Pemotongan kelamin perempuan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zona Tenang (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Perempuan menggunakan HotCat |
|||
(314 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox
|image1 = [[Berkas:Campaign road sign against female genital mutilation (cropped) 2.jpg|320px|Merujuk takarir atau caption]]
|caption1 = Sebuah
|label2 = Definisi
|data2 = Didefinisikan pada tahun 1977 oleh [[World Health Organization|WHO]], [[UNICEF]], dan [[UNFPA]] sebagai "penghilangan sebagian atau seluruh bagian luar kelamin wanita atau perlukaan lainnya pada organ kelamin wanita untuk alasan nonmedis."<ref name=WHO2014>[[#WHO2014|WHO 2014]].</ref>
Baris 19 ⟶ 18:
{{collapsed infobox section begin|Usia 0–14}}
|data8 = Sumber: UNICEF, Februari 2016<ref name=UNICEF2016/>
{{hlist|[[Gambia]] (56%)| [[Mauritania]] (54%)| [[Indonesia]] (49%, 0–11) | [[Guinea]] (46%) |[[Eritrea]] (33%)| [[Sudan]] (32%) | [[Guinea-Bissau]] (30%)| [[Etiopia]] (24%) | [[Nigeria]] (17%)|[[Yaman]] (15%)| [[Mesir]] (14%)| [[Burkina Faso]] (13%)| [[Sierra Leone]] (13%)| [[Senegal]] (13%)| [[Pantai Gading]] (10%)| [[Kenya]] (3%)| [[Uganda]] (1%)| [[Republik Afrika Tengah]] (1%)| [[Ghana]] (1%)| [[Togo]] (0
{{collapsed infobox section end}}
}}
'''
== Terminologi ==
[[Berkas:Samburu female circumcision ceremony, Kenya.jpg|jmpl|ki|Upacara FGM [[Samburu]] di dataran tinggi [[Laikipia]], [[Kenya]], 2004]]
Di negara-negara yang umum mempraktikkan FGM, ada banyak varian praktik yang tecermin dalam lusinan istilah, yang sering merujuk pada pemurnian.<ref name=UNICEF2013p48>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 48.</ref> Dalam [[bahasa Bambara]], yang sebagian besar dituturkan di [[Mali]], praktik ini dikenal sebagai ''bolokoli'' ("mencuci tangan"){{sfn|Zabus|2008|loc=[https://books.google.com/books?id=xZmWF3qxHo4C&pg=PA47 47]}} dan dalam [[bahasa Igbo]] di [[Nigeria]] bagian timur sebagai ''isa aru'' atau ''iwu aru'' ("sedang mandi").{{efn|
== Metode ==
[[Berkas:Clitoris Anatomy.svg|jmpl|upright=0.9|alt="Merujuk pada takarir atau caption"|Anatomi [[vulva]], yang menunjukkan [[
Tindakan FGM umumnya dilakukan oleh penyunat tradisional di rumah anak perempuan, dengan atau tanpa [[anestesi]].
== Klasifikasi ==
=== Variasi ===
Pada 1997, WHO, UNICEF, dan [[UNFPA]] mengeluarkan pernyataan bersama yang mendefinisikan FGM sebagai "semua prosedur yang melibatkan penghilangan sebagian atau seluruh bagian luar kelamin wanita atau perlukaan lainnya pada organ kelamin wanita baik karena alasan budaya maupun nonterapi".<ref name=WHO2008pp4,22/> Prosedurnya bervariasi sesuai dengan
=== Tipe ===
[[Berkas:FGC Types.svg|thumb|ka|250px|
Kuisioner standar dari badan PBB berisi pertanyaan
==== Tipe I ====
Tipe I adalah "penghilangan sebagian atau seluruh klitoris dan/atau preputium (kulup atau kulit penutup)". Tipe Ia{{efn|Diagram pada [[#WHO2016|WHO 2016]], yang disalin dari {{harvnb|Abdulcadir|Catania|Hindin|Say|2016}}, merujuk Tipe 1a sebagai ''sirkumsisi''.<ref name=WHO2016types>[[#WHO2016|WHO 2016]], [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK368486/box/ch1.box1 Box 1.1 "Types of FGM"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170908222703/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK368486/box/ch1.box1 |date=2017-09-08 }}.</ref>}} hanya melibatkan pengangkatan [[tudung klitoris]] saja, yang jarang dilakukan.{{efn|WHO (2018): Type 1 ... the partial or total removal of the clitoris ... and in very rare cases, only the prepuce (the fold of skin surrounding the clitoris)."<ref name=WHO2018health/>{{pb}}
WHO (2008): "[There is a] common tendency to describe Type I as removal of the prepuce, whereas this has not been documented as a traditional form of female genital mutilation. However, in some countries, medicalized female genital mutilation can include removal of the prepuce only (Type Ia) (Thabet and Thabet, 2003), but this form appears to be relatively rare (Satti et al., 2006). Almost all known forms of female genital mutilation that remove tissue from the clitoris also cut all or part of the clitoral glans itself."<ref>[[#WHO2008|WHO 2008]], 25.
==== Tipe II ====
Tipe II (eksisi) adalah penghilangan total atau sebagian [[labia minora|labia bagian dalam]], dengan atau tanpa pengangkatan
==== Tipe III ====
{{quote box
|border=1px
|title=Gambar eksternal
|title_fnt=#555555
|halign=left
|quote={{plainlist}}
* [https://web.archive.org/web/20180207062846/https://smw.ch/resource/jf/jimg/780/780/ratio/journal/file/view/article/smw/en/smw.2011.13137/smw_2011_13137_fig_01_conv.jpg/ Type IIIb (perawan)]
* [https://web.archive.org/web/20180207010148/https://smw.ch/resource/jf/jimg/780/780/ratio/journal/file/view/article/smw/en/smw.2011.13137/smw_2011_13137_fig_02_conv.jpg/ Type IIIb (aktif secara seksual)]
{{endplainlist}}
|qalign=center
|fontsize=95%
|bgcolor=#F9F9F9
|bordercolor=#ccc
|width=220px
|align=right
|salign=right
|style=margin–top:1.5em;margin-bottom:1.5em;padding:1em
|source= — ''[[Swiss Medical Weekly]]''{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}}}}
Tipe III ([[infibulasi]] atau sunat firaun), kategori "dijahit tertutup", adalah penghilangan alat kelamin luar dan penutupan luka. Labia bagian dalam dan/atau luar dipotong, dengan atau tanpa pengangkatan glans klitoris.{{efn|WHO 2014: "Narrowing of the vaginal orifice with creation of a covering seal by cutting and appositioning the labia minora and/or the labia majora, with or without excision of the clitoris (infibulation).{{pb}}"Type IIIa, removal and apposition of the labia minora; Type IIIb, removal and apposition of the labia majora."<ref name=WHO2014/>}} Tipe III ditemukan sebagian besar di Afrika bagian timur laut, khususnya [[Djibouti]], [[Eritrea]], [[Etiopia]], [[Somalia]], dan [[Sudan]] (meskipun tidak di [[Sudan Selatan]]). Menurut studi pada tahun 2008, diperkirakan lebih dari delapan juta wanita di Afrika hidup dengan FGM Tipe III.{{efn|USAID 2008: "Infibulation is practiced largely in countries located in northeastern Africa: Djibouti, Eritrea, Ethiopia, Somalia, and Sudan. ... Sudan alone accounts for about 3.5 million of the women. ... [T]he estimate of the total number of women infibulated in [Djibouti, Somalia, Eritrea, northern Sudan, Ethiopia, Guinea, Mali, Burkina Faso, Senegal, Chad, Nigeria, Cameroon and Tanzania, for women 15–49 years old] comes to 8,245,449, or just over eight million women."{{sfn|Yoder|Khan|2008|loc=13–14}}}} Menurut UNFPA pada 2010, 20 persen wanita dengan FGM telah diinfibulasi.<ref name=UNFPATypeIIIestimate>[http://www.unfpa.org/resources/promoting-gender-equality "Frequently Asked Questions on Female Genital Mutilation/Cutting"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150104112106/http://www.unfpa.org/resources/promoting-gender-equality |date=2015-01-04 }}, United Nations Population Fund, April 2010.</ref> Di Somalia, menurut [[Edna Adan Ismail]], anak perempuan akan berjongkok di atas bangku atau tikar sementara kakinya dibuka oleh orang dewasa; anestesi lokal akan diberikan jika tersedia:
<blockquote>Kecepatan dan kejutan merupakan elemen yang sangat penting. Penyunat segera menjepit klitoris di antara kukunya, membidiknya, lalu memotongnya dengan tebasan. Organ tersebut kemudian ditunjukkan kepada anggota keluarga perempuan yang lebih senior, yang akan memutuskan apakah bagian klitoris yang dipotong telah cukup atau masih kurang.
Setelah klitoris dipotong dengan baik... penyunat dapat melanjutkan dengan penghilangan total labia minor dan pemotongan dinding bagian dalam labia mayor. Karena seluruh kulit di dinding bagian dalam labia mayor harus dihilangkan sampai ke perineum, tindakan ini menjadi runyam. Pada saat ini, si anak berteriak, melawan, dan mengalami pendarahan deras, yang membuat penyunat sulit untuk memegang kulit yang licin dan bagian yang harus dipotong atau dijahit bersama, hanya dengan jari dan kuku. ...
Setelah memastikan bahwa penghilangan jaringan telah cukup untuk memungkinkan penutupan kulit, penyunat menyatukan sisi-sisi labia mayor yang berlawanan dan memastikan bahwa tepian kulit yang telah dihilangkan sudah diperkirakan dengan baik. Luka sekarang siap untuk dijahit atau diberi duri. Jika jarum dan benang digunakan untuk menjahit, jahitan yang tertutup rapat akan dilakukan untuk memastikan bahwa lipatan kulit menutupi vulva dan memanjang dari ''mons veneris'' ke perineum, sehingga setelah luka sembuh, akan terbentuk jembatan jaringan parut yang benar-benar menyumbat lubang vagina.<ref name=Ismail2016p12>{{harvnb|Ismail|2016|loc=12}}.</ref></blockquote>
Bagian yang diamputasi bisa diletakkan di dalam kantong kecil untuk dipakai si gadis itu.{{sfn|El Guindi|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA43 43]}} Lubang sebesar 2–3 mm tetap disisakan untuk aliran urin dan cairan menstruasi.{{efn|Jasmine Abdulcadir (''Swiss Medical Weekly'', 2011): "In the case of infibulation, the urethral opening and part of the vaginal opening are covered by the scar. In a virgin infibulated woman the small opening left for the menstrual fluid and the urine is not wider than 2–3 mm; in sexually active women and after the delivery the vaginal opening is wider but the urethral orifice is often still covered by the scar."{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}}}} Vulva ditutup dengan benang bedah, atau duri [[agave]] atau [[akasia]], dan mungkin ditutup dengan [[Tuam (medis)|tuam]] dari telur mentah, rempah, dan gula. Untuk membantu pengikatan jaringan, kaki gadis tersebut diikat, sering kali dari pinggul hingga pergelangan kaki; ikatan biasanya dikendorkan setelah satu minggu dan dilepas setelah dua sampai enam minggu.{{sfn|Ismail|2016|loc=14}}{{sfn|Kelly|Hillard|2005|loc=491}} Jika lubang yang tersisa dipandang terlalu besar oleh keluarga gadis itu, prosedur ini diulangi.{{sfn|Abdalla|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA190 190]}}
Vagina akan dibuka untuk hubungan seksual untuk pertama kalinya baik oleh bidan dengan pisau atau oleh suami wanita tersebut dengan penisnya.{{sfn|Abdalla|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA190 190–191], [https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA198 198]}} Di beberapa daerah, termasuk [[Somaliland]], kerabat perempuan dari kedua mempelai mungkin menonton pembukaan vagina untuk memeriksa keperawanan si gadis.{{sfn|Ismail|2016|loc=14}}{{anchor|defibulation|deinfibulation|reinfibulation}} Vagina juga dibuka lebih lanjut untuk melahirkan (defibulasi atau deinfibulasi) dan ditutup kembali sesudahnya (reinfibulasi). Reinfibulasi dapat melibatkan pemotongan vagina lagi untuk mengembalikan ukuran lubang jarum seperti infibulasi pertama. Hal ini mungkin dilakukan sebelum menikah, dan setelah melahirkan, perceraian, dan kejandaan.{{efn|Elizabeth Kelly, Paula J. Adams Hillard (''Current Opinion in Obstetrics and Gynecology'', 2005): "Women commonly undergo reinfibulation after a vaginal delivery. In addition to reinfibulation, many women in Sudan undergo a second type of re-suturing called El-Adel, which is performed to recreate the size of the vaginal orifice to be similar to the size created at the time of primary infibulation. Two small cuts are made around the vaginal orifice to expose new tissues to suture, and then sutures are placed to tighten the vaginal orifice and perineum. This procedure, also called re-circumcision, is primarily performed after vaginal delivery, but can also be performed before marriage, after cesarean section, after divorce, and sometimes even in elderly women as a preparation before death."{{sfn|Kelly|Hillard|2005|loc=491}}}}{{sfn|El Dareer|1982|loc=56–64}} Hanny Lightfoot-Klein mewawancarai ratusan wanita dan pria di Sudan pada 1980-an tentang hubungan seksual dengan Tipe III:
<blockquote>Penetrasi infibulasi pengantin wanita memakan waktu antara 3 atau 4 hari hingga beberapa bulan. Beberapa pria sama sekali tidak dapat melakukan penetrasi terhadap istri mereka (dalam penelitian saya lebih dari 15%), dan tugas tersebut sering kali diselesaikan oleh bidan dalam kondisi kerahasiaan yang luar biasa karena [kegagalan tersebut] mencerminkan secara negatif potensi [seksual] pria tersebut. Beberapa orang yang tidak mampu melakukan penetrasi terhadap istri mereka berhasil membuat mereka hamil meskipun [istri] sudah diinfibulasi; saluran vagina wanita kemudian dipotong hingga terbuka untuk memungkinkan wanita tersebut melahirkan. ... Orang-orang yang berhasil melakukan penetrasi terhadap istri mereka sering menjalankannya, atau mungkin selalu [menjalankannya], dengan bantuan "pisau kecil". Hal ini menghasilkan sobekan yang secara bertahap dicabik hingga lubangnya cukup besar untuk dimasuki penis.<ref>{{harvnb|Lightfoot-Klein|1989|loc=380}}; lihat pula {{harvnb|El Dareer|1982|loc=42–49}}.</ref></blockquote>
==== Tipe IV ====
Tipe IV adalah "semua prosedur berbahaya lainnya pada alat kelamin wanita untuk tujuan nonmedis", termasuk menusuk, membobol, menggores, mengikis, dan [[kauterisasi]].<ref name=WHO2014/> Kategori ini juga mencakup pengikisan klitoris (sunat simbolis), pembakaran, dan dimasukannya zat ke dalam vagina untuk mengencangkannya.<ref>[[#WHO2008|WHO 2008]], 24.</ref><ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 7.</ref> [[Peregangan labia]] juga dikategorikan ke dalam Tipe IV.<ref name="WHO 2008, 27">[[#WHO2008|WHO 2008]], 27.</ref> Praktik ini umum dilakukan di Afrika bagian selatan dan timur, serta dilakukan untuk meningkatkan kenikmatan seksual bagi pria. Sejak usia delapan tahun, anak perempuan didorong untuk meregangkan labia bagian dalam mereka menggunakan tongkat dan pijatan. Gadis-gadis di Uganda diberitahu bahwa mereka mungkin mengalami kesulitan melahirkan tanpa labia yang diregangkan.{{efn|WHO 2005: "In some areas (e.g. parts of Congo and mainland Tanzania), FGM entails the pulling of the labia minora and/or clitoris over a period of about 2 to 3 weeks. The procedure is initiated by an old woman designated for this task, who puts sticks of a special type in place to hold the stretched genital parts so that they do not revert back to their original size. The girl is instructed to pull her genitalia every day, to stretch them further, and to put additional sticks in to hold the stretched parts from time to time. This pulling procedure is repeated daily for a period of about two weeks, and usually no more than four sticks are used to hold the stretched parts, as further pulling and stretching would make the genital parts unacceptably long."<ref>[[#WHO2005|WHO 2005]], 31.</ref>}}<ref>Untuk negara-negara dengan temuan peregangan labia (Botswana, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Tanzania, Uganda, dan Zimbabwe), lihat {{harvnb|Nzegwu|2011|loc=[https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C&pg=PA262 262]}}; untuk sisanya, {{harvnb|Bagnol|Mariano|2011|loc=[https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C&pg=PA272 272–276] (272 untuk Uganda)}}.</ref>
Definisi FGM dari WHO pada tahun 1995 juga meliputi [[pemotongan gishiri]] dan pemotongan angurya, yang ditemukan di Nigeria dan Niger. Istilah-istilah ini telah dihapus dari definisi WHO 2008 karena tidak cukup informasi tentang prevalensi dan konsekuensinya.<ref name="WHO 2008, 27"/> Pemotongan angurya adalah eksisi [[selaput dara]], biasanya dilakukan tujuh hari setelah kelahiran. Pemotongan gishiri melibatkan pemotongan dinding depan atau belakang vagina dengan pisau atau pisau lipat, yang dilakukan sebagai respons terhadap infertilitas, persalinan yang macet, dan kondisi lainnya. Dalam sebuah penelitian oleh Mairo Usman Mandara, seorang dokter Nigeria, lebih dari 30 persen wanita dengan pemotongan gishiri ditemukan memiliki [[fistula vesikovaginal]] (lubang yang memungkinkan urin meresap ke dalam vagina).<ref>{{harvnb|Mandara|2000|loc=[https://books.google.com/books?id=rhhRXiJIGEcC&pg=PA98 98], 100; untuk fistula, 102}}; lihat pula {{harvnb|Mandara|2004}}</ref>
== Komplikasi ==
=== Jangka pendek dan jangka panjang ===
Pemotongan kelamin membahayakan kesehatan fisik dan emosional wanita sepanjang hidup mereka.{{sfn|Berg|Underland|Odgaard-Jensen|Fretheim|2014}}{{sfn|Reisel|Creighton|2015|loc=49}} Tidak ada manfaat kesehatan FGM yang diketahui sejauh ini.<ref name=WHO2018health/> [[Komplikasi (medis)|Komplikasi]] jangka pendek dan panjang tergantung pada jenis FGM, apakah penyunatnya pernah menjalani pelatihan medis, serta apakah mereka menggunakan antibiotik dan instrumen bedah steril atau sekali pakai. Dalam kasus Tipe III, faktor-faktor lain yang berpengaruh meliputi seberapa kecil lubang yang tersisa untuk aliran urin dan darah menstruasi, apakah benang bedah digunakan sebagai pengganti duri agave atau akasia, dan apakah prosedur dilakukan lebih dari satu kali (misalnya untuk menutup lubang yang dianggap terlalu lebar atau membuka kembali yang terlalu kecil).{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}}
[[Berkas:Anti-FGM campaign, Walala Biyotey, 25 January 2014.jpg|jmpl|ki|upright=1.2|Ceramah kesadaran FGM yang diselenggarakan oleh [[Misi Uni Afrika untuk Somalia]] di kamp pengungsi Walalah Biylooley, [[Mogadishu]].]]
Komplikasi jangka pendek yang umum ditemukan mencakup pembengkakan, pendarahan yang berlebihan, nyeri, [[retensi urin]], dan masalah penyembuhan atau [[infeksi]] luka. Sebuah tinjauan sistematis terhadap 56 studi pada tahun 2014 menyimpulkan bahwa lebih dari satu dari sepuluh perempuan yang menjalani segala bentuk FGM, termasuk pengikisan simbolis klitoris (Tipe IV), mengalami komplikasi langsung dan risikonya meningkat pada Tipe III. Tinjauan tersebut juga menyimpulkan kurangnya pelaporan.{{efn|Berg dan Underland (Norwegian Knowledge Centre for the Health Services, 2014): "There was evidence of under-reporting of complications. However, the findings show that the FGM/C procedure unequivocally causes immediate, and typically several, health complications during the FGM/C procedure and the short-term period. Each of the most common complications occurred in more than one of every ten girls and women who undergo FGM/C. The participants in these studies had FGM/C types I through IV, thus immediate complications such as bleeding and swelling occur in setting with all forms of FGM/C. Even FGM/C type I and type IV 'nick', the forms of FGM/C with least anatomical extent, presented immediate complications. The results document that multiple immediate and quite serious complications can result from FGM/C. These results should be viewed in light of long-term complications, such as obstetric and gynecological problems, and protection of human rights."{{sfn|Berg|Underland|2014|loc=2}}}} Komplikasi jangka pendek lainnya termasuk perdarahan fatal, [[anemia]], [[infeksi saluran kemih]], [[septisemia]], [[tetanus]], [[gangren]], [[fasciitis nekrotikan]], dan [[endometritis]].<ref>{{harvnb|Reisel|Creighton|2015|loc=49}}; {{harvnb|Iavazzo|Sardi|Gkegkes|2013}}; {{harvnb|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}}.</ref> Tidak diketahui berapa banyak perempuan yang meninggal akibat praktik FGM karena komplikasi mungkin tidak dikenali atau dilaporkan. Penggunaan instrumen bersama oleh para praktisi dianggap membantu penularan [[hepatitis B]], [[hepatitis C]], dan [[HIV]], meskipun tidak ada penelitian epidemiologis yang menunjukkan hal ini.{{sfn|Reisel|Creighton|2015|loc=50}}
Komplikasi jangka panjang juga bervariasi tergantung pada jenis FGM,{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}} misalnya pembentukan bekas luka dan [[keloid]] yang menyebabkan [[stenosis|penyempitan]] dan penyumbatan, [[kista epidermoid]] yang dapat terinfeksi, dan pembentukan [[neuroma]] (pertumbuhan jaringan saraf) yang melibatkan saraf yang menginervasi klitoris.{{sfn|Kelly|Hillard|2005|loc=491–492}}{{sfn|Dave|Sethi|Morrone|2011}} Seorang gadis yang diinfibulasi mungkin disisakan lubang sekecil 2–3 mm, yang dapat menyebabkan [[buang air kecil]] yang lama, tetes demi tetes, nyeri saat buang air kecil, dan perasaan perlu buang air kecil sepanjang waktu. Urin dapat mengumpul di bawah bekas luka dan membuat area di bawah kulit terus basah, yang dapat menyebabkan infeksi dan pembentukan batu-batu kecil. Lubang disisakan dengan ukuran yang lebih besar pada wanita yang aktif secara seksual atau telah melahirkan melalui persalinan per vaginam, tetapi lubang [[uretra]] mungkin masih terhalang oleh [[Parut|jaringan parut]]. [[Fistula vesikovaginal]] atau [[fistula rektovaginal|rektovaginal]] dapat terbentuk (lubang yang memungkinkan urin atau feses meresap ke dalam vagina).{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}}{{sfn|Rushwan|2013|loc=132}} Hal ini dan kerusakan lain pada uretra dan kandung kemih dapat menyebabkan infeksi dan inkontinensia, [[Dispareunia|nyeri selama hubungan seksual]], dan [[infertilitas]].{{sfn|Kelly|Hillard|2005|loc=491–492}} [[Dismenore|Nyeri haid]] sering terjadi akibat terhambatnya aliran [[menstruasi]] dan darah dapat mandek di vagina dan rahim. Penyumbatan total vagina dapat menyebabkan [[hematokolpos]] dan [[hematometra]] (ketika vagina dan uterus terisi oleh darah menstruasi).{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}} Pembengkakan perut dan darah haid yang tertahan dapat menyerupai kehamilan;{{sfn|Rushwan|2013|loc=132}} [[Asma El Dareer]], seorang dokter Sudan, melaporkan pada tahun 1979 bahwa seorang gadis di Sudan dengan kondisi ini dibunuh oleh keluarganya.{{sfn|El Dareer|1982|loc=37}}
=== Kehamilan dan persalinan ===
[[Berkas:Teaching_communities_about_FGM-C_(12345176104).jpg|jmpl|Materi ajaran mengenai FGM untuk komunitas di [[Burkina Faso]].]]
