Puri Agung Tabanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
 
== Puri Agung Di Pucangan ==
Di [[Bali]], pada zaman kerajaan, rumah jabatan tempat tinggal raja disebut "Puri Agung". Keberadaan Puri Agung Tabanan berkaitan dengan tokoh [[Arya Kenceng]], yang dipercaya ikut datang bersama [[Gajah Mada]] ketika [[Majapahit]] menaklukkan [[Kerajaan Bedulu]] di Bali pada tahun 1343.<ref>Buku Riwajat Pulau Bali Dari Dzaman Ke Jaman</ref>.
 
Diceritakan setelah Bali berhasil ditaklukan, sebelum Patih Gajah Mada meninggalkan pulau Bali, semua Arya dikumpulkan, diberikan ceramah tentang pengaturan pemerintahan, ilmu kepemimpinan sampai pada ilmu politik. tujuan utamanya ialah tetap mempersatukan pulau Bali dan dapat dipertahankan sebagai daerah kekuasaan Majapahit. Setelah semua dirasa cukup, semua Arya diberikan daerah kekuasaan yang menyebar diseluruh Bali.
Sirarya Kenceng diberikan kekuasaan didaerah [[Tabanan]] dengan rakyat sebanyak 40.000 orang, Sirarya Kuta Waringin bertahan di Gegel dengan rakyat sebanyak 5.000 orang, Sirarya Sentong berkedudukan di Pacung dengan rakyat sebanyak 10.000 orang dan Sirarya Belog ( Tan Wikan ) diberikan kerdudukan di Kabakaba dengan jumlah rakyat sebanyak 5.000 orang.
Sirarya DhamarDamar diajak kembali ke Majapahit, kelak diabeliau diangkat menjadi Adipati [[Palembang]].<ref>RIWAYAT BERDIRI SAMPAI RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASANA TABANAN, KERAMBITAN, DESEMBER 1999, Penyusun: I Gusti Made Aman, Hal. 10</ref>. Arya Kenceng memerintah Tabanan, dengan pusat kerajaan atau Puri Agung yang terletak di Pucangan (Buahan), Tabanan.
 
* ''' Arya Kenceng adalah Raja Tabanan I''', yang Kerajaannya berada di Pucangan/Buahan mempunyai putra:
Baris 28:
Selanjutnya ''Sirarya Ngurah Langwang'', Raja Tabanan III, menggantikan Ayahnya Sri Megada Natha menjadi raja, yang kemudian mendapat perintah dari Dalem Raja Bali agar memindahkan Kerajaannya / Purinya di Pucangan ke daerah selatan, hal ini kemungkinan disebabkan secara geografis dan demografis sulit dicapai oleh Dalem dari Gegel dalam kegiatan inspeksi. Akhirnya Arya Ngurah Langwang mendapat pewisik, ''"dimana ada asap (tabunan) mengepul agar disanalah membangun puri"''.
 
Setelah melakukan pengamatan dari Kebon Tingguh, terlihat di daerah selatan asap mengepul ke atas, kemudian diabeliau menuju ke tempat asap mengepul tersebut. Ternyata asap tersebut keluar dari sebuah sumur yang terletak di dalam area Pedukuhan yaitu Dukuh Sakti (di Pura Pusar Tasik Tabanan sekarang). Akhirnya ditetapkan disitulah diabeliau membangun Puri, setelah selesai, dipindahlah secara resmi ( dengan Upacara ) Puri Agung / Kerajaannya beserta ''Batur Kawitan''nya dari Pucangan ke Tabanan (sekitar abad 14). Oleh karena asap terus mengepul dari sumur seperti Tabunan sehingga puri diabeliau diberi nama ''Puri Agung Tabunan'', yang kemudian pengucapannya berubah menjadi '''Puri Agung Tabanan''', sedangkan Kerajaannya disebut ''Puri Singasana'' dan Raja bergelar ''Sang Nateng Singasana''.
 
