Banteng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Subspesies: typo Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k →top: migrasi |
||
(114 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
|name = Banteng
|status = EN
|status_ref=<ref name=iucn>{{cite iucn|author=
|status_system = IUCN3.1
|image = Banteng Jawa (Bos javanicus).jpg
Baris 13:
|familia = [[Bovidae]]
|subfamilia = [[Bovinae]]
|genus =
|species =
|binomial = ''Bos javanicus''
|binomial_authority = [[Eduard Joseph d'Alton|d'Alton]], [[1823]]
| subdivision_ranks = Subspesies
| subdivision = {{collapsible list
Baris 23:
|Banteng kalimantan (atau borneo) (''B. j. lowi'') {{small|Lydekker, 1912}}
}}
|
|
| synonyms_ref=<ref name=msw3/><ref name=hooijer/>
| synonyms= {{collapsible list
Baris 40:
}}
'''Banteng''' (dari [[bahasa Jawa]]/[[bahasa Sunda|Sunda]]: ''
Banteng aktif pada siang dan malam hari, tetapi aktivitas malam lebih umum di daerah yang banyak dikunjungi manusia. Kawanan banteng di alam liar terdiri dari 2 hingga 40 ekor banteng dengan hanya satu pejantan. Banteng
Populasi banteng liar
== Taksonomi dan asal-usul ==
[[Deskripsi spesies]] banteng pertama kali dilakukan oleh seorang naturalis Jerman [[Joseph Wilhelm Eduard d'Alton]] pada tahun 1823.<ref name=
Tengkorak-tengkorak ini dibawa ke [[Rijksmuseum van Natuurlijke Historie|Museum Nasional Sejarah Alam]] di [[Leiden]], Belanda. Berbagai nama
Nama ''Bos leucoprymnus'' diajukan pada 1830, tetapi awalnya ditolak karena dianggap mendeskripsikan persilangan antara banteng dengan seekor sapi ternak; tetapi Hooijer menulis bahwa belum tentu deskripsi tersebut merujuk kepada spesies silang, dan kalaupun benar, nama tersebut tetap sah (sebagai [[Sinonim (taksonomi)|sinonim]]). Namun, nama ini muncul tujuh tahun setelah deskripsi d'Alton sehingga tidak mendapat prioritas. Demikian juga dengan nama ''Bos banteng'' yang tercatat pada 1836 dan ''Bos bantinger'' pada 1845. Dalam revisi deskripsi d'Alton yang dikeluarkan pada 1845, para penulisnya berpendapat bahwa kedua spesimen tersebut adalah sapi liar dan menyebutnya ''Bos sundaicus''. Salah satu kesalahan dalam tulisan ini adalah spesimen betina dianggap sebagai pejantan muda, dan kesalahan ini banyak diikuti tulisan-tulisan selanjutnya.<ref name=hooijer>{{cite journal|last=Hooijer|first=D. A.|authorlink=Dirk Albert Hooijer|title=The valid name of the banteng: ''Bibos javanicus'' (d'Alton)|url=https://www.repository.naturalis.nl/document/149669|pages=223-226|volume=34|issue=14|journal=Zoologische Mededelingen uitgegeven door het Rijksmuseum van Natuurlijke Historie et Leiden (Zoological Notices published by the National Museum of Natural History in Leiden)|access-date=2020-05-23|archive-date=2020-04-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20200407041640/https://www.repository.naturalis.nl/document/149669|dead-url=no}}</ref>
=== Subspesies ===
[[
Dari perbedaan [[fenotipe]], terdapat tiga [[subspesies]] yang diakui secara umum, walaupun tidak semua penulis menerima penggolongan ini, dengan alasan seringnya terjadi persilangan antara populasi banteng yang tinggal sedikit dengan kerabat-kerabat sapi lainnya. Ketiga subspesies ini adalah:<ref name=iucn/><ref name=msw3>{{MSW3 Artiodactyla |id = 14200683 |page = 691 |heading=''Bos javanicus''}}</ref
* Banteng jawa (''B. j. javanicus'') {{small|d'Alton, 1823}}: Terdapat di Jawa dan mungkin [[Bali]].
* Banteng indocina atau banteng birma (''B. j. birmanicus'') {{small|[[Richard Lydekker|Lydekker]], 1898}}: Terdapat di daratan Asia Tenggara
* Banteng kalimantan atau banteng borneo (''B. j. lowi'') {{small|Lydekker, 1912}}: Hanya ada di [[Kalimantan]].