Pemotongan kelamin meningkatkan risiko masalah kehamilan dan persalinan pada wanita, terutama pada prosedur FGM yang ekstensif.{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}} Wanita yang diinfibulasi kadang mencoba membuat persalinan lebih mudah dengan mengurangi makan selama kehamilan untuk mengurangi ukuran bayi.{{sfn|Rashid|Rashid|2007|loc=99}} Pada wanita dengan fistula vesikovaginal atau rektovaginal, sampel urin yang jernih sulit didapatkan sehingga perawatan prenatal, seperti diagnosis [[pre-eklampsia]], lebih sulit dilakukan.{{sfn|Kelly|Hillard|2005|loc=491–492}} Evaluasi serviks selama persalinan dapat terhalang; proses persalinan juga menjadi lama atau terhambat. [[Laserasi]] derajat tiga (sobekan), kerusakan [[anus manusia|cincin dubur]], dan [[operasi sesar]] darurat lebih sering terjadi pada wanita yang diinfibulasi.{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}}{{sfn|Rashid|Rashid|2007|loc=97}}
FGM juga dapat meningkatkan [[kematian neonatal]]. WHO memperkirakan pada 2006 bahwa FGM mengakibatkan tambahan 10–20 bayi meninggal per 1.000 persalinan. Perkiraan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan pada 28.393 wanita yang mendatangi bangsal persalinan di 28 pusat kebidanan di Burkina Faso, Ghana, Kenya, Nigeria, Senegal, dan Sudan. Di bangsal tersebut ditemukan bahwa semua jenis FGM meningkatkan risiko kematian bayi: 15 persen lebih tinggi untuk Tipe I, 32 persen untuk Tipe II, dan 55 persen untuk Tipe III. Penyebab hal ini belum diketahui dengan jelas, tetapi dapat dihubungkan dengan infeksi kelamin dan saluran kemih, serta adanya jaringan parut. Menurut penelitian, FGM dikaitkan dengan peningkatan risiko kerusakan [[perineum]] dan [[pendarahan pascapersalinan|kehilangan darah berlebih]] pada ibu, serta peningkatan [[Resusitasi jantung paru|resusitasi]] pada bayi dan [[lahir mati]], kemungkinan akibat fase persalinan tahap kedua (pengeluaran janin) yang panjang.{{sfn|Banks|Meirik|Farley|Akande|2006}}<ref>[http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2006/pr30/en/index.html "New study shows female genital mutilation exposes women and babies to significant risk at childbirth"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190502223749/https://www.who.int/reproductivehealth/publications/fgm/fgm-obstetric-study-en.pdf?ua=1 |date=2019-05-02 }}, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 2 Juni 2006.</ref>
=== Dampak psikologis dan fungsi seksual ===
Menurut [[tinjauan sistematis]] pada 2015, hanya tersedia sedikit informasi berkualitas tinggi tentang efek psikologis FGM. Beberapa penelitian kecil menyimpulkan bahwa wanita dengan FGM menderita [[gangguan kecemasan]], depresi, dan [[gangguan stres pascatrauma]].{{sfn|Reisel|Creighton|2015|loc=50}} Perasaan malu dan terkhianati dapat berkembang ketika wanita meninggalkan budaya yang mempraktikkan FGM dan kemudian mendapati bahwa FGM tidak sesuai dengan norma di tempat tinggal baru mereka. Namun, dalam budaya yang mempraktikkan FGM, para wanita dapat memandang FGM yang mereka alami dengan bangga karena bagi mereka FGM menandakan keindahan serta menghormati tradisi, kesucian, dan kebersihan.{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}} Studi tentang fungsi seksual juga tidak banyak.{{sfn|Reisel|Creighton|2015|loc=50}} Sebuah [[metaanalisis]] tahun 2013 dari 15 studi yang melibatkan 12.671 wanita dari tujuh negara menyimpulkan bahwa wanita dengan FGM dua kali lebih mungkin melaporkan ketiadaan hasrat seksual dan 52 persen lebih mungkin untuk melaporkan [[dispareunia]] (nyeri saat bersenggama). Sepertiga melaporkan berkurangnya perasaan seksual.<ref>{{harvnb|Berg|Denison|2013}}; {{harvnb|Reisel|Creighton|2015|loc=51}}; {{harvnb|Sibiani|Rouzi|2008}}</ref>
== Distribusi ==
=== Survei rumah tangga ===
[[Berkas:FGM prevalence UNICEF 2016.svg|jmpl|upright=1.2|FGM di Afrika, Kurdistan Irak, dan Yaman pada tahun 2015 ([[Special:Filepath/AfricaCIA-HiRes.jpg|peta Afrika]]).<ref name=UNICEF2016/>]]
Lembaga bantuan mendefinisikan prevalensi FGM sebagai persentase dari kelompok usia 15–49 tahun yang mengalaminya.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=193}} Angka-angka ini didasarkan pada survei rumah tangga yang mewakili tingkat nasional yang dikenal sebagai [[Survei Demografi dan Kesehatan]] (DHS), yang dikembangkan oleh [[ICF International|Macro International]] dan didanai terutama oleh [[Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat]] (USAID); dan [[Survei Klaster Indikator Berganda]] (MICS) yang dilakukan dengan bantuan keuangan dan teknis dari UNICEF.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=190}} Survei-survei ini telah dilakukan di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan di tempat lain kira-kira setiap lima tahun, masing-masing sejak tahun 1984 dan 1995.<ref name=DHS>[http://www.dhsprogram.com/What-We-Do/Survey-Types/DHS.cfm "DHS overview"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141016202457/http://www.dhsprogram.com/What-We-Do/Survey-Types/DHS.cfm |date=2014-10-16 }}, Demographic and Health Surveys; [http://www.childinfo.org/mics5_questionnaire.html "Questionnaires and Indicator List"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190603024658/https://dhsprogram.com/What-We-Do/Survey-Types/DHS.cfm |date=2019-06-03 }}, Multiple Indicator Cluster Surveys, UNICEF.</ref> Survei pertama yang bertanya tentang FGM adalah DHS 1989–1990 di Sudan bagian utara. Publikasi pertama yang memperkirakan prevalensi FGM berdasarkan data DHS (di tujuh negara) ditulis oleh Dara Carr dari Macro International pada tahun 1997.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013}}
=== Tipe FGM ===
Pertanyaan kepada para wanita selama survei meliputi: "Apakah area kelamin baru saja dikikir atau dipotong tanpa menghilangkan daging? Apakah ada daging (atau sesuatu) yang dihilangkan dari area kelamin? Apakah area kelamin Anda dijahit?"<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 134–135.</ref> Kebanyakan wanita melaporkan "dipotong, sebagian daging dihilangkan" (Tipe I dan II).<ref name=Yoder2013p189TypeI>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 47, tabel 5.2; {{harvnb|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=189}}.</ref>
Tipe I adalah bentuk yang paling umum ditemukan di Mesir,{{sfn|Rasheed|Abd-Ellah|Yousef|2011}} dan di bagian selatan Nigeria.{{sfn|Okeke|Anyaehie|Ezenyeaku|2012|loc=70–73}} Tipe III (infibulasi) terkonsentrasi di Afrika bagian timur laut, khususnya Djibouti, Eritrea, Somalia, dan Sudan.{{sfn|Yoder|Khan|2008|loc=13–14}} Dalam survei tahun 2002–2006, 30 persen gadis yang dipotong di Djibouti, 38 persen di Eritrea, dan 63 persen di Somalia pernah mengalami FGM Tipe III.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 47. Untuk profil tahun dan negara: [[#UNICEFDjibouti|Djibouti]], UNICEF, Desember 2013; [[#UNICEFEritrea|Eritrea]], UNICEF, Juli 2013; [[#UNICEFSomalia|Somalia]], UNICEF, Desember 2013.</ref> Prevalensi infibulasi yang tinggi juga ditemukan pada kalangan anak perempuan di Niger dan Senegal,<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 114.</ref> dan pada 2013 diperkirakan bahwa tiga persen dari kelompok usia 0–14 di Nigeria telah diinfibulasi.<ref>[[#UNICEFNigeria|Nigeria]], UNICEF, Juli 2014.</ref> Infibulasi sering dikaitkan dengan etnis. Di Eritrea, misalnya, sebuah survei pada tahun 2002 menemukan bahwa semua gadis [[suku Hedareb]] telah diinfibulasi, dibandingkan dengan dua persen dari [[Tigray-Tigrinya|suku Tigrinya]], yang sebagian besar ditempatkan dalam kategori "dipotong, tidak ada daging yang dihilangkan".<ref name=UNICEF2013p48/>
===
{{multiple image
| align = right
| direction = vertical
| width = 200
| header = Penurunan tren
| image1 = FGM prevalence 15–49 (2016).jpg
| alt1 = graph
| caption1 = Persentase kolompok usia 15–49 yang mengalami FGM di 29 negara yang angkanya dilaporkan pada 2016.<ref name=UNICEF2016/>
| image2 = FGM prevalence 0–14 (2016).jpg
| alt2 = graph
| caption2 = Persentase kolompok usia 0–14 yang mengalami FGM di 21 negara yang angkanya dilaporkan pada 2016.<ref name=UNICEF2016/>
}}
Sebagian besar FGM ditemukan di Afrika bagian timur ke barat dari Somalia ke Senegal, dan utara ke selatan dari Mesir ke Tanzania.<ref>[[#MackieLeJeune2008|Mackie and LeJeune (UNICEF) 2008]], 5.</ref> Angka-angka nasional dilaporkan pada 27 negara di Afrika, serta Indonesia, Irak Kurdistan, dan Yaman. Lebih dari 200 juta wanita dan gadis diperkirakan hidup dengan FGM di 30 negara tersebut.<ref name=UNICEF2016/><ref name=UNICEFIndonesia2016>[[#UNICEFIndonesia2016|UNICEF Indonesia]], Februari 2016.</ref>
Konsentrasi tertinggi di antara kelompok usia 15–49 adalah di Somalia (98 persen), Guinea (97 persen), Djibouti (93 persen), Mesir (91 persen), dan Sierra Leone (90 persen).<ref name=UNICEF2014pp89-90>[[#UNICEF2014|UNICEF 2014]], 89–90.</ref> Pada 2013, 27,2 juta wanita telah menjalani FGM di Mesir, 23,8 juta di Etiopia, dan 19,9 juta di Nigeria.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 2.</ref> Ada konsentrasi tinggi di Indonesia, dengan praktik Tipe I (klitoridektomi) dan Tipe IV (pengikisan simbolis). Tingkat prevalensi untuk kelompok usia 0–11 di Indonesia adalah 49 persen (13,4 juta).<ref name=UNICEFIndonesia2016/>{{rp|2}} Studi yang lebih kecil atau laporan anekdotal menunjukkan bahwa FGM juga dipraktikkan di Kolombia, Yordania, Oman, Arab Saudi, dan sebagian Malaysia;<ref name="UNICEF 2013, 23">[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 23.</ref> di Uni Emirat Arab;<ref name=UNICEF2016/> dan di India{{efn|UNICEF 2016: "Evidence suggests that FGM/C exists in some places in South America such as Colombia and elsewhere in the world including in India, Malaysia, Oman, Saudi Arabia, and the United Arab Emirates, with large variations in terms of the type performed, circumstances surrounding the practice and size of the affected population groups. In these contexts, however, the available evidence comes from (sometimes outdated) small-scale studies or anecdotal accounts, and there are no representative data as yet on prevalence."<ref name=UNICEF2016/>}} oleh [[Dawoodi Bohra]].<ref>[[#UNICEF2016|UNICEF 2016]], footnote 2.</ref>{{efn|Tanya Sukhija ([[Equality Now]], 8 Februari 2016): Asked whether FGM occurs in countries not accounted for in the latest UNICEF report: "There are many other places where the data is not robust. There is one particular community in India, the Dawoodi Bohra, that does practice FGM — but without the data we don't know the extent."<ref>Cole, Diana (8 Februari 2016). [https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2016/02/08/466033967/unicef-estimate-of-female-genital-mutiliation-up-by-70-million "UNICEF Estimate Of Female Genital Mutilation Up By 70 Million"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200731133135/https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2016/02/08/466033967/unicef-estimate-of-female-genital-mutiliation-up-by-70-million |date=2020-07-31 }}. National Public Radio.</ref>{{pb}}
Pam Belluck (''The New York Times'', 10 Juni 2017): "The focus on the Dawoodi Bohra, a sect of about 1.2 million based in western India, with clusters in the United States, Pakistan and elsewhere, is spurring Bohra women to describe their experiences publicly. Some are doing so for the first time, defying the sect's historic secrecy about cutting and taking a risk that they or relatives will be ostracized."<ref>Belluck, Pam (10 Juni 2017). [https://www.nytimes.com/2017/06/10/health/genital-mutilation-muslim-dawoodi-bohra-michigan-case.html "Michigan Case Adds U.S. Dimension to Debate on Genital Mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20201007133933/https://www.nytimes.com/2017/06/10/health/genital-mutilation-muslim-dawoodi-bohra-michigan-case.html |date=2020-10-07 }}. ''The New York Times''.</ref>}} FGM juga ditemukan di komunitas imigran di berbagai belahan dunia.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 4.</ref>
Angka prevalensi untuk kelompok usia 15–19 dan lebih muda menunjukkan penurunan tren.{{efn|UNICEF 2013: "The percentage of girls and women of reproductive age (15 to 49) who have experienced any form of FGM/C is the first indicator used to show how widespread the practice is in a particular country ... A second indicator of national prevalence measures the extent of cutting among daughters aged 0 to 14, as reported by their mothers. Prevalence data for girls reflect their current – not final – FGM/C status, since many of them may not have reached the customary age for cutting at the time of the survey. They are reported as being uncut but are still at risk of undergoing the procedure. Statistics for girls under age 15 therefore need to be interpreted with a high degree of caution ..."<ref name="UNICEF 2013, 23">[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 23.</ref>
{{pb}} Komplikasi tambahan dalam menilai prevalensi di kalangan anak perempuan adalah bahwa, di negara-negara yang menjalankan kampanye penentangan FGM, seorang wanita tidak melaporkan bahwa anak perempuan mereka telah dipotong.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 25, 100; {{harvnb|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=196}}.</ref>}} Burkina Faso, misalnya, turun dari 89 persen (1980) menjadi 58 persen (2010); Mesir dari 97 persen (1985) menjadi 70 persen (2015); dan Kenya dari 41 persen (1984) menjadi 11 persen (2014).<ref>[[#UNICEF2016|UNICEF 2016]], 1.</ref> Mulai tahun 2010, survei rumah tangga menanyakan kepada wanita tentang status FGM pada semua anak perempuan mereka yang masih hidup.<ref>{{harvnb|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=194}}; [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 25.</ref> Konsentrasi tertinggi di antara anak perempuan berusia 0–14 adalah di Gambia (56 persen), Mauritania (54 persen), Indonesia (49 persen untuk 0–11), dan Guinea (46 persen).<ref name=UNICEF2016/> Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa seorang gadis sepertiga lebih kecil kemungkinannya pada 2014 untuk menjalani FGM dibandingkan 30 tahun yang lalu.<ref>[[#UNICEF2014|UNICEF 2014]], 2.</ref> Menurut sebuah studi pada 2018 yang diterbitkan dalam ''BMJ Global Health'', prevalensi untuk kelompok berusia 0–14 tahun turun di Afrika Timur dari 71,4 persen pada 1995 menjadi 8 persen pada 2016; di Afrika Utara dari 57,7 persen pada 1990 menjadi 14,1 persen pada 2015; dan di Afrika Barat dari 73,6 persen pada 1996 menjadi 25,4 persen pada 2017.<ref>{{harvnb|Kandala|Ezejimofor|Uthman|Komba|2018}}; {{cite news |last1=Ratcliffe |first1=Rebecca |title=FGM rates in east Africa drop from 71% to 8% in 20 years, study shows |url=https://www.theguardian.com/global-development/2018/nov/07/fgm-rates-in-east-africa-drop-20-years-study-shows |work=The Guardian |date=7 November 2018 |access-date=2020-05-20 |archive-date=2020-08-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200815062044/https://www.theguardian.com/global-development/2018/nov/07/fgm-rates-in-east-africa-drop-20-years-study-shows |dead-url=no }}</ref> Jika laju penurunan saat ini terus berlanjut, menurut UNICEF pada tahun 2014, jumlah gadis yang mengalami FGM akan tetap meningkat karena pertumbuhan populasi; mereka memperkirakan bahwa angka tersebut akan meningkat dari 3,6 juta per tahun pada 2013 menjadi 4,1 juta pada 2050.{{efn|UNICEF 2014: "If there is no reduction in the practice between now and 2050, the number of girls cut each year will grow from 3.6 million in 2013 to 6.6 million in 2050. But if the rate of progress achieved over the last 30 years is maintained, the number of girls affected annually will go from 3.6 million today to 4.1 million in 2050.{{pb}}"In either scenario, the total number of girls and women cut will continue to increase due to population growth. If nothing is done, the number of girls and women affected will grow from 133 million today to 325 million in 2050. However, if the progress made so far is sustained, the number will grow from 133 million to 196 million in 2050, and almost 130 million girls will be spared this grave assault to their human rights."<ref>[[#UNICEF2014|UNICEF 2014]], 3.</ref>}}
=== Daerah pedesaan, kekayaan, dan pendidikan ===
Survei menemukan bahwa FGM lebih umum terjadi di daerah pedesaan, lebih jarang ditemukan pada anak perempuan dari rumah terkaya di sebagian besar negara, dan (kecuali di Sudan dan Somalia) lebih jarang terjadi pada anak perempuan yang ibunya memiliki akses ke pendidikan dasar atau menengah/tinggi. Di Somalia dan Sudan situasinya terbalik: di Somalia akses para ibu ke pendidikan menengah/tinggi disertai dengan peningkatan prevalensi FGM pada anak perempuan mereka, dan di Sudan akses ke pendidikan apa pun disertai dengan kenaikan.<ref>Untuk area pedesaan, [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 28; untuk kekayaan, 40; untuk pendidikan, 41.</ref>
=== Usia dan etnisitas ===
Pemotongan kelamin tidak selalu merupakan [[upacara peralihan]] antara masa kanak-kanak dan dewasa, tapi sering dilakukan pada anak-anak yang usianya jauh lebih muda.{{sfn|Mackie|2000|loc=275}} Pemotongan paling sering dilakukan tak lama setelah lahir hingga usia 15 tahun. Pada separuh negara dengan angka-angka nasional yang diketahui, sebagian besar pemotongan dilakukan ketika anak perempuan berusia di bawah lima tahun.<ref name=UNICEF2013p50>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 50.</ref> Lebih dari 80 persen (dari pemotongan itu) berlangsung sebelum usia lima tahun di Nigeria, Mali, Eritrea, Ghana, dan Mauritania.<ref name=UNICEF2013pp47,183>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 47, 183.</ref> Survei Demografi dan Kesehatan 1997 di Yaman menemukan bahwa 76 persen anak perempuan mengalami FGM dalam waktu dua minggu setelah dilahirkan.<ref>[http://www.unicef-irc.org/publications/pdf/fgm_eng.pdf UNICEF 2005] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180928122738/http://www.unicef-irc.org/publications/pdf/fgm_eng.pdf |date=2018-09-28 }}, 6.</ref> Persentase sebaliknya ditemukan di Somalia, Mesir, Chad, dan Republik Afrika Tengah, yaitu lebih dari 80 persen FGM dilangsungkan antara lima hingga 14 tahun.<ref name=UNICEF2013pp47,183/> Selain jenis FGM, usia juga dikaitkan dengan etnis. Di Kenya, misalnya, [[suku Kisi]] melakukan FGM pada usia sekitar 10 tahun, sedangkan [[suku Kamba]] pada usia 16 tahun.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 51.</ref>
