[[Berkas:Goa Togi Ndrawa.jpg|jmpl|Pemandangan Togi Ndrawa dari atas tebing.]]
Goa '''Togi Ndrawa''' merupakan sebuah tempat wisata yang terletak di desa [[Lelewonu Niko'otano]] Kecamatan [[Gunungsitoli]] Kota [[Gunungsitoli]] Provinsi [[Sumatera Utara]]
'''Tögi Ndrawa''' adalah sebuah [[gua]] yang terletak di [[Pulau Nias|Nias]]. Gua ini memiliki jejak peninggalan [[Suku Nias|orang Nias]] sejak 12.000 tahun lalu. Letaknya berada di desa [[Lelewonu Niko'otano]], [[Gunungsitoli, Gunungsitoli|Gunungsitoli]].<ref>{{Cite web|url=https://gunungsitolikota.go.id/2019/05/togi-ndrawa-wisata-gua-bersejarah-di-kota-gunungsitoli/|title=Togi Ndrawa, Wisata Gua Bersejarah Di Kota Gunungsitoli » Pemko Gunungsitoli|last=Bu'ulolo|first=Devid|date=2019-05-21|website=Pemko Gunungsitoli|language=id-ID|access-date=2020-07-21}}</ref>
== Sejarah ==
=== Mitos ===
Menurut masyarakat sekitar, goagua ini disebut ''Tögi Ndrawa'' karena gua sebelumnya ini sebelumnya merupakan tempat persembunyian bagi kaum pendatang /atau orang asing, atauada juga diartikan yang beragama islam[[Islam di Nias|Islam]], [[Hindu]], [[Budha]], dan lain-lain (oleh ''Dawaorang /Nias disebut ''Ndrawa'' ) pada masa [[Pendudukan Jepang atas Hindia Belanda|pendudukan Jepang]] di Nias. Ada juga versi lain yang menyatakan bahwa gua ini merupakan tempat persembunyian orang Nias pada masa datangnya kompilasi ''Niha Dawa ('' (orang asing) ke daerah tersebut.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=29 Oktober 2019|title=Situs Goa Togi Ndrawa|url=https://www.kompasianareverensi.com/amp2019/java05_gheeyahoo.com10/togi-ndrawasitus-gua-dengan-peninggalan-arkeologitogi-di-kota-gunungsitoli_55194ee8a333116616b65979ndrawa.html|titlewebsite=reverensi.com|last=|firstaccess-date=2 September 2020|archive-date=2020-08-10|websitearchive-url=https://web.archive.org/web/20200810021217/https://www.reverensi.com/2019/10/situs-gua-togi-ndrawa.html|accessdead-dateurl=yes}}</ref>
=== ArkeologReferensi ===
Berdasarkan hasil Penelitian arkeologi di Goa Togi Ndrawa oleh Balai Arkeologi Medan secara bertahap dimulai sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2002. Rangkaian penelitian tersebut menghasilkan data mengenai kehadiran manusia di situs tersebut. Adapun temuan yang dihasilkan berupa alat-alat batu yang berkarakter mesolitik, diantaranya serpih batu, batu pukul dan pipisan. Temuan lain berupa sisa-sisa vertebrata yang terdiri dari ikan (Pisces), ular (Ophodia), buaya (Squamosa), kura-kura (Testudinidae), hewan pemakan daging (Carnivora), Hewan pengerat (Rodentia), kelelawar (Chiroptera), hewan berkuku genap (Artiodactyla) dan Primata cangkang moluska yang terdiri dari kelas Gastropoda dan Pelecypoda. Kemudian penelitian dilanjutkan bekerja sama dengan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta dan Institu de Recherche pour de Developpment, Perancis.
[[Kategori:Gua di Indonesia]]
Kehadiran manusia di dalam goa ini tercermin dari temuan-temuan arkeologis yang ditemukan seperti cangkang moluska, sisa-sisa vertebrata (tulang dan gigi), batu yang memiliki indikasi sebagai alat, arang sebagai sisa pembakaran, oker dan temuan lainnya. Selain itu pada lapisan ini ditemukan alat dari tanduk, beberapa batu pukul, dan batu andesit lonjong. Selain dari temuan artefaktual, kegiatan manusia tercermin pada sisipan abu berwarna keputihan yang merupakan abu sisa pembakaran tersebut.
Indikasi kehidupan manusia sampai pada kedalaman kurang lebih 400 cm. Hal ini tercermin dari data artefaktual yang masih ditemukan sampai kedalaman ini. Temuan yang cukup menarik pada salah satu kotak gali yaitu batu andesit lonjong dengan karakter sebagai alat pemukul, batu pukul dan alat (spatula) dari tanduk. Selain itu pada kotak ini ditemukan juga sisa-sisa vertebrata berupa rahang bawah (mandibula) dari macaca.sp dan fragmen rahang Suidae, canin Suidae dan beberapa gigi yang kemungkinan dari famili Suidae pula.
{{base-stub|[[Geografi]]|[[Berkas:Egypt template.svg|30px]]}}
Dari beberapa temuan tulang, terdapat lima artefak, yaitu : dua lancipan berbahan tulang, dua spatula dari tulang panjang dan satu spatula dari tanduk rusa (Cervidae). Determinasi terhadap lancipan tulang didasari atas adanya jejak reduksi dari anggota tulang panjang sehingga menghasilkan satu fragmen memanjang, bidang yang dihaluskan dan usaha peruncingan pada bagian ventral fragmen. Pada spatula tulang dan tanduk pengamatan terfokus pada adanya jejak penghalusan pada bagian ventral dan jejak peretusan pada wilayah tersebut. Beberapa cangkang moluska menunjukkan adanya modifikasi lebih lanjut sebagai peralatan sehari-hari (artefak). Tipelogi artefak cangkang hasil temuan penggalian ini, berdasarkan satuan analisis terdiri dari: serut, serut penusuk, penggosok dan penusuk.
Analisis yang dilakukan, artefak litik dari situs Togi Ndrawa berasal dari bahan batu gamping, andesit dan batuan kuarsa. Secara tipologi artefak litik dari situs Togi Ndrawa terdiri dari chopper, chopping tool, pipisan, serut samping, serut gerigi, serut berpunggung, serut ujung, serut cembung dan gurdi. Hasil analisis dengan menggunakan metode radio carbon atas sampel moluska yang ditemukan di dalam tanah serta sampel abu pembakaran dihasilkan kronologi absolut yaitu berturut-turut dari kedalam 15 cm sampai 400 cm di bawah permukaan tanah.<ref>{{Cite web|url=http://niasonline.net/2007/03/12/orang-nias-tahun-1150-masehi-masih-hidup-di-dalam-gua/|title=Nias online|last=|first=|date=|website=|access-date=}}</ref>
== Referensi ==
<ref>{{Cite web|url=https://gunungsitolikota.go.id/2019/05/togi-ndrawa-wisata-gua-bersejarah-di-kota-gunungsitoli/|title=Pemko gusit|last=|first=|date=|website=|access-date=}}</ref>
<references />
|