Jam Gadang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up
k Cagar
 
(99 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Infobox monument
|monument_name = Jam Gadang
|image = Jam Gadang, Bukittinggi, 2016-02-12 01memanjang.jpg
|caption=
|caption = Jam Gadang dilihat dari arah Pasar Atas
|location_town = Kelurahan Benteng Pasar Atas, [[Guguk Panjang, Bukittinggi|Kecamatan Guguk Panjang]], [[Kota Bukittinggi]], [[SumatraSumatera Barat]]
|location_country = [[Berkas:Flag of Indonesia.svg|tepi|link=Indonesia|17px]] [[Indonesia]]
|designer = [[JazidYazid RadjoRajo Mangkuto]]
|type = [[Menara jam]]
|begin =
|complete = [[1926]]
|open =25 Juli 1927
|cost = 321.000 [[Gulden Hindia Belanda|gulden]]
|dedicated_to = Sekretaris [[Fort de Kock]] (sekarang [[kotaKota Bukittinggi]])
|last_renovation = [[2010]]
|other_renovation =
Baris 18:
|length =
|width =
|height = 2627 meter
|material = [[Kapur]], pasir
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Stadsgezicht Fort de Kock bij Torenklok Sumatra's Westkust TMnr 10014984.jpg|jmpl|242px|ka|Jam Gadang terlihat dari kejauhan di salah satu sudut kota Bukittinggi sekitar tahun 1926–1940]]
 
'''Jam Gadang''' adalah nama untuk [[menara jam]] yang terletakmenjadi di[[markah pusattanah|penanda]] atau ikon [[kotaKota Bukittinggi]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]. Menara jam ini memilikimenjulang [[setinggi 27 meter dan diresmikan pembangunannya pada 25 Juli 1927.<ref>{{Cite web|last=Rahmat Irfan Denas|first=|date=2022-10-22|title=Peresmian Jam Gadang, 25 Juli 1927|url=https://suluah.com/peresmian-jam]]-gadang-25-juli-1927/|website=Suluah.com|language=id|access-date=2023-01-26}}</ref> denganTerdapat ukuranjam berukuran besar berdiameter 80&nbsp;cm di empat sisinyasisi menara sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan [[bahasa Minangkabau]] yang berarti "jam besar".
 
Jam Gadang menjadi lokasi peristiwa penting pada masa sekitar [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]], seperti pengibaran bendera merah putih (1945), [[Demonstrasi Nasi Bungkus]] (1950), dan pembunuhan 187 penduduk setempat oleh [[Tentara Nasional Indonesia|militer Indonesia]] atas tuduhan terlibat [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (1959).<ref name=":3" /><ref name=":4" />
Selain sebagai [[markah tanah|pusat penanda]] kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai [[objek wisata]] dengan diperluasnya [[taman]] di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik pada hari kerja maupun pada [[hari libur]]. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.
 
SelainSaat sebagai [[markah tanah|pusat penanda]] kota Bukittinggiini, Jam Gadang jugamenjelma telah dijadikan sebagaimenjadi [[objek wisata]] dengan diperluasnyaperluasan [[taman]] di sekitar menara jam inisekitarnya. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik pada hari kerja maupun pada [[hari libur]]. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam inisini.
 
== Struktur ==
Ukuran dasar bangunan Jam Gadang yaitu 6,5 x 6,5 meter, ditambah dengan ukuran dasar tangga selebar 4 meter, sehingga ukuran dasar bangunan keseluruhan 6,5 x 10,5 [[meter]].<ref name=":0">{{Cite thesis|last=Edinal Agung|first=|title=Kajian Bentuk Jam Gadang di Bukittinggi|date=24 Februari 2017|degree=|publisher=Universitas SumatraSumatera Utara|url=|doi=}}</ref> Bagian dalam menara jam setinggi 36 meter<ref name=":0" /> ini terdiri dari beberapalima tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan [[bandul]]. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat [[Gempa bumi Sumatra Maret 2007|gempa]] pada tahun [[2007]].
 