Prevalensi nasional suatu negara sering kali mencerminkan prevalensi subnasional yang tinggi pada etnis tertentu, dan bukan praktik FGM yang tersebar merata.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 28–37.</ref> Di Irak, misalnya, FGM ditemukan sebagian besar pada [[orang Kurdi]] di [[Arbil]] (prevalensi 58 persen dalam kelompok usia 15–49 pada tahun 2011), [[As-Sulaimaniyah]] (54 persen), dan [[Kirkuk]] (20 persen), padahal prevalensi nasional negara tersebut delapan persen.<ref>[http://www.unicef.org/media/files/FGCM_Lo_res.pdf UNICEF 2013] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150405083031/http://www.unicef.org/media/files/FGCM_Lo_res.pdf |date=2015-04-05 }}. For eight percent in Iraq, 27, box 4.4, group 5; for the regions in Iraq, 31, map 4.6). Lihat pula {{harvnb|Yasin|Al-Tawil|Shabila|Al-Hadithi|2013}}.</ref> Praktik ini kadang-kadang merupakan penanda etnis, tetapi mungkin penerapannya berbeda di sepanjang garis perbatasan negara. Sebagai contoh, di wilayah timur laut Etiopia dan Kenya, yang berbagi perbatasan dengan Somalia, [[suku Somali]] mempraktikkan FGM pada tingkat yang sama dengan yang mereka lakukan di Somalia.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=196, 198}} Namun di Guinea, semua wanita suku [[Fula]] yang disurvei pada 2012 mengatakan bahwa mereka pernah mengalami FGM,<ref>[https://web.archive.org/web/20141220043131/http://data.unicef.org/corecode/uploads/document6/uploaded_country_profiles/corecode/30/Countries/FGMC_GIN.pdf "Guinea"] (2012), UNICEF statistical profile, Juli 2014, 2/4.</ref> sementara hanya 12 persen suku Fula yang melakukannya di Chad. Di Nigeria, suku Fula adalah satu-satunya kelompok etnis besar di negara itu yang tidak mempraktikkan FGM.<ref>Chad: [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 35–36; Nigeria: {{harvnb|Okeke|Anyaehie|Ezenyeaku|2012|loc=70–73}}. FGM dipraktikkan di Nigeria oleh orang-orang Yoruba, Hausa, Ibo, Ijaw, dan Kanuri.</ref>
== Alasan ==
=== Dukungan dari sesama perempuan ===
{{anchor|Pulitzer}}
{{quote box
|border=1px
|title=Gambar eksternal: Penghargaan Pulitzer 1996 untuk Fotografi Fitur
|title_fnt=#555555
|halign=left
|quote=[https://web.archive.org/web/20151007101527/http://www.pulitzer.org/works/1996-Feature-Photography Upacara FGM di Kenya]|qalign=center
|fontsize=95%
|bgcolor=#F9F9F9
|bordercolor=#ccc
|width=220px
|align=right
|salign=right
|style=margin–top:1.5em;margin-bottom:1.5em;padding:1.0em
|source= — Stephanie Welsh, Newhouse News Service.<ref>{{cite web |title=Stephanie Walsh. The 1996 Pulitzer Prize Winners: Feature Photography |url=http://www.pulitzer.org/works/1996-Feature-Photography |publisher=The Pulitzer Prizes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151007101527/http://www.pulitzer.org/works/1996-Feature-Photography |archivedate=7 Oktober 2015 |date=1996|url-status=live}}</ref>}}
Dahabo Musa, seorang wanita Somali, menggambarkan infibulasi dalam sebuah puisi tahun 1988 sebagai "tiga kesengsaraan wanita": prosedur itu sendiri, malam pernikahan ketika kelamin wanita dipotong hingga terbuka, kemudian persalinan ketika kelaminnya dipotong lagi.{{sfn|Abdalla|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA187 187]}} Terlepas dari penderitaan yang nyata, pada praktiknya perempuanlah yang membela dan melaksanakan FGM.{{sfn|El Guindi|2007|loc=35, 42, 46}}{{efn|[[Gerry Mackie]] (1996): "Virtually every ethnography and report states that FGM is defended and transmitted by the women."{{sfn|Mackie|1996|loc=1003}}{{pb}}
[[Fadwa El Guindi]] (2007): "Female circumcision belongs to the women's world, and ordinarily men know little about it or how it is performed—a fact that is widely confirmed in ethnographic studies."{{sfn|El Guindi|2007|loc=35}}{{pb}}
Bettina Shell-Duncan (2008): "[T]he fact that the decision to perform FGC is often firmly in the control of women weakens the claim of gender discrimination."{{sfn|Shell-Duncan|2008|loc=228}}{{pb}}
Bettina Shell-Duncan (2015): "[W]hen you talk to people on the ground, you also hear people talking about the idea that it's women's business. As in, it's for women to decide this. If we look at the data across Africa, the support for the practice is stronger among women than among men."{{sfn|Khazan|2015}}}} Antropolog Rose Oldfield Hayes pada tahun 1975 menulis bahwa lelaki Sudan berpendidikan yang tidak ingin anak perempuan mereka diinfibulasi (lebih memilih klitoridektomi) akan mendapati bahwa gadis-gadis tersebut telah dijahit setelah mereka dibawa oleh nenek mereka untuk mengunjungi kerabat.{{sfn|Hayes|1975|loc=620, 624}} [[Gerry Mackie]] membandingkan praktik ini dengan [[tradisi mengikat kaki]]. Seperti FGM, pengikatan kaki dilakukan pada gadis-gadis muda, dilakukan kepada hampir semua gadis di tempat tradisi ini dipraktikkan, dikaitkan dengan ide-ide tentang kehormatan, kesucian, dan kepantasan pernikahan, serta "didukung dan disebarkan" oleh wanita.{{efn|[[Gerry Mackie]], 1996: "Footbinding and infibulation correspond as follows. Both customs are nearly universal where practised; they are persistent and are practised even by those who oppose them. Both control sexual access to females and ensure female chastity and fidelity. Both are necessary for proper marriage and family honor. Both are believed to be sanctioned by tradition. Both are said to be ethnic markers, and distinct ethnic minorities may lack the practices. Both seem to have a past of contagious diffusion. Both are exaggerated over time and both increase with status. Both are supported and transmitted by women, are performed on girls about six to eight years old, and are generally not initiation rites. Both are believed to promote health and fertility. Both are defined as aesthetically pleasing compared with the natural alternative. Both are said to properly exaggerate the complementarity of the sexes, and both are claimed to make intercourse more pleasurable for the male."{{sfn|Mackie|1996|loc=999–1000}}}}
[[Berkas:Fuambai Sia Ahmadu (1).jpg|ki|jmpl|upright|[[Fuambai Ahmadu]] memilih untuk menjalani klitoridektomi sebagai orang dewasa.<ref name=Ahmadu2000/>]]
Praktisi FGM melihat prosedur ini sebagai penanda, tidak hanya batas etnis tetapi juga perbedaan gender. Menurut pandangan ini, sunat pada laki-laki mendefeminisasi laki-laki sedangkan FGM mendemaskulinasi perempuan.<ref>{{harvnb|Abusharaf|2007|loc=8}}; {{harvnb|El Guindi|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA36 36–37]}}.</ref> [[Fuambai Ahmadu]], seorang antropolog dan anggota [[suku Kono]] di Sierra Leone, yang pada 1992 menjalani klitoridektomi sebagai orang dewasa selama inisiasi [[masyarakat Sande]], pada tahun 2000 berpendapat bahwa persepsi "klitoris penting bagi seksualitas wanita" merupakan anggapan yang berpusat pada pria. Menurutnya, simbolisme perempuan Afrika justru berputar di sekitar konsep rahim.<ref name=Ahmadu2000>{{harvnb|Ahmadu|2000|loc=[https://books.google.com/books?id=rhhRXiJIGEcC&pg=PA284 284–285]}}.</ref> Sementara itu, infibulasi terkait dengan gagasan tentang penutupan dan kesuburan. "Pemotongan kelamin melengkapi definisi sosial tentang jenis kelamin anak dengan menghilangkan jejak eksternal [[androgini]]," tulis [[Janice Boddy]] pada 2007. "Tubuh wanita kemudian disembunyikan, ditutup, dan darah produktifnya terikat di dalamnya; tubuh laki-laki ditunjukkan, dibuka, dan diekspos."<ref>{{harvnb|Boddy|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=T77ui7IPNwkC&pg=PA112 112]}}; lihat pula {{harvnb|Boddy|1989|loc=[https://books.google.com/books?id=TK6NIp5uVwsC&pg=PA52 52–61]}}.</ref>
Di komunitas yang biasa melangsungkan infibulasi, ada kecenderungan untuk menjadikan alat kelamin wanita lebih halus, kering, dan tidak berbau, dan baik wanita maupun pria mungkin menganggap vulva alami itu menjijikkan.{{sfn|Gruenbaum|2005|loc=435–436}} Beberapa pria tampaknya menikmati upaya menembus infibulasi.<ref>{{harvnb|Gruenbaum|2005|loc=437}}; {{harvnb|Gruenbaum|2001|loc=140}}.</ref> Preferensi lokal untuk melakukan [[seks kering]] menyebabkan wanita memasukkan zat ke dalam vagina untuk mengurangi lubrikasi, termasuk daun, kulit pohon, pasta gigi, dan [[Vicks VapoRub|mentol gosok Vicks]].{{sfn|Bagnol|Mariano|2011|loc=[https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C&pg=PA277 277–281]}} WHO memasukkan praktik ini dalam FGM Tipe IV, karena penambahan gesekan selama hubungan intim dapat menyebabkan laserasi dan meningkatkan risiko infeksi.<ref>[[#WHO2008|WHO 2008]], 27–28.</ref> Karena tampilan vulva infibulasi yang halus, ada juga kepercayaan bahwa infibulasi meningkatkan higiene.{{sfn|Gruenbaum|2005|loc=437}}
Berdasarkan hasil survei, alasan yang paling sering dicetuskan oleh wanita untuk membela FGM adalah penerimaan sosial, agama, kebersihan, pelestarian keperawanan, penerimaan dalam pernikahan, dan peningkatan kenikmatan seksual pria.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 67.</ref> Dalam sebuah penelitian di Sudan bagian utara yang diterbitkan pada tahun 1983, hanya 17,4 persen wanita yang menentang FGM (558 dari 3.210), dan sebagian besar juga lebih memilih eksisi dan infibulasi alih-alih klitoridektomi.{{sfn|El Dareer|1983|loc=140}} Sikap perempuan terhadap FGM sendiri berubah secara perlahan. Di Sudan pada 2010, 42 persen wanita yang pernah mendengar FGM mengatakan praktik ini harus dilanjutkan.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 178.</ref> Dalam beberapa survei sejak 2006, lebih dari 50 persen wanita di Mali, Guinea, Sierra Leone, Somalia, Gambia, dan Mesir mendukung kelanjutan FGM, sementara di tempat lain di Afrika, Irak, dan Yaman sebagian besar mengatakan praktik FGM sebaiknya diakhiri, meskipun di beberapa negara hanya dengan selisih yang tipis.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 52. Lihat pula gambar 6.1, 54, dan gambar 8.1A – 8.1D, 90–91.</ref>
=== Kewajiban sosial dan akses informasi yang buruk ===
[[Berkas:Keur Simbara, Senegal (8592417042), cropped.jpg|jmpl|upright=1.2|Keur Simbara di Senegal meninggalkan FGM pada tahun 1998 setelah [[Tostan]], organisasi nirlaba, memberikan program selama tiga tahun.<ref>Gueye, Malick (4 Februari 2014). [http://www.tostan.org/blog/social-norm-change-theorists-meet-again-keur-simbara-senegal "Social Norm Change Theorists meet again in Keur Simbara, Senegal"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170311194456/http://www.tostan.org/blog/social-norm-change-theorists-meet-again-keur-simbara-senegal |date=2017-03-11 }}, Tostan.</ref>]]
Terhadap argumen bahwa perempuan rela memilih FGM untuk anak perempuan mereka, UNICEF menyebut praktik tersebut "konvensi sosial yang ditegakkan sendiri"; dalam kata lain, keluarga-keluarga sering kali merasa harus mengikuti kebiasaan FGM agar anak perempuan mereka tidak dikucilkan.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 15.</ref> [[Ellen Gruenbaum]] melaporkan bahwa di Sudan pada tahun 1970-an, gadis-gadis kelompok etnis Arab yang disunat akan mengejek gadis-gadis [[suku Zarma|Zarma]] yang tidak disunat dengan panggilan ''Ya, Ghalfa!'' ("Hei, kotor!"). Gadis-gadis Zarma akan menjawab ''Ya, Mutmura!'' (''Mutmara'' adalah lubang penyimpanan biji-bijian yang terus-menerus dibuka dan ditutup, seperti wanita infibulasi). Meskipun melemparkan penghinaan kembali, gadis-gadis Zabarma akan bertanya kepada ibu mereka, "Kenapa sih? Tidakkah kita memiliki pisau cukur seperti orang-orang Arab?"{{sfn|Gruenbaum|2005|loc=432–433}}
Perempuan sering kali tidak mengaitkan dampak negatif FGM dengan prosedur itu sendiri akibat kurangnya informasi dan juga karena mereka yang menyunat mengecilkan hubungan sebab-akibat yang ada. Lala Baldé, presiden sebuah perkumpulan wanita di Medina Cherif, sebuah desa di Senegal, mengatakan kepada Mackie pada tahun 1998 bahwa ketika gadis-gadis jatuh sakit atau meninggal, hal itu dikaitkan dengan roh jahat. Ketika diberi tahu tentang hubungan sebab-akibat antara FGM dengan kesehatan yang buruk, Mackie menulis, para wanita itu merasa hancur dan menangis. Ia berpendapat bahwa survei mengenai dukungan terhadap FGM yang dilakukan sebelum dan sesudah informasi ini disampaikan akan menunjukkan hasil yang berbeda.{{sfn|Mackie|2003|loc=147–148}} Organisasi nirlaba Amerika Serikat, [[Tostan]], yang didirikan oleh [[Molly Melching]] pada tahun 1991, memperkenalkan program pemberdayaan masyarakat di beberapa negara yang berfokus pada demokrasi setempat, literasi, dan pendidikan tentang layanan kesehatan, yang memberi perempuan pemahaman untuk membuat keputusan sendiri.<ref>[[#Diop2008|Diop et al. (UNICEF) 2008]].</ref> Pada tahun 1997, dengan mengikuti program Tostan, [[Malicounda Bambara]] di Senegal menjadi desa pertama yang meninggalkan FGM.{{sfn|Mackie|2000|loc=256ff}} Pada Agustus 2019, 8.800 komunitas di delapan negara telah berjanji untuk meninggalkan FGM dan [[pernikahan anak]].{{efn|Delapan negara tersebut adalah Djibouti, Guinea, Guinea-Bissau, Mali, Mauritania, Senegal, Somalia, dan Gambia.<ref>{{cite web |title=Female Genital Cutting |url=https://www.tostan.org/areas-of-impact/cross-cutting-gender-social-norms/female-genital-cutting/ |publisher=Tostan |archiveurl=https://web.archive.org/web/20190826031944/https://www.tostan.org/areas-of-impact/cross-cutting-gender-social-norms/female-genital-cutting/ |archivedate=26 Agustus 2019|url-status=live}}</ref>}}
=== Agama ===
Pemotongan kelamin perempuan dilakukan oleh banyak kelompok agama: beberapa orang Kristen, beberapa Muslim, beberapa orang Yahudi Etiopia, dan agama-agama tradisional Afrika tertentu.<ref>{{cite web|title=Female genital mutilation (FGM) frequently asked questions|url=https://www.unfpa.org/resources/female-genital-mutilation-fgm-frequently-asked-questions|publisher=[[UNFPA]]|access-date=2020-05-21|archive-date=2017-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20170706170748/http://www.unfpa.org/resources/female-genital-mutilation-fgm-frequently-asked-questions|dead-url=no}}</ref> Beberapa survei menunjukkan luasnya kepercayaan, khususnya di Mali, Mauritania, Guinea, dan Mesir, bahwa FGM merupakan persyaratan agama.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 69–71.</ref> Gruenbaum berpendapat bahwa praktisi FGM mungkin tidak membedakan antara agama, tradisi, dan kesucian, sehingga sulit untuk menafsirkan data.<ref>{{harvnb|Gruenbaum|2001|loc=[https://archive.org/details/femalecircumcisi0000grue/page/50 50]}}; [[#MackieLeJeune2008|Mackie and LeJeune (UNICEF) 2008]], 8–9.</ref>
Di Afrika timur laut, FGM telah ada sejak zaman pra-Islam, tetapi praktiknya telah dikaitkan dengan Islam karena agama ini menitikberatkan kesucian wanita.{{efn|[[Gerry Mackie]], 1996: "FGM is pre-Islamic but was exaggerated by its intersection with the Islamic modesty code of family honor, female purity, virginity, chastity, fidelity, and seclusion."{{sfn|Mackie|1996|loc=1008}}}} Menurut laporan UNICEF pada 2013, setidaknya 10 persen wanita Muslim di 18 negara Afrika pernah mengalami FGM, dan di 13 negara di antaranya, angkanya naik menjadi 50–99 persen.<ref name="UNICEF 2013, 175">[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 175.</ref> Praktik FGM tidak disebutkan dalam [[Al-Qur'an]],{{sfn|Mackie|1996|loc=1004–1005}} sementara beberapa [[hadis]] ''da'if'' (lemah) memuji FGM sebagai tindakan "mulia" (''makrumah'') tetapi tidak diharuskan.<ref>{{harvnb|Roald|2003|loc=224}}; {{harvnb|Asmani|Abdi|2008|loc=6–13}}</ref>{{efn|[[Gerry Mackie]], 1996: "The Koran is silent on FGM, but several ''hadith'' (sayings attributed to Mohammed) recommend attenuating the practice for the woman's sake, praise it as noble but not commanded, or advise that female converts refrain from mutilation because even if pleasing to the husband it is painful to the wife."{{sfn|Mackie|1996|loc=1004–1005}}}} Pendapat ini didukung oleh [[mazhab]] [[Mazhab Hanafi|Hanafi]], [[Mazhab Maliki|Maliki]], dan [[Mazhab Hanbali|Hanbali]], sedangkan [[mazhab Syafi'i]] mewajibkan FGM dengan memotong kulit penutup glans klitoris.{{sfn|Roald|2003|loc=243}} Pada tahun 2007, Dewan Tertinggi Penelitian Islam [[Universitas Al-Azhar]] di [[Kairo]] memutuskan bahwa FGM "tidak memiliki dasar dalam hukum Islam inti atau ketentuan parsialnya".<ref>[[#UNICEFpress2July2007|UNICEF press release]], 2 Juli 2007; [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 70.</ref>{{efn|Maggie Michael, Associated Press, 2007: "[Egypt's] supreme religious authorities stressed that Islam is against female circumcision. It's prohibited, prohibited, prohibited," Grand Mufti Ali Gomaa said on the privately owned al-Mahwar network."<ref>Michael, Maggie (29 Juni 2007). [https://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/06/29/AR2007062901284.html "Egypt Officials Ban Female Circumcision"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170920162546/http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/06/29/AR2007062901284.html |date=2017-09-20 }}, Associated Press, 2.</ref>}} Di sisi lain, fatwa [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) menegaskan bahwa FGM merupakan tindakan ''makrumah'' dan ibadah yang dianjurkan, walaupun MUI juga menyatakan bahwa khitan perempuan hanya dapat menghilangkan penutup glans klitoris saja dan tidak boleh memotong seluruh klitoris.{{sfn|Sholeh|2012|loc=37}}
Dalam agama Kristen, tidak ada penyebutan FGM dalam [[Alkitab]].{{efn|Samuel Waje Kunhiyop, 2008: "Nowhere in all of Scripture or in any of recorded church history is there even a hint that women were to be circumcised."{{sfn|Kunhiyop|2008|loc=297}}}} Misionaris Kristen di Afrika termasuk pihak yang pertama yang menentang FGM,{{sfn|Murray|1976}} tetapi komunitas Kristen di Afrika mempraktikkannya. Pada 2013, UNICEF mengidentifikasi 19 negara Afrika dengan setidaknya 10 persen wanita dan gadis Kristen berusia 15 hingga 49 tahun yang menjalani FGM;{{efn|Negara-negara tersebut yaitu Benin, Burkina Faso, Republik Afrika Tengah, Chad, Pantai Gading, Mesir, Eritrea, Etiopia, Gambia, Guinea, Guinea Bissau, Kenya, Liberia, Mali, Niger, Nigeria, Sierra Leone, Sudan, dan Tanzania.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], hlm. 73, figure 6.13.</ref>}} di Niger, 55 persen wanita dan gadis Kristen menjalani FGM, dibandingkan dengan dua persen pada Muslim.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], halaman sampul dan hlm. 175.</ref> Sementara itu, satu-satunya kelompok Yahudi yang diketahui mempraktikkan FGM adalah [[Yahudi Etiopia]]. Yudaisme mensyaratkan sunat pada pria tetapi tidak mengizinkan FGM.<ref>{{harvnb|Cohen|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=PmL-LogqJ-YC&pg=PA59 59]}}; {{harvnb|Berlin|2011|loc=[https://books.google.com/books?id=hKAaJXvUaUoC&pg=PA173 173]}}.</ref> FGM juga dipraktikkan oleh kelompok [[animisme]], terutama di Guinea dan Mali.<ref name="UNICEF 2013, 175"/>
== Sejarah ==
=== Zaman Kuno ===
{{quote box
|border=1px
|title=Mantra 1117
|title_fnt=#555555
|halign=left
|quote= Tetapi jika seorang pria ingin tahu bagaimana caranya hidup, ia harus melafalkannya [mantra magis] setiap hari, setelah dagingnya digosok dengan ''b3d'' [zat yang tidak diketahui] dari seorang gadis yang tidak disirkumsisi ['''m't''] dan serpihan dari kulit [''šnft''] dari seorang pria botak yang tidak disirkumsisi.