Penelitian [[filogeni]] yang dilakukan pada 2015 memperoleh [[DNA mitokondria|genom mitokondria]] lengkap dari banteng
{{clade| style=font-size:90%;line-height:75%;width:600px;
Baris 74:
|1={{clade
|1=Banteng kalimantan (''Bos javanicus lowi'')
|2= [[Seladang]] (''Bos gaurus'') [[
}}
|2= Banteng jawa (''Bos javanicus javanicus'')
Baris 81:
}}
|2= {{clade
|1=[[Yak]] (''Bos grunniens'') [[
|2= [[Bison amerika]] (''Bison bison'') [[
}}
}}
|2={{clade
|1=[[Bison eropa]] (''Bison bonasus'') [[
|2= {{clade
|1=[[Sapi eropa]] (''Bos taurus taurus'') [[
|2=[[Sapi zebu]] (''Bos taurus indicus'') [[
}}
}}
}}
|2=[[Saola]] (''Pseudoryx nghetinhensis'') [[
}}
|2=[[Anoa]] dan [[kerbau]] (''[[Bubalus]]'')
Baris 101:
== Ciri-ciri ==
[[
[[
Banteng memiliki panjang antara 1,9 hingga 2,25 m dari tubuh hingga kepala.<ref name=castello/> Banteng liar biasanya lebih besar dan berat dibanding banteng yang telah diternakkan (seperti [[sapi bali]] yang merupakan hasil [[domestikasi]] banteng), tetapi selain itu tubuhnya tampak mirip.<ref name=nrc/> Rata-rata tinggi pundak banteng jawa dan banteng indocina liar adalah 1,4 m untuk betina dan 1,6 m untuk pejantan, sedangkan banteng kalimantan lebih kecil dan rendah.<ref name=nrc/> Berat banteng liar berkisar antara 590–670
Banteng memiliki [[dimorfisme seksual]] (perbedaan sistematis antara pejantan dan betina) yang besar. Pejantan dewasa biasanya berkulit hitam atau cokelat tua, berukuran lebih besar, dan bertubuh lebih kekar, sedangkan betina biasanya berkulit cokelat muda atau
Tanduk banteng biasanya berukuran 60 hingga 75 sentimeter
== Lingkungan dan perilaku ==
Banteng aktif pada siang dan malam hari, walaupun aktivitas malam umumnya terjadi di wilayah dengan banyak interaksi manusia. Banteng umumnya ditemukan dalam kawanan beranggotakan 2 hingga 40 ekor dengan hanya satu pejantan. Pejantan yang lebih tua membentuk kelompok kecil beranggotakan dua atau tiga ekor banteng. Banteng memiliki sifat tertutup dan sangat waspada sehingga sulit didekati manusia. Banteng mencari tempat istirahat dan berlindung dari hujan maupun gangguan manusia di hutan-hutan yang lebat.<ref name=castello/><ref name=nrc/><ref name=phil/> Banteng, terutama anak-anak dan betinanya, mampu berjalan cepat dan melewati rintangan dengan mudah di hutan yang lebat.
=== Makanan ===
[[
Banteng merupakan [[herbivora]] dan memakan tumbuhan seperti rumput, [[Cyperaceae|teki]], tunas, daun, bunga, dan buah. Hewan ini mencari makan pada malam hari di kawasan terbuka, diselingi istirahat selama dua atau tiga jam yang juga digunakan untuk [[memamah biak]].<ref name=nrc/><ref name=phil/> Saat musim hujan, banteng dapat pindah ke hutan yang lebih tinggi.<ref name=castello/> Penelitian di [[Jawa Barat]], Indonesia menunjukkan bahwa makanan utama banteng adalah rumput ''[[Axonopus compressus]]'', ''[[Cynodon dactylon]]'', ''[[Ischaemum muticum]],''
=== Reproduksi dan daur hidup ===
[[
Fisiologi reproduksi banteng tidak diketahui dengan jelas, tetapi kemungkinan mirip dengan sapi eropa. Banteng ternak dapat mencapai [[kematangan seksual]] pada umur 13 bulan
=== Penyakit dan parasit ===
Banteng menjadi inang beberapa endoparasit seperti [[cacing hati]]
Di antara [[ektoparasit]] yang tercatat pada banteng adalah [[caplak]] (sengkenit) dari spesies ''[[Amblyomma testudinarium]]''
== Habitat dan distribusi ==
Banteng dapat ditemukan di berbagai [[habitat]], termasuk hutan ber[[tumbuhan peluruh]], setengah peluruh, bagian bawah hutan [[
