Nani Zulminarni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Mengganti kategori Wanita Indonesia dengan Perempuan Indonesia |
||
(11 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Desember 2022}}
'''Nani Zulminarni''' {{lahirmati|[[Ketapang]], [[Kalimantan Barat]]|10|9|1962}} adalah seorang aktivis perempuan Indonesia yang banyak berkecimpung di dunia pemberdayaan perempuan.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/105178-nani-zulminarni-memperjuangkan-kemandirian-janda|title=Nani Zulminarni Memperjuangkan Kemandirian Janda|last=developer|first=mediaindonesia com|date=2017-05-18|website=mediaindonesia.com|language=id|access-date=2020-06-02}}</ref><ref name=":0">{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/koran/leasure/15/03/10/nkzqg613-nani-zulminarni-mencetak-perempuan-pekerja-mandiri|title=Nani Zulminarni, Mencetak Perempuan Pekerja Mandiri|date=2015-03-10|website=Republika Online|language=id|access-date=2020-06-02}}</ref> Ia merupakan pendiri lembaga Perkumpulan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA).▼
▲'''Nani Zulminarni''' ({{lahirmati|[[Ketapang]], [[Kalimantan Barat]]|10|9|1962}}) adalah seorang aktivis perempuan Indonesia yang banyak berkecimpung di dunia pemberdayaan perempuan.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/105178-nani-zulminarni-memperjuangkan-kemandirian-janda|title=Nani Zulminarni Memperjuangkan Kemandirian Janda|last=developer|first=mediaindonesia com|date=2017-05-18|website=mediaindonesia.com|language=id|access-date=2020-06-02}}</ref><ref name=":
== Masa muda ==
Nani
==
Nani menyelesaikan kuliahnya di IPB pada tahun 1985. Dengan bekal sarjana, ia mencoba melamar kerja. Tetapi, setiap lamarannya ditolak hanya karena dirinya mengenakan jilbab. Pada zaman itu, jilbab dilarang di Indonesia. Sebenarnya ada perusahaan yang mau menerimanya, tetapi syaratnya ia harus mau melepas jilbab. Nani memilih tetap dengan keyakinannya. Akhirnya, ia memilih bekerja serabutan seperti mengajar dan memberi les kepada anak-anak di Bogor.<ref name=":4" />
Setelah penolakan demi penolakan, ia memasukkan lowongan kerja ke Pusat Pengembangan Agrobisnis (PPA).<ref name=":4" /> Kebetulan kebanyakan pengurus PPA adalah lulusan IPB yang tidak mempermasalahkan pemakaian jilbab. Nani akhirnya diterima bekerja di PPA dan diminta menjadi salah seorang pendamping lapangan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita (PPSW) yang masih baru didirikan.<ref name=":
== Sebagai pendiri PEKKA ==
Memasuki tahun 2000, ia mulai merintis Perkumpulan Perempuan Kepala Keluarga atau yang populer dengan singkatan PEKKA. Lembaga ini didirikannya dengan tujuan pemberdayaan para perempuan janda kepala keluarga atau ''[[female headed households]].'' Saat mendirikan PEKKA, kebetulan ia sedang diuji dengan perceraian. Nani harus menyandang status janda dan menanggung kesulitan ekonomi untuk membesarkan tiga orang anaknya. Meskipun begitu, ia tetap semangat mengembangkan PEKKA. Bahkan, ia semakin terpecut untuk mengembangkan PEKKA ketika suatu hari melihat kehidupan janda di wilayah konflik.<ref name=":1" />
Perempuan di Pekka mayoritas merupakan janda yang terpaksa menjadi kepala keluarga untuk membesarkan anak-anaknya. Mereka menjanda karena berbagai alasan, seperti suami telah meninggal dunia atau pergi tanpa pamit dan menikah lagi dengan wanita lain. Tidak hanya para janda, ada juga perempuan yang masih berstatus sendiri tetapi harus bekerja karena alasan ekonomi. Ada pula perempuan yang masih memiliki suami, namun penghasilannya tidak mencukupi keperluan rumah tangga sehingga memaksa para istri bekerja demi menambah pemasukan.<ref name=":3"
Ketika awal membangun PEKKA, Nani tak pernah membayangkan kalau organisasinya bakal berumur panjang dan tumbuh besar.
Saat ini, Pekka memiliki lebih dari 50 ribu anggota di 20 provinsi. Jumlah anggota yang aktif mencapai 30 ribu orang.<ref name=":2">{{Cite web|url=http://koran-sindo.com/page/news/2015-10-13/6/1|title=24% Keluarga Dikepalai Perempuan|website=KORAN SINDO|language=en|access-date=2020-06-02}}{{Pranala mati|date=Agustus 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Anggota-anggota tersebut direkrut melalui proses bertingkat.<ref name=":1" />
Awalnya, program yang ia buat di PEKKA hanya berfokus pada simpan-pinjam. Tetapi, dalam perjalanannya ternyata ditemukan bahwa banyak ibu yang mengemukakan berbagai permasalahan hukum, seperti perkawinan yang tidak tercatat, anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran, dll. Oleh karena hal tersebut, PEKKA membuat program pemberdayaan hukum dan juga program di bidang pendidikan karena banyak yang buta huruf dan anak-anak
Sekarang ini PEKKA juga telah memiliki banyak program, salah satunya adalah kegiatan PEKKA Perintis bekerja sama dengan [[Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia|Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak]]. Bentuk kerja samanya adalah menemukan perempuan-perempuan kepala keluarga yang telah berkarya nyata di masyarakat di berbagai daerah di 34 provinsi.
Baris 24 ⟶ 26:
* Inspiring Woman Award pada tahun 2008<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-1056744/pks-inspiring-woman-award-ini-bukan-kompetisi|title=PKS: Inspiring Woman Award Ini Bukan Kompetisi|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2020-06-02}}</ref>
* Sarinah Award pada tahun 2014<ref>{{Cite web|url=https://nasional.sindonews.com/berita/941127/149/10-perempuan-raih-sarinah-award|title=10 Perempuan Raih Sarinah Award|website=SINDOnews.com|language=id-ID|access-date=2020-06-02}}</ref>
* Global Fairness Award pada tahun 2014<ref name=":
== Referensi ==
{{reflist}}
{{DEFAULTSORT:Zulminarni, Nani}}
[[Kategori:Perempuan Indonesia]]
|