Merpati Nusantara Airlines: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Dwikora |
|||
(58 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
|airline = Merpati
|logo = Merpati logo.svg
|logo_size = 183
Baris 10:
|parent =
|founded = 6 September 1962
|ceased =
|plan = -
|headquarters = [[Surabaya]], [[Indonesia]]
|key_people =
|hubs = [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai]]<br>[[Bandar Udara Internasional Juanda]]
|focus_cities = [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta]]
|frequent_flyer =
|alliance =
|subsidiaries =
|website = [http://www.merpati.co.id/ www.merpati.co.id]
|image=
|aoc= |num_employees= |commenced= 6 September 1962 }}
'''PT
== Sejarah ==
=== 1962 - 1966 ===
Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 6 September 1962 dengan nama "Perusahaan Negara Merpati Nusantara" untuk menyediakan layanan penerbangan regional.<ref name="pn">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2407/PP0191962.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1962|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=8 Juni 2022}}</ref> Awalnya, Merpati hanya memiliki 4 (empat) unit [[De Havilland Canada DHC-3 Otter|DHC-3 Otter]] yang bisa memuat 9 penumpang dan 2 (dua) unit [[Douglas DC-3|C-47, pesawat (Dakota) Douglas DC-3 versi militer]] yang dihibahkan oleh [[TNI AU]] dan bisa membawa 30 penumpang, serta modal uang sebesar Rp 10 juta.{{Sfn|Gunardjo|2010|p=38}} Di tahun [[1963]], pesawat-pesawat [[Douglas DC-3|Dakota]] ini menerbangi rute antara [[Jakarta]] ke kota-kota di [[Kalimantan]], seperti [[Pontianak]], [[Pangkalan Bun (kota)|Pangkalan Bun (Kotawaringin)]], [[Banjarmasin]] dan [[Balikpapan]], sedangkan untuk pesawat-pesawat [[De Havilland Canada DHC-3 Otter|Otter]] itu, menerbangi rute dari kota-kota di [[Kalimantan]] tadi ke kota-kota di pedalaman, seperti [[Sampit (kota)|Sampit]], [[Kotabaru, Pontianak Selatan, Pontianak|Kotabaru]], [[Samarinda]] dan lain-lain. Armadanya saat itu dilengkapi dengan roda-roda pendarat biasa, namun ada juga yang dilengkapi dengan pelampung, agar bisa mendarat di sungai-sungai, danau-danau ataupun teluk-teluk yang kala itu masih banyak di [[Kalimantan]].{{Sfn|Gunardjo|2010|p=39}}
==== Dwikora ====
{{main|Konfrontasi Indonesia–Malaysia}}
Pada tahun 1964, kebanyakan pilot-pilot Merpati adalah lulusan dari [[Politeknik Penerbangan Indonesia Curug|PPI Curug]] dan hanya 1 (satu) yang merupakan lulusan dari Sekolah Penerbang di [[Jepang]], Capt, Gunardjo.{{Sfn|Gunardjo|2010|p=33}}{{Sfn|Gunardjo|2010|p=41}} Kala itu, sedang digalakkan [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia|Komando Ganyang Malaysia]] yang lebih dikenal dengan [[Dwikora]], oleh [[Presiden Soekarno]], sehingga semua pilot sipil yang ada, baik di Merpati maupun [[Garuda Indonesia]], bergabung dalam [[Wing Garuda - Wing 011]] dan mendapatkan pangkat [[Letnan Dua|Letnan Dua Penerbang]].Dan sejak saat itu, para penerbang melakukan dinas tentara, yaitu membawa pasukan-pasukan yang berlatih [[terjun payung]] di area [[Bandung]], [[Semarang]], [[Surabaya]] dan beberapa kota lainnya. Selain itu, mereka juga bertugas untuk membawa [[mesiu]] dan perbekalan ke pangkalan-pangkalan [[TNI AU]] di [[Kalimantan]]. Khususnya untuk pesawat [[De Havilland Canada DHC-3 Otter|Otter]] banyak dipakai untuk mengangkut gerilyawan-gerilyawan yang terluka para dari sebuah [[landasan pacu]] yang berada dekat dengan perbatasan [[Kalimantan Timur]] dan [[Serawak]], [[Long Bawan, Krayan, Nunukan|Long Bawang]] untuk diterbangkan ke [[Tarakan]]. [[Long Bawan, Krayan, Nunukan|Long Bawang]] sendiri merupakan basis [[perang gerilya]] ke [[Serawak]].{{Sfn|Gunardjo|2010|p=41}}
Dengan adanya peristiwa ini, maka hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat memburuk, sehingga mengakibatkan kekurangan suku cadang dari pesawat-pesawat itu, sehingga banyak darinya terpaksa dipergunakan sebagai suku cadang kanibalisasi dan akhirnya tersisa 2 (dua) dan habis. Ketika kekurangan suku cadang tadi, pesawat [[De Havilland Canada DHC-3 Otter|Otter]] sempat juga diterbangkan oleh dua orang pilot yang diakibatkan oleh kelebihan tenaga penerbang.{{Sfn|Gunardjo|2010|p=42}} Akhirnya semua penerbang, ditarik kembali ke [[Jakarta]], namun disana juga tidak banyak pesawat yang bisa beroperasi. Pesawat [[De Havilland Canada DHC-3 Otter|Otter]] terakhir, terpaksa mendarat darurat di dekat [[Kuala Kapuas (kota)|Kuala Kapuas]] dan beberapa penumpangnya meninggal dunia. Pesawat itu akhirnya rusak berat dan tidak memungkinkan untuk diterbangkan kembali, atau dalam dunia penerbangan, dikenal dengan istilah '''''total lost''''' atau '''''written off'''''.{{Sfn|Gunardjo|2010|p=43}}
Saat itu, di [[Jakarta]], hanya tersisa satu [[Douglas DC-3|pesawat Dakota]] dari 2 yang dimiliki Merpati, dikarenakan satunya sudah habis [[Jam terbang|jam terbangnya]], dimana hal ini mengakibatkan, Merpati terancam [[kebangkrutan]]. [[Douglas DC-3|Pesawat Dakota]] tersisa dipakai untuk menghubungkan [[Jakarta]] - [[Pontianak]] setiap hari, hingga menjelang habis [[Jam terbang|jam terbangnya]], ia diterbangkan ke [[Manila]] untuk mendapatkan mesin-mesin baru. Hal ini membuat Merpati menjadi perusahaan di bidang [[penerbangan di Indonesia]] yang tidak memiliki [[pesawat udara]].{{Sfn|Gunardjo|2010|p=43}}
==== Hibah dari [[Garuda Indonesia]] ====
Merpati kemudian mendapat hibah dari [[Garuda Indonesia]] berupa sejumlah pesawat terbang yang sebelumnya digunakan oleh maskapai [[de Kroonduif]] asal [[Belanda]], dimana awalnya pesawat itu diterbangkan oleh pilot [[Garuda Indonesia]], sebelum akhirnya diserahkan ke pilot Merpati. Selain itu, [[Pemerintah Indonesia]] akan menggantikan pesawat [[De Havilland Canada DHC-3 Otter|Otter]] yang telah hilang dengan pesawat angkut ringan buatan [[Swiss]], [[Pilatus PC-6|Pilatus Porter]] sebanyak 12 (dua belas) unit. Selain itu, mulai berdatangan para pilot lulusan dari [[PPI Curug|PPI Curug angkatan 9]]. [[Pilatus PC-6|Pesawat Pilatus Porter]] itu, diterbangkan langsung oleh para pilot [[Swiss]] langsung dari [[Swiss]]. Setibanya di [[Jakarta]] dipakai berlatih dengan diterbangkan untuk rute [[Jakarta]] - [[Tanjung Karang]] pp, setiap hari. Pesawat ini kurang disukai, jika dibandingkan dengan pesawat [[De Havilland Canada DHC-3 Otter|Otter]], karena beberapa hal, antara lain yaitu memiliki tenaga lebih kecil serta penerbangannya yang lebih dibatasi mengingat sistem pendinginannya yang kurang sempurna.{{Sfn|Gunardjo|2010|p=44}}
