Tauhid rububiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Makna Tauhid Rububiyah Allah: Merapikan dan wikifikasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Soufiyouns (bicara | kontrib)
+ {{Authority control}}
 
(23 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Tauhid rububiyah''' adalah keyakinan dalam ajaran [[Islam]] tentang [[tauhid]] atas segala kehendak dan perbuatan [[Allah (Islam)|Allah]] terhadap segala urusan di dalam alam semesta. Dalil utama mengenai tauhid rububiyah adalah [[Surah Al-Fatihah]]. Tauhid rububiyah dikaji dalam [[ilmu kalam]] dan [[akidah Islam]]. Ajaran Islam menganggap bahwa tauhid rububiyah merupakan fitrah bagi manusia. Seorang muslim dalam tauhid rububiyah mengimani bahwa Allah adalah pencipta seluruh makhluk sekaligus pengurus alam semesta. Adanya tauhid rububiyah membuat hukum-hukum manusia dibatalkan kedaulatannya dalam ajaran Islam.
{{Underlinked|date=September 2016}}
'''Tauhid Rububiyah''' atau '''Rububiyah Allah''' adalah mengesakan [[Allah]] dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya.<ref>Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 14)</ref>
 
== Dalil ==
== Makna Tauhid Rububiyah Allah ==
Tauhid rububiyah pada dasarnya diartikan sebagai pengesaan atas Allah sebagai pemilik kekuasaan mutlak atas [[alam semesta]]. Hak untuk menciptakan, merencanakan, mengatur,  dan menjaga alam semesta hanya dimiliki oleh Allah. Dalil mengenai tauhid rububiyah banyak ditemukan di dalam [[Al-Qur'an]].{{Sfn|Rahman|2022|p=15}}
Makna dari tauhid rububiyah adalah mengesakan Allah dari kejadian-kejadian yang hanya Allah bisa lakukan sebagai satu-satunya illah yang berhak di ibadahi serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah adalah Rabb, Raja, pencipta semua makhluk dan hanya Allah yang mengatur dan yang bisa merubahnya<ref>{{Cite book|title=Syarh Kitab Tauhid|last=|first=Al Jadid|publisher=|year=|isbn=|location=|pages=17|url-status=live}}</ref>. Kejadia-kejadian yanh hanya bisa dilakukan Allah seperti menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala manfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah. Dari sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi Allah dalam hal ini. Allah mengatakan: {{Cquote|“’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlash: 1-4)}}
 
=== KonsekuensiSurah TauhidAl-Fatihah Rububiyahayat 1–4 ===
Tauhid rububiyah dilandasi oleh [[Surah Al-Fatihah]] ayat 1–4 dengan awalan ucapan [[basmalah]]. Lafalnya menyatakan bahwa Allah adalah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ucapan ini menginformasikan bahwa kasih sayang Allah telah diberikan kepada manusia. Allah sebagai Yang Maha Pengasih memberikan kasih-Nya kepada manusia yang beriman maupun yang tidak beriman. Bentuknya ialah penciptaan manusia disertai dengan kecukupan atas kebutuhan hidupnya. Sementara sifat Allah sebagai Maha Penyayang hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya.{{Sfn|Rahman|2022|p=16-17}}
Maka ketika seseorang meyakini bahwa selain [[Allah]] ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti orang tersebut telah [[zalim|mendzalimi]] [[Allah]] dan [[Syirik|menyekutukan]]-Nya dengan selain-Nya.
 
Penegasan kembali atas tauhid rububiyah dinyatakan pada ayat ke-2 Surah Al-Fatihah yang menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan atas seluruh alam. Lalu pada ayat ke-3, diadakan penegasan kembali atas kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Kemudian pada ayat keempat dibahas mengenai Allah sebagai penguasa hari pembalasan. [[Kekuasaan]] Allah atas hari pembalasan merupakan salah satu penjabaran tauhid rububiyah.{{Sfn|Rahman|2022|p=17}}
=== Sikap Jahiliyah dalam Tauhid Rububiyah ===
Dalam masalah [[rububiyah]] [[Allah]] sebagian orang [[kafir]] [[jahiliyah]] tidak mengingkarinya sedikit pun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan demikian hanyalah [[Allah]] semata. Mereka tidak menyakini bahwa apa yang selama ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Lalu apa tujuan mereka menyembah Tuhan yang banyak itu? Apakah mereka tidak mengetahui jikalau ‘tuhan-tuhan’ mereka itu tidak bisa berbuat apa-apa? Dan apa yang mereka inginkan dari sesembahan itu?
 
