Jalur kereta api Tulungagung–Tugu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fondasi bukan Pondasi. Meskipun dalam dunia Teknik sering memakai kata "Pondasi" tetapi bila merujuk ke KBBI yang benar ialah "Fondasi".
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(17 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
| image =Fondasi KA Tugu.jpg
| image_width = 200px
| caption =Bekas fondasiabutment dari salah satu jembatan jalur KA yang berada di area Stasiun Tugu (Trenggalek).
| type = Lintas Cabang
| system = Jalur kereta api rel ringan
Baris 45:
}}
 
'''Jalur kereta api Tulungagung–Tugu''' adalah salah [[jalur kereta api nonaktif di Indonesia]] yang menghubungkan [[Stasiun Tulungagung]] dengan [[Stasiun Tugu (Trenggalek)]] sepanjang kurang lebih 39 Km dan terletak di area [[Daerah Operasi VII Madiun]]. Jalur ini dibangun oleh [[Staatsspoorwegen]] dan diresmikan pada tanggal yang berbeda, untuk segmen Tulungagung–Campurdarat sepanjang 14 Km diresmikan pada tanggal 15 Juli 1921, sementara segmen Campurdarat–Tugu sepanjang 25 Km diresmikan pada tanggal 1 Juli 1922.<ref>{{nl}} {{Citebook|first=Reitsma|last=S. A.|title=Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen|location=Batavia (Jakarta) – Weltevreden|year=1928|url=https://www.worldcat.org/title/korte-geschiedenis-der-nederlandsch-indische-spoor-en-tramwegen/oclc/46312809}}</ref>
 
== Sejarah ==
Berdasarkan surat SS No. 3639 tertanggal 8 Maret 1902, diwacanakan akan dibangun jalur kereta dari [[Stasiun Jetis]] menuju [[Stasiun Tugu (Trenggalek)]] menghubungkan [[jalur kereta api Ponorogo–Slahung]] dengan [[jalur kereta api Tulungagung–Tugu]], serta dari [[Stasiun Badegan]] menuju [[Stasiun Baturetno]] menghubungkan [[jalur kereta api Ponorogo–Badegan]] dengan [[Jalur kereta api Purwosari–Wonogiri|jalur kereta api Purwosari–Baturetno]] yang ditujukan untuk mendukung jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa dengan rute Yogyakarta–Wonogiri–Ponorogo–Trenggalek–Tulungagung.<ref>{{cite book|title=Indische spoorweg-politiek|last=Reitsma|first=S. A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1920|pages=286-289|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB02:100002593}}</ref>
Jalur ini dibangun oleh [[Staatsspoorwegen]] dan diresmikan pada tanggal yang berbeda, untuk segmen Tulungagung–Campurdarat sepanjang 14 Km diresmikan pada tanggal 15 Juli 1921, sementara segmen Campurdarat–Tugu sepanjang 25 Km diresmikan pada tanggal 1 Juli 1922.<ref>{{nl}} {{Citebook|first=Reitsma|last=S. A.|title=Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen|location=Batavia (Jakarta) – Weltevreden|year=1928|url=https://www.worldcat.org/title/korte-geschiedenis-der-nederlandsch-indische-spoor-en-tramwegen/oclc/46312809}}</ref>Biaya pembangunan jalur trem sepanjang 48 Km ini memakan dana ''f'' 1.893.000.<ref>{{Cite web|date=2022-01-06|title=Kisah Jalur TREM Tulungagung-Trenggalek-Tugu|url=https://jejakjejak.id/2022/01/06/kisah-jalur-trem-tulungagung-trenggalek-tugu/|website=Jejakjejak|language=id-ID|access-date=2023-05-06}}</ref>
 