==== [[Pilatus Porter|Pesawat Pilatus Porter]] ====
Setelah beberapa lama, [[Pilatus PC-6|Pesawat Pilatus Porter]] ini, dicat khas perusahaan, yaitu [[Merpati sebagai simbol|burung Merpati]] dalam kurungan, yang diperoleh dari suatu sayembara di perusahaan. Diantara beberapa karwayan, logo ini, mirip dengan tanda sebuah toko penjual bermacam-macam burung. Pesawat-pesawat ini kemudian dimodifikasi untuk bisa terbang lebih lama.Modifikasi dilakukan dengan membongkar tempat duduk dan memasang dua drum bahan bakar yang dihubungkan dengan sistem bahan bakar pesawat udara. Rencananya, ia akan dibawa menerbangi laut dengan rute ke [[Surabaya]] - [[Banjarmasin]], [[Balikpapan]] - [[Gorontalo]] - [[Manado]] - [[Morotai Jaya, Pulau Morotai|Morotai]] dan [[Sorong]]. Di saat yang sama, mulai timbul pemberontakan bersenjata di [[Irian Barat]] oleh Mandacan dan pasukannya.{{Sfn|Gunardjo|2010|p=45}}
=== 1967 - 1978 ===
Pada tahun 1967, Merpati dirasa dapat melayani rute perintis secara mandiri, sehingga pemerintah daerah mengurangi subsidi yang diberikan. Pengurangan subsidi tersebut kemudian menimbulkan masalah keuangan, karena penerbangan komersial Merpati belum dapat menutup biaya operasional dari penerbangan perintis. Pemerintah lalu mengizinkan Merpati untuk membuka penerbangan jarak jauh, jarak menengah, dan jarak dekat, sehingga Merpati kemudian mulai mengoperasikan tujuh unit Douglas DC-3 untuk melayani bandara di [[Nusa Tenggara Timur]] yang ditinggalkan oleh Garuda. Pada tahun 1970, Merpati mulai melayani penerbangan jarak jauh dan menengah. Pada tahun 1971, pemerintah Indonesia mengubah status perusahaan ini menjadi [[persero]].<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2828/PP0701971.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 70 tahun 1971|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=8 Juni 2022}}</ref> Merpati lalu mulai mengoperasikan empat unit Vickers Viscount 828, tiga unit YS-11, dan dua unit HS-748, yang sebagian digunakan untuk melayani rute internasional, seperti [[Pontianak]]-[[Kuching]] dan [[Palembang]]-[[Singapura]]. Merpati juga menjalin kerja sama dengan PT Suryadirgantara untuk bersama-sama mengoperasikan pesawat terbang Dakota milik Merpati. Selain itu, Merpati juga menjalin [[perjanjian codeshare]] dengan sejumlah maskapai asing, seperti [[Japan Airlines|Japan Air Lines]], [[Qantas]], [[Thai Airways International]], [[Lufthansa]], [[Olympic Airlines|Olympic Airways]], [[Trans Australia Airlines]], dan [[China Airlines]]. Pada tahun [[1972]], Merpati mulai mengoperasikan dua unit Vickers Vanguard. Merpati lalu mulai terbang ke [[Kuala Lumpur]] dan [[Darwin]]. Merpati kemudian juga mendapat dua unit Twin Otter dari Pemerintah [[Kanada]]. Merpati kemudian mulai mengoperasikan pesawat terbang [[BAC 1-11|BAC-111]] dan [[Boeing 707]] untuk melayani penerbangan sewa internasional, antara lain dengan rute [[Denpasar]]-[[Manila]] dan [[Los Angeles]]-[[Denpasar]] hingga dihentikan pada tahun [[1979]].
