Sultan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.124.175.39 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Symphonium264 Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Mengganti Gentile_Bellini_003.jpg dengan Bellini,_Gentile_-_Sultan_Mehmet_II.jpg (berkas dipindahkan oleh CommonsDelinker; alasan: File renamed: 2). |
||
(26 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Bellini, Gentile
'''Sultan''' ([[bahasa Arab]]: سلطان, ''sulṭān'') adalah gelar dalam [[Dunia Islam|dunia Muslim]] yang digunakan untuk merujuk berbagai kedudukan yang beragam dalam sepanjang sejarah penggunaannya.
Di masa modern, gelar
Gelar Khalifah dan Sultan kerap disama artikan, hal tersebut karena adanya pengaruh dari penguasa Utsmani yang menyandang gelar khalifah dan sultan secara bersamaan sekitar empat abad lamanya. Yangmana, tentu berakibat mengaburkan batas peran serta tugas utama dari kedua kedudukan tersebut.
Sultan juga kerap disamakan dengan [[Raja (gelar)|raja]] (ملك, ''malik''). Meski sama-sama merujuk kepada kepala monarki, sultan memiliki konotasi agama Islam di dalamnya sehingga tidak sepenuhnya dapat disamakan. Dalam penggunaannya di dunia internasional, biasanya sultan tidak diterjemahkan menjadi 'raja' dalam berbagai bahasa setempat, tetapi diserap apa-adanya.▼
▲Sultan juga kerap disamakan dengan [[Raja (gelar)|raja]] (ملك, ''malik''). Meski sama-sama merujuk kepada kepala monarki islam, sultan memiliki konotasi agama Islam yang lebih dominan di dalamnya.
Meski kerap diidentikan dengan seorang laki-laki yang menjadi kepala monarki Muslim di suatu negara Muslim, sultan juga pernah secara resmi digunakan oleh wanita yang menjadi kepala monarki Muslim, meski secara bahasa, sultan memiliki bentuk wanita, yakni sultanah. Di Kesultanan Utsmani, sultan juga digunakan tidak hanya untuk kepala negara saja, tetapi juga kerabatnya, dengan laki-laki menyandang gelar tersebut di depan nama dan perempuan di belakang nama.▼
▲Meski kerap diidentikan dengan seorang laki-laki yang menjadi kepala monarki Muslim di suatu negara/ wilayah Muslim, sultan juga pernah secara resmi digunakan oleh wanita yang menjadi kepala monarki
== Etimologi ==
Pada awalnya, sultan merupakan [[Nomina|kata benda]] yang berarti "kekuatan", "kewenangan", atau "kepemimpinan", diturunkan dari kata kerja ''sulṭah'' (سلطة) yang bermakna "wewenang" atau "kuasa". Wilayah kekuasaan sultan disebut kesultanan (سلطنة, ''salṭanah''). Dalam bahasa Ibrani, ''shilton'' atau ''shaltan'' ([[bahasa Ibrani]]: שלטן) berarti "wilayah kekuasaan" atau "rezim".
Bentuk wanita dari gelar sultan adalah sultanah dan dapat digunakan untuk merujuk pada sultan wanita atau istri dari sultan pria. Hal tersebut pula sering dikaitkan bahwa seorang raja wanita adalah aset kesultanan, karena sultanah sendiri juga bermakna kesultanan.
== Kepala negara ==
{{Islam}}
Gelar sultan pertama kali diberikan oleh Khalifah [[Al-Mu'tashim Billah|Al-Mu'tashim]] (berkuasa 833 – 842) dari [[Kekhalifahan Abbasiyah|Dinasti Abbasiyah]] kepada seorang panglima muslim turki bernama Asynas at-Turki. Sebagai sultan, Asynas at-Turki mempunyai kekuasaan yang besar, tetapi ia tetap berada di bawah dan tunduk kepada Khalifah al-Mu'tashim.
Dalam periode ini, sultan berperan selayaknya seorang amir, yakni setara dengan gubernur dan khalifah menjadi kepala negara dan pemerintahan dari sebuah kekaisaran besar. Pada keberjalanannya, kekuatan politik khalifah makin menyusut dan sultan secara ''de facto'' menjadi independen. Meski demikian, para sultan ini masih mengakui ketundukan kepada khalifah secara simbolis.