Berdasarkan surat ''SS No. 3639 tertanggal 8 Maret 1902'', diwacanakan akan dibangun jalur kereta dari [[Stasiun Jetis (Ponorogo)|Stasiun Jetis]] menuju [[Stasiun Tugu (Trenggalek)]] menghubungkan [[jalur kereta api Ponorogo–Slahung]] dengan [[jalur kereta api Tulungagung–Tugu]], serta dari [[Stasiun Badegan]] menuju [[Stasiun Baturetno]] menghubungkan [[jalur kereta api Ponorogo–Badegan]] dengan [[Jalur kereta api Purwosari–Wonogiri|jalur kereta api Purwosari–Baturetno]] yang ditujukan untuk mendukung jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa dengan rute Yogyakarta–Wonogiri–Ponorogo–Trenggalek–Tulungagung.<ref>{{cite book|title=Indische spoorweg-politiek|last=Reitsma|first=S. A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1920|pages=286-289|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB02:100002593}}</ref>
Jalur ini secara resmi ditutup oleh SS per 1 November 1932 karena ''opgebroken'' (mengalami kerusakan), diduga karena banjir besar tahun 1932. Karena di sepanjang lintas Campurdarat-Bandung dahulu adalah rawa-rawa yang tergenang air dan baru surut sementara pada tahun 1944 (setelah selesainya [[Terowongan Niyama]]) dan banjir kembali pada tahun 1951 dan baru surut tahun 1962. Selain itu faktor resesi ekonomi global dekade 1930-an dan faktor terus merugi juga menjadi penyebab ditutupnya jalur ini.<ref>{{nl}} {{cite news |first= |last= |authorlink= |author= |coauthors= |title=Spoor- en tramwegen; tijdschrift voor het spoor- en tramwegwezen in Nederland en Indië, jrg 8, 1935, no 16, 30-07-1935 |curly= |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMUTRA03:004502017:pdf |format= |agency= |work= |publisher=Moorman's Periodieke PersDen Haag |location= |id= |pages= |page=380 |date=30 Juli 1935 |accessdate=3 Februari 2020 |language= |quote= |archiveurl=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03:004502017:00001&query=djatibarang+karangampel+gesloten&page=2&coll=dts |archivedate=5 Agustus 2019 }}</ref> <ref>{{nl}} [https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Trenggalek+lijn&coll=ddd&identifier=ddd%3A011073260%3Ampeg21%3Aa0033&resultsidentifier=ddd%3A011073260%3Ampeg21%3Aa0033 Anonim.1932.Spoorlijn opgeheven.Jakarta:Bataviaasch nieuwsblad] </ref>
Relnya sendiri (Segmen Campurdarat–Tugu) telah dicabut [[Jepang]] pada tahun 1943. Sedangkan gundukan tanahnya (railbed) telah dikeruk untuk meninggikan jalan raya Campurdarat–Bandung. Karena jalan raya Campurdarat–Bandung memiliki peran penting untuk mobilitas rakyat dan tentara di era perang revolusi dan satu-satunya jalan yang tidak tergenang dari awal tahun 1900-an hingga 1960. Sementara segmen Tulungagung–Campurdarat sempat dibuka kembali oleh Djawatan Kereta Api Indonesia dan aktif hingga masa Perusahaan Negara Kereta Api sebagai angkutan gamping dan gula [[Pabrik Gula Mojopanggung|PG Mojopanggung]], serta beberapa segmen jalur yang telah dibongkar oleh [[Jepang]] sempat dibangun kembali oleh pihak pabrik gula sebagai jalur lori perkebunan.
 
Pada 25 April 1930, koran "De Indische Courant" mengabarkan bahwa SS berencana membuka perhentian baru di lintas ini yang kelak bernama ''Stopplaats'' Bandoengpasser pada km 21+300 pada 1 Mei 1930. Dalam Buku Jarak penerbitan Mei 2004, nama perhentian ini disesuaikan dengan ejaan yang berlaku sehingga ditulis sebagai Bandungpasar, tetapi letak km-nya ditulis km 21+285 atau 15 meter lebih awal dari pernyataan koran, sehingga terdapat dualisme letak km-nya.
Namun dikarenakan jalur ini ditutup sebelum era kemerdekaan serta dianggap sebagai jalur lori pabrik gula, jalur ini tidak dianggap dan tidak dipatoki sebagai aset [[PT KAI]], meskipun tercatat dalam buku ''Jarak antar Stasiun''. Hanya meninggalkan bekas bekas railbed dan fondasi-fondasi jembatan yang masih kokoh.
 
Semasa beroperasi, Trem di wilayah Trenggalek dimanfaatkan sebagai angkutan penumpang maupun barang. Kereta penumpang dibagai menjadi tiga kelas, yakni kelas 2, kelas 3, dan kelas I. Kelas 2 diperuntukan bagi orang Asia Timur Tengah (Cina, Arab) dan juga pejabat pribumi, kelas 3 untuk campuran, sedangkan kelas I dikhususkan untuk orang pribumi. Pembagian penumpang pada saat itu memang berdasaran kelas sosial.
 