=== 1978 - 1991 ===
Pada tahun 1978, pemerintah Indonesia menyerahkan semua saham perusahaan ini ke [[Garuda Indonesia]],<ref name="gia">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3085/PP0301978.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 1978|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=8 Juni 2022}}</ref> dan nama perusahaan ini kemudian diubah menjadi "PT Merpati Nusantara Airlines". Merpati lalu bekerja sama dengan sejumlah maskapai penerbangan swasta untuk menyediakan layanan penerbangan perintis, seperti dengan PT SMAC untuk melayani Sumatera Utara dan Tengah mulai tahun [[1978]], dengan PT DAS untuk melayani Kalimantan mulai tahun 1979, dengan PT Deraya untuk melayani Kalimantan mulai tahun 1988, dengan PT Indoavia untuk melayani Maluku mulai tahun 1988, dan dengan PT Asahi Mantrust untuk melayani [[Kalimantan Timur]]. Pada tahun [[1980]], Merpati mendapat tambahan 14 unit [[NC-212]] dari pemerintah. Merpati juga mulai mengoperasikan empat unit NC-212 bekas dan enam unit NC-212 baru. Selain itu, Merpati juga membangun hanggar pemeliharaan pesawat terbang di [[Makassar]] dan [[Manado]]. Pada tahun 1986, Merpati mendapat hibah dari [[Pelita Air Service]] berupa dua unit pesawat terbang [[Lockheed C-130 Hercules|Hercules]] L-100 (versi sipil dari C-130). Merpati lalu juga membuka rute [[Kupang]]-[[Darwin]] dengan menggunakan [[HS-748]], yang kemudian diganti dengan [[Fokker F-28|F-28]]. Pada tanggal [[25 Juni]] [[1986]], pada [[Indonesia Air Show]] (IAS) pertama yang digelar di bekas [[Bandara Kemayoran]], Merpati meneken kontrak pembelian 15 unit [[CN-235]] dari [[IPTN]]. Penyerahan CN-235 pertama lalu dilakukan pada tahun 1986 juga. Merpati kemudian mendapat sejumlah pesawat terbang yang sebelumnya dioperasikan oleh Garuda Indonesia, antara lain enam unit F-28 Mk.3000, 22 unit F-28 Mk. 4000, dan sembilan unit DC-9.
=== 1992 - 2006 ===
[[Berkas:Merpati Lockheed TriStar PER Wheatley.jpg|thumb|Pesawat terbang [[Lockheed L-1011 TriStar|Lockheed TriStar]] milik Merpati di [[Bandar Udara Perth]] (akhir 1990-an).]]
[[Berkas:Merpati Airbus A310-300 PER Wheatley.jpg|thumb|Pesawat terbang [[Airbus A310|Airbus A310-300]] milik Merpati di [[Bandar Udara Perth]] (akhir 1990-an).]]
Pada awal dekade 1990-an, Merpati mulai mengoperasikan sejumlah [[Fokker F100|Fokker-100]] dan [[Boeing 737|B737-200]], sehingga pada saat itu, Merpati mengoperasikan delapan tipe pesawat berbeda, yakni [[Fokker F100|Fokker-100]], [[Boeing 737|B737-200]], [[Fokker F-28|Fokker-28]], BAe ATP, [[Fokker F27|Fokker-27]], [[CN-235]], [[CASA C-212|NC- 212]], dan [[Twin Otter]]. Merpati lalu mulai mengalami kesulitan keuangan, karena banyaknya tipe pesawat yang dioperasikan. Merpati akhirnya menutup 34 rute perintis di [[Maluku]], [[Nusa Tenggara Barat]], [[Nusa Tenggara Timur]], dan [[Sulawesi]], yang biasanya diterbangi dengan [[CASA C-212|NC-212]], serta enam rute perintis lain di [[Papua]], sehingga Merpati hanya melayani 28 rute perintis. Merpati kemudian mulai mengoperasikan [[A310]] dan [[Airbus A300|A300-600]] untuk digunakan pada rute ke Australia. Pesawat terbang BAe ATP milik Merpati lalu dinyatakan tidak laik terbang, sehingga tidak boleh diterbangkan, padahal tetap harus membayar sewa, sehingga kondisi keuangan Merpati makin buruk saat [[krisis finansial 1997]] mulai terjadi. Pada tahun 1997, semua saham perusahaan ini akhirnya diambil kembali oleh pemerintah Indonesia, sehingga perusahaan ini kembali menyandang status [[persero]].<ref name="persero2">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/6434/PP0101997.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1997|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=8 Juni 2022}}</ref> Setelah melakukan sejumlah pembenahan, pada tahun 1999, diumumkan bahwa Merpati berhasil kembali mencatatkan laba operasi.
