merupakan perkumpulan drumblek pertama di Kota Salatiga ({{harvnb|Rohman|2019||p=14}}).]]-->
Didik awalnya memiliki keinginan membentuk drumben agar Desa Pancuran dapat berpartisipasi dalam acara tersebut, tetapi terbentur oleh keterbatasan dana.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://salatiga.go.id/drumblek-unggulan-budaya-lokal-salatiga/|title=Drumblek Unggulan Budaya Lokal Salatiga|last=Pemerintah Kota Salatiga|first=|date=16 April 2017|website=Website Resmi Pemerintah Kota Salatiga|access-date=31 Maret 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://salatigakota.go.id/InfoBerita.php?id=1076&|title=Belasan Grup Drumblek Semarakkan Karnaval Budaya Salatiga|last=Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kota Salatiga|first=|date=18 Agustus 2014|website=Pemerintah Kota Salatiga|access-date=12 Mei 2020}}</ref> Setelah berpikir panjang, Didik akhirnya memiliki gagasan unik tetap membentuk drumben dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang masih layak pakai sebagai alat musik pendukungnya, seperti seperti [[bambu]], [[ember]], [[drum]], dan [[jeriken]].{{sfnp|Supangkat|2014|p=31|ps=}} Ide Didik tersebut disambut antusias oleh kawan-kawan dan remaja Desa Pancuran. Mulailah mereka bekerjasama mengumpulkan berbagai drum bekas, jerigen minyak, ember, hingga potongan bambu. Setelah semuanya terkumpul, mereka terus berlatih agar mampu tampil dalam karnaval Hari Ulang Tahun ke-41 Republik Indonesia.{{sfnp|Sutantyo|2013|p=31|ps=}} Pada awal latihannya, suara drumblek jauh lebih berisik ketika ditabuh, bahkan belum membentuk irama lagu. Hal ini dikarenakan semua peralatan yang dipakai menggunakan barang bekas.{{sfnp|Referensi Nilai Budaya Takbenda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah|p=5|ps=|2017}}▼
▲Kesenian drumblek pertama kali muncul tahun 1986 di Desa Pancuran, [[Kutowinangun Lor, Tingkir, Salatiga|Kelurahan Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga]]{{efn|Pada waktu itu, Kelurahan Kutowinangun belum dibagi menjadi dua. Kelurahan Kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul baru diresmikan tanggal
<!--[[Berkas:
▲Didik awalnya memiliki keinginan membentuk drumben agar Desa Pancuran dapat berpartisipasi dalam acara tersebut, tetapi terbentur oleh keterbatasan dana.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://salatiga.go.id/drumblek-unggulan-budaya-lokal-salatiga/|title=Drumblek Unggulan Budaya Lokal Salatiga|last=Pemerintah Kota Salatiga|first=|date=16 April 2017|website=Website Resmi Pemerintah Kota Salatiga|access-date=31 Maret 2019|archive-date=2020-07-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20200721084544/http://salatiga.go.id/drumblek-unggulan-budaya-lokal-salatiga/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://salatigakota.go.id/InfoBerita.php?id=1076&|title=Belasan Grup Drumblek Semarakkan Karnaval Budaya Salatiga|last=Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kota Salatiga|first=|date=18 Agustus 2014|website=Pemerintah Kota Salatiga|access-date=12 Mei 2020|archive-date=2021-01-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210111080045/http://salatigakota.go.id/InfoBerita.php?id=1076&|dead-url=yes}}</ref> Setelah berpikir panjang, Didik akhirnya memiliki gagasan unik tetap membentuk drumben dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang masih layak pakai sebagai alat musik pendukungnya,
