Suku Alor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Etnik
 
(20 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
'''Suku Pantar, Etnis Dia'ang/ Dei'ing di Kab. Alor''' merupakan penduduk asli yang mendiami [[Pulau Alor|Pulau Pantar, Pura dan Pulau Alor]], [[Kabupaten Alor]], [[Nusa Tenggara Timur]].<ref name="ak">[http://alorkab.go.id Pemerintah Kabupaten Alor."Sejarah Kabupaten Alor"] diakses 19 Januari 2016</ref> Kabupaten Alor terdiri atas 5 kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Alor Timur, Alor Barat Laut, Alor Barat Daya, alor Selatan dan Pantar. Daerah ini merupakan daerah yang berbukit dan bergunung dengan berbagai kemiringan.<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia|last=Lien|first=Dwiari Ratnawati|publisher=Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI|year=2018|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
|group = Alor
|native_name =
|image =
|popplace = [[Indonesia]] ([[Kabupaten Alor]])
|pop =
|langs = [[Bahasa Alor|Alor]], [[Bahasa Melayu Alor|Melayu Alor]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels = [[Islam]] dan [[Kekristenan]]
|related = [[Suku Abui|Abui]]{{•}}[[Suku Blagar|Blagar]]{{•}}[[Suku Nedebang|Nedebang]]
}}
'''Suku Pantar, Etnis Dia'ang/ Dei'ing di Kab. Alor''' merupakanadalah penduduk[[kelompok aslietnis]] yang mendiami pesisir barat [[Pulau Alor|Alor]], [[Pulau Pantar,|Pantar]] Purabagian utara, dan [[Pulau AlorPura|Pura]], di [[Kabupaten Alor]], [[Nusa Tenggara Timur]].<ref name="ak">[http://alorkab.go.id Pemerintah Kabupaten Alor."Sejarah Kabupaten Alor"] diakses 19 Januari 2016</ref> KabupatenWilayah domisili suku Alor terdiri atas 5 kecamatan, yangyakni terdirikecamatan dari[[Alor KecamatanTimur, Alor|Alor Timur]], [[Alor Barat Laut, Alor|Alor Barat Laut]], [[Alor Barat Daya, alorAlor|Alor Barat Daya]], [[Alor Selatan, Alor|Alor Selatan]], dan [[Pantar, Alor|Pantar]]. DaerahWilayah yang inidihuni merupakan daerah yang berbukit dan bergunung-gunung dengan berbagai tingkat kemiringan.<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia|last=Lien|first=Dwiari Ratnawati|publisher=[[Direktorat JendralJenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI]]|year=2018|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
 
== Bahasa ==
Suku ini memiliki banyak ragam bahasa atau dialek, diantaranya Belagar, Denebang, Deing, Mauta, Lemma, Alor, Kabola, Abui,Kawel, Kemang, Kelong, Maneta, Wuwuli, Seboda, Malua, Kramang, Wersin dan Kui. Pada abad ke 17-18 di pulau Alor dan Pentar saja terdapat sembilan keranjaan kecil. Ada beberapa variasi dari setiap ras, seperti Mongoloid, Negroid dan Polinesia.
{{Utama|Bahasa Alor|Bahasa Melayu Alor}}
Bahasa yang digunakan oleh suku Alor terutama [[bahasa Alor]].<ref>[http://www.joshuaproject.net/languages.php?rol3=aol Alor Speaking Peoples - Joshua Project]</ref> Sedangkan [[bahasa Indonesia]] dan [[Bahasa Melayu Alor|Melayu Alor]] merupakan [[basantara|bahasa perantara]] diantara masyarakat suku Alor dan kelompok etnis lainnya.<ref>{{Cite book |title=A grammar of Klon: a non-Austronesian language of Alor, Indonesia |last=Baird |first=Louise |publisher=Pacific Linguistics |year=2008 |location=Canberra}}</ref>
== Sistem kekerabatan ==
Seperti kelompok etnis lainnya di Indonesia, masyarakat suku Alor juga memiliki sistem kekerabatan yang telah terbentuk sejak zaman dahulu. Berikut ini beberapa kelompok berdasarkan kekerabatan dalam suku Alor.
# Kelompok* ''Hieta yang'', keanggotaannya dihitung melalui prinsip Patrilineal[[patrilineal]].
# Kelompok* ''Fengfala adalah'', semua keturunan dari saudara ayah- dan ibu yang lebih tua dari ayah-ibu.
# Kelompok* ''Nengfala adalah'', sepupu silang dari pihak ibu.
 
