Ndalem Brontokusuman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TommyG (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
 
(79 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
[[Berkas:Ndalem Brontokusuman (1).jpg|al=|jmpl|280x280px|Ndalem Brontokusuman.]]
| Name = Dalem Brontokusuman<br>{{nobold|{{small|ꦢꦊꦩ꧀ꦧꦿꦤ꧀ꦠꦏꦸꦱꦸꦩꦤ꧀}}}}
'''Ndalem Brontokusuman''' atau '''Ndalem Pugeran''' adalah salah satu bangunan [[cagar budaya]] yang terletak di [[Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta|Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Lokasinya berada di sisi barat Jalan Sisingamangaraja serta bersebelahan dengan [[Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta|Kelurahan Keparakan]] di sebelah utara. Bangunan Ndalem Brontokusuman ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Wali Kota No. 798/KEP/2009.
| Image = [[Berkas:Ndalem Brontokusuman (1).jpg|240px]]
| caption =
| Type =
| Criteria = Bangunan
| ID = Belum ada {{br}}(Pengajuan 30 Maret 2017)
| Location = Kalurahan Brontokusuman, Kemantrén Mergangsan, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
| Year =
| ownership = Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
| management = Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2017033000350/dalem-brontokusuman
| embedded =
|border=infobox
|| label =
| link =
| coordinates =
}}
'''Ndalem Brontokusuman''' ({{lang-jv|ꦢꦊꦩ꧀ꦧꦿꦤ꧀ꦠꦏꦸꦱꦸꦩꦤ꧀|Dalem Brantakusuman}}) atau '''Ndalem Pugeran''' adalah salah satu bangunan [[cagar budaya]] yang terletak di [[Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta|KelurahanKalurahan Brontokusuman, KecamatanKemantrén Mergangsan, Kota Yogyakarta,]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Bangunan ini didirikan tahun 1895 atau ketika [[Hamengkubuwana VII]] bertakhta. Komponen bangunan tersebut mengacu kepada [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]], yaitu berada dalam sebuah benteng dan memiliki struktur tata ruang rumah tradisional [[Jawa]]. Lokasinya berada di sisi barat Jalan Sisingamangaraja serta bersebelahan dengan [[Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta|KelurahanKalurahan Keparakan]] di  sebelah utara. Bangunan Ndalem Brontokusumantersebut ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Wali Kota No. 798/KEP/2009.
 
== Keadaan bangunan ==
Ndalem Brontokusuman didirikan tahun [[1895]] atau pada waktu pemerintahan [[Hamengkubuwana VII]]. Komponen bangunan tersebut mengacu pada [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]], yaitu berada dalam sebuah benteng dan memiliki struktur tata ruang rumah tradisional [[Jawa]] ([[pendopo]], ''gledegan'', ''regol,'' ''pringgitan'', ''ndalem ageng,'' ''gandok kiwo'', ''gandok tengen'', ''seketheng'', ''gadri,'' dan ''pawon'').<ref name=":3">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/selayang-pandang-dalem-brantakusuman-pugeran/|title=Selayang Pandang Ndalem Brontokusuman (Pugeran)|last=Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta|first=|date=23 Juni 2014|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=28 Agustus 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.kratonjogja.id/tata-rakiting-wewangunan/7/toponim-kampung-abdi-dalem-njaba-beteng|title=Toponim Kampung Abdi Dalem Njaba Beteng|last=Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|first=|date=18 Desember 2017|website=Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|access-date=1 September 2019}}</ref>
 