Terdapat 4empat [[jam]] dengan [[diameter]] masing-masing 80&nbsp;cm pada Jam Gadang. Jam tersebut digerakkan secara mekanik oleh mesin yang didatangkan langsung dari [[Rotterdam]], [[Belanda]] melalui [[pelabuhan Teluk Bayur]] dan digerakkan secara mekanik oleh [[mesin]] yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan [[Big Ben]] di [[London]], [[Inggris]].{{citation needed}} Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann RelinghausenRecklinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan [[Recklinghausen (distrik)|Recklinghausen]] adalah nama kota di [[Jerman]] yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
 
Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan [[besi]] peyangga dan adukan [[semen]]. Campurannya hanya [[kapur]] dan pasir.<!--Keunikan dari Jam Gadang sendiri adalah pada kesalahan penulisan [[angka Romawi]] empat (IV) pada masing-masing jam yang tertulis "IIII". Kesalahan penulisan tersebut juga sering terjadi di belahan dunia, seperti angka 9 yang ditulis "VIIII" (seharusnya IX) ataupun angka 28 yang ditulis "XXIIX" (seharusnya XXVIII).<ref>www.indonesia.go.id [http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3066&Itemid=1483 Jam Gadang].</ref><ref>www.wartanews.com [http://www.wartanews.com/read/LifeStyle/a975b249-5e5a-d4c9-aa57-6b982d7ced05/Misteri-Angka-4-Romawi-Jam-Gadang Misteri Angka Romawi Jam Gadang].</ref>-->
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fort de Kock stadsgezicht met klokkentoren. TMnr 60018403.jpg|jmpl|260x260px|Jam Gadang selesaiterlihat dibangundari padakejauhan tahundi 1926salah sebagaisatu hadiahsudut dariKota RatuBukittinggi Belandasekitar kepadatahun Rookmaker1933]]Jam Gadang dibangun pada 1925–1927<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=by05AQAAIAAJ&q=%22ROOKMAKER%22+%22controleur+%22&dq=%22ROOKMAKER%22+%22controleur+%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwii6ZSn8cnrAhXGc30KHe7cAGIQ6AEwA3oECAcQAg|title=Bukittinggi Rookmaker1968-1971}}</ref> merupakanatas sekretarisinisiatif atauHendrik Roelof Rookmaaker, ''controleur'' atau sekretaris kota [[Fort de Kock]] (sekarang Kota Bukittinggi) pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=_IkXAQAAIAAJ&q=%22RookMaker%22+-jam+gadang&dq=%22RookMaker%22+-jam+gadang&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjNw-bto6jnAhUD8XMBHQjsCzAQ6AEIPzAC MededeelIngen van den Dienst der Volksgezondheid in Nederlandsch-Indië - Dutch East Indies. Dienst der volksgezondheid - Google Books<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref><ref Arsitekturname=":1">{{Cite menarabook|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=VJFuAAAAMAAJ&q=kotogadang+%22yazid%22&dq=kotogadang+%22yazid%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjOvsii98nrAhWWSH0KHXgWCfcQ6AEwAXoECAAQAg|title=Ensiklopedi Minangkabau|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|isbn=978-979-3797-23-6|language=id}}</ref><!-- Belanda berpendapat pada waktu itu bahwa jam inigedang dirancangitu olehlambang Jazidpembaziran Radjozaman Inggeris, tetapi, agaknya bangsa Inggeris, terutama Raffles dalam cita-citanya, hendak memperbaiki disiplin masyarakat yang berbagai macam di ibukota tersebut, agar tahu mempergunakan waktu. --> Jamnya merupakan hadiah dari Ratu Belanda [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]]. Seorang arsitek asal [[Koto Gadang, IV Koto, Agam|Koto Gadang]], [[Yazid Rajo Mangkuto]] bertindak sebagai penanggung jawab pembangunan,<ref>{{Cite sedangkanweb|date=2021-05-28|title=Jam peletakanGadang: batuHadiah pertamaRatu dilakukanWilhelmina dan Peran Arsitek asal Koto Gadang|url=https://suluah.com/jam-gadang-hadiah-ratu-wilhelmina-dan-peran-arsitek-asal-koto-gadang/|website=Suluah.com|language=id-ID|access-date=2021-05-28}}</ref> sementara pelaksana pembangunan ditangani oleh putraHaji pertamaMoran Rookmakerdengan yangmandornya padaSt. saatGigi ituAmeh.<ref masihname=":1" berusia/><ref 6name=":2">{{Cite tahunbook|date=1992|url=https://books.google.co.id/books?id=zT_kAAAAMAAJ&dq=kotogadang+%22yazid%22&focus=searchwithinvolume&q=1932+|title=Femina: gaya hidup masa kini|publisher=P.T. Gaya Favorit Press|language=id}}</ref>
 
Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan oleh putra pertama Rookmaker yang pada saat itu masih berusia enam tahun. Pembangunannya menghabiskan biaya sekitar 15.000 Gulden di luar biaya upah pekerja sebesar 6.000 Gulden.<ref>H.Julius Dt. Malaka Nan Putiah (1947). ''Sejarah Nagari Kurai V Jorong serta Pemerintahannya: Pasar dan Kota Bukittinggi''. Bukittinggi: Tsamaratoel Ichwan. hlm. 51.</ref> Biaya itu bersumber dari ''Pasar Fonds'', badan pengelola dan pengumpul pajak atas pasar-pasar di Bukittinggi.
Pembangunan Jam Gadang menghabiskan biaya sekitar 3.000 [[Gulden]], biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Sehingga sejak dibangun dan sejak diresmikannya, menara jam ini telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang kemudian dijadikan sebagai penanda atau [[markah tanah]] dan juga titik nol Kota Bukittinggi.<ref>travel.kompas.com [http://travel.kompas.com/read/2009/03/19/07532046/jam.gadang.gengsi.kota.bukittinggi Jam Gadang Gengsi Kota Bukittinggi].</ref>
 
Jam Gadang sedang dalam tahap kontruksi ketika terjadinya [[Gempa bumi Padang Panjang 1926|gempa bumi Padang Panjang]] pada Juni 1926. Gempa mengakibatkan bangunan menara miring 30 derajat sehingga diperbaiki seperti keadaan semula.<ref>{{Cite book|date=1979|url=https://books.google.com/books?id=edYTAQAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22*+Tatkala+gempa+besar+1926+jam+ini%22&q=%22*+Tatkala+gempa+besar+1926+jam+ini%22&hl=en|title=Tempo|publisher=Badan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya|language=id}}</ref> Pada Februari 1927, Gubernur Jenderal Hindia Belanda [[Andries Cornelies Dirk de Graeff]] meninjau pembangunan Jam Gadang dalam kunjungannya ke Fort de Kock.
[[Berkas:Jam-gadang-tiga-zaman.jpg|Atap Jam Gadang mengikuti zaman pemerintahannya.|jmpl|300px]]
 
Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atap pada Jam Gadangatapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. KemudianBentuk padaini masasebagai [[Pendudukansindiran Jepangagar diorang Indonesia|pendudukanKurai, Jepang]]Banuhampu, diubahsampai menjadiSungai bentukPuar [[pagoda]].bangun Terakhirpagi setelahapabila [[Indonesia]]ayam merdeka,sudah atapberkokok.<ref>{{Cite padabook|date=1983|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13419/1/Sejarah%20sosial%20di%20daerah%20sumatra%20barat.PDF|title=Sejarah Jamsosial Gadangdaerah diubahSumatera menjadiBarat|publisher=Departemen bentukPendidikan gonjongdan atauKebudayaan, atapDirektorat padaSejarah rumahdan adatNilai [[Minangkabau]]Tradisional, Proyek-Proyek [[Rumahi.e. GadangProyek Inventarisasi]]. dan Dokumentasi Sejarah Nasional|language=id}}</ref>
 
Pada masa [[Pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang]], bentuk atap diubah menyerupai [[Kuil Shinto]]. Pada 1953, setelah [[Indonesia]] merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat [[Minangkabau]], [[Rumah Gadang]].
Renovasi terakhir yang dilakukan pada Jam Gadang adalah pada tahun 2010 oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan dukungan pemerintah kota Bukittinggi dan Kedutaan Besar Belanda di [[Jakarta]]. Renovasi tersebut diresmikan tepat pada ulang tahun kota Bukittinggi yang ke-262 pada tanggal 22 Desember 2010.<ref>http://www.republika.co.id [http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/12/23/153975-jam-gadang-selesai-diperbaiki Renovasi Jam Gadang].</ref>
 