|fontsize=95%
|bgcolor=#F9F9F9
|bordercolor=#ccc
|width=30%
|align=right
|quoted=
|salign=right
|style=margin–top:1.5em;margin-bottom:1.5em;padding:2.0em
|source=—Dari sebuah [[sarkofagus]] [[Kerajaan Pertengahan Mesir]], s. 1991–1786 SM.{{sfn|Knight|2001|loc=330}}}}
Asal usul FGM tidak diketahui. Gerry Mackie menduga bahwa, karena distribusi FGM timur-barat dan utara-selatan di Afrika bertemu di Sudan, infibulasi mungkin dimulai di sana sejak peradaban [[Meroë]] (sekitar 800 SM – 350 M), sebelum kebangkitan Islam, untuk meningkatkan keyakinan akan status keayahan seseorang.{{sfn|Mackie|2000|loc=264, 267}} Menurut sejarawan Mary Knight, Mantra 1117 (sekitar 1991–1786 SM) dari [[Teks Peti Mati]] [[Mesir Kuno]] dapat merujuk pada [[hieroglif Mesir|hieroglif]] mengenai seorang gadis yang tidak disunat ('''m't''):
<center><hiero>a-m-a:X1-D53-B1</hiero></center>
Mantra ini ditemukan di [[sarkofagus]] Sit-hedjhotep, sekarang di [[Museum Mesir]], dan berasal dari [[Kerajaan Pertengahan Mesir]].{{sfn|Knight|2001|loc=330}}{{efn|Knight menambahkan bahwa para ahli Mesir Kuno merasa tidak nyaman dengan terjemahan "tidak disunat", karena tidak ada informasi tentang apa yang menghasilkan "kondisi yang disunat".{{sfn|Knight|2001|loc=330}} Sementara itu, Paul F. O'Rourke berpendapat bahwa ''<nowiki>'</nowiki>m't'' kemungkinan bukan merujuk pada wanita yang menstruasi.{{sfn|O'Rourke|2007|loc=166ff (hieroglif), 172 (wanita yang menstruasi)}}}} Usulan sunat pada seorang gadis Mesir, Tathemis, juga disebutkan pada [[papirus]] Yunani, dari 163 SM, di [[British Museum]]: "Beberapa saat setelah ini, Nephoris [ibu Tathemis] menipu saya, karena khawatir bahwa saat itu adalah waktu bagi Tathemis untuk disunat, seperti kebiasaan di antara orang-orang Mesir."{{efn|"Sometime after this, Nephoris [Tathemis's mother] defrauded me, being anxious that it was time for Tathemis to be circumcised, as is the custom among the Egyptians. She asked that I give her 1,300 drachmae ... to clothe her ... and to provide her with a marriage dowry ... if she didn't do each of these or if she did not circumcise Tathemis in the month of Mecheir, year 18 [163 BCE], she would repay me 2,400 drachmae on the spot."<ref>{{harvnb|Knight|2001|loc=329–330}}; {{harvnb|Kenyon|1893|[https://books.google.com/books?id=TiAcAQAAMAAJ&pg=PA31 31–32]}}.</ref>}}
Pemeriksaan [[mumi]] tidak menunjukkan bukti FGM. Mengutip ahli patologi Australia [[Grafton Elliot Smith]], yang memeriksa ratusan mumi pada awal abad ke-20, Knight menulis bahwa daerah kelamin mumi mungkin menyerupai FGM Tipe III karena selama mumifikasi, kulit labia luar ditarik ke arah anus untuk menutupi [[vulva|celah pudendal]], mungkin untuk mencegah pelanggaran seksual. Knight juga menyatakan bahwa tidak mungkin untuk menentukan apakah FGM Tipe I atau II telah dilakukan karena jaringan lunak telah memburuk atau dihilangkan oleh pembalsem.{{sfn|Knight|2001|loc=331}}
Ahli geografi Yunani [[Strabo]] (sekitar 64 SM – 23 M) menulis tentang FGM setelah mengunjungi Mesir sekitar 25 SM: "Ini adalah salah satu kebiasaan yang dijalankan dengan semangat yang begitu besar oleh mereka [orang Mesir]: untuk membesarkan setiap anak yang dilahirkan dan untuk melakukan sirkumsisi [''peritemnein''] pada laki-laki dan memotong [''ektemnein''] perempuan ..."<ref>[[Strabo]], ''[[Geographica]]'', c. 25 BCE, cited in {{harvnb|Knight|2001|loc=318}}</ref>{{efn|[[Strabo]], ''[[Geographica]]'', c. 25 BCE: "One of the customs most zealously observed among the Aegyptians is this, that they rear every child that is born, and circumcise [περιτέμνειν, ''peritemnein''] the males, and excise [''ektemnein''] the females, as is also customary among the Jews, who are also Aegyptians in origin, as I have already stated in my account of them."<ref>[[Strabo]], ''[[Geographica]]'', [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Strabo/17B*.html#ref273 Book VII, chapter 2], 17.2.5. {{harvnb|Cohen|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=PmL-LogqJ-YC&pg=PA59 59–61]}} argues that Strabo conflated the Jews with the Egyptians.</ref>{{pb}}
[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Strabo/16D*.html Book XVI, chapter 4], 16.4.9: "And then to the Harbour of Antiphilus, and, above this, to the Creophagi [meat-eaters], of whom the males have their sexual glands mutilated [''kolobos''] and the women are excised [''ektemnein''] in the Jewish fashion."}}{{efn|Knight (2001) menulis bahwa ada satu referensi yang masih ada dari zaman kuno, oleh Xanthus dari Lydia pada abad kelima SM, yang mungkin menyinggung FGM di luar Mesir. Xanthus menulis, dalam sejarah [[Lydia]]: "The Lydians arrived at such a state of delicacy that they were even the first to 'castrate' their women." Knight berpendapat bahwa "pengebirian", yang tidak dijelaskan, mungkin telah membuat wanita awet muda, dalam arti memungkinkan raja Lydia untuk melakukan hubungan intim dengan mereka tanpa kehamilan. Knight menyimpulkan bahwa hal itu mungkin referensi untuk sterilisasi, bukan FGM.{{sfn|Knight|2001|loc=326}}}} [[Filo|Filo dari Aleksandria]] (sekitar 20 SM – 50 M) juga menulis referensi tentang hal itu: "orang Mesir, akibat kebiasaan negara mereka, menyunat pemuda-pemudi yang sudah bisa menikah di usia empat belas (tahun), ketika laki-laki mulai mendapatkan benih, dan perempuan memiliki aliran menstruasi."{{sfn|Knight|2001|loc=333}} Disebutkan secara singkat dalam sebuah karya yang dikaitkan dengan tabib Yunani [[Galenus]] (129 – sekitar 200 M): "Ketika [klitoris] sangat menonjol pada wanita muda mereka, orang Mesir menganggap pantas untuk memotongnya."{{efn|Knight menambahkan bahwa atribusi diduga dari Galenus.{{sfn|Knight|2001|loc=336}}}} Tabib Yunani lainnya, [[Aetios dari Amida]] (pertengahan abad ke-5 hingga pertengahan ke-6 M), menuliskan lebih banyak detail dalam buku 16 dari ''Enam Belas Buku tentang Kedokteran'', mengutip keterangan dokter Philomenes. Prosedur ini dilakukan jika klitoris, atau ''nymphê'', tumbuh terlalu besar atau memicu hasrat seksual ketika bersentuhan dengan pakaian. "Mengenai hal ini, tampaknya pantas bagi orang Mesir untuk menghilangkannya sebelum menjadi sangat membesar," tulis Aëtius, "terutama ketika para gadis hendak menikah":
<blockquote>Operasi dilakukan dengan cara ini: Mintalah gadis tersebut duduk di kursi sementara seorang pemuda berotot berdiri di belakangnya meletakkan tangannya di bawah paha gadis itu. Mintalah pemuda membentangkan dan memegang kaki dan seluruh tubuh gadis. Penyunat berdiri di depan dan memegang klitoris dengan forseps bermulut lebar di tangan kirinya dan merentangkannya ke luar, sementara dengan tangan kanan, ia memotongnya pada titik di samping penjepit forseps. Adalah hal yang pantas untuk menyisakan bagian yang tidak dipotong, yang berukuran seperti lapisan di antara lubang hidung, sehingga pemotongan hanya mengambil bagian yang berlebih; seperti yang saya katakan, bagian yang akan dihilangkan adalah pada titik tepat di atas penjepit forseps. Karena klitoris merupakan struktur yang menyerupai kulit dan dapat meregang berlebihan, jangan memotong terlalu banyak, karena fistula kemih dapat terjadi akibat pemotongan yang terlalu dalam.{{sfn|Knight|2001|loc=327–328}}</blockquote>
Area kelamin kemudian dibersihkan dengan spons, bubuk [[kemenyan arab]], dan anggur atau air dingin, dan dibungkus dengan perban linen yang dicelupkan ke dalam cuka, sampai hari ketujuh ketika [[kalamin]], kelopak mawar, lubang kurma, atau "bubuk kelamin yang terbuat dari tanah liat yang dipanggang" dapat diberikan.{{sfn|Knight|2001|loc=328}}
Terlepas dari asal-usul praktik FGM, infibulasi telah dikaitkan dengan perbudakan. Mackie mengutip misionaris Portugis [[João dos Santos]], yang pada 1609 menulis tentang sebuah kelompok di dekat Mogadishu yang memiliki "keinginan untuk menjahit perempuan mereka, terutama budak mereka yang masih muda untuk membuat mereka tidak dapat dibuahi, yang membuat para budak ini dijual lebih mahal, baik untuk kesucian mereka dan untuk meningkatkan kepercayaan yang diberikan oleh tuan mereka". Oleh sebab itu, Mackie berpendapat, "praktik yang terkait dengan perbudakan perempuan yang memalukan, menjadi lambang kehormatan".{{sfn|Mackie|1996|loc=1003, 1009}}
=== Eropa dan Amerika Serikat ===
[[Berkas:Isaac Baker Brown.jpg|jmpl|upright|ki|[[Isaac Baker Brown]] "mulai bekerja untuk menghilangkan klitoris setiap kali dia memiliki kesempatan untuk melakukannya".<ref name=Allen2000p106/>]]
Dokter kandungan di Eropa abad ke-19 dan Amerika Serikat menghilangkan klitoris untuk mengobati kegilaan dan masturbasi.{{sfn|Rodriguez|2008}} Seorang dokter Inggris, Robert Thomas, mengusulkan klitoridektomi sebagai obat untuk [[nimfomania]] pada tahun 1813.<ref>{{harvnb|Thomas|1813|loc=[https://books.google.com/books?id=yK9YAAAAcAAJ&pg=PA585 585–586]}}; {{harvnb|Shorter|2008|loc=[https://books.google.com/books?id=I87S-xL6Q1wC&pg=PA82 82]}}.</ref> Pada tahun 1825, jurnal ''[[The Lancet]]'' mendeskripsikan sebuah klitoridektomi yang dilakukan pada tahun 1822 di Berlin oleh [[Karl Ferdinand von Graefe]] pada seorang gadis berusia 15 tahun yang melakukan masturbasi secara berlebihan.<ref>{{harvnb|Elchalal|Ben-Ami|Gillis|Brzezinski|1997}}; {{harvnb|Shorter|2008|loc=[https://books.google.com/books?id=I87S-xL6Q1wC&pg=PA82 82]}}.</ref>
[[Isaac Baker Brown]], seorang ginekolog Inggris, presiden [[Perhimpunan Medis London]] dan salah satu pendiri [[St Mary's Hospital, London|Rumah Sakit St. Mary]] pada tahun 1845, percaya bahwa masturbasi, atau "iritasi tidak wajar" pada klitoris, menyebabkan [[histeria perempuan|histeria]], iritasi tulang belakang, kejang, kebodohan, mania, dan kematian.{{sfn|Elchalal|Ben-Ami|Gillis|Brzezinski|1997}} Karena itu ia "mulai berupaya untuk menghilangkan klitoris setiap kali ia memiliki kesempatan untuk melakukannya", seperti yang tersurat dalam obituarinya.<ref name=Allen2000p106>{{harvnb|J. F. C.|1873|loc=[https://books.google.com/books?id=gZ4EAAAAQAAJ&pg=PA155 155]}}, dikutip dalam {{harvnb|Allen|2000|loc=[https://archive.org/details/wagesofsinsexdis00alle/page/106 106].}}</ref> Brown melakukan beberapa klitoridektomi antara 1859 dan 1866.<ref name=Allen2000p106/> Di Amerika Serikat, [[J. Marion Sims]] mengikuti jejak Brown dan pada tahun 1862 memotong [[serviks|leher rahim wanita]] dan menghilangkan klitorisnya, "untuk menghilangkan kondisi gugup atau histeris seperti yang direkomendasikan oleh Baker Brown".{{sfn|McGregor|1998|loc=146}} Ketika Brown menerbitkan pandangannya dalam ''Mengenai Ketersembuhan Beberapa Bentuk Tertentu dari Kegilaan, Epilepsi, Katalepsi, dan Histeria pada Wanita'' (1866), dokter di London menuduhnya melakukan perdukunan dan mengeluarkannya dari [[Perhimpunan Kebidanan London]].<ref>{{harvnb|Sheehan|1981|loc=14}}; {{harvnb|Black|1997|loc=405}}.</ref>
Kemudian pada abad ke-19, A. J. Bloch, seorang ahli bedah di New Orleans, menghilangkan klitoris seorang gadis berusia dua tahun yang dilaporkan melakukan masturbasi.{{sfn|Hoberman|2005|loc=[https://archive.org/details/testosteronedrea00hobe/page/63 63]}} Menurut sebuah artikel tahun 1985 di jurnal ''Obstetrical & Gynecological Survey'', klitoridektomi dilakukan di Amerika Serikat pada 1960-an untuk mengobati histeria, erotomania, dan lesbianisme.<ref>{{harvnb|Cutner|1985}}, cited in {{harvnb|Nour|2008}}. Lihat pula {{harvnb|Barker-Benfield|1999|loc=[https://books.google.com/books?id=0QKUAgAAQBAJ&pg=PA113 113]}}.</ref> Dari pertengahan 1950-an, [[James C. Burt]], seorang ginekolog di Dayton, Ohio, melakukan perbaikan [[episiotomi]] yang tidak standar setelah melahirkan dengan menambahkan lebih banyak jahitan untuk membuat lubang vagina menjadi lebih kecil. Dari tahun 1966 hingga 1989, ia melakukan "operasi cinta" dengan memotong otot pubokoksigeus wanita, memosisikan ulang vagina dan uretra, dan melepas tudung klitoris, sehingga membuat area kelamin mereka lebih sesuai, dalam pandangannya, untuk hubungan seksual dalam [[posisi misionaris]].{{sfn|Rodriguez|2014|loc=149–153}} "Perempuan secara struktural tidak memadai untuk melakukan hubungan intim," tulisnya; ia mengatakan akan mengubah mereka menjadi "tikus kecil yang bersemangat".<ref>{{cite news|last1=Wilkerson|first1=Isabel|title=Charges Against Doctor Bring Ire and Questions|url=https://www.nytimes.com/1988/12/11/us/charges-against-doctor-bring-ire-and-questions.html|work=The New York Times|date=11 Desember 1988|access-date=2020-05-21|archive-date=2009-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20090816081427/http://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?sec=health|dead-url=no}}{{pb}}
{{cite news|last1=Donaldson James|first1=Susan|title=Ohio Woman Still Scarred By 'Love' Doctor's Sex Surgery|url=http://abcnews.go.com/Health/ohio-woman-writes-book-love-doctor-mutilated-sex/story?id=17897317|work=ABC News|date=13 Desember 2012|ref=none|access-date=2020-05-21|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806025518/https://abcnews.go.com/Health/ohio-woman-writes-book-love-doctor-mutilated-sex/story?id=17897317|dead-url=no}}</ref> Pada 1960-an dan 1970-an, ia melakukan prosedur ini tanpa persetujuan sambil memperbaiki episiotomi dan melakukan histerektomi dan operasi lainnya; Burt mengatakan bahwa ia telah melaksanakan praktik tersebut terhadap 4.000 wanita pada tahun 1975.{{sfn|Rodriguez|2014|loc=149–153}} Setelah menerima banyak keluhan, ia diminta pada tahun 1989 untuk berhenti mempraktikkan kedokteran di Amerika Serikat.<ref>{{cite news|title=Doctor Loses Practice Over Genital Surgery|url=https://www.nytimes.com/1989/01/26/us/doctor-loses-practice-over-genital-surgery.html|agency=Associated Press|date=26 Januari 1989|access-date=2020-05-21|archive-date=2020-08-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20200831233712/https://www.nytimes.com/1989/01/26/us/doctor-loses-practice-over-genital-surgery.html|dead-url=no}}</ref>
== Penentangan ==
=== Penentangan kolonial di Kenya ===
{{quote box
|border=1px
|title=''Muthirigu''
|title_fnt=#555555
|halign=left
|quote=<poem>
Pisau kecil di sarungnya
Supaya mereka bertarung dengan gereja,
Waktunya telah tiba.
Sesepuh (dari gereja)
Ketika [[Jomo Kenyatta|Kenyatta]] datang
Anda akan diberikan pakaian wanita
Dan Anda harus memasak makanan untuknya..</poem>
|fontsize=95%
|bgcolor=#F9F9F9
|bordercolor=#ccc
|width=30%
|align=right
|quoted=
|salign=right
|style=margin–top:1.5em;margin-bottom:1.5em;padding:1em
|source= — Dari ''Muthirigu'' (1929), dansa-tari [[Kikuyu]] yang melawan penentangan gereja terhadap FGM.{{sfn|Mufuka|2003|loc=55}}
}}
Misionaris Protestan di [[Afrika Timur Britania]] (sekarang Kenya) mulai berkampanye menentang FGM pada awal abad ke-20, ketika Dr. [[John Arthur]] bergabung dengan Misi [[Gereja Skotlandia]] (CSM) di wilayah suku [[Kikuyu]] yang merupakan kelompok etnis utama negara itu. Sebagai penanda etnis yang penting, praktik FGM dikenal oleh Kikuyu sebagai ''irua'' untuk anak perempuan dan anak laki-laki. Praktik FGM di kalangan suku Kikuyu melibatkan eksisi (Tipe II) untuk anak perempuan dan penghilangan kulup untuk anak laki-laki. Perempuan Kikuyu (''irugu'') yang tidak disunat merupakan orang buangan.<ref>{{harvnb|Thomas|2000|loc=[https://books.google.com/books?id=rhhRXiJIGEcC&pg=PA132 132]}}. Untuk ''irua'', {{harvnb|Kenyatta|1962|loc=129}}; untuk ''irugu'' sebagai orang buangan, {{harvnb|Kenyatta|1962|loc=127}}.Lihat pula {{harvnb|Zabus|2008|loc=[https://books.google.com/books?id=xZmWF3qxHo4C&pg=PA48 48]}}.</ref>
[[Jomo Kenyatta]], sekretaris jenderal [[Kikuyu Central Association|Asosiasi Pusat Kikuyu]] dan kemudian [[Perdana Menteri Kenya]] yang pertama, menulis pada tahun 1938 bahwa, bagi Kikuyu, penerapan FGM adalah "''[[Sine qua non|conditio sine qua non]]'' dari seluruh ajaran hukum kesukuan, agama, dan moralitas". Pria atau wanita Kikuyu yang pantas tidak akan menikah atau melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang tidak disirkumsisi, tulisnya. Tanggung jawab seorang wanita terhadap sukunya dimulai dengan inisiasinya. Usia dan tempatnya di dalam sejarah suku dapat ditilik kembali ke hari tersebut, dan kelompok gadis yang menyertai pemotongannya dinamai sesuai dengan peristiwa terkini, sebuah [[tradisi lisan]] yang memungkinkan Kikuyu melacak orang dan peristiwa yang terjadi ratusan tahun yang lalu.{{sfn|Kenyatta|1962|loc=127–130}}
[[Berkas:Hulda Stumpf, Africa Inland Mission conference.jpg|jmpl|ki|[[Hulda Stumpf]] ''(kiri bawah)'' dibunuh di wilayah suku Kikuyu pada 1930 setelah menentang FGM.]]