== Kepercayaan suku Alor ==
== Ciri-ciri fisik suku Alor ==
Masyarakat suku Alor saat ini umumnya menganut dua [[agama Abrahamik]], yakni [[Islam]] dan [[Kekristenan]]. Akan tetapi, tidak sedikit dari masyarakat suku Alor yang menganut [[agama asli Nusantara|kepercayaan asli]]. Berikut ini beberapa unsur alam dalam kepercayaan asli suku Alor.<ref name="a">[http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2542/rumah-adat-takpala Rumah adat takpala] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160201121626/http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2542/rumah-adat-takpala |date=2016-02-01 }} diakses 2016-01-19.</ref>
* ''Larra'' atau ''lera'', sebutan untuk 'matahari'
#* ''Wulang'', yaitusebutan untuk 'bulan'
* ''Neda'', sebutan untuk 'sungai'
* ''Addi'', sebutan untuk 'hutan'
* ''Hari'', sebutan untuk 'laut'
* ''Nayaning lahatal'', sebutan untuk 'Tuhan'
 
== Budaya ==
# Berambut keriting
=== Alat musikTari tradisional suku Alor ===
# Kulit hitam
Salah satu tari tradisional suku Alor yang terkenal adalah tari ''lego-lego'', disebut juga ''sohhe'' atau ''darriz''.<ref name="ad"/> Tarian ini dilakukan secara massal di mana satu dengan lainnya saling bergandengantanganbergandengan tangan dan membentuk melingkarlingkaran, sambilserta mengelilingi tiga batu bersusun yang disebut ''mesbah'' dengan mengumandangkan lagu pantun dalam bahasa adatAlor. Biasanya tarian ini dilakukan semalaman dengan diiringi [[gong]] dan [[moko]].<ref name="ad"/>
# Bahu agak melebar
=== Makanan khas ===
# Tubuh relatif pendek
Dalam setiap upacara adat ataupun kegiatan sehari-hari, suku Alor biasanya menyajikan makanan khas, yakni ''jagung bose'' dan ''jagung titi'', sebuah olahan makanan berbahan dasar jagung.
=== Lagu tradisional ===
'''Lagu asaltradisional suku Alor''' diantaranya adalah lagu ''Eti lolaLola'', ''Handek'', dan ''Heelora.''
 
=== MataAlat pencarian suku Alormusik ===
Masyarakat suku Alor mempunyai alat musik khas yang mirip [[gendang]] yangdan disebut dengansebagai ''[[Mokomoko]]''. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai alat pelengkap dalam upacara adat. Dan''Moko'' merupakan hasil kebudayaan [[zaman perunggu]]. Selain itu, ''moko'' juga biasa moko dijadikan sebagai [[belis]], [[mahar]] atau [[maskawin]] (''belis'').<ref name="ad"/>
Mata pencarian orang Alor ini pada umumnya adalah bertani ladang dengan sistem tebang bakar. Tanaman yang di tanam di ladang tersebut contohnya jagung, padi, ubi kayu, sorgum dan kacang-kacangan.
 
Masyarakat Alor sangat percaya bahwa ''moko'' berasal dari tanah dan hanya dimiliki para bangsawan karena nilainya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, hampir bisa dipastikan tidak ada masyarakat adatlainnya di [[Nusantara]] yang mengoleksi ''moko'' dalam jumlah banyak seperti suku-suku di Alor.<ref name="ad">Azis Anwar Hidayat. [https://www.academia.edu/6696642/Suku_Alor Suku Alor]. diakses 23 JanuariDiakses 2016-01-23.</ref>
selain bertani, suku Alor juga menangkap ikan sebagai mata pencarian.
 
== 4 Kelompok kerabat suku Alor ==
 
# Kelompok Hieta yang keanggotaannya dihitung melalui prinsip Patrilineal
# Kelompok Fengfala adalah semua keturunan dari saudara ayah-ibu yang lebih tua dari ayah-ibu
# Kelompok Nengfala adalah sepupu silang dari pihak ibu
# Kelompok keluarga inti yang merupakan inti masyarakat.
 
