Wahdatul Wujud: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(46 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Redirect|Artikel|artikel mengenai Mansur Al-Hallaj |Mansur Al-Hallaj|artikel mengenai Ibnu Arabi |Ibnu Arabi|artikel mengenai Raden Abdul Jalil |Raden Abdul Jalil}}
'''Wahdatul wujud''' berasal dari kata ''wahdah'' (وحدة) yang berarti tunggal atau kesatuan dan ''al-wujud'' (الوجود ) yang berarti ada, [[eksistensi]], atau keberadaan. Secara harfiah moonwahdatul wujud artinya adalah "kesatuan eksistensi".{{sfn|Uswatun|2015|p=26}}
Ajaran ini menyebutkan bahwa [[Tuhan]] adalah [[Dzat Yang Maha Esa]], sedangkan makhluk adalah bagian dari Dzat Yang Maha Esa tersebut, dan Tuhan memperlihatkan Diri pada apa saja yang ada di [[alam semesta]] ini, karena tak ada satupun di [[alam semesta]] ini kecuali [[eksistensi|wujud]] Tuhan.{{sfn|Uswatun|2015|p=26}} Dengan kata lain, [[Eksistensi|eksistensi]]<nowiki/> alam semesta merupakan [[manifestasi]] dari keberadaan Tuhan.
== Sejarah ==
Wahdatul wujud selalu dihubungkan dengan [[Ibnu Arabi]], karena [[Ibnu Arabi]] dianggap sebagai penggagasnya. Walaupun Wahdatul wujud dikaitkan dengan aliran [[Ibnu Arabi]] tetapi sebetulnya Wahdatul wujud sudah diajarkan oleh beberapa sufi sebelum Ibnu Arabi.{{sfn|Siregar|2019|p=36}}
[[Sufi]] sebelum Ibnu Arabi yang membuat pernyataan yang dianggap mengandung doktrin Wahdatul wujud adalah [[Al-Ghazali|Abu Hamid Al-Ghazali]], dalam sebuah karyanya Al-Ghazali berkata ”''sesuatu yang maujud dengan sebenar-benarnya adalah Allah Swt, sebagaimana cahaya yang sebenar-benarnya adalah Allah Swt''”, ”''tidak ada wujud kecuali Allah dan wajah-Nya, dengan itu pula, maka segala sesuatu binasa kecuali wajah-Nya secara azali dan abadi''{{sfn|Siregar|2019|p=39}}”.
[[Ma'ruf Al-Karkhi]] salah satu [[sufi]] yang hidup empat abad sebelum [[Ibnu Arabi]] adalah orang pertama yang mengungkapkan [[syahadat]] dengan kata-kata “''tiada sesuatupun dalam wujud kecuali Allah''”.{{sfn|Siregar|2019|p=39}}
Tokoh yang cukup berperan mempopulerkan istilah wahdatul wujud adalah [[Ibnu Taimiyah]], seorang pemikir dan [[ulama|ulama Islam]] guru dari [[Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah]].{{sfn|Siregar|2019|p=39}} Walaupun [[Ibnu Taimiyah]] menggunakan istilah Wahdatul Wujud untuk mengkritik terhadap doktrin Wahdatul wujud,{{sfn|Usman|2020|p=50}} Tetapi istilah ini sudah banyak digunakan oleh kalangan sufi di ajaran tasawuf.