Populasi banteng liar terbesar ditemukan di Kamboja, Jawa, serta kemungkinan Kalimantan (terutama Sabah) dan Thailand. Hewan liar ini juga ada di pulau Kalimantan bagian Indonesia serta di Myanmar. Keberadaan banteng liar di Bali, [[Sarawak]], Tiongkok, Laos, dan Vietnam tidak diketahui dengan pasti, sedangkan di Bangladesh, Brunei, serta India dikhawatirkan banteng liar telah punah atau memang tidak pernah ada. Banteng ternak terdapat di Bali, Sulawesi, Sumbawa, Sumba, dan pulau-pulau Indonesia bagian timur lainnya, Australia, Malaysia, dan Papua Nugini. Populasi [[feral]] (hewan ternak yang telah lepas dan menjadi liar kembali) ditemukan di [[Australia Utara]], serta kemungkinan di [[Kalimantan Timur]], pulau [[Pulau Enggano|Enggano]], dan [[Kepulauan Sangihe]] di Indonesia. Belum ada penelitian genetika yang jelas untuk mengetahui apakah terjadi percampuran antara banteng feral yang kemungkinan ada di Kalimantan Timur dengan populasi banteng liar setempat.<ref name=iucn/><ref name=mason/><ref name=recon>{{cite report|title=Reconnaissance Survey for Banteng (Bos javanicus) and Banteng Survey Methods Training Project, Kayan-Mentarang National Park, East Kalimantan, Indonesia|url=https://www.researchgate.net/publication/235249133_Reconnaissance_Survey_for_Banteng_Bos_javanicus_and_Banteng_Survey_Methods_Training_Project_Kayan-Mentarang_National_Park_East_Kalimantan_Indonesia|author1=Hedges, S.|author2=Meijaard, E.|year=1999|publisher=World Wide Fund for Nature - Indonesia dan Centre for International Forestry Research|access-date=2020-06-09|archive-date=2020-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20200705071929/https://www.researchgate.net/publication/235249133_Reconnaissance_Survey_for_Banteng_Bos_javanicus_and_Banteng_Survey_Methods_Training_Project_Kayan-Mentarang_National_Park_East_Kalimantan_Indonesia|dead-url=no}}</ref>
Pada masa lalu, banteng banyak ditemukan di [[Yunan]] (di Tiongkok) dan daratan Asia Tenggara, kemudian menyebar ke Kalimantan dan Jawa melalui [[Semenanjung Malaya]]. Kemungkinan penyebaran banteng ini juga mencapai India timur laut serta dan Bali. Sebagian ilmuwan menganggap Bali tidak termasuk wilayah jangkauan alami banteng karena tidak adanya bukti fosil, dan menganggap penyebaran banteng ke pulau tersebut terjadi akibat tindakan manusia.<ref name=iucn/> [[Seni batu|Peninggalan gambar-gambar]] di gua-gua Kalimantan Timur yang berasal dari sekitar 10.000 SM menunjukkan adanya hewan mirip sapi yang tanduknya mirip tanduk banteng, sehingga ada spekulasi bahwa banteng telah mencapai [[Garis Wallace]] pada masa tersebut.<ref name=chazine>{{cite journal|last=Chazine|first=J.-M.|pages=219-230|url=https://core.ac.uk/download/pdf/5105503.pdf|volume=44|issue=1|date=2005|journal=Asian Perspectives|title=Rock art, burials, and habitations: Caves in East Kalimantan}}</ref> Naturalis Belanda [[Andries Hoogerwerf]] menulis bahwa banteng kemungkinan telah ada sejak zaman prasejarah di Jawa, dengan berdasarkan peninggalan yang diperkarakan berasal dari tahun 1000 SM di gua Sampung, [[Kabupaten Ponorogo]], [[Jawa Tengah]].<ref name=hoogerwerf/>▼
▲Pada masa lalu, banteng banyak ditemukan di [[Yunan]] (di Tiongkok) dan daratan Asia Tenggara, kemudian menyebar ke Kalimantan dan Jawa melalui [[Semenanjung Malaya]]. Kemungkinan penyebaran banteng ini juga mencapai India timur laut serta dan Bali. Sebagian ilmuwan menganggap Bali tidak termasuk wilayah jangkauan alami banteng karena tidak adanya bukti fosil
== Interaksi dengan manusia ==
Interaksi banteng dengan manusia
=== Domestikasi dan peternakan ===
[[
{{utama|Sapi bali}}
Domestikasi banteng diperkirakan telah
==== Persilangan ====
[[
Banteng ternak juga disilangkan dengan hewan kerabat-kerabatnya. [[Sapi Madura|Sapi madura]] yang diternakkan di Jawa dan Madura
=== Sebagai simbol ===
[[Berkas:Pancasila Perisai.svg|