Pada perkembangan selanjutnya, nama “drumblek” akhirnya disepakati bersama untuk menyebut temuan kesenian tersebut mengingat alat yang digunakan mayoritas berasal dari drum bekas berbahan seng ([[bahasa Jawa]]: ''blek''), sedangkan wadah bagi kesenian drumblek Desa Pancuran pada awal berdirinya diberi nama Drumben Tinggal Kandas,{{sfnp|Satriyo|2016|p=105|ps=}} yang kemudian berganti nama menjadi Gempar (Generasi Muda Pancuran).{{sfnp|Kampoeng Salatiga|2013|p=32|ps=}}{{sfnp|Susanto|2016|p=76|ps=}}▼
▲Pada perkembangan selanjutnya, nama “drumblek” akhirnya disepakati bersama untuk menyebut temuan kesenian tersebut mengingat alat yang digunakan mayoritas berasal dari drum bekas berbahan seng ([[bahasa Jawa]]: ''blek''), sedangkan wadah bagi kesenian drumblek Desa Pancuran pada awal berdirinya diberi nama Drumben Tinggal Kandas,<ref name=":4" />{{sfnp|Satriyo|2016|p=105|ps=}} yang kemudian berganti nama menjadi
Keseriusan latihan dari warga Desa Pancuran membuahkan hasil ketika tampil dalam acara Hari Ulang Tahun ke-41 Republik Indonesia. Drumblek dari Desa Pancuran menarik perhatian para penonton, bahkan sampai sekarang menjadi peserta yang dinantikan oleh masyarakat setiap diadakan berbagai acara kesenian di Kota Salatiga.{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2014|p=22|ps=}} Saat itu, drumblek hadir untuk pertama kalinya sebagai wujud apresiasi terhadap kesenian rakyat. Didik dan warga Desa Pancuran ingin menciptakan sebuah inovasi baru, sekaligus memperkenalkan budaya Kota Salatiga melalui drumblek.{{sfnp|Susanto|2016|p=75|ps=}}▼
▲Keseriusan latihan dari warga Desa Pancuran membuahkan hasil ketika tampil dalam acara Hari Ulang Tahun ke-41 Republik Indonesia.{{sfnp|Aprianto|2021|p=77|ps=}} Drumblek dari Desa Pancuran menarik perhatian para penonton, bahkan sampai sekarang menjadi peserta yang dinantikan oleh masyarakat setiap diadakan berbagai acara kesenian di Kota Salatiga.{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2014|p=22|ps=}} Saat itu, drumblek hadir untuk pertama kalinya sebagai wujud apresiasi terhadap kesenian rakyat.{{sfnp|Aprianto|2021|p=77|ps=}} Didik dan warga Desa Pancuran ingin menciptakan sebuah inovasi baru, sekaligus memperkenalkan budaya Kota Salatiga melalui drumblek.{{sfnp|Susanto|2016|p=75|ps=}}
Dengan mengenakan kostum ala kadarnya dan ''theklek'' (bahasa Jawa: sandal yang berasal dari kayu), Drumblek Tinggal Kandas mengusung tema yang berbau politik, tetapi dikemas tidak terlalu vulgar, yaitu “jika tak dapatku sumbangkan bunga pada bangsa, sebutir pasir pun jadi”.{{sfnp|Rohman|2019|p=14|ps=}} Ciri tersebut mengantarkan warga Desa Pancuran meraih penghargaan dari [[Museum Rekor Dunia Indonesia|MURI]] (Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk kategori pawai menggunakan ''theklek'' dengan peserta terbanyak.{{sfnp|Supangkat|2014|p=16|ps=}} Desa Pancuran kemudian tidak hanya dikenal sebagai pencetus drumblek saja, tetapi juga dikenal sebagai barisan ''theklek'' sebagai ciri khasnya''.{{sfnp|Supangkat|2014|p=8|ps=}}''▼
▲Dengan mengenakan kostum ala kadarnya dan ''theklek'' (bahasa Jawa: sandal yang berasal dari kayu), Drumblek Tinggal Kandas mengusung tema yang berbau politik, tetapi dikemas tidak terlalu vulgar, yaitu “jika tak dapatku sumbangkan bunga
Ide kreatif dari Didik perlahan turut diikuti oleh kampung-kampung lain yang ada di Kota Salatiga.{{sfnp|Aprianto|2021|p=77|ps=}} Grup-grup kesenian drumblek semakin banyak bermunculan di tiap-tiap kampung yang ada di Kota Salatiga.{{sfnp|Supangkat, dkk|1995|p=30–31|ps=}} Drumblek tidak hanya ditampilkan dalam acara karnaval saja, tetapi juga dijadikan acara seremonial Pemerintah Kota Salatiga.