Tapussa dan Bhallika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
 
(34 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:041 Tapussa and Bhallika give Food to Buddha who turns Four Almsbowls into One (9270765911).jpg|thumb|Tapussa dan Bhallika mempersembahkan dana makanan kepada Buddha, lukisan di Kuil Chedi Traiphop Traimongkhon, Hatyai[[Hat Yai]]]]
'''Tapussa dan Bhallika''' adalah dua orang pedagang bersaudara yang menjadi [[Upāsaka dan Upāsikā|umat Buddha awam]] pertama yang hanya berlindung kepada [[Buddha]] dan [[Dhamma]] karena persaudaraan anggota [[Sangha]] belum terbentuk pada saat itu.<ref name=bsd>{{cite book|url=https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_7smp/siswa/Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf|title=Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti|publisher=[[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]]|year=2016|page=25|chapter=Pemutaran Roda Dhamma|author= Karsan, Sulan|isbn=978-602-282-944-7|accessdate=16 Juli 2020|archive-date=2020-02-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20200215121410/http://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_7smp/siswa/Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf|dead-url=yes}}</ref><ref name=bhagavant>{{cite web|url=https://bhagavant.com/pencapaian-pencerahan-sempurna-petapa-gotama|title=Pencapaian Pencerahan Sempurna Petapa Gotama|publisher=Bhagavant|accessdate=18 Juli 2020}}</ref> Tapussa dan Bhallika juga merupakan umat Buddha awam yang mempersembahkan dana makanan pertama kepada Buddha.<ref name=bhagavant/>
 
Menurut teks-teks [[Vinaya Piṭaka|Vinaya]] awal dan [[Anguttara Nikaya]], "dua pedagang bernama Trapusa ([[bahasa Pali|Pali]]: Tapassu atau Tapussa) dan Bhallika (Pali: Bhalliya) mendatangi Buddha delapan minggu setelah pencerahannya dan mempersembahkan kue berasnasi dan madu".<ref>{{cite magazine|url=http://magazines.odisha.gov.in/Orissareview/nov-2007/engpdf/Pages01-11.pdf|title=Tapassu and Bhallika of Orissa, Their Historicity and Nativity (Fresh Evidence from Recent Archaeological Explorations and Excavation)|magazine=Orissa Review|edition=November 2017|author=Gopinath Mohanty, Dr. C. B. Patel, D. R. Pradhan, Dr. B. Tripathy|accessdate=17 Juli 2020|page=2}}</ref> Ini merupakan makanan pertama yang disantap oleh Buddha setelah berpuasa selama tujuh minggu, tepatnya pada hari ke-50 setelah [[Pencerahan dalam agama Buddha|pencerahan sempurna]].<ref name=vri/><ref name=samaggi>{{cite web|url=https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/riwayat-hidup-buddha-gotama-bab-ii-pelepasan-agung/|title=Riwayat Hidup Buddha Gotama – Bab II – Pelepasan Agung|publisher=Samaggi Phala|author=Maha Pandita Sumedha Widyadharma|year=1999|accessdate=17 Juli 2020}}</ref>
 
== Kehidupan ==
Tapussa dan Bhallika, dua bersaudara, tinggal di Ukkala, sebuah kota di muara [[Sungai Irrawaddy|Sungai Irāvatī]], [[Myanmar]], yang dibangun oleh orang-orang dari Orissa (Ukkala, Utkala). Namun, mereka berasal dari Balhik, yang saat ini dikenal sebagai [[Balkh|Balakha]], berjarak 18 &nbsp;km di sebelah barat [[Mazari Sharif|Majār-e-shareef]], [[Afghanistan]].<ref name=vri>{{cite web|url=https://www.vridhamma.org/Tapussa-and-Bhallika|title=Tapussa and Bhallika|publisher=Vipassana Research Institute|accessdate=17 Juli 2020}}</ref> Beberapa sumber lainnya menyebutkan, kedua bersaudara tersebut berasal dari Pokkharavati, yang dianggap sebagai Carasadda saat ini, terletak di tepi [[Sungai Swat|Sungai Svata]], dua puluh sembilan kilometer dari kota [[Peshawar]].<ref>{{cite web|url=https://www.vridhamma.org/Myanmar-Teacher-Disciple-Tradition|title=Myanmar: Teacher-Disciple Tradition|publisher=Vipassana Research Institute|accessdate=18 Juli 2020}}</ref>
 
