Wuku Taun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Wuku Taun''' adalah salah satu upacara adat yang dilaksanakan di Kampung Adat Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Upacara ini dilaks...' |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
||
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Wuku Taun''' adalah salah satu [[upacara]] adat yang dilaksanakan di [[Kampung Adat Cikondang]], [[Desa Lamajang]], [[Kecamatan Pangalengan]], [[Kabupaten Bandung]]. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun
== Makanan ==
Makanan khusus yang biasa disajikan dalam upacara ''Wuku Taun'' adalah [[rengginang]], opak, tek-tek, borondong, ampyang, wajit, buntir, angleng, peuyeum, dodol dan kukuntir yang dibungkus dengan ''konca'' ([[daun]] [[pisang]]). Semua makanan yang disajikan harus dibuat dari beras atau [[tepung]] beras. Selain makanan, yang menjadi syarat untuk upacara ini harus ada [[ayam]] [[putih]], ayam [[hitam]], dan ayam [[abu-abu]]. Ayam putih merupakan [[simbol]] nasihat kepada masyarakat, supaya senantiasa memiliki perasaan yang putih bersih atau [[suci]]. Ayam hitam merupakan simbol nasihat, supaya masyarakat selalu tanggap dan senantiasa berbuat yang terbaik. Kalau ayam abu-abu melambangkan sikap manusia yang rakus dan harus dijauhi. Semua makanan itu akan dimakan setelah pagelaran ''beluk'' dilaksanakan. Selain itu, disuguhkan juga tiga jenis nasi tumpeng. Ketiganya adalah tumpeng ketan dengan olahan ayam putih, tumpeng beras putih dengan olahan ayam hitam, serta tumpeng beras merah dengan olahan ayam berbulu abu-abu.<ref>{{Cite news|url=https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3678995/makanan-spesial-dalam-tradisi-4-abad-kampung-adat-cikondang|title=Makanan Spesial dalam Tradisi 4 Abad Kampung Adat Cikondang|last=Gandapurnama|first=Baban|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2020-05-14}}</ref>
== Pelaksanaan ==
* Setelah menginjak tanggal 1-14 Muharam semua persiapan dilakukan. Kaum wanita yang bertugas menumbuk [[padi]] terdiri atas lima atau enam orang dengan ketentuan, mereka tidak sedang [[haid[[. Pakaiannya khusus, dilengkapi karembong atau kain yang diselendangkan yang biasanya digunakan untuk menggendong [[bayi]] dan kepalanya ditutup kerudung ([[hijab]]). Kegiatan menyambut Upacara Wuku Taun dari hari ke hari makin meningkat. Selain menyiapkan beras untuk bahan pembuat nasi tumpeng, kaum wanita membuat opak dan makanan khas masyarakat Kampung Cikondang. Kaum pria secara bergotong royong menyiapkan [[kayu]] bakar dan daun pisang yang harus diambil dari kaki [[Gunung Tilu]]. Kelak, daun-daun tersebut dijadikan bahan untuk berbagai macam wadah penganan dan lauk-pauk yang digunakan pada puncak upacara yang diselenggarakan tanggal 15 Muharam.
* Upacara dimulai dengan penyembelihan ayam untuk dimasukkan dalam tumpeng hasil panen padi di [[ladang]]] dan padi di [[sawah]]. Masyarakat di rumah masing-masing membuat tumpeng berisi ayam. Sebagian masyarakat lainnya dengan sukarela bekerja di rumah adat, mempersiapkan tumpeng, lauk-pauk, dan 12 jenis [[kue]] tradisi antara lain ampengan ketan, [[opak]] putih dan merah, [[wajit]], ketan, [[pisang]], dan [[kelontong]]. Masyarakat yang membuat tumpeng di rumah-rumah akan menyerahkan tumpengnya ke rumah adat dan pekerja di rumah adat akan membalasnya dengan tumpeng lain yang lebih lengkap. Upacara ditutup sore hari dengan doa bersama sebagai tanda syukur atas rezeki tahun lalu.
* Menjelang tengah hari, puluhan nasi tumpeng yang berasal dari rumah-rumah penduduk dibawa ke rumah adat. Kelak, setelah Kuncen membacakan ijab kabul yang menandai puncak acara tersebut, nasi tumpeng berikut lauk-pauknya dibagikan kembali kepada masyarakat. Sekitar seratus meter arah [[selatan]] rumah adat terdapat tiga makam, yaitu makam Anom atau Uwa Idil, Mak Akung, dan Mak Mpuh. Tempat tersebut dipercaya pula sebagai tempat ngahyang atau menghilangnya leluhur mereka yang menjadi penduduk pertama dan sekaligus pendiri Kampung Cikondang.<ref>{{Cite web|url=https://www.researchgate.net/publication/283804993_Tradisi_Wuku_Taun_sebagai_B_entuk_Integrasi_Agama_Islam_dengan_Budaya_Sunda_pada_Masyarakat_Adat_Cikondang|title=(PDF) Tradisi Wuku Taun sebagai B entuk Integrasi Agama Islam dengan Budaya Sunda pada Masyarakat Adat Cikondang|website=ResearchGate|language=en|access-date=2020-05-14}}</ref>
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Upacara adat]]
[[Kategori:Budaya]]
[[Kategori:Jawa Barat]]
|