Dimulai dengan CSM pada tahun 1925, beberapa gereja misionaris menyatakan bahwa FGM dilarang untuk orang Kristen Afrika; CSM mengumumkan bahwa orang Afrika yang mempraktikkannya akan di[[ekskomunikasi]], yang mengakibatkan ratusan orang pergi atau diusir.{{sfn|Fiedler|1996|loc=75}} Pada tahun 1929, Dewan Misionaris Kenya mulai menyebut FGM sebagai "mutilasi seksual wanita", dan sikap seseorang terhadap praktik itu menjadi ujian kesetiaan, baik ke gereja-gereja Kristen maupun ke Asosiasi Pusat Kikuyu.<ref>{{harvnb|Thomas|2000|loc=132}}; untuk "mutilasi seksual wanita", {{harvnb|Karanja|2009|loc=[https://books.google.com/books?id=F1ezIgyomGIC&pg=PA93 93], n. 631}}. Lihat pula {{harvnb|Strayer|Murray|1978|loc=[https://books.google.com/books?id=9kpLvKnZCR8C&pg=PA139 139ff]}}.</ref> Perselisihan itu mengubah FGM menjadi titik fokus gerakan kemerdekaan Kenya; periode 1929–1931 dikenal dalam historiografi negara itu sebagai kontroversi sunat perempuan.<ref>{{harvnb|Boddy|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=T77ui7IPNwkC&pg=PA241 241–245]}}; {{harvnb|Hyam|1990|loc=196}}; {{harvnb|Murray|1976|loc=92–104}}.</ref> Ketika [[Hulda Stumpf]], seorang misionaris Amerika yang menentang FGM di sekolah khusus perempuan yang ia bantu jalankan, dibunuh pada tahun 1930, [[Edward Grigg]], [[Daftar gubernur dan administrator kolonial Kenya|Gubernur Kenya]], mengatakan kepada [[Kantor Kolonial]] Inggris bahwa si pembunuh telah mencoba untuk menyunatnya.<ref>{{harvnb|Boddy|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=T77ui7IPNwkC&pg=PA241 241], [https://books.google.com/books?id=T77ui7IPNwkC&pg=PA241 244]}}; {{harvnb|Robert|1996|loc=[https://books.google.com/books?id=98eI044RjlwC&pg=PA230 230]}}.</ref>
Ada beberapa penentangan dari perempuan Kenya sendiri. Di [[Karatina]], sebuah kelompok yang menyebut diri mereka ''Ngo ya Tuiritu'' ("Perisai Gadis Muda") menyurati Dewan Penduduk Asli Nyeri Selatan pada tanggal 25 Desember 1931: "Kami dari Ngo ya Tuiritu mendengar bahwa ada laki-laki yang berbicara tentang sunat perempuan, dan kami heran karena mereka (laki-laki) tidak melahirkan dan merasakan rasa sakit dan bahkan beberapa mati dan bahkan yang lain menjadi tidak subur, dan penyebab utamanya adalah sunat. Karena itu, masalah sunat tidak boleh dipaksakan. Orang-orang ditangkapi seperti domba; seseorang harus dibiarkan memutuskan dengan caranya sendiri apakah setuju untuk disunat atau tidak tanpa pendiktean terhadap tubuhnya sendiri."<ref>{{harvnb|wa Kihurani|Warigia wa Johanna|Murigo wa Meshak|2007|loc=118–120}}; {{harvnb|Peterson|2012|loc=217}}.</ref>
Di tempat lain, dukungan untuk praktik FGM dari wanita sangat kuat. Pada tahun 1956 di Meru, Kenya bagian timur, ketika dewan tetua pria (''Njuri Nchecke'') mengumumkan larangan terhadap FGM pada tahun 1956, ribuan anak perempuan saling memotong alat kelamin masing-masing dengan pisau cukur selama tiga tahun ke depan sebagai simbol pembangkangan. Gerakan itu kemudian dikenal sebagai ''Ngaitana'' ("Aku akan menyunat diriku sendiri"), karena untuk menghindari menyebut nama teman-teman mereka, gadis-gadis itu berkata mereka telah memotong diri mereka sendiri. Sejarawan Lynn Thomas menganggap periode ini signifikan dalam sejarah FGM karena para korbannya juga merupakan pelakunya.<ref>{{harvnb|Thomas|2000|loc=[https://books.google.com/books?id=rhhRXiJIGEcC&pg=PA129 129–131] (131 untuk para gadis sebagai "aktor utama")}}; juga dalam {{harvnb|Thomas|1996}} dan {{harvnb|Thomas|2003|loc=89–91}}.</ref> FGM akhirnya dilarang di Kenya pada tahun 2001, meskipun praktik ini terus berlanjut, dilaporkan akibat dorongan dari wanita yang lebih tua.<ref>{{cite news |last1=Topping |first1=Alexandra |title=Kenyan girls taken to remote regions to undergo FGM in secret |url=https://www.theguardian.com/global-development/2014/jul/24/kenya-girls-female-genital-mutilation-fgm-secret |work=The Guardian |date=24 Juli 2014 |access-date=2020-05-21 |archive-date=2020-07-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200731055249/https://www.theguardian.com/global-development/2014/jul/24/kenya-girls-female-genital-mutilation-fgm-secret |dead-url=no }}</ref>
=== Tumbuhnya penentangan ===
Salah satu kampanye penentangan FGM paling awal dimulai di Mesir pada 1920-an, ketika Perhimpunan Dokter Mesir menyerukan larangan.{{efn|[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]] menyebut penentangan Perhimpunan Dokter Mesir sebagai “kampanye pertama yang diketahui” melawan FGM.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 10.</ref>}} Kampanye paralel juga berlangsung di Sudan yang dijalankan oleh para pemimpin agama dan wanita Inggris. Infibulasi dilarang di sana pada tahun 1946, tetapi aturan tersebut tidak populer dan diabaikan.{{sfn|Boddy|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=T77ui7IPNwkC&pg=PA202 202], 299}}{{efn|Beberapa negara bagian di Sudan melarang FGM pada 2008–2009, tetapi {{as of|2013|lc=y}}, tidak ada hukum yang berlaku secara nasional.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 2, 9.</ref> Prevalensi FGM di antara perempuan berusia 14–49 yaitu 89 persen pada 2014.{{sfn|Elduma|2018}}}} Pemerintah Mesir melarang infibulasi di rumah sakit yang dikelola pemerintah pada tahun 1959, tetapi memungkinkan klitoridektomi parsial jika orang tua memintanya.{{sfn|Boyle|2002|loc=92, 103}}
Pada tahun 1959, PBB meminta WHO untuk menyelidiki FGM, tetapi WHO menjawab bahwa FGM bukan masalah medis.{{sfn|Boyle|2002|loc=41}} Kaum feminis mengangkat masalah ini sepanjang tahun 1970-an.{{sfn|Bagnol|Mariano|2011|loc=281}} Dokter dan feminis Mesir [[Nawal El Saadawi]] mengkritik FGM dalam bukunya, ''Wanita dan Seks'' (1972); buku ini dilarang di Mesir dan El Saadawi kehilangan pekerjaannya sebagai direktur jenderal kesehatan masyarakat.<ref name=Khaleeli2010>{{harvnb|Gruenbaum|2001|loc=22}}; Khaleeli, Homa (15 April 2010). [https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2010/apr/15/nawal-el-saadawi-egyptian-feminist "Nawal El Saadawi: Egypt's radical feminist"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150926003949/http://www.theguardian.com/lifeandstyle/2010/apr/15/nawal-el-saadawi-egyptian-feminist |date=2015-09-26 }}, ''The Guardian''.</ref> Ia melanjutkan pembahasan ini pada sebuah bab, "Sirkumsisi Gadis-Gadis", dalam bukunya, ''Wajah Tersembunyi Hawa: Wanita di Dunia Arab'' (1980), yang menggambarkan klitoridektominya sendiri ketika ia berusia enam tahun:
<blockquote>Saya tidak tahu apa yang telah mereka potong dari tubuh saya, dan saya tidak berusaha mencari tahu. Saya hanya menangis dan memanggil ibu saya untuk meminta bantuan. Tetapi kejutan terburuk dari semua ini adalah ketika saya melihat sekeliling dan mendapati ibu saya berdiri di samping saya. Ya, itu memang dia, saya tidak mungkin salah, dia ada di situ, tepat di tengah-tengah orang asing ini, berbicara dan tersenyum kepada mereka, seolah-olah mereka tidak ikut serta dalam penjagalan putrinya hanya beberapa saat yang lalu.{{sfn|El Saadawi|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=u5n9zUZuVI8C&pg=PA14 14]}}</blockquote>
[[Berkas:Edna Adan Ismail.jpg|jmpl|upright|ki|[[Edna Adan Ismail]] mengangkat isu dampak kesehatan FGM pada 1977.]]
Pada tahun 1975, Rose Oldfield Hayes, seorang ilmuwan sosial Amerika, menjadi akademisi perempuan pertama yang menerbitkan tulisan terperinci tentang FGM, dibantu oleh kemampuannya untuk berdiskusi langsung dengan wanita di Sudan. Artikelnya di jurnal ''American Ethnologist'' menyebutnya "mutilasi alat kelamin wanita" dan bukan sunat wanita, yang membuat artikel tersebut mendapatkan perhatian akademis yang lebih luas.{{sfn|Hayes|1975|loc=21}} [[Edna Adan Ismail]], yang saat itu bekerja di Kementerian Kesehatan Somalia, membahas konsekuensi kesehatan FGM pada tahun 1977 dengan [[Dewan Revolusioner Tertinggi (Somalia)|Organisasi Demokrasi Wanita Somalia]].{{sfn|Abdalla|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA201 201]}}<ref>Topping, Alexandra (23 Juni 2014). [https://www.theguardian.com/world/2014/jun/23/somaliland-womens-rights-gender-violence "Somaliland's leading lady for women's rights: 'It is time for men to step up'"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170101055842/https://www.theguardian.com/world/2014/jun/23/somaliland-womens-rights-gender-violence |date=2017-01-01 }}, ''The Guardian''.</ref> Dua tahun kemudian, [[Fran Hosken]], seorang feminis Austria-Amerika, menerbitkan ''Laporan Hosken: Mutilasi Kelamin dan Seksual terhadap Wanita'' (1979),{{sfn|Hosken|1994}} yang untuk pertama kalinya menyajikan data secara global. Ia memperkirakan bahwa 110.529.000 wanita di 20 negara Afrika telah mengalami FGM.{{sfn|Yoder|Khan|2008|loc=2}} Data tersebut spekulatif tetapi sejalan dengan survei selanjutnya.{{sfn|Mackie|2003|loc=139}} Hosken menggambarkan FGM sebagai "tempat latihan untuk kekerasan pria", dan ia menuduh praktisi FGM wanita "berpartisipasi dalam penghancuran kelompok mereka sendiri".{{sfn|Hosken|1994|loc=5}} Pemilihan bahasa tersebut mengakibatkan keretakan antara feminis Barat dan Afrika; Wanita Afrika memboikot sesi yang menampilkan Hosken selama [[Konferensi Dunia tentang Wanita, 1980|Konferensi Dunia tentang Wanita]] di Kopenhagen pada Juli 1980.<ref>{{harvnb|Boyle|2002|loc=47}}; {{harvnb|Bagnol|Mariano|2011|loc=281}}.</ref>
Pada tahun 1979, WHO menggelar seminar "Praktik Tradisional yang Memengaruhi Kesehatan Wanita dan Anak-anak" di Khartoum, Sudan, dan pada tahun 1981, juga di Khartoum, 150 akademisi dan aktivis menandatangani ikrar untuk melawan FGM setelah acara lokakarya yang diadakan oleh [[Babikar Badri|Asosiasi Ilmiah Babikar Badri]] untuk Studi Wanita (BBSAWS), "Sunat Perempuan Memutilasi dan Membahayakan Wanita - Lawanlah!" Lokakarya BBSAWS lainnya pada tahun 1984 mengundang komunitas internasional untuk menuliskan pernyataan bersama untuk PBB.{{sfn|Abusharaf|2007|loc=176-180}} Pernyataan tersebut merekomendasikan bahwa "tujuan semua wanita Afrika" seharusnya adalah pemberantasan FGM dan bahwa, untuk memutuskan hubungan antara FGM dan agama, klitoridektomi sebaiknya tidak lagi disebut sebagai sunah.{{sfn|Abusharaf|2007|loc=180}}
[[Komite Inter-Afrika tentang Praktik-Praktik Tradisional yang Memengaruhi Kesehatan Perempuan dan Anak-Anak]], yang didirikan pada 1984 di Dakar, Senegal, menyerukan diakhirinya praktik tersebut, seperti yang dilakukan [[Konferensi Internasional Hak Asasi Manusia]] PBB di Wina pada tahun 1993. Konferensi tersebut mencantumkan FGM sebagai bentuk [[kekerasan terhadap wanita]] dan menganggapnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia alih-alih sekadar masalah medis.<ref>{{harvnb|Rahman|Toubia|2000|loc=10-11}}; untuk Wina, lihat [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 8</ref> Sepanjang 1990-an dan 2000-an, pemerintah di Afrika dan Timur Tengah mengesahkan undang-undang yang melarang atau membatasi FGM. Pada tahun 2003, [[Uni Afrika]] meratifikasi [[Protokol Maputo]] tentang hak-hak perempuan yang mendukung penghapusan FGM.<ref>Emma Bonino, [https://www.nytimes.com/2004/09/15/opinion/15iht-edbonino_ed3_.html "A brutal custom: Join forces to banish the mutilation of women"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150531165453/http://www.nytimes.com/2004/09/15/opinion/15iht-edbonino_ed3_.html |date=2015-05-31 }}, ''The New York Times'', 15 September 2004; [https://web.archive.org/web/20110409114818/http://www.africa-union.org/root/au/Documents/Treaties/Text/Protocol%20on%20the%20Rights%20of%20Women.pdf Maputo Protocol], 7–8.</ref> Pada 2015, undang-undang yang membatasi FGM telah disahkan di setidaknya 23 dari 27 negara di Afrika yang mempraktikkan FGM, meskipun beberapa di antaranya tidak sampai melarang.{{efn|Sebagai contoh, UNICEF 2013 menggolongkan Mauritania sebagai negara yang telah mengesahkan undang-undang terhadap FGM, tetapi (pada tahun itu) FGM hanya dilarang dilakukan di fasilitas pemerintah atau oleh tenaga medis.<ref name=UNICEF2013p8>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 8.</ref>{{pb}}Berikut ini adalah negara-negara yang umum mempraktikkan FGM dan menetapkan pembatasan yang berlaku pada 2013. Tanda bintang menunjukkan larangan:{{pb}}Benin (2003), Burkina Faso (1996*), Republik Afrika Tengah (1966, diamendemen 1996), Chad (2003), Pantai Gading (1998), Djibouti (1995, diamendemen 2009*), Mesir (2008*), Eritrea (2007*), Etiopia (2004*), Ghana (1994, diamendemen 2007), Guinea (1965, diamendemen 2000*), Guinea-Bissau (2011*), Irak (2011*), Kenya (2001, diamendemen 2011*), Mauritania (2005), Niger (2003), Nigeria (2015*), Senegal (1999*), Somalia (2012*), Sudan, beberapa negara bagian (2008–2009), Tanzania (1998), Togo (1998), Uganda (2010*), Yaman (2001*).<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 8–9.</ref><ref>[[#UNFPA–UNICEF2012|UNFPA–UNICEF Annual Report 2012]], 12.</ref>}}
=== Perserikatan Bangsa-Bangsa ===
[[Berkas:Female genital mutilation laws by country map.svg|400px|jmpl|Pemotongan kelamin perempuan berdasarkan negara:
{{legend|#008000|Ketentuan pidana khusus atau hukum nasional yang melarang FGM}}
{{legend|#00FF00|Ketentuan pidana umum yang dapat digunakan untuk menuntut FGM}}
{{legend|#EEEE00|Pidana untuk FGM bersifat parsial atau subnasional, atau status hukumnya tidak jelas}}
{{legend|#FF0000|FGM bukan merupakan tindak kriminal}}
{{legend|#C0C0C0|Tak ada data}}]]
Pada bulan Desember 1993, [[Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa]] memasukkan FGM dalam resolusi 48/104, [[Deklarasi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan]], dan sejak 2003 mensponsori [[Hari Anti-Sunat Wanita Sedunia]], yang diadakan setiap 6 Februari.<ref>[http://www.un.org/documents/ga/res/48/a48r104.htm "48/104. Declaration on the Elimination of Violence against Women"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060202074847/http://www.un.org/documents/ga/res/48/a48r104.htm |date=2006-02-02 }}, United Nations General Assembly, 20 Desember 1993.</ref><ref>Charlotte Feldman-Jacobs, [http://www.prb.org/Articles/2009/fgmc.aspx "Commemorating International Day of Zero Tolerance to Female Genital Mutilation"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100213125942/http://www.prb.org/Articles/2009/fgmc.aspx |date=13 Februari 2010 }}, Population Reference Bureau, Februari 2009.</ref> Pada tahun 2003, UNICEF mulai mempromosikan pendekatan [[norma sosial]] berbasis bukti, yang menggunakan ide-ide dari [[teori permainan]] tentang bagaimana masyarakat mencapai keputusan tentang FGM dan didasarkan pada karya Gerry Mackie perihal penghapusan praktik pengikatan kaki di Tiongkok.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 15; [[#UNICEF2010|UNICEF 2010]].</ref> Pada tahun 2005, Pusat Penelitian Innocenti UNICEF di Firenze menerbitkan laporan pertamanya tentang FGM.<ref name=UNICEF2005/> UNFPA dan UNICEF meluncurkan program bersama di Afrika pada 2007 untuk mengurangi FGM sebesar 40 persen pada kelompok usia 0–15 dan menghilangkannya dari setidaknya satu negara pada 2012, misi yang tidak terwujud dan yang kemudian mereka gambarkan sebagai tidak realistis.<ref name="UNFPA–UNICEF2013">[[#UNFPA2013|UNFPA 2013]], "Executive Summary", 4.</ref>{{efn|Lima belas negara bergabung pada program ini: Djibouti, Mesir, Etiopia, Guinea, Guinea-Bissau, Kenya, Senegal, dan Sudan pada 2008; Burkina Faso, Gambia, Uganda, dan Somalia pada 2009; and Eritrea, Mali and Mauritania in 2011.<ref>[[#UNFPA2013|UNFPA 2013]], Volume 1, viii.</ref>}} Pada tahun 2008, beberapa badan PBB mengakui FGM sebagai pelanggaran hak asasi manusia,<ref>[[#WHO2008|WHO 2008]], 8.</ref> dan pada 2010 PBB meminta para penyedia layanan kesehatan untuk berhenti melaksanakan prosedur tersebut, termasuk reinfibulasi setelah melahirkan dan pengikiran simbolis.<ref name=UN2010Askew/> Pada tahun 2012, Majelis Umum menerbitkan resolusi 67/146, "Mengintensifkan upaya global untuk menghilangkan pemotongan kelamin wanita".<ref name=UN>[[#UNresolution2012|UN resolution, 20 Desember 2012]]; Emma Bonino, [https://www.nytimes.com/2012/12/20/opinion/global/banning-female-genital-mutilation.html "Banning Female Genital Mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170101060201/http://www.nytimes.com/2012/12/20/opinion/global/banning-female-genital-mutilation.html |date=2017-01-01 }}, ''The New York Times'', 19 Desember 2012.</ref>
=== Negara-negara yang tidak mempraktikkan ===
==== Gambaran umum ====
Imigrasi menyebarkan praktik FGM ke Australia, Selandia Baru, Eropa, dan Amerika Utara, yang semuanya melarang atau membatasi praktik tersebut hanya untuk orang dewasa yang mau melakukannya.<ref>Australia: [http://www.ag.gov.au/Publications/Documents/ReviewofAustraliasfemalegenitalmutilationlegalframework/Review%20of%20Australias%20female%20genital%20mutilation%20legal%20framework.pdf "Review of Australia's Female Genital Mutilation Legal Framework"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305202920/https://www.ag.gov.au/Publications/Documents/ReviewofAustraliasfemalegenitalmutilationlegalframework/Review%20of%20Australias%20female%20genital%20mutilation%20legal%20framework.pdf |date=2016-03-05 }}, Attorney General's Department, Government of Australia.{{pb}}
Selandia Baru: [http://www.legislation.govt.nz/act/public/1961/0043/latest/DLM329734.html#DLM329734 "Section 204A – Female genital mutilation – Crimes Act 1961"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111123061721/http://www.legislation.govt.nz/act/public/1961/0043/latest/DLM329734.html#DLM329734 |date=2011-11-23 }}, New Zealand Parliamentary Counsel Office.{{pb}}
Eropa: [http://ec.europa.eu/justice/gender-equality/gender-violence/eliminating-female-genital-mutilation/index_en.htm "Eliminating female genital mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140808183953/http://ec.europa.eu/justice/gender-equality/gender-violence/eliminating-female-genital-mutilation/index_en.htm |date=2014-08-08 }}, European Commission.{{pb}}
Amerika Serikat: [http://www.law.cornell.edu/uscode/text/18/116 "18 U.S. Code § 116 – Female genital mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140803012933/http://www.law.cornell.edu/uscode/text/18/116 |date=2014-08-03 }}, Legal Information Institute, Cornell University Law School.{{pb}}
Kanada: [http://laws-lois.justice.gc.ca/eng/acts/C-46/section-268.html Section 268] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190502191321/https://www.ag.gov.au/Publications/Documents/ReviewofAustraliasfemalegenitalmutilationlegalframework/Review%20of%20Australias%20female%20genital%20mutilation%20legal%20framework.pdf |date=2019-05-02 }}, Criminal Code, Justice Laws website, Government of Canada.</ref> Swedia melarang FGM pada 1982 melalui ''Undang-Undang Pelarangan Pemotongan Kelamin Perempuan'' dan menjadi negara barat pertama yang melakukannya.<ref name=EigeSweden>[http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/current_situation_and_trends_of_female_genital_mutilation_in_sweden_en.pdf "Current situation of female genital mutilation in Sweden"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170319112455/http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/current_situation_and_trends_of_female_genital_mutilation_in_sweden_en.pdf |date=2017-03-19 }}, European Institute for Gender Equality, European Union.</ref> Beberapa negara yang pernah menjadi penjajah, termasuk Belgia, Inggris, Prancis, dan Belanda, mengesahkan undang-undang baru atau menegaskan bahwa aturan mengenai FGM termasuk dalam cakupan undang-undang yang ada.{{sfn|Boyle|2002|loc=97}} Pada 2013, undang-undang yang melarang FGM telah disahkan di 33 negara di luar Afrika dan Timur Tengah.<ref name=UNICEF2013p8/>
==== Amerika Utara ====