Di Indonesia, kepala banteng digunakan dalam [[lambang negara Indonesia]], "Garuda Pancasila". Simbol ini tampil di bagian kiri atas pengamat (kanan atas garuda), melambangkan sila ke-4, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan". Selain itu, sejumlah partai juga menggunakan kepala banteng sebagai simbolnya, termasuk [[Partai Nasional Indonesia]], [[Partai Demokrasi Indonesia]], dan [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]].<ref name="Kahin2015">{{cite book|first=A. |last=Kahin|title=Banteng|encyclopedia=Historical Dictionary of Indonesia|url=https://books.google.com/books?id=YcuhCgAAQBAJ&pg=PA65|year=2015|publisher=Rowman & Littlefield Publishers|isbn=978-0-8108-7456-5|page=65}}</ref> Kepala banteng sempat diusulkan untuk menjadi bagian [[bendera Indonesia]] sebelum akhirnya [[Kongres Rakyat Indonesia]] pada 1939 memilih bendera dwiwarna merah-putih.<ref name="Kahin2003">{{cite book|first=G. M.|last= Kahin|title=Nationalism and Revolution in Indonesia|url=https://books.google.com/books?id=WDgBBzWQ2DAC&pg=PA98|year=2003|publisher=SEAP Publications|isbn=978-0-87727-734-7|pages=97–98 note 101}}</ref>
=== Kemunculan di Australia ===
Banteng ternak awalnya dibawa oleh kolonis Britania ke Australia pada 1849, tepatnya ke sebuah
Banteng Australia dianggap spesies nonasli yang bersifat [[vermin]] atau pengganggu
Karena populasi banteng feral di Australia diawali oleh hanya 20 banteng ternak, terjadi "[[efek pendiri]]" yang menyebabkan terjadinya [[leher botol genetik]], yaitu kurangnya keanekaragaman genetika akibat [[silang dalam]] atau perkawinan dengan kerabat dekat. Gen yang kurang beragam mengakibatkan [[depresi perkawinan sekerabat]], yaitu berkurangnya [[Kebugaran (biologi)|kebugaran genetika]] akibat [[mutasi|mutasi-mutasi]] yang merugikan atau berkurangnya imunitas terhadap penyakit. Sebuah analisis terhadap 12 [[mikrosatelit]] dalam DNA menemukan [[koefisien silang dalam]] yang tinggi yaitu 0,58. Meskipun [[lungkang gen]] dalam populasi ini yang tersedia cukup kecil, sekelompok penulis (Corey J.A. Bradshaw ''et al.'') menyebut bahwa peristiwa ini menunjukkan bahwa tempat seperti Australia dapat menjadi tempat pelestarian spesies herbivora besar non-Australia yang terancam di daerah aslinya, walaupun mereka mengakui bahwa strategi ini kontroversial.<ref name="bradshaw2006"/>
=== Ancaman dan pelestarian ===
Banteng liar digolongkan sebagai [[spesies genting]] dalam [[Daftar merah IUCN|daftar merah]] [[Uni Internasional untuk Konservasi Alam]] (IUCN). Populasinya telah turun lebih dari 50% dalam beberapa dekade terakhir. Pada
[[
Survei di Kamboja Timur antara tahun 2008 hingga 2011 menunjukkan populasi banteng sejumlah 1.980–5.170 di [[Suaka Alam Sre Pok]] dan [[Suaka Alam Phnom Prich|Phnom Prich]].<ref>{{cite journal |last1=Gray |first1=T. N. E. |last2=Prum |first2=S. |last3=Pin |first3=C. |last4=Phan |first4=C. |title=Distance sampling reveals Cambodia's Eastern Plains Landscape supports the largest global population of the endangered banteng ''Bos javanicus'' |journal=Oryx |date=2012 |volume=46 |issue=4 |pages=563–566 |doi=10.1017/S0030605312000567}}</ref> Survei yang dilakukan
Kemungkinan ancaman lain terhadap
=== Kloning ===
Banteng adalah spesies terancam kedua yang berhasil diklon, dan
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{Cite web|url=http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/content/sapi-bali|title=Sapi Bali |website=Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, [[Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan]]|archive-date=3 Juni 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200603103846/http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/content/sapi-bali}}
{{Commons category|Bos javanicus}}
{{Wikispecies}}
{{EB1911 poster|Bantin}}
{{Bovidae}}
{{Taxonbar|from=Q183035}}
{{artikel pilihan}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Banteng| ]]
|