{{sfnp|Rohman|2019|p=14|ps=}}{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2013|p=21|ps=}} Kesenian drumblek berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir ini, dengan ditandai munculnya grup-grup drumblek baru di daerah-daerah perbatasan Kota Salatiga dan [[Kabupaten Semarang]], yaitu [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], [[Banyubiru, Semarang|Banyubiru]], dan [[Tengaran, Semarang|Tengaran]].{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2014|p=22|ps=}}{{sfnp|Supangkat, dkk|1995|p=31|ps=}}<ref>{{Cite web|last=Dianee|first=Ratu Haiu|date=22 Januari 2022|title=Berawal dari Barang Bekas Hingga Terciptanya Musik Marching Band|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/133100076/berawal-dari-barang-bekas-hingga-terciptanya-musik-marching-band|website=National Geographic Indonesia|access-date=25 Maret 2023}}</ref> Salah satu faktor yang menyebabkan pesatnya pertumbuhan grup drumblek adalah dukungan yang diberikan oleh kepala desa masing-masing di tiap daerah.{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2013|p=21|ps=}}{{sfnp|Rohman|2019|p=15|ps=}}
== Perkembangan ==
Keberadaan drumblek
Rohman mengemukakan pendapat lain terkait perkembangan kesenian drumblek. Menurutnya, terdapat tiga proses drumblek dapat menyebar dengan cepat, yaitu adanya pemain drumblek dari Desa Pancuran yang pindah domisili ke kampung lain dan di tempat tinggalnya yang baru itulah orang tersebut melatih serta mengembangkan drumblek sendiri, sehingga kampung barunya memiliki kelompok drumblek; adanya warga Desa Pancuran yang diminta menjadi pelatih di tempat lain;<ref>{{Cite web|last=Subiharto|date=31 Oktober 2009|title=Drumblek Kampung Pancuran Pra HUT Klenteng|url=http://scientiarum.com/2009/10/31/drumblek-kampoeng-pancuran-pra-hut-klenteng/|website=Scientiarum: Wacana Kritis Prinsipiel Mahasiswa UKSW dan Salatiga|access-date=8 Oktober 2021}}</ref> serta pada masa awal kampus UKSW mengenal drumblek, pihak kampus mendatangkan pelatih drumblek dari Desa Pancuran.{{sfnp|Rohman|2019|p=15|ps=}} Selain ketiga faktor tersebut, Supangkat menambahkan bahwa faktor lain drumblek dapat menyebar dengan cepat adalah adanya beberapa orang mahasiswa yang ikut berlatih di Desa Pancuran.{{sfnp|Supangkat|2014|p=20|ps=}}<ref name=":3">{{Cite web|last=Rohman|first=Fandy Aprianto|date=16 Mei 2020|title=Drumblek|url=https://budaya-indonesia.org/drumblek|website=Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|access-date=16 Mei 2020}}</ref> Hal inilah yang membuat proses alih keterampilan dapat berjalan dengan lancar.{{sfnp|
Seiring menjamurnya grup-grup drumblek yang ada di Kota Salatiga dan sekitarnya, dibentuklah
Perlu diketahui, terbentuknya PDS dikarenakan adanya berbagai problematika yang berasal dari berbagai grup drumblek yang ada di Kota Salatiga, terutama dari Drumblek Gempar.{{sfnp|Aprianto|2021|p=78–79|ps=}} Salah satu permasalahan tersebut adalah banyaknya festival atau lomba musik drumblek dengan sistem penilaian yang kurang efektif. PDS hadir sebagai penengah, sekaligus memberikan solusi kepada penyelenggara terkait perlombaan dan sistem penilaian yang baik.{{sfnp|Rohman|2019|p=16|ps=}} Susanto memperjelas bahwa PDS dibentuk sebagai wadah yang menaungi grup-grup drumblek serta tempat berdiskusi untuk memberikan suatu informasi terkait dengan agenda-agenda dan kegiatan drumblek. Selain itu, PDS juga diharapkan dapat mengembangkan musikalitas setiap grup-grup atau kelompok-kelompok drumblek dan mempersatukannya sebagai ikon Kota Salatiga.{{sfnp|Susanto|2016|p=76–77|ps=}} Dalam wadah PDS sendiri, pengurusnya memiliki slogan, yaitu “dari Salatiga untuk dunia”. Mereka berharap suatu saat nanti drumblek dapat dikenal oleh negara lain.{{sfnp|
== Bentuk penyajian ==
Supangkat mengemukakan bahwa drumblek di Kota Salatiga terpengaruh oleh drumben [[Belanda]].