Jalur ini secara resmi ditutup oleh SS per 1 November 1932 karena ''opgebroken'' (mengalami kerusakandicabut), diduga karena banjir besar tahun 1932. Karena di sepanjang lintas Campurdarat-Bandung dahulu adalah rawa-rawa yang tergenang air dan baru surut sementara pada tahun 1944 (setelah selesainya [[Terowongan Niyama]]) dan banjir kembali pada tahun 1951 dan baru surut tahun 1962. Selain itudikarenakan faktor resesi ekonomi global dekade 1930-an dan faktor terus merugimeruginya lintas ini juga menjadi penyebab ditutupnya jalur ini.<ref>{{nl}} {{cite news |first= |last= |authorlink= |author= |coauthors= |title=Spoor- en tramwegen; tijdschrift voor het spoor- en tramwegwezen in Nederland en Indië, jrg 8, 1935, no 16, 30-07-1935 |curly= |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMUTRA03:004502017:pdf |format= |agency= |work= |publisher=Moorman's Periodieke PersDen Haag |location= |id= |pages= |page=380 |date=30 Juli 1935 |accessdate=3 Februari 2020 |language= |quote= |archiveurl=https://web.archive.org/web/20200825071305/https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMUTRA03:004502017:pdf |archivedate=2020-08-25 |dead-url=unfit }}</ref><ref>{{nl}} {{cite magazine |author=<!--Staff writer(s); no by-line.--> |title=De ingenieur; Weekblad gewijd aan de techniek en de economie van openbare werken en nijverheid jrg 49, 1934, no 7, 16-02-1934|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=MMUTRA03dts:0045020172969009:00001mpeg21:0007&query=djatibarang%28De+karangampelIngenieur+gesloten&page=2Toegoe%29&coll=dts&rowid=9|magazine=De ingenieur|archivedatelocation=5 Agustus|publisher=De 2019Vereeniging van Burgerlijke Ingenieurs|date=16-02-1934|access-date=2-8-2021}}</ref> <ref>{{nl}} [https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Trenggalek+lijn&coll=ddd&identifier=ddd%3A011073260%3Ampeg21%3Aa0033&resultsidentifier=ddd%3A011073260%3Ampeg21%3Aa0033 Anonim.1932.Spoorlijn opgeheven.Jakarta:Bataviaasch nieuwsblad] </ref>
Relnya sendiri (Segmen Campurdarat–Tugu) telah dicabut [[Jepang]] pada tahun 1943. Sedangkan gundukan tanahnya (''[[Tubuh baan|railbed]]'') telah dikeruk untuk meninggikan jalan raya Campurdarat–Bandung. Karena jalan raya Campurdarat–Bandung memiliki peran penting untuk mobilitas rakyat dan tentara dipada era perang revolusi dan satu-satunya jalan yang tidak tergenang dari awal tahun 1900-an hingga 1960. Sementara segmen Tulungagung–Campurdarat sempat dibuka kembali oleh Djawatan Kereta Api Indonesia dan aktif hingga masa Perusahaan Negara Kereta Api sebagai angkutan gamping dan gula [[Pabrik Gula Mojopanggung|PG Mojopanggung]], serta beberapa segmen jalur yang telah dibongkar oleh [[Jepang]] sempat dibangun kembali oleh pihak pabrik gula sebagai jalur lori perkebunan.
 
Namun dikarenakan jalur ini ditutup sebelum era kemerdekaan serta dianggap sebagai jalur lori pabrik gula, jalur ini tidak dianggap dan tidak dipatoki sebagai aset [[PT KAI]], meskipun tercatat dalam buku ''Jarak antar Stasiun''. Hanya meninggalkan bekas -bekas railbed dan fondasi-fondasi jembatan yang masih kokoh.
 
== Jalur terhubung ==
Baris 79 ⟶ 86:
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Bulus|kelas=Halte|singkatan=BLS|status=Tidak beroperasi|letak=km 24+191}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Kedunglurah|kelas=Halte|singkatan=KDL|status=Tidak beroperasi|letak=km 27+780}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Bendo(Trenggalek) |kelas=Halte|singkatan=BDO|status=Tidak beroperasi|letak=km 31+212}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Ngetal|kelas=Halte|singkatan=NTL|status=Tidak beroperasi|letak=km 33+415}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Siwalan|kelas=Halte|singkatan=SWN|status=Tidak beroperasi|letak=km 36+820}}