Tari Golek Menak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Tarian dari Yogyakarta menggunakan HotCat |
k Salah ketik Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{Infobox dance
'''Tari Golek Menak''' merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak.▼
| name = Tari Golek Menak
| native_name = Beksan Golèk Menak
| native_name_lang = jv
| etymology =
| image =
| alt =
| caption =
| genre = [[Tari Jawa|Klasik gaya Yogyakarta]]
| signature =
| instruments = [[Gamelan]]
| inventor = [[Hamengkubuwana IX]]
| origin = [[Berkas:Yogyakarta Sultanate Hamengkubhuwono X Emblem.svg|20px]] [[Keraton Yogyakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], Indonesia
}}
▲'''Tari Golek Menak''' ({{lang-jv|'''Beksan Golèk Menak'''}}) merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh [[Sri Sultan
== Penciptaan ==
Karena sangat mencintai budaya
Proses penciptaan dan latihan untuk melaksanakan ide itu memakan waktu cukup lama. Pagelaran perdana dilaksanakan di [[Kraton Yogyakarta Hadiningrat]] pada tahun 1943 untuk memperingati hari ulang tahun
#
#
#
Tiga tipe karakter tersebut ditampilkan dalam bentuk dua beksan (tarian), yaitu perang antara Dewi Sudarawerti melawan Dewi Sirtupelaeli, serta perang antara Prabu Dirgamaruta melawan Raden Maktal.
== Penyempurnaan ==
Melalui pertemuan-pertemuan, dialog dan sarasehan antara
=== Oleh siswa Among Beksa ===
Giliran pertama jatuh pada siswa Among Beksa pada tanggal 2 Juli 1988. Lokakarya yang diselenggarakan oleh siwa Among Beksa pimpinan
▲Lokakarya yang diselenggarakan oleh siwa Among Beksa pimpinan RM Dinusatama diawali dengan pagelaran fragmen lakon kelaswara, dengan menampilkan 12 tipe karakter, yaitu:
Bahasa yang digunakan dalam dialog adalah bahasa bagongan. Busana yang dikenakan para penari mengacu pada busana
▲# Alus impur (tokoh Maktal, Ruslan dan Jayakusuma),
▲# Alus impur (tokoh Jayengrana),
▲# Alur kalang kinantang (Perganji),
▲# Gagah kalang kinantang (Kewusnendar, Tamtanus, Kelangjajali, Nursewan dan Gajah Biher),
▲# Gagah kambeng (Lamdahur),
▲# Gagah bapang (tokoh Umarmaya),
▲# Gagah bapang (Umarmadi dan Bestak),
▲# Raseksa (Jamum),
▲# Puteri (Adaninggar seorang Puteri Cina),
▲# Puteri impur (Sudarawerti dan Sirtupelaeli),
▲# Puteri kinantang (Ambarsirat, Tasik Wulan Manik lungit, dan kelas wara),
▲# Raseksi (mardawa dan Mardawi).
=== Oleh Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja ===
▲Bahasa yang digunakan dalam dialog adalah bahasa bagongan. Busana yang dikenakan para penari mengacu pada busana Wayang Golek Menak Kayu, semua tokoh berbaju lengan panjang, sedangkan cara berkain menerapkan cara rampekan, kampuhan, cincingan, serta seredan disesuaikan dengan tokoh yang dibawakan.
Giliran kedua jatuh pada Pusat Latihan tari [[Bagong Kussudiardja]] diselenggarakan di Padepokan Seni Bagong Kusssudiardja sendiri. Bentuk-bentuk tari yang ditampilkan merupakan garapan baru yang bersumber dari Golek Menak, dengan mempergunakan ragam tari yang pernah dipelajari dari kakaknya, yaitu Kuswaji Kawindrasusanta (seorang peraga Golek Menak pada saat proses penciptaan tari oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX).▼
▲Giliran kedua jatuh pada Pusat Latihan tari Bagong Kussudiardja diselenggarakan di Padepokan Seni Bagong Kusssudiardja sendiri. Bentuk-bentuk tari yang ditampilkan merupakan garapan baru yang bersumber dari Golek Menak, dengan mempergunakan ragam tari yang pernah dipelajari dari kakaknya, yaitu Kuswaji Kawindrasusanta (seorang peraga Golek Menak pada saat proses penciptaan tari oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX).
Beberapa tipe karakter yang ditampilkan antara alain: puteri luruh, puteri Cina, gagah bapang untuk tokoh Umarmaya, gagah kinantang untuk tokoh Umarmadi. Disamping itu ditampilkan pula sebuah garapan kelompok dari tipe gagah kinantang yang diberi nama tari Perabot Desa, dengan gendhing-gendhing yang digarap sesuai keperluan gerak tari sebagai pengiringnya.
=== Oleh Sekolah Menengah Karawitan Indonesia ===
Giliran ketiga jatuh pada [[SMK Negeri 1 Kasihan|Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Yogyakarta]], dipimpin oleh Sunartama dan diselenggarakan pada tanggal 30 Juli 1988.
=== Oleh Mardawa Budaya ===
Giliran keempat jatuh pada Mardawa Budaya yang menyelenggarakan lokakarya pada tanggal 9 Agustus 1988 dipimpin oleh Raden Wedana Sasmita Mardawa. Mardawa Budaya menampilkan sebuah fragmen singkat, tetapi padat dengan lakon Kelaswara Palakrama. Dalam penampilannya, Mardawa Budaya menampilkan 14 tipe karakter.
=== Oleh Surya Kencana ===
Giliran kelima adalah Surya Kencana pimpinan
=== Oleh Institut Seni Indonesia Yogyakarta ===
Giliran keenam atau terakhir jatuh pada [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta|Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta]], yang menyelenggarakan lokakarya pada tanggal 22 Agustus 1988. Lokakarya bertempat di Fakultas Kesenian
Para penggarap tari dari ISI Yogyakarta
=== Hasil akhir ===
Pada pertemuan pada tanggal 16 September 1988
Tetapi sebelum
Tim penyempurnaan tari Golek Menak bekerja sesuai dengan petunjuk-
▲Tim penyempurnaan tari Golek Menak bekerja sesuai dengan petunjuk-petujuk sultan. Tetapi karena perancangan tata busana seperti yang diinginkan sultan menuntut biaya yang besar, maka tata busana untuk pagelaran itu masih menggunakan busana yang telah ada dengan tambahan serta modifikasi seperlunya
{{DEFAULTSORT:Golek Menak}}
{{Tarian di wilayah pulau Jawa|state=autocollapse}}
[[Kategori:Tari di Indonesia]]
[[Kategori:Tarian dari Yogyakarta]]
|