Drumblek menjadi salah satu inovasi
Anggota kelompok menjadi poin penting dalam kesenian drumblek. Semakin banyak jumlah anggota pemain drumblek, semakin memungkinkan permainan drumblek menjadi lebih riuh.{{sfnp|Rohman|2019|p=17|ps=}} Hal ini dikarenakan inti dari drumblek adalah kemeriahan dari aspek permainan alat musik, tarian, dan kostum yang digunakan, sehingga anggota kelompok drumblek menjadi hal utama yang perlu dikoordinasi dengan baik agar memunculkan harmonisasi.{{sfnp|Susanto|2016|p=75|ps=}}
Suatu kelompok drumblek terdiri
=== Peralatan ===
Peralatan yang biasa digunakan dalam drumblek antara lain:{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2014|p=22|ps=}}{{sfnp|Referensi Nilai Budaya Takbenda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah|p=
<gallery>
Baris 46 ⟶ 47:
Berkas:Blek Drumblek.png|''Blek'' (kaleng bekas) sebagai pengganti dari ''[[snare drum]].''
Berkas:Threetom.png|''Threetom'' sebagai patokan atau acuan untuk mengatur ketukan atau tempo.
Berkas:Kentongan Drumblek.png|Bambu atau [[
Berkas:Bellyra (Glockenspiel).png|''Bellyra'' atau ''glockenspiel'' sebagai melodi.
</gallery>
=== Komposisi pemain ===
[[Berkas:Mayoret Drumblek (1).jpg|jmpl|280x280px|Kostum yang digunakan oleh para pemain drumblek sebagian besar terpengaruh dari kostum kesenian Topeng Ireng ({{harvnb|Rohman|2019||p=19}}).|al=]]
Komposisi pemain drumblek sebelum tahun [[2000-an]] lebih banyak menggunakan penari daripada pemain instrumen musik, tetapi sejak tahun [[2005]] komposisi pemain tersebut diubah dengan cara mengurangi penari dan menambahkan pemain instrumen musik.{{sfnp|Rohman|2019|p=19|ps=}} Komposisi pemain dalam instrumen drumblek dapat diubah-ubah sesuai keperluan masing-masing grup drumblek, tetapi komposisi standar dalam pementasan drumblek adalah 50 orang pemain ''snare drum'', 30 orang pemain kentongan, 20 orang pemain tong kecil plastik (drum tenor), 10-15 orang pemain tong besar plastik (drum bass), dan 5 orang pemain ''bellyra'' atau ''glockenspiel''. Selain itu, juga terdapat pemain pendukung seperti penari dan [[mayoret]].{{sfnp|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2014|p=22|ps=}}{{sfnp|Kampoeng Salatiga|2013|p=28|ps=}}▼
<!--[[Berkas:Ragam Kostum Pemain Drumblek (4).jpg|jmpl|280x280px|Kostum pemain dalam sebuah kelompok drumblek biasanya dibedakan atas tiga jenis, yaitu kostum untuk pemain alat musik atau instrumen drumblek, kostum untuk para penari drumblek, serta kostum untuk mayoret drumblek ({{harvnb|Kampoeng Salatiga|2013||p=16}}).]]-->
▲Komposisi pemain drumblek sebelum tahun
=== Ragam lagu dan kostum ===
<!--[[Berkas:Mayoret Drumblek (2).jpg|jmpl|280x280px|Kostum yang digunakan oleh mayoret drumblek merupakan perhatian utama dari para penonton ({{harvnb|Satriyo|2016||p=104}}).
Jika dilihat dari penampilan dan ragam kostum yang digunakan,
Lagu-lagu yang dimainkan oleh grup-grup drumblek juga sangat bervariasi, yaitu dari lagu-lagu rakyat hingga pop yang telah diaransemen.{{sfnp|Rohman|2019|p=19|ps=}} Permainan musik tersebut diawali dengan pemilihan lagu, yang kemudian diteruskan oleh pemegang kontrol musik (biasanya pemain ''glockenspiel'') untuk mencari ketukan dan menentukan tempo agar diikuti oleh pemain yang memegang alat lainnya.{{sfnp|Susanto|2016|p=76|ps=}}
Seperti halnya drumben, kostum yang dikenakan dalam kesenian drumblek juga beragam karena tidak ada standardisasi dalam penggunaannya, semua kelompok drumblek dibebaskan berkreasi asalkan menjaga kesopanan.<ref name=":5" /> Adapun kostum-kostum yang digunakan oleh para pemain drumblek sebagian besar terpengaruh dari kostum kesenian [[topeng ireng|Topeng Ireng]].{{sfnp|Rohman|2019|p=19|ps=}} Kostum pemain dalam sebuah kelompok drumblek biasanya dibedakan atas tiga jenis, yaitu kostum untuk pemain alat musik atau instrumen drumblek, kostum untuk para penari drumblek, serta kostum untuk mayoret drumblek.{{sfnp|Kampoeng Salatiga|2013|p=16|ps=}}{{sfnp|Aprianto|2021|p=81|ps=}} Supangkat dan Satriyo mengemukakan bahwa penggunaan kostum
<!--== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Drumblek (2).jpg|Pemain ''glockenspiel''.