Ndalem Brontokusuman didirikan tahun [[1895]] atau padaketika waktu pemerintahan [[Hamengkubuwana VII]] bertakhta. Komponen bangunan tersebut mengacu padakepada [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]], yaitu berada dalam sebuah benteng dan memiliki struktur tata ruang rumah tradisional [[Jawa]] ([[pendopo]], ''gledegan'', ''regol,'' ''pringgitan'', ''ndalem ageng,'' ''gandok kiwokiwa'', ''gandok tengen'', ''seketheng'', ''gadri,'' dan ''pawon'').<ref name=":3">{{Cite web|last=Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta|title=Selayang Pandang Ndalem Brontokusuman (Pugeran)|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/selayang-pandang-dalem-brantakusuman-pugeran/|title=Selayang Pandang Ndalem Brontokusuman (Pugeran)|lastpublisher=Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta|firstlocation=|date=23 Juni 2014|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=28 Agustus 2019|}}</ref><ref>{{Cite web|last=Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat|title=Toponim Kampung Abdi Dalem Jaba Beteng|url=https://www.kratonjogja.id/tata-rakiting-wewangunan/7/toponim-kampung-abdi-dalem-njaba-beteng|titlepublisher=Toponim Kampung Abdi Dalem Njaba Beteng|last=KeratonKaraton Ngayogyakarta Hadiningrat|firstlocation=|archive-url=https://web.archive.org/web/20190901053117/https://www.kratonjogja.id/tata-rakiting-wewangunan/7/toponim-kampung-abdi-dalem-njaba-beteng|archive-date=181 DesemberSeptember 20172019|websitedead-url=Keraton Ngayogyakarta Hadiningratyes|access-date=1 September 2019}}</ref>
Bangunan ini pertama kali digunakan oleh G.B.R.Ay.{{efn|Gusti Bendoro Raden Ayu.}} Brontokusumo sebagai tempat kediamannya.<ref name=":2" /> Dia merupakan putri kedelapan Hamengkubuwana VII dari permaisurinya yang bernama G.K.R.{{efn|Gusti Kanjeng Ratu.}} Kencana (kemudian berganti nama menjadi G.K.R. Wardhan).{{sfn|Sumintarsih|Adrianto|2014|p=45|ps=: "Kampung Brontokusuman berada di sekitar ''dalem'' Brontokusumo, putri ke-8 Sri Sultan Hamengku Buwono VII dari garwa permaisuri G.K.R Kencono. ''Dalem'' Brontokusuman kemudian ditempati oleh G.B.P.H. Puger, putra bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono III dari garwa B.R.Ay Retnopuspito (...)"}} Sebelum menikah, Brontokusumo bernama G.K.R. Condrokirono I, tetapi setelah menikah dengan K.R.T.{{efn|Kanjeng Raden Tumenggung.}} Brontokusumo, namanya diganti menjadi G.B.R.Ay. Brontokusumo. Adapun suami dari Brontokusumo merupakan putra dari K.R.T. Joyodipuro. Pada awalnya, ayahnya itu bertugas sebagai [[Kawedanan|wedana]] [[abdi dalem]] keraton dan merangkap Prentah Punakawan Keraton (Abdi Dalem Punakawan). Namun setelah meninggal, kedudukannya digantikan oleh K.R.T. Brontokusumo yang mendapatkan jabatan sebagai Bupati Nayaka Wedana Keparak Tengen.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://pariwisata.jogjakota.go.id/detail/index/105|title=Kampung Wisata Dewa Bronto|last=Pemerintah Kota Yogyakarta|first=|date=5 Juni 2018|website=Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta|access-date=1 September 2019}}</ref>
Menurut tradisi Keraton Yogyakarta, raja selalu menyediakan kediaman bagi para abdi dalem, prajurit, serta putra-putrinya,{{sfnp|Nurhajarini, dkk|2012|p=14-15|ps=: "Sri Sultan Hamengku Buwono I kemudian memerintahkan untuk membangun berbagai kampung di sekitar wilayah keraton sebagai tempat tinggal para abdi dalem, prajurit, dan anak-anaknya (...)"}} tetapi penggunaan ''ndalem'' atau tempat tinggal hanya bersifat hak pakai untuk putri keraton. Hal ini juga berlaku untuk Ndalem Brontokusuman. Setelah Brontokusumo meninggal, pihak keraton lantas mengambil alih lagi bangunan tersebut dan membiarkannya kosong, sampai akhirnya [[Soekarno|Presiden Soekarno]] meminjam halaman depannya untuk mendirikan [[Museum Perjuangan Yogyakarta]]. Bangunan ini juga sempat dipinjamkan oleh pihak keraton kepada [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI-AD]] (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat) sebagai tempat tinggal para prajurit, tetapi pertengahan tahun [[1960]] dipindahkan ke [[Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman]] yang berada di Jalan Bintaran Wetan No. 3, [[Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta|Kelurahan Gunungketur, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta.]]<ref name=":3" /><ref name=":2" />
 