Semenjak itu pula Arya Ngurah Langwang beserta saudara-saudaranya ( Ki Gusti Made Utara, Ki Gusti Nyoman Pascima dan Ki Gusti Wetaning Pangkung) dan seketurunannya berpura kawitan di Pura Batur di Puri Singasana Tabanan ( Puri Agung Tabanan ).
Baris 34:
 
== Letak dan Denah pada tahun 1900 ==
 
[[Berkas:DenahPuri Agung Tabanan 1900.jpg|jmpl|350px|Denah Puri Agung Tabanan 1900]]
* Batas Utara: Rurung /Jalan, Pasar( di area pohon beringin sekarang )dan Dangin Peken
* Batas Timur: Jalan sebelah barat Pura Sakenan dan Jero Oka( Pasar Tabanan sekarang )
Baris 41 ⟶ 39:
* Batas Barat: Jero Subamia, Pekandelan Puri Gede / Agung dan Jero Meregan
 
Selanjutnya Puri Agung Tabanan di tempati oleh Raja-Raja Tabanan berikutnya, yang juga menurunkan '''Pratisentana [[Arya Kenceng]]''' di berbagai Jero / Puri yang ada di Tabanan,<ref>Dari Lontar-Lontar Kuno, Prasasti dan Silsilah Keturunan yang dimiliki oleh Keluarga Besar Puri Agung Tabanan</ref>, sebagai berikut:
 
'''Raja Tabanan ke''':
Baris 52 ⟶ 50:
VI. Ki Gusti Made Pemadekan
 
VII. Sirarya Ngurah Tabanan / Prabu Winalwan / Betara Mekules. ( Pelinggih / Tempat memuja dan mengaturkan sembah bakti kepada DiaBeliau, selain di Pura Luhur Batur Agung di Puri Agung Tabanan ada juga di '''Pura Batur Wanasari''' di Wanasari Tabanan. Petoyan / Odalan pada dina '''Anggara/Selasa Kliwon Dukut''' )
VIII. Sirarya Ngurah Tabanan / Betara Nisweng Penida
Baris 113 ⟶ 111:
Dalam rangka memilih Kepala Pemerintahaan di Tabanan, Belanda juga mencari dan menerima saran-saran dari beberapa Puri / Jero yang sebelumnya ada dalam struktur kerajaan, tentang bagaimana tatacara memilih seorang raja di Tabanan sebelumnya. Setelah mempertimbangkannya, pada tanggal 8 Juli 1929, diputuskan sebagai Kepala / Bestuurder Pemerintahan Tabanan dipilih '''I Gusti Ngurah Ketut''' putra I Gusti Ngurah Putu ( putra '''Sirarya Ngurah Agung Tabanan, Raja Tabanan ke XX''' ) dari Puri Mecutan, dengan gelar '''Cokorda'''.
 
Selanjutnya DiaBeliau membangun kembali '''puriPuri beserta Pura Batur Kawitan Betara Arya Kenceng''' di area bekas letak Puri Agung Tabanan yang telah dihancurkan Belanda. Karena adanya keterbatasan saat itu, luas area yang digunakan dan jumlah bangunan adat yang didirikan tidak seperti yang semula.
 
Pada tanggal 1 Juli 1938 Tabanan menjadi Daerah Swapraja, Kepala Daerah Swapraja tetap dijabat oleh I Gusti Ngurah Ketut ( dari Puri Mecutan Tabanan ), kemudian Diabeliau dilantik / disumpah di [[Pura Besakih]] pada Hari Raya Galungan tanggal 29 Juli 1938 dan '''Mabiseka Ratu''' bergelar '''Cokorda Ngurah Ketut''', dilihat dari urutan Raja Tabanan, diabeliau adalah '''Raja Tabanan ke XXII''' 1938 s/d 1947.
 
== Masa Kemerdekaan Indonesia ==
Baris 129 ⟶ 127:
** 1. '''I Gusti Ngurah Gede'''
** 2. I Gusti Ngurah Alit Putra
** 3. SagungI MasGusti Ngurah Raka
** 4. Sagung Mas
** 5. I Gusti Ngurah Agung
 
Selanjutnya '''I Gusti Ngurah Gede''', putera sulung Cokorda Ngurah Ketut menjadi Cokorda Tabanan, bergelar '''Cokorda Ngurah Gede, Raja Tabanan XXIII''' Maret 1947 s/d 1986 dan diabeliau menjabat Bupati Tabanan Pertama tahun 1950, tempat tinggal Diabeliau disebut Puri Gede / Puri Agung Tabanan.
 
* '''Cokorda Ngurah Gede''', Berputra:
Baris 215 ⟶ 214:
* [[Babad Arya Tabanan]]
 
=== Pranala luar ===
* [https://www.facebook.com/PuriTabanan Profil Puri Agung Tabanan di media sosial Facebook]
{{Kerajaan di Kepulauan Nusa Tenggara}}