Di Amerika Serikat diperkirakan 513.000 wanita dan gadis mengalami atau berisiko mengalami FGM pada tahun 2012.<ref name=CDC2016>[http://www.publichealthreports.org/documents/fgmutilation.pdf "Female Genital Mutilation/Cutting in the United States: Updated Estimates of Women and Girls at Risk, 2012"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171221153549/http://www.publichealthreports.org/documents/fgmutilation.pdf |date=2017-12-21 }}, Centers for Disease Control and Prevention, ''Public Health Reports'', 131, Maret–April 2016.</ref><ref>Julie Turkewitz, [https://www.nytimes.com/2015/02/06/us/genital-cutting-cases-seen-more-as-immigration-rises.html "Effects of Ancient Custom Present New Challenge to U.S. Doctors: Genital Cutting Cases Seen More as Immigration Rises"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180131004639/https://www.nytimes.com/2015/02/06/us/genital-cutting-cases-seen-more-as-immigration-rises.html |date=2018-01-31 }}, ''The New York Times'', 6 Februari 2015.</ref>{{efn|Perkiraan CDC sebelumnya adalah 168.000 pada tahun 1990.{{sfn|Jones|Smith|Kieke|Wilcox|1997|loc=372}}}} Seorang wanita Nigeria berhasil melawan perintah deportasi pada Maret 1994. Ia meminta "suaka budaya" dengan alasan bahwa putrinya (yang merupakan warga negara Amerika) masih muda dan mungkin akan mengalami FGM jika ia dipulangkan ke Nigeria.{{sfn|Rudloff|1995|loc=877}}<ref>{{Cite news|url=https://www.nytimes.com/1994/03/04/us/an-ancient-ritual-and-a-mother-s-asylum-plea.html|title=An Ancient Ritual and a Mother's Asylum Plea|last=Egan|first=Timothy|date=1994-03-04|work=The New York Times|access-date=2019-11-28|language=en-US|issn=0362-4331|archive-date=2020-09-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20200903094757/https://www.nytimes.com/1994/03/04/us/an-ancient-ritual-and-a-mother-s-asylum-plea.html|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://archive.org/details/sim_time_1994-03-21_143_12/page/45|title=At Risk of Mutilation|last=Gregory|first=Sophfronia Scott|date=21 Maret 1994|work=Time|access-date=|page=45}}</ref> Pada tahun 1996, Fauziya Kasinga dari Togo menjadi orang pertama yang secara resmi diberikan suaka untuk melarikan diri dari FGM.<ref>Celia W. Dugger, [https://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?res=9C05E1DB1439F935A25755C0A960958260 "June 9–15; Asylum From Mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200621232551/https://query.nytimes.com/gst/fullpage.html%3Fres%3D9C05E1DB1439F935A25755C0A960958260 |date=2020-06-21 }},''The New York Times'', 16 Juni 1996.{{pb}}
[https://www.justice.gov/sites/default/files/eoir/legacy/2000/03/28/kasinga7.pdf "In re Fauziya KASINGA, file A73 476 695"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170304040921/https://www.justice.gov/sites/default/files/eoir/legacy/2000/03/28/kasinga7.pdf |date=2017-03-04 }}, U.S. Department of Justice, Executive Office for Immigration Review, decided 13 Juni 1996.</ref> Pada tahun yang sama, Undang-Undang Federal tentang Pemotongan Kelamin Wanita melarang FGM yang dilakukan atas dasar nonmedis terhadap anak di bawah umur, dan pada tahun 2013 Undang-Undang Transportasi untuk Pemotongan Kelamin Perempuan melarang orang membawa anak ke luar negeri untuk melakukan FGM.<ref name=CDC2016/>{{rp|2}} Pada tahun 2006, pelaku FGM untuk pertama kalinya dijatuhi hukuman di Amerika Serikat; [[Khalid Adem]] yang berasal dari Etiopia dihukum sepuluh tahun akibat kekerasan dan kekejaman terhadap anak-anak setelah memotong klitoris putrinya yang berusia dua tahun dengan gunting.<ref>[http://usatoday30.usatoday.com/news/nation/2006-11-01-georgia_x.htm "Man gets 10-year sentence for circumcision of 2-year-old daughter"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170902134855/http://usatoday30.usatoday.com/news/nation/2006-11-01-georgia_x.htm |date=2017-09-02 }}, Associated Press, 1 November 2006.</ref> Seorang hakim di pengadilan tingkat federal memutuskan pada 2018 bahwa Undang-Undang 1996 tidak konstitusional, dengan alasan bahwa FGM adalah "kegiatan kriminal lokal" yang harus diatur oleh negara bagian, bukan oleh kongres; ia membuat putusan tersebut dalam kasus yang terkait dengan anggota komunitas [[Dawoodi Bohra]] di Michigan yang dituduh melakukan FGM.<ref>Schmidt, Samantha (21 November 2018). [https://www.washingtonpost.com/local/social-issues/judge-rules-that-federal-law-banning-female-genital-mutilation-is-unconstitutional/2018/11/21/a9455728-edd2-11e8-96d4-0d23f2aaad09_story.html "Judge rules that federal law banning female genital mutilation is unconstitutional"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200820223532/https://www.washingtonpost.com/local/social-issues/judge-rules-that-federal-law-banning-female-genital-mutilation-is-unconstitutional/2018/11/21/a9455728-edd2-11e8-96d4-0d23f2aaad09_story.html |date=2020-08-20 }}. ''The Washington Post''.</ref> Dua puluh empat negara bagian memiliki undang-undang yang melarang FGM pada 2016.<ref name=CDC2016/>{{rp|2}} [[American Academy of Pediatrics]] turut menentang semua bentuk praktik FGM, termasuk penusukan kulit klitoris.{{efn|Pada tahun 2010, American Academy of Pediatrics menyarankan bahwa "menusuk atau mengiris kulit klitoris" adalah prosedur yang tidak berbahaya yang dapat memuaskan orang tua, tetapi mereka menarik pernyataan tersebut setelah menerima keluhan.<ref>{{cite journal|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/102/1/153.full|title=Female Genital Mutilation|journal=Pediatrics|volume=102|issue=1|date=1 Juli 1998|pages=153–156|doi=10.1542/peds.102.1.153|pmid=9651425|access-date=2020-05-22|archive-date=2013-02-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20130218221435/http://pediatrics.aappublications.org/content/102/1/153.full|dead-url=no}}{{pb}}
Kebijakan yang sudah dicabut: {{cite journal|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/125/5/1088.full|title=Ritual Genital Cutting of Female Minors|journal=Pediatrics|volume=125|issue=5|date=1 Mei 2010|pages=1088–1093|pmid=20421257|doi=10.1542/peds.2010-0187|doi-access=free|author1=American Academy of Pediatrics Board of Directors|access-date=2020-05-22|archive-date=2014-10-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20141020034936/http://pediatrics.aappublications.org/content/125/5/1088.full|dead-url=no}}{{pb}}
Pam Belluck, [https://www.nytimes.com/2010/05/07/health/policy/07cuts.html "Group Backs Ritual 'Nick' as Female Circumcision Option"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180118095546/http://www.nytimes.com/2010/05/07/health/policy/07cuts.html |date=2018-01-18 }}, ''The New York Times'', 6 Mei 2010.</ref>}}
Kanada menggolongkan FGM sebagai bentuk [[persekusi]] pada Juli 1994 setelah negara itu memberikan status pengungsi kepada Khadra Hassan Farah, yang melarikan diri dari Somalia untuk menghindari FGM terhadap putrinya.<ref name=Farnsworth1994>Clyde H. Farnsworth, [https://www.nytimes.com/1994/07/21/world/canada-gives-somali-mother-refugee-status.html "Canada Gives Somali Mother Refugee Status"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170813224305/http://www.nytimes.com/1994/07/21/world/canada-gives-somali-mother-refugee-status.html |date=2017-08-13 }}, ''The New York Times'', 21 Juli 1994.</ref> Pada tahun 1997, Pasal 268 [[Undang-undang Pidana Kanada]] diamendemen untuk melarang FGM kecuali jika "orang tersebut setidaknya berusia delapan belas tahun dan tidak ada kerusakan fisik yang diakibatkannya".<ref name=UNICEF2013p8/><ref>[http://laws-lois.justice.gc.ca/eng/acts/C-46/section-268.html Section 268] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190502191321/https://www.ag.gov.au/Publications/Documents/ReviewofAustraliasfemalegenitalmutilationlegalframework/Review%20of%20Australias%20female%20genital%20mutilation%20legal%20framework.pdf |date=2019-05-02 }}, Criminal Code of Canada.</ref> Sampai Juli 2017, belum ada orang yang dijerat dengan pasal ini. Pejabat Kanada menyatakan keprihatinannya bahwa ribuan gadis Kanada berisiko menjalani "pemotongan saat liburan", ketika gadis-gadis tersebut dibawa ke luar negeri untuk menjalani prosedur FGM, tetapi tidak ada angka pasti untuk hal ini hingga tahun 2017.<ref>{{cite news |url=https://www.thestar.com/news/fgm/2017/07/14/canadian-girls-are-being-taken-abroad-to-undergo-female-genital-mutilation-documents-reveal.html |work=The Toronto Star|archive-url=https://web.archive.org/web/20170813162722/https://www.thestar.com/news/fgm/2017/07/14/canadian-girls-are-being-taken-abroad-to-undergo-female-genital-mutilation-documents-reveal.html |title=Canadian girls are being taken abroad to undergo female genital mutilation, documents reveal |first=Jayme |last=Poisson |date=14 Juli 2017 |archive-date=13 Agustus 2017}}</ref>
==== Eropa ====
Menurut [[Parlemen Eropa]], 500.000 wanita di Eropa telah menjalani FGM hingga Maret 2009.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=195}} Di Prancis, hingga 30.000 wanita diperkirakan mengalaminya pada 1995. Menurut Colette Gallard, seorang penasihat keluarga berencana, ketika FGM pertama kali ditemukan di Prancis, reaksinya adalah bahwa orang Barat tidak boleh ikut campur. Sikap tersebut baru berubah setelah kematian dua gadis pada tahun 1982, salah satunya masih berusia tiga bulan.{{sfn|Gallard|1995|loc=1592}}<ref name=Rowling/> Pada tahun 1991, pengadilan Prancis memutuskan bahwa [[Konvensi Terkait Status Pengungsi]] menawarkan perlindungan kepada para korban FGM; keputusan itu mengikuti permohonan suaka dari [[Aminata Diop]] yang melarikan diri dari prosedur FGM di Mali.<ref>Jana Meredyth Talton, "Asylum for Genital-Mutilation Fugitives: Building a Precedent", [[Ms. (majalah)|Ms.]], Januari/Februari 1992, 17.</ref> Praktik ini dilarang oleh beberapa pasal Undang-undang Pidana Prancis yang terkait dengan luka-luka yang menyebabkan mutilasi permanen atau penyiksaan.<ref name=Rowling>Megan Rowling [http://news.trust.org//item/?map=france-reduces-genital-cutting-with-prevention-prosecutions-lawyer/ "France reduces genital cutting with prevention, prosecutions – lawyer"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170101055918/http://news.trust.org/item/?map=france-reduces-genital-cutting-with-prevention-prosecutions-lawyer%2F |date=2017-01-01 }}, Thomson Reuters Foundation, 27 September 2012.</ref><ref>[http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/current_situation_and_trends_of_female_genital_mutilation_in_france_en.pdf "Current situation of female genital mutilation in France"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160207130739/http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/current_situation_and_trends_of_female_genital_mutilation_in_france_en.pdf |date=2016-02-07 }}, European Institute for Gender Equality, European Union.</ref><!--find source: All children under six who were born in France undergo medical examinations that include inspection of the genitals, and doctors are obliged to report FGM.--> Tuntutan perdata pertama dilayangkan pada tahun 1982,{{sfn|Gallard|1995|loc=1592}} dan penuntutan pidana pertama pada tahun 1993.<ref name=Farnsworth1994/> Pada tahun 1999, seorang wanita dihukum delapan tahun penjara karena melakukan FGM pada 48 anak perempuan.{{sfn|Gollaher|2000|loc=189}} Pada 2014, lebih dari 100 orang tua dan dua praktisi telah dituntut dalam lebih dari 40 kasus pidana.<!--check source--><ref name=Rowling/>
Hingga 2011, sekitar 137.000 wanita dan gadis yang tinggal di Inggris dan Wales lahir di negara-negara tempat FGM dipraktikkan.<ref>Alison Macfarlane and [[Efua Dorkenoo]], [http://www.equalitynow.org/sites/default/files/FGM%20EN%20City%20Estimates.pdf "Female Genital Mutilation in England and Wales"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150815112821/http://www.equalitynow.org/sites/default/files/FGM%20EN%20City%20Estimates.pdf|date=15 Agustus 2015}}, [[City University of London]] and [[Equality Now]], 21 Juli 2014, 3.{{pb}}
[http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/Study%20to%20map%20the%20current%20situation%20and%20trends%20on%20FGM%20-Country%20reports%20-%20MH3212540ENN.pdf "Country Report: United Kingdom"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170319112338/http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/Study%20to%20map%20the%20current%20situation%20and%20trends%20on%20FGM%20-Country%20reports%20-%20MH3212540ENN.pdf|date=2017-03-19}}, ''Study to map the current situation and trends of FGM: Country reports'', European Institute for Gender Equality, Luxembourg: Publications Office of the European Union, 2013, 487–532.{{pb}}
Untuk artikel yang lebih lama mengenai FGM di Britania Raya, lihat {{harvnb|Black|Debelle|1995}}</ref> Praktik FGM pada anak-anak atau orang dewasa dilarang oleh [[Undang-undang Larangan Sunat Perempuan 1985]].<ref><!--add secondary source-->[http://www.legislation.gov.uk/ukpga/1985/38/contents ''Prohibition of Female Circumcision Act 1985''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170101055729/http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ilr/article/view/36076 |date=2017-01-01 }}, legislation.gov.uk, The National Archives.</ref> Undang-undang ini digantikan oleh [[Undang-undang Pemotongan Kelamin Perempuan 2003]] dan [[Undang-undang Larangan Pemotongan Kelamin Perempuan (Skotlandia) 2005]], yang menambahkan larangan mengadakan FGM di luar negeri untuk warga negara atau penduduk tetap Inggris.<ref>[http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 Female Genital Mutilation Act 2003] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170714134537/http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 |date=2017-07-14 }} and [http://www.legislation.gov.uk/asp/2005/8/contents "Prohibition of Female Genital Mutilation (Scotland) Act 2005"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170714134537/http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 |date=2017-07-14 }}, legislation.gov.uk.</ref>{{efn|[[Female Genital Mutilation Act 2003]]: "A person is guilty of an offence if he excises, infibulates or otherwise mutilates the whole or any part of a girl's labia majora, labia minora or clitoris", unless "necessary for her physical or mental health". Although the legislation refers to girls, it applies to women too.<ref>[http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 "Female Genital Mutilation Act 2003"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170714134537/http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 |date=2017-07-14 }}, legislation.gov.uk, and [http://www.cps.gov.uk/legal/d_to_g/female_genital_mutilation/#a02 "Female Genital Mutilation Act 2003"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130908183829/http://www.cps.gov.uk/legal/d_to_g/female_genital_mutilation/#a02 |date=2013-09-08 }} (legal guidance), Crown Prosecution Service: "The Act refers to 'girls', though it also applies to women."</ref>}} Komite PBB tentang [[Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita]] (CEDAW) pada Juli 2013 meminta pemerintah Britania Raya untuk "memastikan implementasi penuh dari undang-undang tentang FGM".<ref>[[#CEDAW2013|CEDAW, Juli 2013]], 6, paragraf 36, 37.</ref> Tuntutan pertama dilayangkan pada tahun 2014 terhadap seorang dokter dan seorang pria lainnya; dokter tersebut menjahit kembali seorang wanita yang diinfibulasi setelah sebelumnya membukanya untuk persalinan. Keduanya dibebaskan pada tahun 2015.<ref>Sandra Laville, [https://www.theguardian.com/society/2015/feb/04/doctor-not-guilty-fgm-dhanuson-dharmasena "Doctor found not guilty of FGM on patient at London hospital"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180206042151/https://www.theguardian.com/society/2015/feb/04/doctor-not-guilty-fgm-dhanuson-dharmasena |date=2018-02-06 }}, ''The Guardian'', 4 Februari 2015.</ref>
== Kritik terhadap penentangan ==
=== Toleransi versus hak asasi manusia ===
[[Berkas:Obioma Nnaemeka (cropped 2).jpg|jmpl|upright=0.8|Akademisi [[Obioma Nnaemeka]] mengkritik penggantian nama sirkumsisi perempuan menjadi mutilasi kelamin perempuan.{{sfn|Nnaemeka|2005|loc=[https://webrecorder.io/Germinal/wikipedia/20180527025854/https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&pg=PA34 34]}}]]
Para antropolog menuduh para penentang FGM melakukan [[imperialisme budaya]], sedangkan mereka sendiri dikritik akibat pandangan [[relativisme moral]] mereka dan juga karena mereka dianggap gagal membela gagasan [[hak asasi manusia]] yang universal (berlaku seantero jagad).{{sfn|Silverman|2004|loc=420}} Pakar antropologi Vicki Kirby mengkritik upaya menentang FGM sebagai suatu bentuk [[reduksionisme]] biologis yang gagal mempertimbangkan konteks budaya FGM di berbagai negara.{{sfn|Kirby|2005|loc=83}}
Orang Afrika yang keberatan dengan cara penentang FGM menyampaikan kritiknya menghadapi risiko dicap sebagai pembela praktik tersebut. Ahli teori feminis [[Obioma Nnaemeka]], yang sangat menentang FGM, berpendapat pada 2005 bahwa penggantian nama menjadi mutilasi kelamin perempuan telah menghasilkan makna tersirat mengenai "budaya Afrika dan Muslim yang barbar" dan peran Barat dalam memberantasnya.{{sfn|Nnaemeka|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&pg=PA33 33]}} Menurut profesor hukum Uganda [[Sylvia Tamale]], penolakan Barat terhadap FGM pada mulanya berasal dari tindakan menghakimi yang berlandaskan pada nilai Yahudi-Kristen bahwa praktik seksual dan keluarga Afrika (yang tidak hanya meliputi FGM tetapi juga [[seks kering]], [[poligini]], [[mahar]], dan [[perkawinan levirat]]) perlu dikoreksi.{{sfn|Tamale|2011|loc=[https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C&pg=PA19 19–20]}} Ada pula ahli yang menyoroti [[voyeurisme]] dalam tindakan memperlakukan tubuh perempuan seolah sebagai objek pameran. Contohnya meliputi penggunaan gambar vulva wanita setelah FGM atau gadis yang menjalani prosedur FGM.{{sfn|Nnaemeka|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&pg=PA30 30–33]}} Foto-foto pemenang penghargaan Pulitzer tahun 1996 yang menampilkan seorang gadis Kenya berusia 16 tahun yang menjalani FGM diterbitkan oleh 12 surat kabar Amerika, tanpa persetujuannya untuk difoto dan juga tanpa izin untuk diterbitkan di media massa.<ref>{{harvnb|Korieh|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&pg=PA121 121–122]}}; for the photographs, see {{cite web |title=Stephanie Walsh. The 1996 Pulitzer Prize Winners: Feature Photography |url=http://www.pulitzer.org/works/1996-Feature-Photography |publisher=The Pulitzer Prizes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151007101527/http://www.pulitzer.org/works/1996-Feature-Photography |archivedate=7 Oktober 2015 |date=1996|url-status=live}}</ref>
Debat ini menyoroti ketegangan antara antropologi dan feminisme; antropologi berfokus pada toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda, sementara feminisme mencurahkan perhatian pada persamaan hak untuk perempuan. Menurut antropolog Christine Walley, literatur anti-FGM umumnya menggambarkan perempuan Afrika sebagai korban [[kesadaran palsu]] yang membuat mereka berpartisipasi dalam penindasan mereka sendiri. Pandangan semacam ini didukung oleh kaum feminis pada 1970-an dan 1980-an, termasuk Fran Hosken, [[Mary Daly]], dan Hanny Lightfoot-Klein.{{sfn|Walley|2002|loc=[https://books.google.com/books?id=t_5a39rTNB8C&pg=PA18 18], 34, 43, [https://books.google.com/books?id=t_5a39rTNB8C&pg=PA60 60]}} Hal ini mendorong Asosiasi Antropolog Prancis untuk memberikan pernyataan pada tahun 1981, pada puncak perdebatan awal mengenai FGM, bahwa "[pandangan] feminisme tertentu membangkitkan kembali kesombongan moralistik kolonialisme zaman dahulu".{{sfn|Bagnol|Mariano|2011|loc=281}} Hingga saat ini, praktik FGM masih berlangsung, dengan pro-kontra masing-masing, belum ada kebijakan yang mengatur, namun para pembela hak perempuan menolak pelaksanaan FGM dengan dalih otoritas terhadap tubuh personal.
=== Perbandingan dengan prosedur lain ===
==== Prosedur kosmetik ====
Nnaemeka berpendapat bahwa pertanyaan yang lebih penting adalah mengapa tubuh wanita terus menerus menjadi sasaran "pelecehan dan penghinaan", termasuk di Barat.{{sfn|Nnaemeka|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&pg=PA38 38–39]}} Beberapa penulis telah melihat kemiripan antara FGM dengan prosedur kosmetik.<ref>{{harvnb|Johnsdotter|Essén|2010|loc=32}}; {{harvnb|Berer|2007|loc=1335}}.</ref> Ronán Conroy dari [[Royal College of Surgeons di Irlandia|Royal College of Surgeons]] di Irlandia menulis pada 2006 bahwa prosedur kosmetik pada kelamin "mendorong kemajuan" FGM karena wanita seolah diajak untuk menganggap keragaman alamiah sebagai suatu kecacatan.{{sfn|Conroy|2006}} Antropolog [[Fadwa El Guindi]] membandingkan FGM dengan [[pembesaran payudara]], yang dianggap telah menomorduakan fungsi keibuan payudara dan menomorsatukan kenikmatan seksual pria.{{sfn|El Guindi|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA33 33]}} Tokoh feminis Prancis [[Benoîte Groult]] mengemukakan pendapat yang serupa pada tahun 1975. Ia mengatakan bahwa FGM dan bedah kosmetik adalah praktik yang seksis dan patriarkal.{{sfn|Wildenthal|2012|loc=148}} Sementara itu, antropolog medis [[Carla Obermeyer]] berpendapat pada tahun 1999 bahwa FGM mungkin dianggap penting dalam konteks sosial seperti halnya [[rhinoplasti]] dan sunat pada pria.{{sfn|Obermeyer|1999|loc=94}} Sebagai contoh, meskipun sudah dilarang pada tahun 2007, wanita Mesir yang menginginkan FGM untuk anak perempuan mereka menginginkan prosedur ''tajmeel amalyet'' (bedah kosmetik) untuk menghilangkan jaringan kelamin yang dianggap berlebih.<ref>Sara Abdel Rahim, [http://timep.org/commentary/midwives-doctors-searching-safer-circumcisions-egypt# "From Midwives to Doctors: Searching for “Safer” Circumcisions in Egypt?"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170730231539/http://timep.org/commentary/midwives-doctors-searching-safer-circumcisions-egypt|date=2017-07-30}}, [[The Tahrir Institute for Middle East Policy]], 25 September 2014.</ref>
[[Berkas:Martha Nussbaum wikipedia 10-10.jpg|jmpl|ki|[[Martha Nussbaum]]: permasalahan moral dan hukum yang menghantui FGM adalah bahwa sebagian besar FGM dilakukan pada anak-anak dengan menggunakan kekuatan fisik.]]