[[Berkas:Merpati Boeing 737-200 TTT-1.jpg|thumb|right|256px|Boeing 737-200 milik Merpati]]
=== 2007 - 2013 ===
Pada tahun 2007, Merpati memesan 14 unit pesawat terbang [[Xian MA60]] untuk melayani penerbangan perintis. Merpati lalu juga mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengoperasikan 11 unit pesawat terbang berkapasitas 30 kursi untuk melayani rute domestik, serta kemungkinan akan memesan pesawat terbang [[N-219]] buatan [[PT Dirgantara Indonesia|PTDI]] sekitar tahun 2011. Pada tanggal 2 Agustus 2009, sebuah Twin Otter milik Merpati [[Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 9760|jatuh]] di pegunungan di [[Papua]], sehinggga menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 13 orang dan 3 orang kru. Pada tanggal 7 Mei 2011, satu unit pesawat [[Xian MA60]] milik Merpati dengan kode registrasi [[Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 8968|PK-MZK]] juga jatuh di perairan Kaimana, sehingga menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 21 orang dan 6 orang kru. Kecelakaan tersebut pun membuat sejumlah pihak mempertanyakan keputusan Merpati untuk memesan Xian MA60, serta menduga adanya penggelembungan harga dan kolusi pada proses pemesanannya. Pada bulan Oktober 2011, [[Pertamina]] menghentikan pasokan avtur ke Merpati di Surabaya dan Makassar, karena adanya utang pembelian avtur senilai Rp 270 miliar, sehingga operasi Merpati di kedua bandara tersebut terhenti.<ref>[http://regional.kompas.com/read/2011/10/16/02111459/Merpati.Tidak.Terbang Kompas: Merpati tidak terbang]</ref> Total utang Merpati ke Pertamina adalah sebesar Rp 550 miliar, yang terdiri dari utang pokok sebesar 270 miliar, dan sisanya berupa bunga dan denda.<ref>[http://regional.kompas.com/read/2011/10/16/10294945/Pertamina.Total.Utang.Merpati.Rp.550.Miliar Pertamina: total utang Merpati Rp550 miliar]</ref> Namun, beberapa waktu kemudian, operasi Merpati di kedua bandara tersebut dapat berjalan normal kembali. Pada tahun 2012, Merpati menutup 20 rute yang merugi, meluncurkan situs web dan [[pusat panggilan]] baru, serta menjalin kerja sama pengangkutan kargo dengan [[Pos Indonesia]]. Pada bulan Agustus 2013, Menteri BUMN, [[Dahlan Iskan]], menunjuk [[Perusahaan Pengelola Aset]] untuk memperbaiki kondisi keuangan Merpati. Pertamina lalu menghentikan pasokan avtur ke pesawat terbang milik Merpati di beberapa kota, seperti Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta, sehingga Merpati hanya dapat beroperasi di kota di mana Merpati masih dapat memperoleh avtur, yakni di Surabaya, Makassar, dan Denpasar. Pada akhir tahun 2013, satu unit Boeing 737-300 dan satu unit Boeing 737-400 yang dioperasikan oleh Merpati sejak tahun 2012, ditarik oleh penyewanya, karena Merpati menunggak biaya sewa.