Baris 25 ⟶ 27:
=== Kepala negara bawahan ===
Selain digunakan oleh penguasa dari negara berdaulat seperti [[Kesultanan Utsmaniyah|Kesultanan Utsmani]] dan [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Mamluk]], sultan juga digunakan untuk kepala monarki yang negaranya secara resmi menjadi bawahan negara lain.
[[Malaysia]] merupakan sebuah negara monarki konstitusional yang terdiri dari [[Negara bagian dan wilayah persekutuan di Malaysia|tiga belas negara bagian]]. Beberapa kepala negara bagian ini bergelar sultan, seperti [[Johor]], [[Kedah]], dan [[Kelantan]].
Di Indonesia, Sultan Abdurrahman (Hamengkubuwana) dari Yogyakarta berperan sebagai
=== Sultan di Indonesia ===
Di Indonesia, raja pertama yang diketahui menyandang gelar "Sultan" adalah [[Sultan Sulaiman]] (wafat 1211) dari [[Lamreh]] (kini
Di Jawa, raja pertama yang memakai gelar "Sultan" adalah [[Pangeran Ratu]] dari [[Kesultanan Banten|Banten]] (bertahta 1596—1651), yang mengambil nama tahta Sultan Abulmafakhir Mahmud Abdulkadir tahun 1638.
Di Indonesia, gelar ini hingga kini masih digunakan (meski hanya bersifat seremonial — pengecualian untuk Yogyakarta) antara lain
* [[Keraton Kasepuhan|Sultan Kasepuhan]], [[Keraton Kanoman|Sultan Kanoman]] dan [[Keraton Kacirebonan|Sultan Kacirebonan]] di [[Cirebon]];
* [[Kesultanan Deli|Sultan Deli]] di [[Kota Medan|Medan]];
* [[Kesultanan Palembang Darussalam|Sultan Palembang]];
* [[Kesultanan Kutai|Sultan Kutai]];
* [[Kesultanan Pontianak|Sultan Pontianak]];
Baris 43 ⟶ 47:
* [[Kesultanan Ternate|Sultan Ternate]];
* [[Kesultanan Tidore|Sultan Tidore]];
* [[Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Sultan Yogyakarta]] saat ini
=== Wanita ===
Baris 55 ⟶ 59:
== Penggunaan lain ==
Di Kesultanan Utsmani, gelar sultan tidak hanya disandang oleh kepala negara, tetapi juga anggota keluarganya. Para pangeran (''[[Şehzade
== Galeri ==
Baris 67 ⟶ 71:
== Budaya populer ==
Dalam film animasi [[Disney]] [[Aladdin (film 1992)|Aladdin]], Sultan adalah gelar bagi penguasa Agrabah. Dalam adaptasinya pada [[Aladdin (film 2019)|Aladdin (2019)]], putri dan anak tunggalnya, Jasmine, mewarisi takhta Agrabah sebagai sultan.
Di Indonesia, dewasa ini kata "Sultan" mengalami pergeseran makna dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan pemuda. "Sultan" menjadi sebutan untuk seseorang atau artis kaya raya yang memiliki gaya hidup mewah.
== Daftar sultan sekarang ==
Daftar berikut adalah penguasa monarki berdaulat yang gelarnya diterjemahkan sebagai sultan, yang berbeda dengan [[Raja (gelar)|raja]] atau [[kaisar]].
{| class="wikitable sortable" width="75%"
|+
!Sultan
!Negara
!Sejak Tanggal
|-
| align="center" |'''[[Hassanal Bolkiah dari Brunei|Hassanal Bolkiah]]'''<br>[[Berkas:Hassanal Bolkiah.jpg|al=|165x165px]]
|{{flag|Brunei Darussalam}}
|4 Oktober 1967
|-
| align="center" |'''[[Haitham dari Oman|Haitham]]'''<br>[[Berkas:Secretary Pompeo Meets with the Sultan of Oman Haitham bin Tariq Al Said (49565463757) (cropped).jpg|al=|141x141px]]
|{{flag|Oman}}
|11 Januari 2020
|}
== Lihat pula ==
Baris 78 ⟶ 101:
* Khalid, Abu, MA. ''Kamus Arab Al-Huda Arab-Indonesia'', Penerbit Fajar Mulya, Surabaya (tanpa tahun).
* Anonim, 2002, ''Ensiklopedi Islam'', Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta.
[[Kategori:Penguasa monarki]]
|