Pada masa [[Buddha Gautama]], sebelum Buddha mencapai pencerahan sempurna, mereka terlahir sebagai putra seorang pedagang keliling yang membawa barang-barang dagangannya menggunakan karavan besar, dari satu tempat ke tempat lain. Sang kakak bernama Tapussa dan dan sang adik bernama Bhallika. Mereka menjadi perumah tangga dan melakukan perdagangan bersama, menggunakan karavan yang terdiri dari lima ratus kereta yang ditarik kerbaulembu.<ref name=mingun>{{cite book|url=https://www.wisdomlib.org/buddhism/book/the-great-chronicle-of-buddhas/d/doc365052.html|title=The Great Chronicle of Buddhas|chapter=Chapter 45a - The Life Stories of Male Lay Disciples - Biography (1): Tapussa and Bhallika|publisher=Wisdomlib-The Greatest Source of Ancient and Modern Knowledge|author=Ven. Mingun Sayadaw|year=1990|accessdate=18 Juli 2020}}</ref>
 
== Perjumpaan dengan Buddha ==
Pada hari pertama dari minggu kedelapan setelah pencerahan Buddha, saat fajar, ketika Buddha sedang duduk di kaki pohon ''[[Buchanania cochinchinensis|rājāyatana]]'', kedua pedagang bersaudara itu tengah melewati jalan utama, tidak jauh dari pohon itu, dalam perjalanan dagang dari kampung halaman mereka menuju [[Uttarapatha#Wilayah|Majjhimadesa]]. Tiba-tiba kereta-kereta mereka terhenti, seakan tengah terperosok ke dalam lumpur walaupun tanahnya datar dan tak berair.<ref name=kusaladhamma>{{cite book|url=https://drive.google.com/file/d/0B3dpaIKQ4Qc2ZmFteG5UNGRLcG8/view|title=Kronologi Hidup Buddha|author=Ashin Kusaladhamma|publisher=Yayasan Satipaṭṭhāna Indonesia dan Ehipassiko Foundation|page=163-165|chapter=Tapussa dan Bhallika, Penderma Makanan Pertama|year=Maret 2015|accessdate=18 Juli 2020}}</ref>
 
Seorang dewa, yang merupakan ibu bagi kedua saudagar bersaudara itu dalam kehidupan lampau, menyadari kebutuhan yang mendesak dari Buddha untuk mendapatkan makanan dan harus makan hari itu untuk kelangsungan hidupnya, setelah berpuasa selama empat puluh sembilan hari. Dia berpikir bahwa kedua putranya harus dapat mempersembahkan dana makanan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan menggunakan kekuatan psikisnya, dia menghentikan kerbaulembu-kerbaulembu mereka.<ref name=mingun/>
 
Ketika keduamereka bersaudara itusedang menyelidiki dan kebingungan untuk menemukan penyebabnya, sang dewa memperlihatkan dirinya di sepucuk dahan pohon dan memberitahukan mereka:, "Putra-putra yang baik, di sini sedang berdiam Buddha, yang baru saja Tercerahkantercerahkan. Dia telah terserap dalam kebahagiaan pembebasan tanpa makan selama empat puluh sembilan hari, dan masih duduk di kaki pohon ''rājāyatana''. Pergilah dan hormatilah dia dengan persembahan dana makanan! Perbuatan baik ini akan memberikan kalian kesejahteraan dan kebahagiaan yang banyak untuk waktu yang lama."<ref name=kusaladhamma/>
 
Dengan hati yang penuh sukacita, mereka segerabergegas menjumpai Buddha dengan membawa serta kue berasnasi dan madu yang mereka bawa dalam perjalanan itu. Setelah memberi sembah dengan hormat pada Buddha dan duduk di tempat yang sesuai, mereka berkata:, "[[Bhante]], semoga Bhante bersediaberkenan menerima kue berasnasi dan madu ini agar kami bisa memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan untuk waktu yang lama."<ref name=kusaladhamma/>
 