== Kronik ==
Pada Juli 2018, kawasan Jam Gadang direvitalisasi oleh pemerintah. Pengerjaannya memakan biaya Rp18 miliar dan rampung pada Februari 2019.<ref>[http://www.valora.co.id/berita/12158/taman-jam-gadang-diresmikan-17-februari-telan-dana-rp18-miliar.html Taman Jam Gadang Diresmikan 17 Februari, Telan Dana Rp18 Miliar | VALORA NEWS SUMBAR<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref>
{{multiple image
|perrow = 3
|total_width = 330
|align=right
| image1 = KITLV A1112 - Klokketoren Djam Gadang te Fort de Kock (small).jpg
| image2 = Bukittinggi 1948 crop.jpg
| image3 = Jam Gadang, Bukittinggi, 2016-02-12 01.jpg
[[Berkas:Jam-gadang-tiga-zaman.jpg| footer = Atap Jam Gadang mengikuti zaman pemerintahannya.|jmpl|300px]]
}}
 
Ketika berita proklamasi [[kemerdekaan Indonesia]] diumumkan di Bukittinggi, [[bendera merah putih]] untuk pertama kalinya dikibarkan di puncak Jam Gadang, setelah melalui pertentangan dengan pucuk pimpinan tentara Jepang.<ref>{{Cite book|last=Penerangan|first=Indonesia Departemen|date=1954|url=https://books.google.co.id/books?id=5XLiAAAAMAAJ&q=%22Djam+Gadang,+jang+mana+lalu+untuk%22&dq=%22Djam+Gadang,+jang+mana+lalu+untuk%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiRnbvK6cnrAhWzgUsFHYmCDX8Q6AEwAHoECAAQAQ|title=Lukisan revolusi, 1945-1950: dari negara kesatuan ke negara kesatuan|publisher=Kementerian Penerangan|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Raliby|first=Osman|date=1953|url=https://books.google.co.id/books?id=IHwLAQAAIAAJ&q=%22Djepang+untuk+Sumatera+jang+bermarkas+besar+*%22&dq=%22Djepang+untuk+Sumatera+jang+bermarkas+besar+*%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiv7_nA6snrAhVaaCsKHcQBCV4Q6AEwAHoECAAQAg|title=Documenta historica: sedjarah dokumenter dari pertumbuhan dan perdjuangan negara Republik Indonesia|publisher=Bulan-Bintang|language=ms}}</ref><ref>{{Cite book|last=Daerah|first=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan|date=1977|url=https://books.google.co.id/books?id=r5_BFUym4K8C&q=%22jam+Gedang%22&dq=%22jam+Gedang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiB06rS68nrAhVbbysKHeyoCbAQ6AEwCHoECAkQAg|title=Sejarah daerah Sumatera Barat|publisher=Proyek|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1978|url=https://books.google.co.id/books?id=6f_iPYsFm8gC&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiCp8S17cnrAhVHWX0KHTxeDrY4FBDoATAEegQIBhAC|title=Sejarah daerah ...: Sumatera Barat|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Wild|first=Colin|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=z2EeAAAAMAAJ&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj9qJLN7cnrAhVBWysKHWtwAjc4HhDoATAAegQIABAC|title=Gelora api revolusi: sebuah antologi sejarah|publisher=Diterbitkan atas kerja sama BBC Seksi Indonesia dan Penerbit PT Gramedia|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1985|url=https://books.google.co.id/books?id=yG0iAAAAMAAJ&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiay9Po7cnrAhWObn0KHafZBK44PBDoATAJegQIBxAC|title=Lintasan perjalanan Kepolisian RI sejak proklamasi-1950|publisher=Gadhessa Pura Mas|language=id}}</ref> Pemuda yang memimpin massa untuk menaikkan pertama kali Sang Saka Merah Putih di puncak Jam Gadang bernama [[Mara Karma]].<ref>{{Cite book|last=Mintaraga|first=Mulyadi|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=5luKITSTi0gC&q=%22Tokoh+Pemimpin+Pemuda+Republik+Indonesia+(+PRI+)+tahun+1925+%22&dq=%22Tokoh+Pemimpin+Pemuda+Republik+Indonesia+(+PRI+)+tahun+1925+%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi98Ofi7snrAhWRWisKHZNZBVYQ6AEwAHoECAAQAg|title=Api perjuangan kemerdekaan di kota Padang|publisher=Songo Abadi Inti|language=id}}</ref>
 
