Manajemen konflik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Deluluna (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Sosiologi menggunakan HotCat
Fazily (bicara | kontrib)
k (via JWB)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Manajemen Konflik''' adalah sebuah proses mengelola [[konflik]] dengan menyusun sejumlah strategi yang dilakukan oleh pihak-pihak berkonflik sehingga mendapatkan resolusi yang diinginkan.<ref>{{Cite journal|last=Bintari|first=Antik|date=2018-08-09|title=Manajemen Konflik Penyelesaian Kasus Reklamasi Pulau G Pantai Utara Jakarta|url=http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/article/view/18212|journal=CosmoGov|volume=4|issue=1|pages=119|doi=10.24198/cosmogov.v4i1.18212|issn=2540-8674}}</ref>. Dalam sudut pandang [[demokrasi]], manajemen konflik akan berbicara perihal bagaimana konflik ditangani secara konstruktif, membawa pihak yang berkonflik ke dalam suatu proses yang kooperatif, serta merancang sistem kooperatif yang praktis untuk mengelola perbedaan secara konstruktif.<ref>{{Cite book|date=1998|url=https://www.worldcat.org/oclc/40662459|title=Democracy and deep-rooted conflict : options for negotiators|location=Stockholm, Sweden|publisher=International IDEA|isbn=91-89098-22-6|others=Harris, Peter., Reilly, Ben.|oclc=40662459}}</ref>. Melalui manajemen konflik, konflik akan dikelola sehingga dapat membatasi aspek negatif dan meningkatkan aspek positif dari konflik yang terjadi.<ref>{{Cite journal|last=Bodtker|first=Andrea M.|last2=Katz Jameson|first2=Jessica|date=2001-03|title=EMOTION IN CONFLICT FORMATION AND ITS TRANSFORMATION: APPLICATION TO ORGANIZATIONAL CONFLICT MANAGEMENT|url=http://dx.doi.org/10.1108/eb022858|journal=International Journal of Conflict Management|volume=12|issue=3|pages=259–275|doi=10.1108/eb022858|issn=1044-4068}}</ref>.
 
Tujuan dari manajemen konflik, baik yang dilakukan secara langsung oleh pihak yang berkonflik maupun melibatkan pihak ketiga, adalah untuk mempengaruhimemengaruhi seluruh struktur situasi konflik yang dalam prosesnya mengandung hal-hal [[destruktif]] (seperti penggunaakan kekerasan atau permusuhan) dan membantu pihak-pihak berkonflik untuk menemukan solusi atas konflik yang terjadi.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Bercovitch|first=Jacob|last2=Diehl|first2=Paul F.|date=1997-04|title=Conflict management of enduring rivalries: The frequency, timing, and short‐term impact of mediation|url=http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/03050629708434895|journal=International Interactions|language=en|volume=22|issue=4|pages=299–320|doi=10.1080/03050629708434895|issn=0305-0629}}</ref>. Bercovitch dan Diehl dalam tulisannya yang berjudul ''Conflict and Conflict Management in Organizations: A Framework for Analysis'' mengatakan bahwa manajemen konflik dapat dikatakan berhasil secara efektif apabila: 1) dapat meminimalisir gangguan atau kesurakan dari konflik yang terjadi; (2) memberikan solusi yang memuaskan dan dapat diterima oleh pihak yang berkonflik.<ref name=":0" />.
 
== Model Manajemen Konflik ==
 
=== Model Blake dan Mouton ===
Pada tahun 1964, Blake dan Mouton mengembangkan lima model manajemen konflik dalam mengelola konflik interpersonal,. yaituKelima ''forcing,model withdrawing,tersebut smoothing, compromising,''yaitu danmodel memaksa''problem solving,''<ref>{{Cite journal|last=Ruble|first=Thomasmodel L.|last2=Thomas|first2=Kennethmenghindar, W.|date=1976-06|title=Supportmodel for a two-dimensionalmenghaluskan, model ofkompromi conflictdan behavior|url=http://dx.doi.org/10.1016/0030-5073(76)90010-6|journal=Organizationalmodel Behaviorpenyelesaian and Human Performance|volume=16|issue=1|pages=143–155|doi=10.1016/0030-5073(76)90010-6|issn=0030-5073}}</ref>masalah''.''
 
* ''ForcingModel memaksa merupakan'': model pengelolaan konflik cara memaksa salah satu pihak untuk mengalah. Model ini sering disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal dalam menyelesaikan masalah.Model menghindar ''adalah m''odel pengelolaan konflik dengan cara menghindar dari konflik yang sedang terjadi. ''Model menghaluskan adalah m''odel pengelolaan konflik dengan menekankan pada persamaan kepentingan dan mengurangi perbedaan di antara pihak-pihak yang berkonflik.<ref name=":2" />
* ''Withdrawing:'' Model pengelolaan konflik dengan cara menghindar dari konflik yang sedang terjadi.
* ''Smoothing:'' Model pengelolaan konflik dengan menekankan pada permasamaan kepentingan dan mengurangi perbedaan diantara pihak-pihak yang berkonflik
* ''Compromising:'' Model pengelolaan konflik yang menempatkan seseorang pada posisi moderat, memadukan kepentingan sendiri dengan kepentingan orang lain. Model ini dapat juga disebut dengan model kompromi sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saling memberi dan menerima ''(give and take approach)'' dari pihak-pihak berkonflik.
* Problem Solving: Model pengelolaan konflik di mana pihak yang berkonflik bersama-sama mengidentifikasi masalah, berkolaborasi untuk mencari, mempertimbangan, serta memilih solusi alternatif dari permasalahan yang ada.
 