=== 2014 - 2023 ===
Pada tanggal 1 Februari 2014, Merpati resmi menangguhkan seluruh penerbangannya, karena adanya masalah keuangan yang bersumber dari berbagai utang.<ref name="PR">{{Cite web |url=http://www.pikiran-rakyat.com/node/268499 |title=Pikiran Rakyat Maskapai Merpati Berhenti Beroperasi Senin, 03/02/2014 |access-date=2014-12-18 |archive-date=2014-12-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141218103357/http://www.pikiran-rakyat.com/node/268499 |dead-url=yes }}</ref> Merpati pun diperkirakan membutuhkan Rp 7,2 triliun untuk dapat beroperasi kembali.<ref name="tribun">[http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/10/02/dahlan-menyesal-tak-mampu-selamatkan-merpati Tribunnews:Dahlan Menyesal Tak Mampu Selamatkan Merpati Kamis, 2 Oktober 2014 18:20 WIB]</ref> Menteri BUMN, Dahlan Iskan, juga menyatakan bahwa operasi Merpati harus dihentikan, agar kondisinya tidak makin buruk<ref name="CAPA"/> Walaupun terlilit utang, ''"On Time Performance"'' dari Merpati berhasil mengungguli Air Asia.<ref name="Solopos">[http://www.solopos.com/2014/02/17/merpati-berhenti-beroperasi-meski-dililit-utang-on-time-performance-merpati-ungguli-air-asia-490094 MERPATI BERHENTI BEROPERASI:Meski Dililit Utang, On Time Performance Merpati Ungguli Air Asia Senin, 17/2/2014]</ref>
Pada tanggal 18 September 2014, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyatakan bahwa pemulihan Merpati akan membutuhkan Rp 15 triliun, yakni untuk menutup pembayaran gaji, serta berbagai kerugian yang dan utang pada sekitar 2.000 pihak.<ref name="CAPA"/> Dahlan Iskan menyatakan bahwa rencana untuk menghidupkan kembali maskapai ini menemui jalan buntu, karena [[restrukturisasi]] aset dan rencana penjualan tidak lagi menguntungkan.<ref name="CAPA"/> Rencana penjualan fasilitas pemeliharaan milik Merpati dinilai berkisar pada harga Rp. 300 juta rupiah (USD 25.000).<ref name="CAPA"/> Namun, Ketua [[Komisi Pengawas Persaingan Usaha]] (KPPU), M. Nawir Messi menilai bahwa penutupan Merpati lebih kepada masalah politik, bukan karena harga.<ref name="okezone">[http://economy.okezone.com/read/2014/11/12/320/1064654/kppu-merpati-tutup-karena-masalah-politik Okezone Ekonomi: KPPU: Merpati Tutup karena Masalah Politik Rabu, 12 November 2014 - 19:14 wib |Raisa Adila - Okezone]</ref> Pada tanggal 2 Juni 2022, perusahaan ini dinyatakan [[pailit]] oleh Pengadilan Niaga Surabaya. Dengan demikian, kewajiban Merpati kepada pihak ketiga, seperti pesangon kepada eks karyawan, akan diselesaikan dengan penjualan seluruh aset melalui mekanisme lelang.<ref name="pailit"/> Pada 20 Februari 2023, perusahaan ini resmi dibubarkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2023 Tentang Pembubaran Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Merpati Nusantara Airline.<ref name="bubar">{{Cite web|url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20230223081008-4-416220/resmi-bubar-bye-bye-merpati-dan-kertas-leces|title=Resmi Bubar, Bye-Bye Merpati dan Kertas Leces|publisher=CNBC Indonesia|first=Emir|last=Yanwardhana|date=23 Februari 2023|language=id|access-date=17 Mei 2023}}</ref>
== Tujuan ==
{{main|Daftar bandar udara tujuan Merpati Nusantara Airlines}}
== Armada ==
Baris 199 ⟶ 82:
!<abbr title="Business class">C</abbr>
!<abbr title="Economy class">Y</abbr>
|-
|[[Boeing 737|Boeing 737-300]]
Baris 258 ⟶ 141:
!25
!40
!colspan="5"|
|}
#
Baris 299 ⟶ 159:
* [[Boeing 737 Classic|Boeing 737-300]]
* [[Boeing 737 Classic|Boeing 737-400]]