Bangunan ini pertama kali digunakan oleh G.B.R.Ay.{{efn|Gusti BendoroBendara Raden Ayu.}} Brontokusumo sebagai tempat kediamannya.<ref name=":2" /> Dia merupakan putri kedelapan Hamengkubuwana VII dari permaisurinya yang bernama G.K.R.{{efn|Gusti Kanjeng Ratu.}} Kencana (kemudian berganti nama menjadi G.K.R. Wardhan).<ref name=":4">{{sfnCite book|last=Sumintarsih|first=|last2=Adrianto|2014first2=Ambar|pyear=452014|psurl=https: "Kampung Brontokusuman berada di sekitar ''dalem'' Brontokusumo, putri ke-8 Sri Sultan Hamengku Buwono VII dari garwa permaisuri G//ia801302.Kus.R Kenconoarchive. ''Dalem'' Brontokusuman kemudian ditempati oleh G.B.P.Horg/0/items/DinamikaKampungKotaPrawirotaman/buku%201%20dinamika%20kampung%20kota.pdf|title=Dinamika Puger,Kampung putraKota bungsuPrawirotaman Sridalam SultanPerspektif HamengkuSejarah Buwonodan IIIBudaya|location=Yogyakarta|publisher=Balai dariPelestarian garwaNilai B.R.AyBudaya RetnopuspitoDaerah (...)"Istimewa Yogyakarta|isbn=978-602-1222-23-2|page=45|ref={{sfnref|Sumintarsih|Adrianto|2014}}|url-status=live}}</ref> Sebelum menikah, Brontokusumo bernama G.K.R. Condrokirono I, tetapi setelah menikah dengan K.R.T.{{efn|Kanjeng Raden Tumenggung.}} Brontokusumo, namanya diganti menjadi G.B.R.Ay. Brontokusumo. Adapun suami dari Brontokusumo merupakan putra dari K.R.T. Joyodipuro. Pada awalnya, ayahnya itu bertugas sebagai [[Kawedanan|wedana]] [[abdi dalem]] keraton dan merangkap Prentah Punakawan Keraton (Abdi Dalem Punakawan). Namun setelah meninggal, kedudukannya digantikan oleh K.R.T. Brontokusumo yang mendapatkan jabatan sebagai Bupati Nayaka Wedana Keparak Tengen.<ref name=":1">{{Cite web|last=Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta|first=|date=|title=Kampung Wisata Dewa Bronto|url=https://pariwisata.jogjakota.go.id/detail/index/105|titlewebsite=Kampung Wisata Dewa Bronto|last=Pemerintah Kota Yogyakarta|first=|date=5 Juni 2018|websitepublisher=Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta|access-date=1 September 2019}}</ref>
Tahun [[1968]] [[Hamengkubuwana IX]] memerintahkan B.R.M.{{efn|Bendoro Raden Mas.}} Rabinharyani atau G.B.P.H.{{efn| Gusti Bendoro Pangeran Harya.}} Puger untuk menempati Ndalem Brontokusuman.<ref name=":1" /> Dia adalah putra bungsu [[Hamengkubuwana VIII]] dari permaisurinya yang bernama B.R.Ay. Retnopuspito. Hal inilah yang menyebabkan bangunan ini juga dikenal dengan Ndalem Pugeran,{{sfnp|Gardjito, dkk|2017|p=23|ps=: "Bagi kampung yang ditinggali para bangsawan yang berpengaruh, nama bangsawan itu juga menjadi nama wilayah setempat diberi akhiran -an. Seperti Suryowijayan adalah sekitar kediaman Pangeran Suryowijaya, Brontokusuman sekitar tempat tinggal Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Brontokusuma (...)"}} sedangkan nama kampung tempat berdirinya tetap tidak berubah sampai sekarang, yaitu Kampung Brontokusuman.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/dalem-brantakusuman-pugeran/|title=Ndalem Brontokusuman (Pugeran)|last=Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta|first=|date=27 Desember 2018|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=28 Agustus 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/nama-nama-kampung-di-kota-yogyakarta-berdasar-nama-pangeran-dan-bangsawan/|title=Nama-Nama Kampung di Kota Yogyakarta Berdasarkan Nama Pangeran dan Bangsawan|last=Subiyantoro|first=|date=25 Januari 2018|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=1 September 2019}}</ref>{{sfn|Sumintarsih|Adrianto|2014|p=45|ps=: "Kampung Brontokusuman berada di sekitar ''dalem'' Brontokusumo, putri ke-8 Sri Sultan Hamengku Buwono VII dari garwa permaisuri G.K.R Kencono. ''Dalem'' Brontokusuman kemudian ditempati oleh G.B.P.H. Puger, putra bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono III dari garwa B.R.Ay Retnopuspito (...)"}}
 