Pada masa [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (1958–1961), terjadi pertempuran antara [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Indonesia]] (ketika itu bernama Angkatan Perang Republik Indonesia atau APRI) dengan pasukan PRRI. Pada tahun 1959, tepat dibawah Jam Gadang, APRI membunuh sekitar 187 orang dengan cara ditembak. Hanya 17 orang dari jumlah tersebut yang merupakan tentara PRRI, sedangkan selebihnya merupakan rakyat sipil.<ref name=":3">{{Cite book|last=Syamdani|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=R9u37gzZMlUC&pg=PA88&dq=PRRI+%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiK6Kn9k9HsAhXGWisKHcEnDeAQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=PRRI%20%22jam%20Gadang%22&f=false|title=PRRI, pemberontakan atau bukan?|publisher=Media Pressindo|isbn=978-979-788-032-3|language=id}}</ref> Para mayat tersebut lalu dijejerkan di halaman Jam Gadang.<ref name=":4">{{Cite book|last=Ilyas|first=Abraham|url=https://books.google.co.id/books?id=zKxiDwAAQBAJ&pg=PA17&dq=PRRI+%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiK6Kn9k9HsAhXGWisKHcEnDeAQ6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=PRRI%20%22jam%20Gadang%22&f=false|title=Syair Kisah Perjuangan Anak Nagari 1958-1961: Kalah di Ujung Bedil Menang dengan Silat|publisher=Lembaga Kekerabatan Datuk Soda|isbn=978-602-71254-1-4|language=id}}</ref>
 
Setelah [[Operasi 17 Agustus|operasi penumpasan PRRI]], APRI membangun [[Tugu Pembebasan]] di sekitar Jam Gadang untuk memperingati kemenangan mereka. Relief di tugu melukiskan ''[[ninik mamak]]'' sedang "bersujud di bawah telapak kaki tentara yang berdiri dengan angkuhnya". Tugu tersebut dihancurkan pada masa pemerintahan Gubernur Sumatera Barat [[Harun Al-Rasjid Zain|Harun Zain]].<ref>{{Cite book|last=Pandoe|first=Marthias Dusky|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=ta05V3dVGlAC&pg=PA94&lpg=PA94&dq=%22relief+%22+%22PRRI%22+bukittinggi&source=bl&ots=INsk163Bp9&sig=ACfU3U0sH1iU0MOpFwvuE8gQ-prxDXuokA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjehZ3K2PjzAhVKAXIKHab2Ae0Q6AF6BAgjEAM#v=onepage&q=%22relief%20%22%20%22PRRI%22%20bukittinggi&f=false|title=Jernih melihat cermat mencatat: antologi karya jurnalistik wartawan senior Kompas|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-487-4|language=id}}</ref><ref>{{Cite news|date=29 Januari 2000|title=Taman Wirasakti Gambarkan Keangkuhan Tentara Pusat|work=Harian Singgalang}}</ref>
 
== Kondisi saat ini ==
Jam Gadang sempat ditutup dengan dibalut kain ''[[marawa]]'' pada malam pergantian tahun 2008 ke 2009 oleh Wali Kota Bukittinggi [[Djufri]]. Alasan penutupan untuk mengurangi kerumunan pengunjung di pelataran Jam Gadang yang berpotensi menimbulkan tindak kriminal dan korban jiwa.<ref>{{Cite book|last=Antiokhia (YAPAMA)|first=Yayasan Pelayanan Media|date=2010-01-01|url=https://books.google.com/books?id=uachAgAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA10&dq=%22jam+gadang%22+ditutup+%222010%22+before:2012-02-02&hl=id|title=Tabloid Reformata Edisi 122, January 2010|publisher=Yayasan Pelayanan Media Antiokhia (YAPAMA)|language=id}}</ref>
 