Prosedur kosmetik seperti [[labiaplasti]] dan [[pengurangan tudung klitoris]] termasuk dalam definisi FGM menurut WHO, yang dirumuskan untuk menghindari upaya untuk mengakali definisi tersebut, tetapi WHO mencatat bahwa praktik elektif ini umumnya tidak dianggap sebagai FGM.{{efn|WHO 2008: "Some practices, such as genital cosmetic surgery and hymen repair, which are legally accepted in many countries and not generally considered to constitute female genital mutilation, actually fall under the definition used here. It has been considered important, however, to maintain a broad definition of female genital mutilation in order to avoid loopholes that might allow the practice to continue."<ref>[[#WHO2008|WHO 2008]], 28.</ref>}} Beberapa undang-undang yang melarang FGM, seperti di Kanada dan AS, hanya melindungi anak di bawah umur, tetapi beberapa negara, seperti Swedia dan Inggris, melarang FGM terlepas ada tidaknya persetujuan dari wanita itu sendiri. Swedia, misalnya, melarang operasi "pada organ seksual wanita bagian luar dengan maksud untuk memutilasinya atau menghasilkan beberapa perubahan permanen lain padanya, terlepas dari apakah persetujuan telah diberikan atau tidak untuk operasi tersebut".<ref name=EigeSweden/> Ginekolog Birgitta Essén dan antropolog Sara Johnsdotter berpendapat bahwa undang-undang tersebut dirumuskan seolah membedakan antara alat kelamin Barat dan Afrika, dan menganggap hanya perempuan Afrika (seperti mereka yang menginginkan reinfibulasi setelah melahirkan) yang tidak mampu untuk membuat keputusan sendiri.<ref>{{harvnb|Johnsdotter|Essén|2010|loc=33}}; {{harvnb|Essén|Johnsdotter|2004|loc=32}}.</ref>
Filsuf [[Martha Nussbaum]] berpendapat bahwa masalah utama FGM adalah bahwa kebanyakan FGM dilakukan pada anak-anak dengan menggunakan kekuatan fisik. Menurut Nussbaum, tekanan sosial dan kekuatan fisik memiliki perbedaan dari segi moral dan hukum, seperti halnya rayuan berbeda dengan pemerkosaan. Ia berpendapat lebih lanjut bahwa literasi perempuan di negara-negara yang menerapkan FGM umumnya lebih buruk dibandingkan negara-negara maju, dan hal ini menyulitkan mereka untuk memilih berdasarkan pengetahuan yang cukup.{{sfn|Nussbaum|1999|loc=123–124}}<ref>Lihat pula [[Yuli Tamir|Yael Tamir]], [http://new.bostonreview.net/BR21.3/Tamir.html "Hands Off Clitoridectomy"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140808051255/http://new.bostonreview.net/BR21.3/Tamir.html |date=8 Agustus 2014 }}, ''Boston Review'', Summer 1996; [[Martha Nussbaum]], [http://new.bostonreview.net/BR21.5/nussbaum.html "Double Moral Standards?"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140808051257/http://new.bostonreview.net/BR21.5/nussbaum.html |date=8 Agustus 2014 }}, ''Boston Review'', Oktober/November 1996.</ref>
==== Anak interseks dan sunat laki-laki ====
Beberapa ahli berpendapat bahwa hak anak-anak tidak hanya dilanggar oleh FGM tetapi juga oleh perubahan kelamin terhadap anak [[interseks]], yang dilahirkan dengan anomali yang kemudian "dikoreksi" atas pilihan dokter.<ref>Nancy Ehrenreich, Mark Barr, [http://www.law.harvard.edu/students/orgs/crcl/vol40_1/ehrenreich.pdf "Intersex Surgery, Female Genital Cutting, and the Selective Condemnation of 'Cultural Practices{{' "}}] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170517021052/http://www.law.harvard.edu/students/orgs/crcl/vol40_1/ehrenreich.pdf |date=2017-05-17 }}, ''Harvard Civil Rights-Civil Liberties Law Review'', 40(1), 2005 (71–140), 74–75.{{pb}}
{{cite news|last1=Gregorio|first1=I. W.|title=Should Surgeons Perform Irreversible Genital Surgery on Children?|url=http://www.newsweek.com/should-surgeons-perform-irreversible-genital-surgery-children-589353|work=Newsweek|date=26 April 2017|ref=none|access-date=2020-05-22|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806025114/https://www.newsweek.com/should-surgeons-perform-irreversible-genital-surgery-children-589353|dead-url=no}}</ref> Berbagai argumen telah dikemukakan bahwa [[sunat laki-laki keagamaan|sunat laki-laki yang tidak dilakukan atas dasar medis]] (seperti yang dipraktikkan oleh umat Muslim, Yahudi, dan beberapa kelompok Kristen) juga melanggar hak-hak anak. Secara global sekitar 30 persen pria berusia di atas 15 tahun disunat; dari jumlah tersebut, sekitar dua pertiganya adalah Muslim.<ref>{{cite web|title=Male circumcision: global trends and determinants of prevalence, safety and acceptability|url=http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/jc1360_male_circumcision_en_0.pdf|publisher=World Health Organization and Joint United Nations Programme on HIV/AIDS|location=Geneva|page=7|date=2007|access-date=2020-05-22|archive-date=2015-12-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20151222194858/http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/jc1360_male_circumcision_en_0.pdf|dead-url=no}}</ref> Setidaknya setengah dari populasi pria di Amerika Serikat disunat,<ref name=taskforce2012/> sementara sebagian besar pria di Eropa tidak.<ref name=Frisch2012>{{cite journal|last1=Frisch|first1=Morten|last2=Aigrain|first2=Yves|last3=Barauskas|first3=Vidmantas|display-authors=etal|title=Cultural Bias in the AAP's 2012 Technical Report and Policy Statement on Male Circumcision|journal=Pediatrics|date=April 2013|volume=131|issue=4|pages=796–800|doi=10.1542/peds.2012-2896|pmid=23509170|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/131/4/796.long|doi-access=free|access-date=2020-05-22|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806063158/https://pediatrics.aappublications.org/content/131/4/796.long|dead-url=no}}{{pb}}
{{cite journal|last1=American Academy of Pediatrics Task Force on Circumcision|title=Cultural Bias and Circumcision: The AAP Task Force on Circumcision Responds|journal=Pediatrics|date=April 2013|volume=131|issue=4|pages=801–4|doi=10.1542/peds.2013-0081|pmid=23509171|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/131/4/801.long|doi-access=free|ref=none|access-date=2020-05-22|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806165935/https://pediatrics.aappublications.org/content/131/4/801.long|dead-url=no}}</ref> Organisasi-organisasi medis besar di dunia memiliki berbagai pandangan dari yang menganggap "sunat pilihan pada bayi laki-laki dan anak-anak mengandung risiko yang signifikan dan tidak memberikan manfaat medis", hingga yang meyakini bahwa "prosedur ini memiliki sedikit manfaat kesehatan yang melebihi risikonya yang kecil".{{sfn|Jacobs|Grady|Bolnick|2012|loc=4–7}} [[American Academy of Pediatrics]] merekomendasikan pada tahun 2012 agar sunat pria hanya dilakukan oleh "praktisi terlatih dan kompeten ... menggunakan teknik steril dan manajemen nyeri yang efektif".<ref name=taskforce2012>{{cite journal|last1=American Academy of Pediatrics Task Force on Circumcision|title=Male Circumcision|journal=Pediatrics|date=September 2012|volume=130|issue=3|pages=e756–85|doi=10.1542/peds.2012-1990|pmid=22926175|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/130/3/e756.long|doi-access=free|access-date=2020-05-22|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806085238/https://pediatrics.aappublications.org/content/130/3/e756.long|dead-url=no}}{{pb}}
{{cite journal |last1=Freedman |first1=Andrew L. |title=The Circumcision Debate: Beyond Benefits and Risks |journal=Pediatrics |date=Mei 2016 |volume=137 |issue=5 |pages=e20160594 |doi=10.1542/peds.2016-0594 |pmid=27244839 |url=http://pediatrics.aappublications.org/content/137/5/e20160594 |doi-access=free |ref=none |access-date=2020-05-22 |archive-date=2020-08-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200806162559/https://pediatrics.aappublications.org/content/137/5/e20160594 |dead-url=no }}</ref>
== Kutipan dari rujukan ==
{{notelist|26em}}
{{reflist|26em}}
===
'''Buku dan bab buku'''
{{refbegin|indent=yes|26em}}
*{{cite book|last1=Abusharaf|first1=Rogaia Mustafa|author-link=|editor1-last=Abusharaf|editor1-first=Rogaia Mustafa|title=Female Circumcision: Multicultural Perspectives|date=2007|chapter-url=https://books.google.com/books?id=JO_SBQAAQBAJ&printsec=frontcover|publisher=University of Pennsylvania Press|location=Philadelphia|ref=harv|chapter=Introduction: The Custom in Question|access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025101/https://books.google.com/books?id=JO_SBQAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=Abdalla|first1=Raqiya D.|author-link=Raqiya Haji Dualeh Abdalla|editor1-last=Abusharaf|editor1-first=Rogaia Mustafa|title=Female Circumcision: Multicultural Perspectives|date=2007|publisher=University of Pennsylvania Press|location=Philadelphia|ref=harv|chapter='My Grandmother Called it the Three Feminine Sorrows': The Struggle of Women Against Female Circumcision in Somalia}}
*{{cite book|last1=Ahmadu|first1=Fuambai|author-link=Fuambai Ahmadu|editor1-last=Shell-Duncan|editor1-first=Bettina|editor2-last=Hernlund|editor2-first=Ylva|title=Female "Circumcision" in Africa: Culture Controversy and Change|url=https://archive.org/details/femalecircumcisi0000unse_l8t0|date=2000|publisher=Lynne Rienner Publishers|location=Boulder|ref=harv|chapter=Rites and Wrongs: An Insider/Outsider Reflects on Power and Excision|chapter-url=}}
*{{cite book|last1=Allen|first1=Peter Lewis|author-link=Peter Lewis Allen|title=The Wages of Sin: Sex and Disease, Past and Present|url=https://archive.org/details/wagesofsinsexdis00alle|url-access=registration|date=2000|publisher=University of Chicago Press|location=Chicago|ref=harv}}
*{{Cite book|last1=Asmani|first1=Ibrahim Lethome|last2=Abdi|first2=Maryam Sheikh|date=2008|title=De-linking Female Genital Mutilation/Cutting from Islam|publisher=Frontiers in Reproductive Health, USAID|location=Washington|url=http://www.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/De-linking%20FGM%20from%20Islam%20final%20report.pdf|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2017-02-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20170221230457/http://www.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/De-linking%20FGM%20from%20Islam%20final%20report.pdf|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=Bagnol|first1=Brigitte|last2=Mariano|first2=Esmeralda|title=African Sexualities: A Reader|date=2011|publisher=Fahamu/Pambazuka|location=Cape Town|chapter-url=https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C|ref=harv|chapter=Politics of Naming Sexual Practices|isbn=9780857490162}}
*{{cite book|last1=Barker-Benfield|first1=G. J.|author-link=|title=The Horrors of the Half-Known Life: Male Attitudes Toward Women and Sexuality in Nineteenth-Century America|date=1999|publisher=Routledge|location=New York|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Berlin|first1=Adele|author-link=|title=The Oxford Dictionary of the Jewish Religion|date=2011|publisher=Oxford University Press|location=New York|chapter=Circumcision|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Boddy|first1=Janice|author-link=Janice Boddy|title=Civilizing Women: British Crusades in Colonial Sudan|url=https://archive.org/details/civilizingwomenb0000bodd|date=2007|publisher=Princeton University Press|location=Princeton|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Boddy|first1=Janice|author-link=Janice Boddy|title=Wombs and Alien Spirits: Women, Men, and the Zar Cult in Northern Sudan|url=https://archive.org/details/wombsalienspirit0000bodd|date=1989|publisher=University of Wisconsin Press|location=Madison|ref=harv}}
*{{cite book |last1=Boyle |first1=Elizabeth Heger |title=Female Genital Cutting: Cultural Conflict in the Global Community |url=https://archive.org/details/femalegenitalcut0000boyl |date=2002 |publisher=Johns Hopkins University Press |location=Baltimore |ref=harv }}
*{{cite book|last1=Cohen|first1=Shaye J. D.|title=Why Aren't Jewish Women Circumcised? Gender and Covenant In Judaism|date=2005|publisher=University of California Press|location=Berkeley|ref=harv}}
*{{cite book|last1=El Guindi|first1=Fadwa|author-link=Fadwa El Guindi|editor1-last=Abusharaf|editor1-first=Rogaia Mustafa|title=Female Circumcision: Multicultural Perspectives|date=2007|chapter-url=https://books.google.com/books?id=JO_SBQAAQBAJ&printsec=frontcover|publisher=University of Pennsylvania Press|location=Philadelphia|ref=harv|chapter=Had ''This'' Been Your Face, Would You Leave It as Is?|access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025101/https://books.google.com/books?id=JO_SBQAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=El Dareer|first1=Asma|authorlink=Asma El Dareer|title=Woman, Why Do You Weep: Circumcision and its Consequences|date=1982|publisher=Zed Books|location=London|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Fiedler|first1=Klaus|author-link=|title=Christianity and African Culture|url=https://archive.org/details/christianityafri0000fied|date=1996|publisher=Brill|location=Leiden|ref=harv}}
*{{cite book|last1=
*{{cite book|last1=Gruenbaum|first1=Ellen|author-link=Ellen Gruenbaum|title=The Female Circumcision Controversy: An Anthropological Perspective|url=https://archive.org/details/femalecircumcisi0000grue|date=2001|publisher=University of Pennsylvania Press|location=Philadelphia|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Hoberman|first1=John Milton|author-link=|title=Testosterone Dreams: Rejuvenation, Aphrodisia, Doping|url=https://archive.org/details/testosteronedrea00hobe|url-access=registration|date=2005|publisher=University of California Press|location=Berkeley|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Hosken|first1=Fran|author-link=Fran Hosken|title=The Hosken Report: Genital and Sexual Mutilation of Females|url=https://archive.org/details/hoskenr_hos_1994_00_3806|date=1994|orig-year=1979|publisher=Women's International Network|location=Lexington|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Hyam|first1=Ronald|author-link=|title=Empire and Sexuality: The British Experience|date=1990|publisher=Manchester University Press|location=Manchester|ref=harv}}
*{{cite book |last1=Jacobs |first1=Micah |last2=Grady |first2=Richard |author2-link=<!--Not the Olympic athlete. Do not link-->|last3=Bolnick |first3= David A. |year= 2012 |chapter= Current Circumcision Trends and Guidelines |editor1-last=Bolnick |editor1-first=David A. |editor2-last=Koyle |editor2-first=Martin |editor3-last=Yosha |editor3-first=Assaf |title=Surgical Guide to Circumcision |location= London |publisher=Springer |pages=3–8 |doi=10.1007/978-1-4471-2858-8_1 |isbn=978-1-4471-2857-1|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Karanja|first1=James|author-link=|title=The Missionary Movement in Colonial Kenya: The Foundation of Africa Inland Church|date=2009|publisher=Cuvillier Verlag|location=Göttingen|url=|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Kenyatta|first1=Jomo|author-link=|title=Facing Mount Kenya|date=1962|orig-year=1938|publisher= Vintage Books|location=New York|url=|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Kenyon|first1=F. G.|author-link=|title=Greek Papyri in the British Museum|date=1893|publisher=British Museum|location=London|url=https://archive.org/details/greekpapyriinbri03brit|ref=harv}}
*{{cite book
*{{cite book
*{{cite book|last1=Kunhiyop|first1=Samuel Waje|author-link=|title=African Christian Ethics|date=2008|publisher=Zondervan|location=Grand Rapids, MI|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Mackie|first1=Gerry|author-link=Gerry Mackie|editor1-last=Shell-Duncan|editor1-first=Bettina|editor2-last=Hernlund|editor2-first=Ylva|title=Female "Circumcision" in Africa: Culture Controversy and Change|date=2000|publisher=Lynne Rienner Publishers|location=Boulder|ref=harv|chapter=Female Genital Cutting: The Beginning of the End|chapter-url=http://www.polisci.ucsd.edu/~gmackie/documents/BeginningOfEndMackie2000.pdf|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20131029210333/http://www.polisci.ucsd.edu/~gmackie/documents/BeginningOfEndMackie2000.pdf|archivedate=29
*{{cite book|last1=Mandara|first1=Mairo Usman|editor1-last=Shell-Duncan|editor1-first=Bettina|editor2-last=Hernlund|editor2-first=Ylva|title=Female "Circumcision" in Africa: Culture Controversy and Change|url=https://archive.org/details/femalecircumcisi0000unse_l8t0|date=2000|publisher=Lynne Rienner Publishers|location=Boulder|ref=harv|chapter=Female genital cutting in Nigeria: View of Nigerian Doctors on the Medicalization Debate}}
*{{cite book|last1=McGregor|first1=Deborah Kuhn|author-link=|title=From Midwives to Medicine: The Birth of American Gynecology|date=1998|publisher=Rutgers University Press|location=New Brunswick|ref=harv|isbn=}}
*{{cite book
*{{cite book|last1=Nussbaum|first1=Martha|author-link=Martha Nussbaum|title=Sex and Social Justice|date=1999|publisher=Oxford University Press|location=New York and Oxford|url=https://books.google.com/?id=7zoaKIolT9oC&printsec=frontcover|ref=harv|isbn=9780195355017|access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025105/https://books.google.com/books?id=7zoaKIolT9oC&printsec=frontcover&hl=en|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=Nzegwu|first1=Nkiru|title=African Sexualities: A Reader|date=2011|publisher=Fahamu/Pambazuka|location=Cape Town|chapter-url=https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C|ref=harv|chapter='Osunality' (or African eroticism)|isbn=9780857490162}}
*{{cite book |last1=Peterson |first1=Derek R. |title=Ethnic Patriotism and the East African Revival: A History of Dissent, c. 1935–1972 |url=https://archive.org/details/ethnicpatriotism0000pete |date=2012 |publisher=Cambridge University Press |location=New York |ref=harv }}
*{{cite book|last1=Rahman|first1=Anika|last2=Toubia|first2=Nahid|title=Female Genital Mutilation: A Guide to Laws and Policies Worldwide|date=2000|publisher=Zed Books|location=New York|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Roald|first1=Ann-Sofie|title=Women in Islam: The Western Experience|date=2003|publisher=Routledge|location=London|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Robert|first1=Dana Lee|title=American Women in Mission: A Social History of Their Thought and Practice|url=https://archive.org/details/americanwomeninm0000robe|date=1996|publisher=Mercer University Press|location=Macon|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Rodriguez|first1=Sarah B.|title=Female Circumcision and Clitoridectomy in the United States: A History of a Medical Treatment|date=2014|publisher=University of Rochester Press|location=Rochester, NY|ref=harv}}
*{{cite book|last1=El Saadawi|first1=Nawal|authorlink=Nawal El Saadawi|title=The Hidden Face of Eve|date=2007|orig-year=1980 |publisher=Zed Books|location=London|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Shorter|first1=Edward|title=From Paralysis to Fatigue: A History of Psychosomatic Illness in the Modern Era|date=2008|publisher=Simon and Schuster|location=New York|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Strayer|first1=Robert|last2=Murray|first2=Jocelyn|editor1-last=Strayer|editor1-first=Robert|title=The Making of Missionary Communities in East Africa|date=1978|publisher=State University of New York Press|location=New York|chapter=The CMS and Female Circumcision|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Tamale|first1=Sylvia|author-link=Sylvia Tamale|editor1-last=Tamale|editor1-first=Sylvia|title=African Sexualities: A Reader|url=https://archive.org/details/africansexualiti00tama|date=2011|publisher=Pambazuka Press/Fahamu|pages=
*{{cite book |last1=Thomas |first1=Lynn M. |editor1-last=Shell-Duncan|editor1-first=Bettina|editor2-last=Hernlund|editor2-first=Ylva|title=Female "Circumcision" in Africa: Culture Controversy and Change|url=https://archive.org/details/femalecircumcisi0000unse_l8t0 |date=2000|publisher=Lynne Rienner Publishers|location=Boulder|pages= |ref=harv |chapter=Ngaitana (I will circumcise myself)': Lessons from Colonial Campaigns to Ban Excision in Meru, Kenya}}
*{{cite book|last1=Thomas|first1=Lynn|title=Politics of the Womb: Women, Reproduction, and the State in Kenya|url=https://archive.org/details/politicsofwombwo0000thom|date=2003|publisher=University of California Press|location=Berkeley|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Thomas|first1=Robert|title=The Modern Practice of Physick|date=1813|publisher=Longman, Hurst, Rees, Orme, and Brown|location=London|ref=harv}}
*{{cite book |last1=wa Kihurani |first1=Nyambura |last2=Warigia wa Johanna |first2=Raheli |last3=Murigo wa Meshak |first3=Alice |editor1-last=Lihamba |editor1-first=Amandina |editor2-last=Moyo |editor2-first=Fulata L. |editor3-last=Mulokozi |editor3-first=Mugaybuso M. |editor4-last=Shitemi |editor4-first=Naomi L. |editor5-last=Yahya-Othman |editor5-first=Saida |title=Women Writing Africa: The Eastern Region |date=2007 |publisher=The Feminist Press at the City University of New York |location=New York |isbn=978-1558615342 |pages=118–120 |ref=harv |chapter=Letter Opposing Female Circumcision}}
Baris 155 ⟶ 405:
'''Artikel jurnal'''
{{refbegin|indent=yes|26em}}