Menurut tradisi Keraton Yogyakarta, raja selalu menyediakan kediaman bagi para abdi dalem, prajurit, serta putra-putrinya,<ref>{{sfnpCite book|last=Nurhajarini, Dwi Ratna|first=dkk|year=2012|p=14-15|pstitle=Yogyakarta: "SriDari SultanHutan HamengkuBeringin Buwonoke IIbu kemudianKota memerintahkanDaerah untukIstimewa|location=Yogyakarta|publisher=Kementerian membangunPendidikan berbagaidan kampungKebudayaan diBalai sekitarPelestarian wilayahSejarah keratondan sebagaiNilai tempatTradisional tinggal para abdi dalemYogyakarta|isbn=978-979-8971-40-2|page=14–15|ref={{sfnref|Nurhajarini, prajurit, dan anakdkk|2012}}|url-anaknya (...)"status=live}}</ref> tetapi penggunaan ''ndalem'' atau tempat tinggal hanya bersifat hak pakai untuk putri keraton. Hal ini juga berlaku untuk Ndalem Brontokusuman. Setelah Brontokusumo meninggal, pihak keraton lantas mengambil alih lagi bangunan tersebut dan membiarkannya kosong, sampai akhirnya [[Soekarno|Presiden Soekarno]] meminjam halaman depannya untuk mendirikan [[Museum Perjuangan Yogyakarta]]. Bangunan ini juga sempat dipinjamkan oleh pihak keraton kepada [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI-AD]] (Tentara Nasional Indonesia Angkatan DaratTNI-AD) sebagai tempat tinggal para prajurit, tetapi pertengahan tahun [[1960]] dipindahkan ke [[Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman]] yang berada di Jalan Bintaran Wetan No. 3, [[Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta|KelurahanKalurahan Gunungketur, KecamatanKemantrén Pakualaman, Kota Yogyakarta.]]<ref name=":3" /><ref name=":2" />
 
Pada 1968, [[Hamengkubuwana IX]] memerintahkan B.R.M.{{efn|Bendara Raden Mas.}} Rabinharyani atau G.B.P.H.{{efn| Gusti Bendara Pangeran Harya.}} Puger untuk menempati Ndalem Brontokusuman.<ref name=":1" /> Dia adalah putra bungsu [[Hamengkubuwana VIII]] dari permaisurinya yang bernama B.R.Ay. Retnopuspito. Hal inilah yang menyebabkan bangunan ini juga dikenal dengan nama Ndalem Pugeran,<ref>{{Cite book|last=Gardjito|first=Murdijati, dkk|year=2017|title=Kuliner Yogyakarta (Pantas Dikenang Sepanjang Masa)|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-602-0336-27-5|page=|pages=23|ref={{sfnref|Gardjito, dkk|2017}}|url-status=live}}</ref> sedangkan nama kampung tempat berdirinya tetap tidak berubah sampai sekarang, yaitu Kampung Brontokusuman.<ref name=":2">{{Cite web|last=Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta|first=|date=|title=Ndalem Brontokusuman (Pugeran)|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/dalem-brantakusuman-pugeran/|website=|publisher=Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta|access-date=28 Agustus 2019}}</ref><ref name=":4" /><ref>{{Cite web|last=Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta|title=Nama-Nama Kampung di Kota Yogyakarta Berdasarkan Nama Pangeran dan Bangsawan|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/nama-nama-kampung-di-kota-yogyakarta-berdasar-nama-pangeran-dan-bangsawan/|publisher=Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta|location=|access-date=1 September 2019|}}</ref>
 