* [[DHC-6|de Havilland Canada DHC-6 Twin Otter]]
* [[Douglas DC-9]]
* [[Fokker F27|Fokker F27 Friendship]]
* [[Fokker F28|Fokker F28 Fellowship]]
* [[Fokker 100]]
* [[Hawker Siddley HS 748|HS 748 series 2A]]
Baris 308 ⟶ 168:
* [[CASA C-212 Aviocar|Indonesian Aerospace 212-200]]
* [[Lockheed L-100 Hercules]]
* [[Lockheed l-1011 tristar]]
* [[Vickers Vanguard]]
* [[Vickers Viscount]]
{{div col end}}
== Insiden
* [[7 Januari]] [[2012]], pukul 15.45 WIB, Merpati Nusantara Airlines jenis MA-60 dengan nomor penerbangan MZ 536 terperosok di [[Bandar Udara H. Asan|Bandar Udara Haji Asan Sampit]], [[Kabupaten Kotawaringin Timur]], [[Kalimantan Tengah]]. Pesawat rute [[Surabaya]]-[[Sampit]] ini dipiloti oleh Kapten Saptono dan kopilot Fauldort. Pesawat ini membawa 46 penumpang dewasa, 10 anak-anak, enam bayi dan enam awak pesawat. Dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa dan seluruh penumpang selamat.<ref>[http://regional.kompas.com/read/2012/01/07/1916130/Pesawat.Merpati.Terperosok.di.SampitKompas: Pesawat Merpati Terperosok di Sampit]</ref>
* [[10 Juni]] [[2013]], Pesawat Merpati Airlines MA-60 tujuan [[Bajawa]]-[[Kupang]] mengalami kecelakaan di [[Bandara El Tari]] [[Kupang]], [[Nusa Tenggara Timur]].<ref>[http://video.news.viva.co.id/read/26137-pesawat-merpati-kecelakaan-di-kupang Viva News: Video Pesawat Merpati Kecelakaan di Kupang]</ref><ref>
*Pada 7 Mei 2011, Xian MA60X milik Merpati Nusantara Airlines jatuh ke laut saat akan mendarat di Bandar Udara Utarom, Kaimana, Papua Barat. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 27 orang tewas.<ref>{{Cite web|date=2011-05-07|title=Merpati Jatuh ke Laut, 27 Orang Tewas|url=https://regional.kompas.com/read/2011/05/07/1415026/Merpati.Jatuh.ke.Laut.27.Orang.Tewas|website=Kompas|access-date=2023-12-27}}</ref>
== Galeri ==
<gallery widths="140" heights="140" style="border: 5px solid #CCCCFF; box-shadow: 0.1em 0.1em 0.5em rgba(0.0.0.0.75); -moz-box-shadow: 0.1em 0.1em 0.5em rgba(0.0.0.0.75); -webkit-box-shadow: 0.1em 0.1em 0.5em rgba(0.0.0.0.75); border-radius: 0.5em; -moz-border-radius: 0.5em; -webkit-border-radius: 0.5em;">
Berkas:PK-MZJ-MA60.JPG|
Berkas:CASA212Merpati.jpg|
Berkas:Merpati732.jpg|
Berkas:
Berkas:MZATR72.jpg|ATR 72-212
Berkas:Merpati Fokker F-27-500RF Friendship TTT-2.jpg| Berkas:Merpati CN-235 TTT-1.jpg|
Berkas:Merpati Fokker F-27-500RF Friendship TTT-1.jpg|
Berkas:Merpati Fokker F100 TTT-1.jpg|
Berkas:Merpati Nusantara Vickers 953 Vanguard Fitzgerald-1.jpg|Vickers Viscount
Berkas:Boeing 707-138B, Merpati Nusantara Airlines JP5920513.jpg|alt=Boeing 707|Boeing 707
Berkas:Merpati Nusantara Fokker F-27-500F Friendship Mutzair-1.jpg|Fokker 27
Berkas:Merpati Nusantara Fokker F-28-4000 Fellowship Pichugin.jpg
Berkas:Merpati Xian MA60 after take off from Ngurah Rai Airport (2).jpg|Livery Baru Merpati Xi'an MA60
Berkas:MZATR72.jpg|ATR 72-600
Berkas:Merpati Boeing 727-200 MRD-1.jpg|Boeing 727
</gallery>
Baris 335 ⟶ 204:
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist|30em}}
=== Daftar Pustaka ===
# {{Cite book|title=Langit Tiada Batas - Kisah Nyata Pengalaman Terbang|last=Gunardjo|first=Capt.|publisher=Pustaka Sinar Harapan|year=2010|isbn=979-416-929-3|location=Jakarta|ref=harv}}
== Pranala luar ==
Baris 341 ⟶ 215:
* {{id}} {{resmi|http://www.merpati.co.id}}
{{Merpati Nusantara Airlines}}
{{Grup Garuda Indonesia}}
{{Mantan BUMN Indonesia}}
{{Maskapai penerbangan Indonesia}}
[[Kategori:Merpati Nusantara Airlines| ]]
|