=== Surah Az-Zumar ayat 62 ===
== Tujuan Cerita Allah dalam Al Qur'an ==
[[Surah Az-Zumar]] ayat 62 yang menyatakan bahwa Allah adalah pencipta sekaligus pemelihara segala sesuatu. Ayat ini menjelaskan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak atas makhluk baik yang hidup maupun yang mati.{{Sfn|Rahman|2022|p=15-16}}
'''Allah telah menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa Al Quran dan tauhid rububiyyah memiliki dua tujuan.'''
=== Pertama Mendekatkan Diri Kepada Allah ===
Mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah:
{{Cquote|Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): "Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya". (Az Zumar: 3 )}}
 
== Kedudukan ==
=== Kedua syafa’at (pembelaan ) di sisi Allah ===
Tauhid rububiyah adalah salah satu bentuk [[tauhid]].{{Sfn|al-Fauzan|2021|p=31}} Kedudukan tauhid rububiyah ialah pengertian mengesakan Allah dari segi [[syariat Islam]].<ref>{{Cite book|last=Khoiruddin|first=Muhammad|date=2022|url=https://unisnupress.unisnu.ac.id/assets/media/httpsunisnupressunisnuacidassetsmedia842x595-konsep-pendidikan-berbasis-tauhid-dalam-perspektif-al-quranjpeg.pdf|title=Konsep Pendidikan Sosial Berbasis Tauhid dalam Perspektif Al-Qur'an|location=Jepara|publisher=UNISNU Press|isbn=978-623-5809-15-1|editor-last=Zamroni|editor-first=Ahmad|pages=15|url-status=live}}</ref> Tauhid rububiyah dibatasi pada segala pembahasan mengenai sifat-sifat Allah yang memiliki dominasi atau pengaruh. Sifat-sifat ini antara lain sifat pencipta, pemberi rezeki, pengatur alam, kemampuan menghidupkan dan mematikan, dan kemampuan memberi petunjuk.{{Sfn|Rasyid|1998|p=18}}
Agar mereka memberikan syafa’at (pembelaan ) di sisi Allah. Allah berfirman:
 
Keyakinan yang termasuk dalam tauhid rububiyah terkait dengan keesaan Allah atas segala perbuatan-Nya. Dalam hal ini, Allah diyakini sebagai satu-satunya pencipta dan pemberi [[Rezeki dalam Islam|rezeki]] kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya serta sebagai pengatur dan penguasa atas alam dan seluruh urusan di dalamnya.{{Sfn|Hasbi|2016|p=2}}
{{cquote|Dan mereka menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata: ‘Mereka (sesembahan itu) adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah’. (QS. Yunus: 18)<ref>Lihat (kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab)</ref>}}
 
Tauhid rububiyah termasuk salah satu objek pembahasan dalam [[ilmu kalam]]. Pembahasannya berkaitan dengan pengertian-pengertian dasar dalam [[akidah Islam]] mengenai Allah.{{Sfn|Yasin, dkk.|2014|p=17}}
 
== Pengakuan ==
Keyakinan sebagian orang [[kafir]] terhadap tauhid rububiyah Allah telah dijelaskan Allah dalam beberapa firman-Nya:
Pengakuan atas tauhid rububiyah dijelaskan di dalam Al-Qur'an sebagai salah satu bentuk [[fitrah]] bagi manusia. Salah satu penjelasannya pada [[Surah Az-Zukhruf]] ayat 87. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa pada dasarnya semua manusia mengakui bahwa Allah adalah pencipta mereka. Sehingga seluruh manusia telah mengakui tauhid rububiyah.{{Sfn|al-Fauzan|2021|p=32}} Pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta juga menjadi fitrah bagi orang kafir. Pernyataan ini dijelaskan dalam bentuk pertanyaan pada Surah Az-Zumar ayat 38. Ayat ini menyatakan bahwa orang-orang kafir tetap menyembah selain Allah meskipun telah mengetahui bahwa pencipta langit dan Bumi hanyalah Allah.{{Sfn|Sukiman|2021|p=14}}
{{Cquote|Kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan mereka? Mereka akan menjawab Allah. (QS. Az Zukhruf: 87)}}
{{Cquote|Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan yang menundukkan matahari dan bulan? Mereka akan mengatakan Allah. (QS. Al Ankabut: 61)}}
{{Cquote|Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan bumi setelah matinya? Mereka akan menjawab Allah. (QS. Al Ankabut: 63)}}
 