Buddha agak tertegun sejenak karena mangkuk yang pernah diterima dari [[Sujata (wanita pemerah susu)|Sujata]] telah dihanyutkan di [[Sungai Lilajan|Sungai Neranjara]] dan tidak pernah seorang Buddha yang lampau menerima dana makanan dengan kedua tangannya. Tiba-tiba [[Catur Maharaja Kayika|empat orang dewa]] dari empat penjuru alam, ''[[Dhṛtarāṣṭra|Dhatarattha]]'' dari sebelah Timur, ''[[Virūḍhaka (Maharaja Langit)|Virulhaka]]'' dari Selatan, ''[[Virupakkha]]'' dari Barat, dan ''[[Kuwera|Kuvera]]'' dari Utara) datang menolong dengan masing-masing membawa satu mangkuk yang dipersembahkan kepada Buddha. Buddha menerima keempat mangkuk tersebut dan dengan [[Abhijñā|kekuatan gaibnya]] dijadikan satu mangkuk. Dengan demikian, Buddha dapat menerima persembahan dari Tapussa dan Bhallika.<ref name=samaggi/>
 
== Menjadi upasaka pertama ==
Buddha dengan ramah menerima persembahan dana makanan dari kedua pedagang itu yang tepat waktunya dan menyantap makanan itu setelah puasa panjang.<ref name=bsd/> Setelah selesai makan, Buddha menyatakan terima kasih kepada pedagang bersaudara itu, yang menjadi sangat terkesan.<ref name=kusaladhamma/> Lalu kedua pedagang itu bersujud di kaki Buddha sambil berkata, "O Guru, kami berlindung kepada Yang Mulia dan Dhamma. Biarlah Yang Mulia memperlakukan kami sebagai pengikut awam Yang Mulia sejak hari ini sampai maut menjemput kami."<ref name=bsd/>
 
Dengan demikian, Tapussa dan Bhallika menjadi dua [[Upāsaka dan Upāsikā|upasaka]] pertama dari Buddha dengan mengambil Dua Pernaungan (''Dvevācikasaraṇagamaṇa'')—yakni kepada Buddha dan Dhamma saja. Saat itu, [[Sangha|Saṁgha Bhikkhu]], persaudaraan anggota Sangha belum terbentuk.<ref name=bsd/><ref name=kusaladhamma/>
 
== Menerima relik rambut Buddha ==
Setelah menerima Dua Pernaungan, sebelum berangkat untuk melanjutkan perjalanan, kedua bersaudara mengajukan permohonan kepada Buddha, "Yang Mulia, semoga [[Bhagawan|Bhagavā]] dengan penuh welas asih mengaruniakan sesuatu kepada kami untuk diingat dan dipuja setiap hari." Buddha kemudian mengusap kepalanya dengan tangan kanannya dan memberikan mereka delapan helai rambutnya sebagai [[relikui|relik]] (''kesa dhātu''). Mereka menerima relik rambut tersebut dengan penuh hormat dengan kedua tangan mereka. Relik itu lalu disimpan dalam sebuah peti emas dan dibawa pulang.<ref name=mingun/><ref name=kusaladhamma/> Setelah tiba di tempat mereka tinggal, mereka membangun sebuah [[pagoda]] untuk menyemayamkan dan memuja relik ini.<ref name=bsd/>
 
Di kemudian hari, ketika Buddha berada di [[Rajgir|Rājagaha]] setelah membabarkan [[Dhammacakkappavattana Sutta|khotbah pertamanya]], kedua pedagang bersaudara tersebut mengunjunginya dan mendengarkan khotbahnya. Tapussa menjadi seorang [[sotāpanna]], sementara Bhallika memasuki Sangha dan menjadi seorang [[Arahat]].<ref>{{cite web|url=http://www.palikanon.com/english/pali_names/b/bhallika.htm|title=1. Bhallika, Bhalliya, Bhalluka Thera|publisher=Pali Kanon|accessdate=19 Juli 2020}}</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 35 ⟶ 47:
[[Kategori:Buddhisme awal]]
[[Kategori:Buddhisme di Afganistan]]
[[Kategori:Tokoh Buddha]]