Jam Gadang dilaporkan mengalami kerusakan dan miring di beberapa lantai pasca-[[Gempa bumi Sumatra Maret 2007|gempa bumi Sumatera Barat 2007]]. Kerusakan meliputi struktur utama, retakan di simpul atau tumpuan bangunan pada tiga tingkat pertama serta retakan horizontal di sekeliling dinding bangunan pada ketinggian sekitar 1,5 meter dari tingkat pertama.<ref>{{Cite news|date=2010-03-10|title=Wah... Bangunan Jam Gadang Miring|url=https://regional.kompas.com/read/2010/03/10/20374180/~Regional~Sumatera|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-04-12|editor-last=Msh}}</ref> Selain itu, bandul jam patah sehingga jam tidak diaktifkan sementara waktu.<ref>{{Cite news|title=Digoyang Gempa, Jam Gadang Masih Tegak|url=https://news.detik.com/berita/d-750664/digoyang-gempa-jam-gadang-masih-tegak|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-04-12}}</ref> Pada 2010, upaya penguatan bangunan dilakukan oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan menyuntikkan cairan kimia khusus. Biayanya bersumber dari Kedutaan Besar Belanda di [[Jakarta]] sekitar 600 juta rupiah.<ref>{{Cite web|date=2010-12-23|title=Jam Gadang Selesai Diperbaiki|url=https://republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/12/23/153975-jam-gadang-selesai-diperbaiki|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-04-12}}</ref> Rehabilitasi bangunan selesai dikerjakan bertepatan dengan ulang tahun Kota Bukittinggi yang ke-262 pada 22 Desember 2010.<ref>http://www.republika.co.id [http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/12/23/153975-jam-gadang-selesai-diperbaiki Renovasi Jam Gadang].</ref>
 
Pada Juli 2018, kawasan Jam Gadang direvitalisasi oleh pemerintah. Pengerjaannya memakan biaya Rp18 miliar dan rampung pada Februari 2019.<ref>[{{Cite web |url=http://www.valora.co.id/berita/12158/taman-jam-gadang-diresmikan-17-februari-telan-dana-rp18-miliar.html |title=Taman Jam Gadang Diresmikan 17 Februari, Telan Dana Rp18 Miliar |{{!}} VALORA NEWS SUMBAR<!-- Judul yang dihasilkan bot -->] |access-date=2019-05-01 |archive-date=2019-05-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190501132635/http://www.valora.co.id/berita/12158/taman-jam-gadang-diresmikan-17-februari-telan-dana-rp18-miliar.html |dead-url=yes }}</ref>
 
Jelang pergantian tahun 2021, Jam Gadang kembali ditutup dengan kain putih untuk mencegah kerumunan warga di tengah [[Pandemi Covid-19 di Sumatera Barat|pandemi Covid-19]] yang masih berlangsung.<ref>{{Cite web|date=2020-12-31|title=Jam Gadang Ditutup Kain Putih, Pemko Bukittinggi Tegaskan Tak Ada Perayaan Tahun Baru|url=https://padangkita.com/jam-gadang-ditutup-kain-putih-pemko-bukittinggi-tegaskan-tak-ada-perayaan-tahun-baru/|website=Padangkita.com|language=id-ID|access-date=2020-12-31}}</ref>
 
== Galeri ==
{{Commonscat|Jam Gadang}}
<gallery>
Berkas:Jam Gadang in 2011.jpg|Jam Gadang pada bulan Mei 2011
Berkas:Tdsbukit.jpg|Pembalap sepeda peserta [[Tour de Singkarak 2010]] saat melintasi Jam Gadang
Berkas:Jam Gadang, Bukittinggi, 2016-02-12 02.jpg|Angka Romawi empat (IV) yang pada Jam Gadang tertulis "IIII"
Berkas:Bukittinggi 1948.jpg|Jam Gadang pada tahun 1948
Berkas:Jam Gadang Era Jepang.jpg|Jam Gadang pada masa pendudukan Jepang
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fort de Kock stadsgezicht met klokkentoren. TMnr 60018403.jpg|Jam Gadang pada tahun 1933
</gallery>
 
Baris 61 ⟶ 82:
 
== Pranala luar ==
 
{{Commonscat|Jam Gadang}}
* Rahmat Irfan Denas. [https://suluah.com/cerita-saksi-hidup-soal-pembangunan-lubang-jepang-di-bukittinggi/ "Cerita Saksi Hidup Soal Pembangunan Lubang Jepang di Bukittinggi"]. ''Suluah.com''.
{{col|1; font-size:90%;}}
* https://travel.tempo.co/read/377407/balada-jam-gadang-bukittinggi
{{EndDiv}}
 
[[Kategori:Menara jam]]
[[Kategori:Markah tanah di Indonesia]]
[[Kategori:Tempat wisata di Kota Bukittinggi]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di SumatraSumatera Barat]]
[[Kategori:Cagar budaya di Sumatera Barat]]