Berkas:Drumblek (3).jpg|Pemain tong besar plastik (drum bass).
Berkas:Ragam Kostum Pemain Drumblek (2).jpg|Penari drumblek.
</gallery>-->
== Lihat pula ==
{{portal|Budaya|Indonesia}}
* [[
* [[Tari Jurit Ampil Kridha Warastra]]
* [[
* [[Topeng Ireng]]
==
{{notes|1}}
Baris 79 ⟶ 89:
* {{Cite book|title=Drumblek dari Salatiga untuk Dunia|last=Kampoeng Salatiga|first=|publisher=Kampoeng Salatiga|year=2013|isbn=|location=Salatiga|pages=|ref={{sfnref|Kampoeng Salatiga|2013}}}}
* {{Cite book|title=Diskriminasi Rasial di Kota Kolonial: Salatiga
* {{Cite book|title=Salatiga: Sketsa Kota Lama|last=Supangkat|first=Eddy|publisher=Griya Media|year=2007|isbn=|location=Salatiga|pages=|ref={{sfnref|Supangkat|2007}}}}
* {{Cite book|title=Drumblek Seni Budaya Asli Salatiga|last=Supangkat|first=Eddy|publisher=Kantor Perpustakaan Arsip Daerah Kota Salatiga|year=2014|isbn=|location=Salatiga|pages=|ref={{sfnref|Supangkat|2014}}}}
Baris 85 ⟶ 95:
* {{Cite book|title=Drumblek dari Salatiga untuk Dunia.|last=Sutantyo|first=|publisher=Buksuling|year=2013|isbn=|location=Salatiga|pages=|ref={{sfnref|Sutantyo|2013}}}}
'''Jurnal
* {{Cite journal|last=
* {{Cite journal|last=Rohman|first=Fandy Aprianto|year=Juni 2020|title=Administrasi Pemerintahan ''Gemeente'' di Salatiga 1917–1942|url=https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/64|journal=Jurnal Walasuji|volume=11|issue=1|pages=|doi=|issn=2502-2229|ref={{sfnref|Rohman|2020}}|access-date=2020-06-18|archive-date=2020-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20200618142759/https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/64|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Rohman|first=Fandy Aprianto|year=Juni 2019|title=Drumblek, Kesenian Barang Bekas: Dari Salatiga untuk Dunia|url=http://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/35|journal=Jurnal Walasuji|volume=10|issue=1|pages=|doi=|issn=2502-2229|ref={{sfnref|Rohman|2019}}|access-date=2019-11-27|archive-date=2020-05-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20200530020135/https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/35|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Susanto|first=Ferry|year=Juni 2016|title=Strategi Pengelolaan Kelompok Musik Perkusi Drumblek Gempar di Salatiga|url=http://journal.isi.ac.id/index.php/JTKS/article/view/1816/544|journal=Jurnal Tata Kelola Seni|volume=2|issue=1|pages=|doi=|issn=2614-7009|ref={{sfnref|Susanto|2016}}}}
* {{Cite journal|last=Satriyo|first=Bagus|year=November 2016|title=Optimalisasi Festival Sebagai Sarana Hiburan Masyarakat Umum yang Bernilai Ekonomis|url=http://repository.uin-malang.ac.id/1030/1/Prosiding%20Irham%20Bashori%20Hasba.pdf|journal=Prosiding Seminar Nasional dan Call For Papers "Integrasi Disiplin Ilmu Keislaman dalam Konteks Potensi Madura"|volume=|issue=|pages=|doi=|isbn=978-602-6080-40-0|ref={{sfnref|Satriyo|2016}}}}
Baris 94 ⟶ 106:
'''Majalah'''
* {{Cite journal|last=Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|first=|date=|year=2013|orig-year=|title=Segera Wujudkan Wisata Kampung Buah|url=http://dprd-salatigakota.go.id/wp-content/uploads/2016/12/jiwaraga-2014-01.pdf|journal=Majalah Jiwa Raga|edition=3|volume=|issue=|pages=|doi=|issn=|ref={{sfnref|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2013}}|access-date=2019-08-24|archive-date=2020-11-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20201120180602/http://dprd-salatigakota.go.id/wp-content/uploads/2016/12/jiwaraga-2014-01.pdf|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|first=|year=2014|title=Drumblek Kesenian Asli Salatiga: Dari Salatiga untuk Indonesia|url=http://dprd-salatigakota.go.id/wp-content/uploads/2016/12/jiwaraga-2014-03.pdf|journal=Majalah Jiwa