== Tokoh-tokoh Wahdatul wujud ==
=== Al-Hallaj ===
[[File:Hallaj.jpg|thumb|Lukisan [[Amir Khosrow]] tentang penggambaran eksekusi [[Al-Hallaj]]]]
[[Al-Hallaj|Abu Abdullah Husain bin Mansur]] [[Al-Hallaj]] dikenal dengan nama [[Al-Hallaj]] seorang [[Syekh]] [[Sufi]] keturunan [[Persia]] [[abad ke-9]] dan [[abad ke-10|ke-10]] dilahirkan di kota [[Thur]] di kawasan [[Baidhah]], [[Iran Tenggara]], pada tanggal [[26 Maret]] [[866]] M.{{sfn|Siregar|2019|p=43}}{{sfn|Siregar|2019|p=44}} Ia terkenal dengan ucapannya: "Ana al haq" (Akulah kebenaran) karena ucapannya itu mengakibatkannya dieksekusi. Sebab [[Islam]] tidak menerima pandangan bahwa seorang manusia bisa bersatu dengan [[Allah]] dan karena [[Kebenaran]] adalah salah satu nama [[Allah]], maka ini berarti bahwa [[al-Hallaj]] menyatakan ketuhanannya sendiri.{{sfn|Siregar|2019|p=44}}
=== Siti Jenar ===
Nama aslinya adalah [[Raden Abdul Jalil]], lahir di [[Iran]]/[[Persia]] tahun (1348-1439 H/1426-1517 M)<ref>{{citeweb|url=https://www.suara.com/news/2020/05/16/190626/mengungkap-sosok-syekh-siti-jenar-yang-sebenarnya-siapa-dia?page=all|title=Mengungkap Sosok Syekh Siti Jenar yang Sebenarnya, Siapa Dia?|author1=Reza Gunadha|author2=Chyntia Sami l Bhayangkara|date=Sabtu, 16 Mei 2020|accessdate=15 Februari 2022|website=www.suara.com}}</ref> bertempat tinggal di [[Jepara]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. [[Siti Jenar]] terkenal sebab ajarannya ''Manunggaling Kawula Gusti'' istilah Wahdatul wujud yang dijawakan. Siti Jenar mengembangkan paham jalan hidup sufi yang dianggap bertentangan dengan ajaran [[Wali songo]]. Pertentangan praktik sufi oleh Siti Jenar dengan Wali songo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariat yang dilakukan oleh [[Wali songo]].{{sfn|Siregar|2019|p=45}}{{sfn|Siregar|2019|p=46}}
===
[[Ibnu Arabi]], salah satu sufi terkenal dalam perkembangan [[tasawuf]]. Lahir pada tahun 560 H{{sfn|Mukarromah|2017|p=141}} merupakan tokoh yang cukup kontroversial Ia mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang wujud kecuali Tuhan. Segala yang ada selain Tuhan adalah penampakan lahiriah dari-Nya. Perkataan yang diungkapkannya: “''Maha Suci Dzat
yang menciptakan segala sesuatu, dan Dia adalah segala sesuatu
itu sendiri.''”{{sfn|Mukarromah|2017|p=140}}
== Lihat pula ==
*[[Panteisme]]
*[[Tasawuf]]
== Referensi ==
{{Reflist}}
===Bibliografi===
{{refbegin}}
*{{citation|title=KONSEP WAHDAT AL-WUJŪD IBN `ARABĪ DAN MANUNGGALING KAWULO LAN GUSTI RANGGAWARSITA|last=Uswatun|first=Hasanah|year=2015|url=http://eprints.walisongo.ac.id/4308/1/104111012.pdf|authorlink=Nur yadi}}
*{{citation|title=Konsep Wahdatul Wujud Menurut Syamsuddin as-Sumatrani|last=Siregar|first=Annisa Fitriani|year=2019|url=http://repository.uinsu.ac.id/9584/1/SKRIPSI%20PDF.pdf|authorlink=Ms Nurul Hidayah Siregar}}
*{{citation|title=MENEROKA PEMIKIRAN IBN TAYMIYAH: Kritik terhadap Filsafat dan Tasawuf|last=Usman|first=Muh. Ilham|url=https://jurnal.iainpalu.ac.id/index.php/rsy/article/view/533/354|year=2020|doi=10.24239/rsy.v16i1.533}}
*{{citation|title=ITTIHAD, HULUL, DAN WAHDAT AL-WUJUD|last=Mukarromah|first=Oom|year=2017|issue=Vol 16 No 01 (2015): Januari-Juni 2015|url=http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/tazkiya/article/download/212/214/|ISSN=1411-7886}}
{{Refend}}
[[Kategori:Teologi]]
[[Kategori:Tasawuf]]
[[Kategori:Akidah]]
|