Estetika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Meringkas cerita dan lebih mudah dibaca dan dipahami
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
456ID (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
{{filsafat}}
'''Estetika''' adalah salah satu cabang [[filsafat]] yang membahas [[keindahan]].<ref>{{cite web |title=aesthetic|url=http://www.merriam-webster.com/dictionary/aesthetic|work=[[Merriam-Webster]]|accessdate=21 Agustus 2012}}</ref> Estetika merupakan [[ilmu]] yang membahas keindahan bisa terbentuk dan dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.<ref>Zangwill, Nick. "[http://plato.stanford.edu/entries/aesthetic-judgment/ Aesthetic Judgment]", ''[[Stanford Encyclopedia of Philosophy]]'', 02-28-2003/10-22-2007. Diakses 07-24-2008.</ref> Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi [[seni]].
 
== Etimologi ==
Estetika berasal dari bahasa [[bahasa Yunani Kuno|Yunani]] {{lang|grc|αἰσθητικός}} (''aisthetikos'', yang berarti "keindahan, sensitivitas, kesadaran, berkaitan dengan persepsi sensorik"), yang mana merupakan turunan dari αἰσθάνομαι (''aisthanomai'', yang berarti "saya melihat, meraba, merasakan").<ref>[http://www.etymonline.com/index.php?term=aesthetic Definisi ''aesthetic''] dari [[Online Etymology Dictionary]]</ref> Pertama kali digunakan oleh filsuf [[Alexander Gottlieb Baumgarten]] pada [[1735]] untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.<ref name="Guyer 2005">{{cite book|last1=Guyer|first1=Paul|title=Values of Beauty - Historical Essays in Aesthetics|date=13 Juni 2005|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-60669-1|url=https://books.google.com/?id=Bje-QgAACAAJ}}</ref>
<!--
Pada masa sekarang, Estetika terdiri dari tiga hal, yaitu:
*1. Studi mengenai fenomena estetis.
*2. Studi mengenai fenomena [[persepsi]].
*3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis. -->
 
== Penilaian keindahan ==
Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, tetapi perubahan [[pola pikir]] dalam [[masyarakat]] akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa [[romantismeromantisisme]] di [[Prancis]], keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa [[realisme]], keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya ''[[de Stijl]]'' di [[Belanda]], keindahan berarti kemampuan memadukan warna dan ruang serta kemampuan mengabstraksi benda.
 
=== Konsep ''the beauty'' dan ''the ugly'' ===
Baris 28:
Perkembangan periode estetika selanjutnya, '''Estetika Pertengahan''' sebagai periode lanjutan asih memegang tonggak-tonggak yang diciptakan oleh estetika klasik. Tokoh estetika abad pertengahan seperti Agustinus, ia mengartikulasikan bahwa wacana keindahan adalah soal kesesuaian dengan proporsi matematis semesta. Adanya bentuk segala sesuatu menyiratkan adanya struktur matematis dalam segala hal. Apabila sesuatu disebut indah, struktur matematislah yang menyebabkan hal itu. Pada gilirannya, struktur matematis itu berasal dari Tuhan sendiri. Teori seperti ini juga muncul dari Thomas Aquinas, ia berpendapat bahwa keindahan hanyalah aspek lain dari ketunggalan, kebenaran, dan kebaikan tuhan. Ia memandang keindahan karya seni ditentukan oleh tiga hal: keutuhan, keselarasan, dan kecemerlangan.
 
Ibn Al-Haytham berhasil menjelaskan fenomena perbedaan ukuran antara objek aktual dan objek visual yang akan membukakan pintu menuju teori perspektif dalam seni rupa Renaisans. Ibn Rushd mengupas duduk perkara pengalaman estetis dengan menunjukkan bahwa evaluasi [[estetis]] atas karya seni mesti dilakukan dengan semangat rasional serta tak dipengaruhi oleh emosi dan prasangka kultural yang sempit. Ia berargumen bahwa kekuatan seni terletak pada kemampuannya menggambarkan kemungkinan-kemungkinan [[kenyataan]].
 
'''Estetika Renaisans''' memiliki kecenderungan penolakan terhadap estetika klasik, lewat tokoh-tokoh seperti da Vinci, Alberti seni didekatkan kepada sains. <ref name=":0">Martin Suryajaya, ''Sejarah Estetika: Era Klasik Sampai Kontemporer'', Indie Book Corner, Yogyakarta, 2016.</ref>
 
== Catatan kaki ==
<references />
{{filsafat-stub}}
{{seni-stub}}
 
[[Kategori:Estetika| ]]