*Model ''Compromising:''kompromi Modeladalah model pengelolaan konflik yang menempatkan seseorang pada posisi moderat, memadukan kepentingan sendiri dengan kepentingan orang lain. Model ini dapat juga disebut dengan model kompromi sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saling memberi dan menerima ''(givedari andpihak-pihak takeberkonflik. approach)''Sementara darimodel penyelesaian masalah adalah model pengelolaan konflik di mana pihak-pihak yang berkonflik bersama-sama mengidentifikasi masalah, berkolaborasi untuk mencari, mempertimbangan, serta memilih solusi alternatif dari permasalahan yang ada.<ref name=":2" />
Model yang dikonsepkan oleh Blake dan Mouton ini kemudian dikembangkan oleh Thomas, Kilmann, dan Renwick yang didasarkan pada perhatian perilaku assertive (keinginan untuk memuaskan diri sendiri) dan perilaku cooperative (keinginan memuaskan pihak lain). Kedua hal tersebut membentuk lima model manajemen konsep yaitu ''competing, collaborating, avoiding, accomodating, dan compromising'' <ref>{{Cite journal|last=Kristanto|first=Harris|date=2015-03-02|title=KEADILAN ORGANISASIONAL, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN KINERJA KARYAWAN|url=http://dx.doi.org/10.9744/jmk.17.1.86-98|journal=Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Journal of Management and Entrepreneurship)|volume=17|issue=1|doi=10.9744/jmk.17.1.86-98|issn=1411-1438}}</ref>''.''
 
=== Model Thomas, Kilmann, dan Renwick ===
Model yang dikonsepkan oleh Blake dan Mouton ini kemudian dikembangkan oleh Thomas, Kilmann, dan Renwick yang didasarkan pada perhatian perilaku assertiveasertif (keinginan untuk memuaskan diri sendiri) dan perilaku cooperativekooperatif (keinginan memuaskan pihak lain). Kedua hal tersebut membentuk lima model [[manajemen]] konsep yaitu ''competing,model collaboratingkompetisi, avoidingmodel kolaborasi, accomodatingmodel penghindaran, model penyamarataan dan compromising''model kompromi.<ref>{{Cite journal|last=Kristanto|first=Harris|date=2015-03-02|title=KEADILANKeadilan ORGANISASIONALOrganisasional, KOMITMENKomitmen ORGANISASIONALOrganisasional, DANdan KINERJAKinerja KARYAWANKaryawan|url=http://dx.doi.org/10.9744/jmk.17.1.86-98|journal=Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Journal of Management and Entrepreneurship)|volume=17|issue=1|doi=10.9744/jmk.17.1.86-98|issn=1411-1438}}</ref>''.''
 
Model penghindaran merupakan model manajemen konflik yang tidak bersifat kooperatif maupun asertif. Pihak yang tidak menyetujui sesuatu hal akan menghindari untuk menyampaikan ketidaksetujuannya. Sikap yang ditampakkan adalah sikap netral dengan tidak memihak kepada siapapun.{{Sfn|Kusworo|2019|p=88-89}} Model penyamarataan merupakan model yang bersifat kerja sama tetapi tidak bersifat tegas. Pada model ini, suatu kelompok memberikan [[hak]] kepada kelompok lain untuk menetapkan peraturan yang akan diberlakukan. Keharmonisan dipertahankan dengan cara mengabaikan perbedaan yang ada di masing-masing kelompok.{{Sfn|Kusworo|2019|p=89}}
 
Model kompetisi bersifat tegas namun tidak memiliki [[kerja sama]]. Sifat utamanya adalah persaingan dengan kelompok lain. Keinginan kelompok lain dilawan melalui kewenangan yang dimiliki oleh kelompoknya. Pilihan akhir dari model kompetisi adalah memperoleh kemenangan atau kekalahan.{{Sfn|Kusworo|2019|p=89}}
 
Model kompromi bersifat tegas dan ada [[kompromi]] yang seimbang. Sifatnya adalah adanya tawar-menawar yang diterima oleh tiap pihak yang berkonflik. Pada model ini, tiap pihak memperoleh sedikit kemenangan dan kekalahan secara bersamaan.{{Sfn|Kusworo|2019|p=89}} Sementara model kolaborasi memiliki sifat kerja sama dan ketegasan. Masing-masing pihak berusaha memenuhi kebutuhannya dan meraih keuntungan. Tiap perbedaan yang ada diselesaikan melalui penyelesaian masalah.{{Sfn|Kusworo|2019|p=89}}
 
=== Meta-Model Rahim ===
Baris 23 ⟶ 28:
* Mendominasi ''(Domintating)'' berusaha untuk memenangkan tujuannya dengan gaya ini satu pihak berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan tujuannya dan, akibatnya, sering mengabaikan kebutuhan dan harapan pihak lain.
* Menghindari ''(Avoiding)'' melibatkan perhatian yang rendah terhadap diri sendiri dan orang lain sehingga cenderung menarik diri terhadap situasi yang ada.
* Kompromi ''(Compromising)'' melibatkan pendekatan dengan saling memberi-dan-menerima (''give and take'') di mana kedua belah pihak saling berkorban untuk membuat keputusan bersama .<ref name=":1" />.
 
== Referensi ==
 
<references />
=== Catatan kaki ===
{{Reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
 
* {{Cite book|last=Kusworo|date=2019|url=http://eprints.ipdn.ac.id/5556/1/Manajemen%20Konflik%20KUSWORO.pdf|title=Manajemen Konflik dan Perubahan dalam Organisasi|location=Sumedang|publisher=Alqaprint Jatinangor|isbn=978-602-6408-81-5|ref={{sfnref|Kusworo|2019}}|url-status=live}}
 
[[Kategori:Sosiologi]]
[[Kategori:Politik]]