Pengakuan atas tauhid rububiyah bersifat terbatas pada [[individu]]-individu manusia. Tiap manusia dapat mengakui tauhid rububiyah dengan menyatakan bahwa keberadaan Allah benar-benar ada. Namun di sisi lain, pengakuan ini masih disertai dengan ketundukan terhadap hal lain selain Allah. Pengakuan manusia atas tauhid rububiyah bersifat tidak sempurna dan tidak sepenuhnya diyakini karena manusia dapat menyatakannya sambil mengadakan penyembahan lainnya.{{Sfn|Yasin, dkk.|2014|p=32}}
== Kesimpulan Umum ==
Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka terhadap tauhid Rububiyah Allah. Keyakinan mereka yang demikian itu tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan harta mereka sehingga Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka. Makanya, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang melanda saudara-saudara kita. Banyak yang masih menyakini bahwa selain Allah, ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan mamfa’at, meluluskan dalam ujian, memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit. Sehingga, mereka harus berbondong-bondong meminta-minta di kuburan orang-orang shalih, atau kuburan para wali, atau di tempat-tempat keramat. Mereka harus pula mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung atau dengan istilah sekarang paranormal. Semua perbuatan dan keyakinan ini, merupakan keyakinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah.
 
=== RenunganKeimanan ===
Keimanan atas tauhid rububiyah meliputi tiga hal. Pertama ialah beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang bersifat umum. Perbuatan-perbuatan ini antara lain ialah pemberian rezeki serta kemampuan untuk menghidupkan dan mematikan [[makhluk]]. Kedua ialah beriman kepada [[qada]] dan qadar Allah. Ketiga ialah beriman kepada keesaan Zat-Nya.{{Sfn|Hasbi|2016|p=2-3}}
Ringkasnya, tidak ada yang bisa memberi rizki, menyembuhkan segala macam penyakit, menolak segala macam marabahaya, memberikan segala macam manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya, yang menghidupkan, yang mematikan, yang meluluskan seseorang dari segala macam ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan seseorang, kecuali Allah. Semuanya ini menuntut kita agar hanya meminta kepada Allah semata dan tidak kepada selain-Nya.
 
=== Pencipta seluruh makluk ===
Dikutip sebagian dari sumber:
Allah sebagai pencipta seluruh makhluk dinyatakan dalam Al-Qur'an pada Surah Az-Zumar ayat 62. Selain menyatakan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu, ayat ini juga menyatakan bahwa Allah adalah pemelihara segala sesuatu.{{Sfn|Hasbi|2016|p=2}} Dalam tauhid rububiyah, keimanan mengenai penciptaan Allah atas alam semesta meliputi dua hal. Pertama ialah penciptaan sesuatu yang keberadaannya dapat dilihat secara fisik. Kedua ialah penciptaan sesuatu yang keberadaannya tidak dapat dilihat secara fisik. Jenis ciptaan pertama antara lain [[Matahari]], [[Bulan]], [[bintang]] dan Bumi serta planet-planet lainnya. Sementara keberadaan yang tidak tampak ialah segala sesuatu di alam gaib.{{Sfn|Sukiman|2021|p=13}}
# http://www.mediamuslim.info/index.php?option=com_content&task=view&id=29&Itemid=9
# Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 41-45
 
=== PranalaPengatur luaralam semesta ===
Keyakinan bahwa Allah adalah pengatur alam semesta merupakan bagian dari tauhid rububiyah. Hal ini dijelaskan dalam [[Surah Al-Baqarah]] ayat 21-22. Dalam ayat 21, Allah menyatakan bahwa diri-Nya adalah pencipta manusia dan memerintahkan manusia untuk menyembah-Nya. Tujuannya agar manusia menjadi bertakwa. Lalu pada ayat 22 dijelaskan bahwa Allah merupakan pencipta Bumi, [[langit]], [[hujan]] dan buah-buahan. Penciptaan ini disertai dengan fungsi-fungsinya. Bumi sebagai hamparan bagi manusia. Langit sebagai atap bagi manusia, hujan dari langit sebagai penghasil buah-buahan. Terakhir, buah-buahan sebagai rezeki bagi manusia. Setelah itu, diberikan larangan untuk mempersekutukan Allah.{{Sfn|Bakhtiar|2018|p=68}}
* {{id}} [http://www.mediamuslim.info/ MediaMuslim INFO Website]
 
* {{id}} [http://www.kisahislam.com/ Kisah Islam Online]
== Dampak ==
 
=== Pembatalan kedaulatan hukum buatan manusia ===
Kedaulatan [[hukum]] yang dibuat manusia menjadi batal secara [[konsep]] melalui keberadaan tauhid rububiyah. Tauhid rububiyah menegaskan bahwa pemilik kekuasaan dan kedaulatan secara mutlak hanya miliki Allah. Sehingga tidak satupun individu manusia dapat menyatakan diri sebagai pemilik kedaulatan dan kekuasaan. Manusia yang memiliki kekuasaan di dunia pada dasarnya hanyalah menerima titipan kekuasaan dari Allah yang sifatnya terbatas dan harus dilaksanakan dengan tanggung jawab. Kedudukan manusia sebagai khalifah juga dibatasi kekuasaannya dengan ketentuan-ketentuan dan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Allah.{{Sfn|Bakhtiar|2018|p=67}}
 