Raga|volume=|issue=|pages=|doi=|issn=|edition=3|ref={{sfnref|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2014}}|access-date=2019-08-24|archive-date=2019-08-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20190824183450/http://dprd-salatigakota.go.id/wp-content/uploads/2016/12/jiwaraga-2014-03.pdf|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|first=|year=2015|title=Festival Drumblek Karang Taruna Svarna Gatra Suruh|url=http://dprd-salatigakota.go.id/wp-content/uploads/2016/12/jiwaraga-2015-04.pdf|journal=Majalah Jiwa Raga|volume=|issue=|pages=|doi=|issn=|edition=4|ref={{sfnref|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2015}}|access-date=2019-08-25|archive-date=2020-11-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20201117070221/http://dprd-salatigakota.go.id/wp-content/uploads/2016/12/jiwaraga-2015-04.pdf|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|first=|year=2017|title=Potensi dan Kearifan Lokal: Pilihan Pengambil Kebijakan|url=http://dprd-salatigakota.go.id/wp-content/uploads/2017/03/Majalah-Jiwa-Raga-I-2017.pdf|journal=Majalah Jiwa Raga|volume=|issue=|pages=|doi=|issn=|edition=1|ref={{sfnref|Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga|2017}}|access-date=2019-08-24|archive-date=2020-12-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20201205090502/http://dprd-salatigakota.go.id/wp-content/uploads/2017/03/Majalah-Jiwa-Raga-I-2017.pdf|dead-url=yes}}
'''Lainnya'''
* {{Cite journal|last=|first=|date=|year=|orig-year=|title=Penyusunan Data Master Referensi Nilai Budaya Takbenda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah|url=http://sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Drumblek%20Salatiga.pdf|ref={{sfnref|Referensi Nilai Budaya Takbenda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah|2017}}}}{{Pranala mati|date=Mei 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{Cite journal|last=|first=|date=|year=|orig-year=|title=Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 5 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kelurahan Kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul|url=https://jdih.salatiga.go.id/berkas/perda_2012_05.pdf|ref={{sfnref|Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 5 tentang Pembentukan Kelurahan Kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul Tahun|2012}}}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* [https://radarsemarang.jawapos.com/berita/semarang-raya/salatiga/2017/12/11/galang-dana-dengan-drumblek/ Galang Dana dengan Drumblek]▼
* [https://www.
▲* [https://radarsemarang
* [https://www.antarafoto.com/mudik/v1492864208/pentas-seni-rakyat Pentas Drumblek di Lapangan Pancasila Salatiga]▼
* [https://salatiga.go.id/gubernur-puji-perubahan-kampung-pancuran/ Gubernur Puji Perubahan Kampung Pancuran]. {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20201026101746/https://salatiga.go.id/gubernur-puji-perubahan-kampung-pancuran/ |date=2020-10-26 }}
▲* {{Commonscat-inline|Drumblek}}
* [https://www.antarafoto.com/peristiwa/v1450173301/lomba-kesenian-drumblek Lomba Kesenian Drumblek].
▲* [https://www.antarafoto.com/mudik/v1492864208/pentas-seni-rakyat Pentas Drumblek di Lapangan Pancasila Salatiga].
* [https://salatiga.go.id/walikota-resmikan-kampung-wisata-pancuran/ Wali Kota Resmikan Kampung Wisata Pancuran]. {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210111161538/https://salatiga.go.id/walikota-resmikan-kampung-wisata-pancuran/ |date=2021-01-11 }}
{{artikel bagus}}
[[Kategori:Kota Salatiga]]
[[Kategori:Budaya Jawa]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Kesenian Jawa]]
[[Kategori:Kesenian Salatiga]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
▲[[Kategori:Kota Salatiga]]
|