== Kepercayaan suku Alor ==
Mayoritas kepercayaan penduduk Alor adalah [[Kristen Katolik|Islam]], [[Kristen Katolik|Kristen Protestan]] dan [[Kristen Protestan|Kristen Katolik]], tetapi tidak sedikit pula dari masyarakat Alor yang menganut paham [[animisme]] dan [[dinamisme]] yang menyembah:<ref name="a">[http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2542/rumah-adat-takpala Rumah adat takpala] diakses 19 Januari 2016</ref>
# ''Larra/Lera'' yaitu matahari
# ''Wulang'' yaitu bulan
# ''Neda'' yaitu sungai bisa disebut juga dewa air
# ''Addi'' yaitu hutan bisa disebut juga dewa hutan
# ''Hari'' yaitu laut bisa disebut juga dewa laut.
# Penyembahan kepada Tuhan atau Allah disebut (Nayaning Lhahatal) Kepercayaan secara langsung kepada Tuhan.
 
== Kesenian dan kebudayaan suku Alor ==
 
Berbagai macam adat serta kebudayaan di kabupaten Alor, mulai dari tarian, koleksi bersejarah, dan suku tradisional yang masih lekat dengan tradisinya. Salah satu tarian dari Alor yang terkenal adalah tarian ''Lego-Lego'' yang disebut ''Sohhe / Darriz'' merupakan tarian tradisional Alor.<ref name="ad"/>
 
Tarian ini dilakukan secara massal di mana satu dengan lainnya saling bergandengantangan membentuk melingkar sambil mengelilingi tiga batu bersusun yang disebut mesbah dengan mengumandangkan lagu pantun dalam bahasa adat. Biasanya tarian ini dilakukan semalaman dengan diiringi gong dan moko.<ref name="ad"/>
 
tambahan juga dalam setiap ritual maupun ceremonial, suku alor biasanya menyajikan makanan khas yaitu jagung bose dan jagung titi.
 
'''Lagu asal suku Alor''' adalah lagu ''Eti lola'', ''Handek'' dan ''Heelora.''
 
== Alat musik tradisional suku Alor ==
Alor mempunyai alat musik khas yang mirip gendang yang disebut dengan [[Moko]]. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai alat upacara. Dan merupakan hasil kebudayaan zaman perunggu. Selain itu juga biasa moko dijadikan sebagai [[belis]], [[mahar]] atau [[maskawin]].<ref name="ad"/>
 
Masyarakat Alor sangat percaya bahwa moko berasal dari tanah dan hanya dimiliki para bangsawan karena nilainya yang sangat tinggi. Oleh karena itu hampir bisa dipastikan tidak ada masyarakat adat di Nusantara yang mengoleksi moko dalam jumlah banyak seperti suku-suku di Alor.<ref name="ad">[https://www.academia.edu/6696642/Suku_Alor Suku Alor] diakses 23 Januari 2016</ref>
 
== Adat perkawinan suku Alor ==
 
# Perkawinan dengan pembayaran belis ''secara kontan'', yang diawali dengan perminangan.
# Perkawinan dengan belis yang t''idak dibayar kontan''
# Perkawinan ''tukar gadis''
# Perkawinan l''arii bersama''
# Perkawinan dengan ''melarikan sang gadis''
# Perkawinan ''untu'' adalah ''perkawinan terikat''
 
#=== Perkawinan ''tukaradat gadis''===
Dalam masyarakat Alor, terdapat beberapa sistem perkawinan adat, diantaranya perkawinan dengan pembayaran ''belis'' secara kontan yang diawali dengan proses peminangan dan pembayaran ''belis'' secara tidak kontan. Kemudian terdapat beberapa perkawinan lainnya, yakni 'tukar gadis' dan 'perkawinan terikat'.
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Suku bangsa di Indonesia}}
{{Suku-stub}}
 
[[Kategori:SukuKelompok etnik di Indonesia|Alor]]
[[Kategori:BudayaSuku bangsa di Nusa Tenggara Timur|Alor]]
 
{{Suku-stub}}