== Penetapan cagar budaya ==
 
Ndalem Brontokusuman dipugar tahun [[2017]] karena tingkat kerusakan bagian belakang dari bangunan ini cukup parah akibat gempa bumi yang terjadi di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] tanggal [[27 Mei]] [[2006]].<ref>{{Cite web|last=Hanafi|first=Ristu|date=|title=Hampir Roboh Karena Gempa, Ndalem Brontokusuman Mulai Dipugar Gunakan Danais|url=https://jogja.sorot.co/berita-48397-hampir-roboh-karena-gempa-ndalem-brontokusuman-mulai-dipugar-gunakan-danais.html|title=Hampir Roboh karena Gempa, Ndalem Brontokusuman Mulai Dipugar Gunakan Danais|last=Hanafi|first=Ristu|date=5 September 2017|website=Sorot Jogja|access-date=28 Agustus 2019}}</ref><ref name=":0">{{Cite webnews|author=Rusqiyati|title=Ndalem Brontokusuman oenuhi syarat cagar budaya|url=https://jogja.antaranews.com/berita/347297/ndalem-brontokusuman-oenuhi-syarat-cagar-budaya|titlework=Ndalem[[Lembaga BrontokusumanKantor PenuhiBerita SyaratNasional CagarAntara|ANTARA BudayaNews]]|lastlocation=|agency=[[LKBN Antara]]|access-date=28 Agustus 2019|first2=Eka|last2=Arifa|first3=Victorianus Sat|last3=Pranyoto|date=2017-07-03}}</ref><ref>{{Cite news|author=Rusqiyati|first=Eka Arifa|datetitle=3Cagar JuliBudaya 2017Taman Siswa dan Ndalem Brontokusuman Akan Diperbaiki|websiteurl=https://jogja.antaranews.com/berita/645610/cagar-budaya-taman-siswa-dan-ndalem-brontokusuman-akan-diperbaiki|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA YogyakartaNews]]|location=|agency=[[LKBN Antara]]|access-date=2829 AgustusMei 20192022|}}</ref><ref>{{Cite webnews|date=|title=Rumah Bangsawan Keraton Yogyakarta Dipugar Pakai Dana Keistimewaan|url=https://nasional.tempo.co/read/567952/rumah-bangsawan-keraton-yogya-dipugar-pakai-dana-keistimewaan/full&view=ok|titlework=Rumah[[Tempo.co]]|access-date=28 BangsawanAgustus Keraton2019}}{{Pranala Yogyakarta Dipugar Pakai Dana Keistimewaan|last=Rudiana|first=Pito Agustinmati|date=4 AprilDesember 20142022|websitebot=Tempo Media GroupInternetArchiveBot|accessfix-dateattempted=28 Agustus 2019yes}}</ref> Saat ini, bangunan tersebut telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya, meskipun hanya melalui Surat Keputusan Wali Kota Nomor 798/KEP/2009. Keputusan tersebut tetap memiliki kekuatan hukum yang kuat dan pencabutan statusnya hanya bisa dilakukan oleh pemerintah pusat.<ref>{{Cite web|last=Redaksi Bernas|first=|date=18 November 2017|title=Bangunan Cagar Budaya di Jogja Bertambah|url=https://www.bernas.id/52248-bangunan-cagar-budaya-di-jogja-bertambah.html|titlewebsite=Bangunan Cagar Budaya di Jogja Bertambah|last=Redaksi Bernas|firstarchive-url=https://web.archive.org/web/20190827185730/https://www.bernas.id/52248-bangunan-cagar-budaya-di-jogja-bertambah.html|archive-date=1827 NovemberAgustus 20172020|websitedead-url=Bernasyes|access-date=28 Agustus 2019}}</ref> Adapun dasar dalam menentukan bangunan warisan budaya adalah Perda Daerah Istimewa Yogyakarta No. 6 Tahun 2012,<ref>{{Cite news|title=Ndalem Brontokusuman Akan Menjadi Bangunan Cagar Budaya|url=https://jogja.tribunnews.com/2017/07/05/ndalem-brontokusuman-akan-menjadi-bangunan-cagar-budaya|last=Fatoni|first=Muhammad|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|publisher=[[KG Media]]|location=[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]|via=[[Tribun News]]|access-date=29 Mei 2022}}</ref> sedangkan penentuan untuk bangunan cagar budaya didasarkan atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya.<ref name=":0" />
 