Kekuasaan manusia sifatnya terbatas dan nisbi meskipun tingkatan kekuatannya sangat dahsyat. Sementara kekuasaan Allah mampu memberikan manfaat atau kerugian tanpa ada halangan dan hambatan sama sekali. Keinginan Allah tidak dapat dibatasi sama sekali.{{Sfn|Rasyid|1998|p=18-19}} Kekuasaan yang dimiliki oleh Allah mencapai tahap mutlak hingga kehendak. Sehingga Allah adalah Yang Maha Berkehendak. Setiap kehendak yang diberikan Allah atas manusia tidak dapat ditolak atau dihalangi oleh siapapun. Kekuasaan Allah atas kehendak-Nya dinyatakan dalam [[Surah Al-An'am]] ayat 7. Dalam ayat ini, dinyatakan bahwa hanya Allah yang berhak untuk memberi, melarang, memberikan manfaat dan memberikan kerugian. Segala sesuatu selain Allah memiliki ketergantungan dan kebutuhan kepada Allah. Dalam hal ini, Allah memiliki sifat mandiri, sementara semua makhluk bergantung kepada-Nya.{{Sfn|Rasyid|1998|p=19}}   
 
== Referensi ==
 
=== Catatan kaki ===
{{Reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
 
* {{Cite book|last=al-Fauzan|first=Shalih bin Fauzan|date=2021|title=Panduan Lengkap Membenahi Akidah Berdasarkan Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah.|location=Jakarta|publisher=Darul Haq|isbn=978-979-1254-98-4|translator-last=Karimi|translator-first=Izzudin|trans-title=Al-Irsyad Ila Shahih al-I’tiqad wa ar-Radd Ala Ahli asy-Syirki wa al-Ilhad|ref={{sfnref|al-Fauzan|2021}}|url-status=live}}
 
* {{Cite book|last=Bakhtiar|first=Nurhasanah|date=2018|url=https://repository.uin-suska.ac.id/26099/1/Buku%20Pendidikan%20Agama%20Islam%20di%20Perguruan%20Tinggi%20Umum.pdf|title=Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum|location=Sleman|publisher=Aswaja Pressindo|isbn=978-602-18663-1-3|ref={{sfnref|Bakhtiar|2018}}|url-status=live}}
 
* {{Cite book|last=Hasbi|first=Muhammad|date=2016|url=http://repositori.iain-bone.ac.id/94/1/6.%20Hasbi%3B%20Buku%20Ilmu%20Tauhid.pdf|title=Ilmu Tauhid: Konsep Ketuhanan dalam Teologi Islam|location=Yogyakarta|publisher=TrustMedia Publishing|isbn=978-602-73678-5-2|editor-last=Haddise|ref={{sfnref|Hasbi|2016}}|url-status=live}}
 
* {{Cite book|last=Rahman|first=Abdul|date=2022|url=https://www.google.co.id/books/edition/Hakikat_Ilmu_Tauhid_Menuju_Sumber_Kehidu/ZqCLEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=tauhid+rububiyah&pg=PA15&printsec=frontcover|title=Hakikat Ilmu Tauhid: Menuju Sumber Kehidupan Abadi|location=Parepare|publisher=CV. Kaaffah Learning Center|isbn=978-623-260-174-1|editor-last=Djamaluddin|ref={{sfnref|Rahman|2022}}|url-status=live}}
 
* {{Cite book|last=Rasyid|first=Daud|date=1998|url=https://www.google.co.id/books/edition/Islam_dalam_berbagai_dimensi/7RLatK6D9bgC?hl=id&gbpv=1&dq=tauhid+rububiyah&pg=PA18&printsec=frontcover|title=Islam dalam Berbagai Dimensi|location=Jakarta|publisher=Gema Insani Press|isbn=979-561-484-3|ref={{sfnref|Rasyid|1998}}|url-status=live}}
 
* {{Cite book|last=Sukiman|date=2021|url=http://repository.uinsu.ac.id/13507/1/TAUHID%20-%20ILMU%20KALAM.pdf|title=Tauhid Ilmu Kalam: Dari Aspek Aqidah Menuju Pemikiran Teologi Islam|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=|ref={{sfnref|Sukiman|2021}}|url-status=live}}
 
* {{Cite book|last=Yasin, T. H. M., dkk.|date=2014|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/23365/1/Buku%20Ilmu%20Kalam_lengkap.pdf|title=Studi Ilmu Kalam|location=Banda Aceh|publisher=Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry|isbn=978-602-1216-02-6|editor-last=Muthalib|editor-first=Salman Abdul|ref={{sfnref|Yasin, dkk.|2014}}|url-status=live}}
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Tauhid]]