*{{Cite journal|last=Abdulcadir|first=Jasmine|last2=Margairaz|first2=Christiane|last3=Boulvain|first3=Michel|last4=Irion|first4=Olivier|date=6
*{{Cite journal|last=Abdulcadir|first=Jasmine|last2=Catania|first2=Lucrezia|last3=Hindin|first3=Michelle Jane|last4=Say|first4=Lale|last5=Petignat|first5=Patrick|last6=Abdulcadir|first6=Omar|date=November 2016|title=Female Genital Mutilation: A Visual Reference and Learning Tool for Health Care Professionals|url=|journal=Obstetrics & Gynecology|volume=128|issue=5|pages=958–963|doi=10.1097/AOG.0000000000001686|issn=1873-233X|pmid=27741194|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Sibiani|first=Sharifa A.|last2=Rouzi|first2=Abdulrahim A.|date=September 2008|title=Sexual function in women with female genital mutilation|url=http://www.fertstert.org/article/S0015-0282%2808%2901813-X/fulltext
*{{Cite journal|last=American Academy of Pediatrics, Committee on Bioethics|date=
*{{Cite journal|last=American Academy of Pediatrics Board of Directors|date=
*{{Cite journal|last=Askew|first=Ian|last2=Chaiban|first2=Ted|last3=Kalasa|first3=Benoit|last4=Sen|first4=Purna|date=1 September 2016|title=A repeat call for complete abandonment of FGM|url=http://jme.bmj.com/content/42/9/619|journal=Journal of Medical Ethics|language=en|volume=42|issue=9|pages=619–620|doi=10.1136/medethics-2016-103553|issn=0306-6800|pmid=27059789|pmc=5013096|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806070845/https://jme.bmj.com/content/42/9/619|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last1=Banks|first1=Emily|last2=Meirik|first2=Olav|last3=Farley|first3=Tim|last4=Akande|first4=Oluwole|last5=Bathija|first5=Heli|last6=Ali|first6=Mohamed|last7=WHO study group on female genital mutilation and obstetric outcome|date=3
*{{Cite journal|last=Berer|first=Marge|date=30
*{{Cite journal|last=Berg|first=Rigmor C.|last2=Underland|first2=Vigdis|last3=Odgaard-Jensen|first3=Jan|last4=Fretheim|first4=Atle|last5=Vist|first5=Gunn E.|date=21 November 2014|title=Effects of female genital cutting on physical health outcomes: a systematic review and meta-analysis|url=|journal=BMJ Open|volume=4|issue=11|pages=e006316|doi=10.1136/bmjopen-2014-006316|issn=2044-6055|pmc=4244458|pmid=25416059|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Berg|first=Rigmor C.|last2=Denison|first2=Eva|date=
*{{Cite book|last=Berg|first=Rigmor C.|last2=Underland|first2=Vigdis|date=27
*{{Cite journal|last=Black|first=J. A.|last2=Debelle|first2=G. D.|date=17
*{{Cite journal|last=Black|first=John|date=
*{{Cite journal|author=J. F. C.|date=8
*{{Cite journal|last=Conroy|first=Ronán M|date=15
*{{Cite journal|last=Cutner|first=Lawrence P.|date=
*{{Cite journal|last=Dave|first=Amish J.|last2=Sethi|first2=Aisha|last3=Morrone|first3=Aldo|date=
*{{Cite journal|last=Elchalal|first=Uriel|last2=Ben-Ami|first2=B.|last3=Gillis|first3=R.|last4=Brzezinski|first4=A.|date=
*{{Cite journal|last=Essén|first=Birgitta|last2=Johnsdotter|first2=Sara|date=
*{{Cite journal|last=El Dareer|first=A.|date=
*{{Cite journal |last=Elduma |first=Adel Hussein |date=15
*{{Cite journal|last=Elmusharaf|first=Susan|last2=Elhadi|first2=Nagla|last3=Almroth|first3=Lars|date=15
*{{Cite journal|last=Gallard|first=Colette|date=17
*{{Cite journal|last=Gruenbaum|first=Ellen|author-link=Ellen Gruenbaum|date=
*{{Cite journal|last=Hayes|first=Rose Oldfield|date=17
*{{Cite journal|last=Horowitz|first=Carol R.|last2=Jackson|first2=J. Carey|last3=Teklemariam|first3=Mamae|date=19
*{{Cite journal|last=Iavazzo|first=Christos|last2=Sardi|first2=Thalia A.|last3=Gkegkes|first3=Ioannis D.|date=
*{{cite web |last1=Ismail |first1=Edna Adan |title=Female genital mutilation survey in Somaliland |date=2016 |url=http://www.ednahospital.org/fgm/wp-content/uploads/FGM-Survey-in-Somaliland-Edna-Adan-Hospital-1.pdf |publisher=Edna Adan University Hospital |ref=harv |access-date=2020-05-17 |archive-date=2017-09-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170911073632/http://www.ednahospital.org/fgm/wp-content/uploads/FGM-Survey-in-Somaliland-Edna-Adan-Hospital-1.pdf |dead-url=no }}
*{{Cite journal|last=Jackson|first=Elizabeth F.|last2=Akweongo|first2=Patricia|last3=Sakeah|first3=Evelyn|last4=Hodgson|first4=Abraham|last5=Asuru|first5=Rofina|last6=Phillips|first6=James F.|date=September 2003|title=Inconsistent reporting of female genital cutting status in northern Ghana: explanatory factors and analytical consequences|url=https://archive.org/details/sim_studies-in-family-planning_2003-09_34_3/page/200|journal=Studies in Family Planning|volume=34|issue=3|pages=200–210|issn=0039-3665|pmid=14558322|ref=harv|doi=10.1111/j.1728-4465.2003.00200.x|citeseerx=10.1.1.233.6248}}
*{{Cite journal|last=Johnsdotter|first=Sara|last2=Essén|first2=Birgitta|date=
*{{Cite journal|last=Jones|first=Wanda K.|last2=Smith|first2=J.|last3=Kieke|first3=B.|last4=Wilcox|first4=L.|date=September 1997|title=Female genital mutilation/Female circumcision. Who is at risk in the U.S.?|url=|journal=Public Health Reports (Washington, D.C.: 1974)|volume=112|issue=5|pages=368–377|issn=0033-3549|pmc=1381943|pmid=9323387|ref=harv}}
*{{cite journal |last1=Kandala |first1=Ngianga-Bakwin |last2=Ezejimofor |first2=Martinsixtus C. |last3=Uthman |first3=Olalekan A. |last4=Komba |first4=Paul |title=Secular trends in the prevalence of female genital mutilation/cutting among girls: a systematic analysis |journal=BMJ Global Health |date=2018 |volume=3 |issue=5 |pages=e000549 |doi=10.1136/bmjgh-2017-000549 |pmid=30483404 |pmc=6231106 |url=https://gh.bmj.com/content/bmjgh/3/5/e000549.full.pdf |ref=harv |access-date=2020-05-17 |archive-date=2021-03-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210310102937/https://gh.bmj.com/content/bmjgh/3/5/e000549.full.pdf |dead-url=no }}
*{{Cite journal|last=Kelly|first=Elizabeth|last2=Hillard|first2=Paula J. Adams|date=
*{{cite news|last1=Khazan|first1=Olga|title=Why Some Women Choose to Get Circumcised|url=https://www.theatlantic.com/international/archive/2015/04/female-genital-mutilation-cutting-anthropologist/389640/|work=The Atlantic|date=8 April 2015|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2017-08-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20170828195951/https://www.theatlantic.com/international/archive/2015/04/female-genital-mutilation-cutting-anthropologist/389640/|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Lightfoot-Klein|first=Hanny|date=1989|title=The Sexual Experience and Marital Adjustment of Genitally Circumcised and Infibulated Females in The Sudan|url=|journal=The Journal of Sex Research|volume=26|issue=3|pages=(375–392), 380|jstor=3812643|ref=harv|doi=10.1080/00224498909551521}}
*{{Cite journal|last=Klouman|first=Elise|last2=Manongi|first2=Rachel|last3=Klepp|first3=Knut-Inge|date=
*{{Cite journal|last=Knight|first=Mary|date=
*{{Cite journal|last=Kouba|first=Leonard J.|last2=Muasher|first2=Judith|date=
*{{Cite journal|last=Mandara|first=Mairo Usman|date=
*{{cite journal|last1=Mackie|first1=Gerry|author-link=Gerry Mackie|title=Ending Footbinding and Infibulation: A Convention Account|journal=American Sociological Review|date=
*{{cite journal|last1=Mackie|first1=Gerry|author-link=Gerry Mackie|title=Female Genital Cutting: A Harmless Practice?|journal=Medical Anthropology Quarterly|date=
*{{cite journal|last1=Mufuka|first1=Kenneth|title=Scottish Missionaries and the Circumcision Controversy in Kenya, 1900–1960|url=http://www.irss.uoguelph.ca/article/viewFile/176/218|journal=International Review of Scottish Studies|date=2003|volume=28|pages=47-87|ref=harv|access-date=2020-05-21|archive-date=2011-11-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20111123065512/http://www.irss.uoguelph.ca/article/viewFile/176/218|dead-url=unfit}}
*{{cite journal|last1=Murray|first1=Jocelyn|title=The Church Missionary Society and the 'Female Circumcision' Issue in Kenya 1929–1932|journal=Journal of Religion in Africa|date=1976|volume=8|issue=2|pages=92–104|doi=10.1163/157006676X00075|jstor=1594780|ref=harv}}
*{{Cite journal |last=Nour |first=Nawal M. |date=2008 |title=Female Genital Cutting: A Persisting Practice |journal=Reviews in Obstetrics and Gynecology |volume=1 |issue=3 |pages=135–139|pmc=2582648 |pmid=19015765|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=
*{{Cite journal|last=
*{{Cite journal|last=O'Rourke|first=Paul F.|date=1 Februari 2007|title=The 'm't-Woman|url=https://www.degruyter.com/dg/viewarticle/j$002fzaes.2007.134.issue-2$002fzaes.2007.134.2.166$002fzaes.2007.134.2.166.xml|journal=Zeitschrift für Ägyptische Sprache und Altertumskunde|language=en|volume=134|issue=2|doi=10.1524/zaes.2007.134.2.166|issn=2196-713X|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2019-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20190502191030/https://www.degruyter.com/dg/viewarticle/j$002fzaes.2007.134.issue-2$002fzaes.2007.134.2.166$002fzaes.2007.134.2.166.xml|dead-url=yes}}
*{{Cite journal|last=Rasheed|first=Salah M.|last2=Abd-Ellah|first2=Ahmed H.|last3=Yousef|first3=Fouad M.|date=Juli 2011|title=Female genital mutilation in Upper Egypt in the new millennium|url=|journal=International Journal of Gynaecology and Obstetrics|volume=114|issue=1|pages=47–50|doi=10.1016/j.ijgo.2011.02.003|issn=1879-3479|pmid=21513937|ref=harv}}
*{{Cite journal |last=Rashid |first=Mumtaz |last2=Rashid |first2=Mohammed H |date=April 2007|title=Obstetric management of women with female genital mutilation |journal=The Obstetrician & Gynaecologist |language=en |volume=9 |issue=2 |pages=95–101 |doi=10.1576/toag.9.2.095.27310|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Reisel|first=Dan|last2=Creighton|first2=Sarah M.|date=
*{{Cite journal|last=Rodriguez|first=Sarah|date=
*{{Cite journal|last=Rudloff|first=Patricia Dysart|date=1995|title=In Re: Oluloro: Risk of female genital mutilation as 'extreme hardship' in immigration proceedings|url=http://www.law-lib.utoronto.ca/Diana/fulltext/rudl.htm|journal=Saint Mary's Law Journal|volume=26|pages=877–903|ref=harv|access-date=2020-05-22|archive-date=2001-02-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20010220043053/http://www.law-lib.utoronto.ca/Diana/fulltext/rudl.htm|dead-url=unfit}}
*{{Cite journal|last=Rushwan|first=Hamid|title=Female genital mutilation: A tragedy for women's reproductive health|date=September 2013|journal=African Journal of Urology|volume=19|issue=3|pages=130–133|doi=10.1016/j.afju.2013.03.002|ref=harv|doi-access=free}}
<!--*{{Cite journal|last=Serour|first=Gamal I.|date=
*{{Cite journal|last=Sheehan|first=E.|date=
*{{Cite journal|last=Shell-Duncan|first=Bettina|date=
*{{Cite journal|last=Sholeh|first=M. Asrorun Ni'am|year=2012|title=Fatwa MUI tentang Khitan Perempuan|journal=Ahkam|volume=XII|issue=2|pages=35–46|url=https://media.neliti.com/media/publications/12392-ID-fatwa-mui-tentang-khitan-perempuan.pdf|ref=harv|access-date=2020-06-24|archive-date=2020-06-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20200626160614/https://media.neliti.com/media/publications/12392-ID-fatwa-mui-tentang-khitan-perempuan.pdf|dead-url=yes}}
*{{cite journal |last1=Silverman |first1=Eric K. |title=Anthropology and Circumcision |journal=Annual Review of Anthropology |date=2004 |volume=33 |issue= |pages=419–445|jstor=25064860 |doi=10.1146/annurev.anthro.33.070203.143706 |ref=harv}}
*{{cite journal |last1=Thomas |first1=Lynn M. |title='Ngaitana (I will circumcise myself)': The Gender and Generational Politics of the 1956 Ban on Clitoridectomy in Meru, Kenya |url=https://archive.org/details/sim_gender-history_1996-11_8_3/page/338 |journal=Gender and History |date=November 1996 |volume=8 |issue=3 |pages=338–363 |doi=10.1111/j.1468-0424.1996.tb00062.x |pmid=12322506 |ref=harv }}
*{{Cite journal|last=Toubia|first=Nadia F.|last2=Sharief|first2=E. H.|date=September 2003|title=Female genital mutilation: have we made progress?|journal=International Journal of Gynaecology and Obstetrics|volume=82|issue=3|pages=251–261|issn=0020-7292|pmid=14499972|ref=harv|doi=10.1016/S0020-7292(03)00229-7}}
*{{Cite journal|last=Toubia|first=Nadia|date=15 September 1994|title=Female Circumcision as a Public Health Issue|url=|journal=The New England Journal of Medicine|volume=331|issue=11|pages=712–716|doi=10.1056/NEJM199409153311106|issn=0028-4793|pmid=8058079|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Wakabi|first=Wairagala|date=31
*{{Cite journal|last=Yasin|first=Berivan A.|last2=Al-Tawil|first2=Namir G.|last3=Shabila|first3=Nazar P.|last4=Al-Hadithi|first4=Tariq S.|date=8 September 2013|title=Female genital mutilation among Iraqi Kurdish women: A cross-sectional study from Erbil city|journal=BMC Public Health|volume=13|pages=809|doi=10.1186/1471-2458-13-809|issn=1471-2458|pmc=3844478|pmid=24010850|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Yoder|first=P. Stanley|last2=Wang|first2=Shanxiao|last3=Johansen|first3=Elise|date=
*{{Cite journal|last=Yoder|first=P. Stanley|last2=Khan|first2=Shane|date=
{{refend}}
'''Laporan PBB'''
{{refbegin|indent=yes|26em}}
*{{wikicite| ref=UNICEF2013 |reference = Cappa, Claudia, et al. [http://data.unicef.org/wp-content/uploads/2015/12/FGMC_Lo_res_Final_26.pdf ''Female Genital Mutilation/Cutting: A Statistical Overview and Exploration of the Dynamics of Change''], New York: United Nations Children's Fund,
*{{wikicite|ref=WHO2014|reference = [http://www.who.int/reproductivehealth/topics/fgm/overview/en/ ''Classification of female genital mutilation''], Geneva: World Health Organization, 2014.}}
*{{wikicite|ref=CEDAW2013|reference=[https://web.archive.org/web/20131003080552/http://www.scottishhumanrights.com/application/resources/documents/ConcObsCEDAW.doc "Concluding observations on the seventh periodic report of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland"], United Nations Committee on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW), 26
*{{wikicite|ref=Diop2008|reference = Diop, Nafissatou J.; Moreau, Amadou; Benga, Hélène. [http://www.unicef.org/wcaro/wcaro_SEN_TOSTAN_EarlyMarriage.pdf "Evaluation of the Long-term Impact of the TOSTAN Program on the Abandonment of FGM/C and Early Marriage: Results from a qualitative study in Senega"], UNICEF,
*{{wikicite|ref=UNICEFDjibouti2013|reference=[https://web.archive.org/web/20141030110609/http://data.unicef.org/corecode/uploads/document6/uploaded_country_profiles/corecode/30/Countries/FGMC_DJI.pdf "Djibouti"], Statistical profile on female genital mutilation/cutting, UNICEF,
*{{wikicite|ref=WHO2008|reference = [http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596442_eng.pdf ''Eliminating Female genital mutilation: An Interagency Statement''], Geneva: World Health Organization, 2008.}}
*{{wikicite|ref=UNICEFEritrea|reference=[https://web.archive.org/web/20141030113629/http://data.unicef.org/corecode/uploads/document6/uploaded_country_profiles/corecode/30/Countries/FGMC_ERI.pdf "Eritrea"], Statistical profile on female genital mutilation/cutting, UNICEF,
*{{wikicite|ref=WHO2018|reference=[http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs241/en/ "Female genital mutilation"], Geneva: World Health Organization, 31
*{{wikicite|ref=UNICEF2016|reference = [http://www.unicef.org/media/files/FGMC_2016_brochure_final_UNICEF_SPREAD.pdf ''Female Genital Mutilation/Cutting: A Global Concern''], New York: United Nations Children's Fund,
*{{wikicite| ref=WHO2005 |reference = [https://web.archive.org/web/20140428022806/http://www.who.int/gender/other_health/teachersguide.pdf ''Female Genital Mutilation: A Teachers' Guide''], Geneva: World Health Organization, 2005.}}
<!--*{{cite book|title=Female Genital Mutilation/Cutting: A statistical overview and exploration of the dynamics of change|url=http://data.unicef.org/wp-content/uploads/2015/12/FGMC_Lo_res_Final_26.pdf|publisher=UNICEF|location=New York|date=2013|ref=harv}}-->
*{{wikicite|ref=UNICEF2014|reference = [https://www.unicef.org/media/files/FGM-C_Report_7_15_Final_LR.pdf ''Female Genital Mutilation/Cutting: What Might the Future Hold?''], New York: UNICEF, 22
*{{wikicite|ref=UNICEFpress2July2007|reference=[https://www.unicef.org/media/media_40168.html<!--https://web.archive.org/web/20080520160125/http://www.unicef.org/egypt/media_3875.html--> "Fresh progress toward the elimination of female genital mutilation and cutting in Egypt"], UNICEF press release, 2
*{{wikicite|ref=UN2010|reference = [http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/70264/1/WHO_RHR_10.9_eng.pdf ''Global strategy to stop health-care providers from performing female genital mutilation''], UNAIDS, UNDP, UNFPA, UNHCR, UNICEF, UNIFEM, WHO, FIGO, ICN, IOM, MWIA, WCPT, WMA, Geneva: World Health Organization, 2010.}}
*{{wikicite|ref=UNICEFIndonesia2016|reference = [https://data.unicef.org/wp-content/uploads/country_profiles/Indonesia/FGMC_IDN.pdf "Indonesia"], Statistical profile on female genital mutilation/cutting, UNICEF,
*{{wikicite|ref=UNresolution2012|reference=[http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=A/RES/67/146 "67/146. Intensifying global efforts for the elimination of female genital mutilations"],
*{{wikicite| ref=IzettToubia1932 |reference = Izett, Susan; Toubia, Nahid. [https://web.archive.org/web/20130921053613/https://apps.who.int/dsa/cat98/fgmbook.htm ''Female Genital Mutilation: An Overview''], Geneva: World Health Organization, 1998.}}
*{{wikicite|ref=UNFPA2013|reference = ''Joint Evaluation. UNFPA-UNICEF Joint Program on Female Genital Mutilation/Cutting: Accelerating Change, 2008–2012'', [http://www.unfpa.org/sites/default/files/admin-resource/FGM-report%2012_4_2013.pdf Volume 1], [http://www.unfpa.org/sites/default/files/admin-resource/FGMC_Final%20Evaluation%20Report_Volume%20II_September09.pdf Volume 2], [http://www.unfpa.org/sites/default/files/admin-resource/ENG_FGM%20executive%20summary%20proof%205.pdf "Executive Summary"], New York: UNFPA, UNICEF, September 2013.}}
Baris 241 ⟶ 495:
*{{wikicite|ref=MackieLeJeune2008|reference=[[Gerry Mackie|Mackie, Gerry]]; LeJeune, John. [https://web.archive.org/web/20131014151512/http://www.polisci.ucsd.edu/~gmackie/documents/UNICEF.pdf "Social Dynamics of Abandonment of Harmful Practices: A New Look at the Theory"], Innocenti Working Paper No. XXX, Florence: UNICEF Innocenti Research Centre, 2008.}}
*{{wikicite| ref=UNICEF2005 |reference = Miller, Michael; Moneti, Francesca. [http://www.unicef-irc.org/publications/pdf/fgm_eng.pdf ''Changing a harmful social convention: Female genital cutting/mutilation''], Florence: UNICEF Innocenti Research Centre, 2005.}}
*{{wikicite|ref=UNICEF2010|reference = Moneti, Francesca; Parker, David. [http://www.unicef-irc.org/publications/pdf/fgm_insight_eng.pdf ''The Dynamics of Social Change''], Florence: UNICEF Innocenti Research Centre,
*{{wikicite|ref=UNICEFNigeria|reference=[https://data.unicef.org/wp-content/uploads/country_profiles/Nigeria/FGMC_NGA.pdf "Nigeria"], Statistical profile on female genital mutilation/cutting, UNICEF,
*{{wikicite|ref=UNICEFSomalia|reference=[https://data.unicef.org/wp-content/uploads/country_profiles/Somalia/FGMC_SOM.pdf "Somalia"], Statistical profile on female genital mutilation/cutting, UNICEF,
*{{wikicite|ref=WHO2016|reference = [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK368483/ ''WHO Guidelines on the Management of Health Complications from Female Genital Mutilation''], Geneva: World Health Organization, 2016. {{PMID|27359024}}}}
{{refend}}
== Bacaan lanjutan ==
* {{Commons category-inline|Female genital mutilation|Pemotongan kelamin perempuan}}
* {{Wikiquote-inline|Female genital mutilation|Pemotongan kelamin perempuan}}
* [https://web.archive.org/web/20150702080920/http://www.kinseyinstitute.org/library/Pdf/CIRCUMCISION%2C%20FEMALE1960-1980.pdf "Circumcision, female"], The Kinsey Institute (bibliography 1960s–1980s).
* [https://www.theguardian.com/society/female-genital-mutilation Arsip tentang FGM], ''The Guardian''.
* Haworth, Abigail (18 November 2012). [https://www.theguardian.com/society/2012/nov/18/female-genital-mutilation-circumcision-indonesia "The day I saw 248 girls suffering genital mutilation"], ''The Observer''.
* Lightfoot-Klein, Hanny (1989). ''Prisoners of Ritual: An Odyssey Into Female Genital Circumcision in Africa''. New York: Routledge.
* Westley, David M. (1999). [http://ir.uiowa.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1009&context=ejab "Female circumcision and infibulation in Africa"], ''Electronic Journal of Africana Bibliography'', 4 (bibliography up to 1997).
'''Cerita pribadi'''
* [[Nawal El Saadawi|El Saadawi, Nawal]] (1975). ''[[Woman at Point Zero]]''. London: Zed Books.
* [[Waris Dirie|Dirie, Waris]] dan Miller, Cathleen (1998). ''[[Desert Flower]]''. New York: William Morrow.
* [[Fauziya Kassindja|Kassindja, Fauziya]] dan [[Layli Miller-Muro|Miller-Muro, Layli]] (1998). ''Do They Hear You When You Cry''. New York: Delacorte Press.
* [[Ayaan Hirsi Ali|Ali, Ayaan Hirsi]] (2007). ''[[Infidel: My Life]]''. New York: Simon & Schuster.
{{Khitan pada wanita}}
{{Hak asasi manusia substanstif}}
{{artikel pilihan}}
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Kekerasan terhadap perempuan]]
[[Kategori:Vulva]]
[[Kategori:Perempuan]]
|