== Galeri ==
<gallery>
[[Berkas:Ndalem Brontokusuman (12).jpg|al=|jmpl|280x280px|NdalemKondisi Brontokusumantahun 2008.]]
Berkas:Ndalem Brontokusuman (3).jpg|Kondisi tahun 2016.
Berkas:Ndalem Brontokusuman (4).jpg|Kondisi tahun 2020.
</gallery>
 
== Lihat pula ==
Baris 20 ⟶ 46:
* [[Ndalem Jayadipuran]]
* [[Ndalem Pujokusuman]]
* [[Rumah Tradisional Yusuf Sudirman]]
 
== Keterangan ==
Baris 26 ⟶ 51:
 
== Rujukan ==
{{reflist|2}}
<references responsive="" />
 
== Daftar pustaka ==
* {{Cite book|title=Kuliner Yogyakarta (Pantas Dikenang Sepanjang Masa)|last=Gardjito, Murdijati|first=dkk|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2017|isbn=978-602-0336-27-5|location=Jakarta|page=|ref={{sfnref|Gardjito, dkk|2017}}}}
* {{Cite book|title=Yogyakarta: Dari Hutan Beringin ke Ibukota Daerah Istimewa|last=Nurhajarini, Dwi Ratna|first=dkk|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta|year=2012|isbn=978-979-8971-40-2|location=Yogyakarta|page=|ref={{sfnref|Nurhajarini, dkk|2012}}}}
* {{Cite book|title=Dinamika Kampung Kota Prawirotaman dalam Perspektif Sejarah dan Budaya|last=Sumintarsih|first=|publisher=Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta|year=2014|isbn=978-602-1222-23-2|location=Yogyakarta|page=|ref={{sfnref|Sumintarsih|Adrianto|2014}}|last2=Adrianto|first2=Ambar|url=https://ia801302.us.archive.org/0/items/DinamikaKampungKotaPrawirotaman/buku%201%20dinamika%20kampung%20kota.pdf}}
 
== Pranala luar ==
{{commons category|Ndalem Brontokusuman}}
* [https://www.antaranews.com/berita/645610/cagar-budaya-taman-siswa-dan-ndalem-brontokusuman-akan-diperbaiki Cagar Budaya Taman Siswa dan Ndalem Brontokusuman Akan Diperbaiki]
* [https://radarjogja.jawapos.com/2018/12/04/minta-danais-untuk-penyelamatan-bangunan-cagar-budaya/ Penyelamatan Bangunan Cagar Budaya].
* [https://jogja.tribunnews.com/2017/07/05/ndalem-brontokusuman-akan-menjadi-bangunan-cagar-budaya Ndalem Brontokusuman Akan Menjadi Bangunan Cagar Budaya]
* [http://www.berita649.com/selesai-rehab-gandok-wingking-berusia-dua-abad/ Renovasi ''Gandok Wingking'' Ndalem Brontokusuman].
* [https://radarjogja.jawapos.com/2018/12/04/minta-danais-untuk-penyelamatan-bangunan-cagar-budaya/ Penyelamatan Bangunan Cagar Budaya], {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190827185158/https://radarjogja.jawapos.com/2018/12/04/minta-danais-untuk-penyelamatan-bangunan-cagar-budaya/ |date=2019-08-27 }}
* [http://www.berita649.com/selesai-rehab-gandok-wingking-berusia-dua-abad/ Renovasi ''Gandok Wingking'' Ndalem Brontokusuman], {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190901050102/http://www.berita649.com/selesai-rehab-gandok-wingking-berusia-dua-abad/ |date=2019-09-01 }}
 
{{bangunan-indonesia-stub}}{{Topik Yogyakarta}}
[[Kategori:KotaCagar budaya di Yogyakarta]]
[[Kategori:Cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Yogyakarta]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Yogyakarta]]
[[Kategori:Mergangsan, Yogyakarta]]