Jam Gadang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Cagar
 
(88 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Infobox monument
|monument_name = Jam Gadang
|image = Jam Gadang, Bukittinggi, 2016-02-12 01memanjang.jpg
|caption=
|caption = Jam Gadang dilihat dari arah Pasar Atas
|location_town = Kelurahan Benteng Pasar Atas, [[Guguk Panjang, Bukittinggi|Kecamatan Guguk Panjang]], [[Kota Bukittinggi]], [[SumatraSumatera Barat]]
|location_country = [[Berkas:Flag of Indonesia.svg|tepi|link=Indonesia|17px]] [[Indonesia]]
|designer = [[Yazid Rajo Mangkuto]]
Baris 10:
|begin =
|complete =
|open =25 Juli 1927
|cost = 321.000 [[Gulden Hindia Belanda|gulden]]
|dedicated_to = Sekretaris [[Fort de Kock]] (sekarang [[kotaKota Bukittinggi]])
|last_renovation = [[2010]]
|other_renovation =
Baris 18:
|length =
|width =
|height = 2627 meter
|material = [[Kapur]], pasir
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Stadsgezicht Fort de Kock bij Torenklok Sumatra's Westkust TMnr 10014984.jpg|jmpl|242px|ka|Jam Gadang terlihat dari kejauhan di salah satu sudut kota Bukittinggi sekitar tahun 1926–1940]]
 
'''Jam Gadang''' adalah nama untuk [[menara jam]] yang terletakmenjadi di[[markah tanah|penanda]] atau pusatikon [[kotaKota Bukittinggi]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]. Menara jam ini memilikimenjulang setinggi 27 meter dan diresmikan pembangunannya pada 25 Juli 1927.<ref>{{Cite web|last=Rahmat Irfan Denas|first=|date=2022-10-22|title=Peresmian Jam Gadang, 25 Juli 1927|url=https://suluah.com/peresmian-jam-gadang-25-juli-1927/|website=Suluah.com|language=id|access-date=2023-01-26}}</ref> denganTerdapat ukuranjam berukuran besar berdiameter 80&nbsp;cm di empat sisinyasisi menara sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan [[bahasa Minangkabau]] yang berarti "jam besar".
 
Jam Gadang menjadi lokasi peristiwa penting pada masa sekitar [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]], seperti pengibaran bendera merah putih (1945), [[Demonstrasi Nasi Bungkus]] (1950), dan pembunuhan 187 penduduk setempat oleh [[Tentara Nasional Indonesia|militer Indonesia]] atas tuduhan terlibat [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (1959).<ref name=":3" /><ref name=":4" />
Selain sebagai [[markah tanah|pusat penanda]] kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai [[objek wisata]] dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik pada hari kerja maupun pada [[hari libur]]. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.
 
SelainSaat sebagai [[markah tanah|pusat penanda]] kota Bukittinggiini, Jam Gadang jugamenjelma telah dijadikan sebagaimenjadi [[objek wisata]] dengan diperluasnyaperluasan taman di sekitar menara jam inisekitarnya. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik pada hari kerja maupun pada [[hari libur]]. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam inisini.
== Struktur ==
Ukuran dasar bangunan Jam Gadang yaitu 6,5 x 6,5 meter, ditambah dengan ukuran dasar tangga selebar 4 meter, sehingga ukuran dasar bangunan keseluruhan 6,5 x 10,5 meter.<ref name=":0">{{Cite thesis|last=Edinal Agung|first=|title=Kajian Bentuk Jam Gadang di Bukittinggi|date=24 Februari 2017|degree=|publisher=Universitas Sumatra Utara|url=|doi=}}</ref> Bagian dalam menara jam setinggi 36 meter<ref name=":0" /> ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat [[Gempa bumi Sumatra Maret 2007|gempa]] pada tahun 2007.
 
== Struktur ==
Terdapat 4 jam dengan diameter masing-masing 80&nbsp;cm pada Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari [[Rotterdam]], [[Belanda]] melalui [[pelabuhan Teluk Bayur]] dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan [[Big Ben]] di [[London]], [[Inggris]].{{citation needed}} Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan [[Recklinghausen (distrik)|Recklinghausen]] adalah nama kota di [[Jerman]] yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
Ukuran dasar bangunan Jam Gadang yaitu 6,5 x 6,5 meter, ditambah dengan ukuran dasar tangga selebar 4 meter, sehingga ukuran dasar bangunan keseluruhan 6,5 x 10,5 meter.<ref name=":0">{{Cite thesis|last=Edinal Agung|first=|title=Kajian Bentuk Jam Gadang di Bukittinggi|date=24 Februari 2017|degree=|publisher=Universitas SumatraSumatera Utara|url=|doi=}}</ref> Bagian dalam menara jam setinggi 36 meter<ref name=":0" /> ini terdiri dari beberapalima tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat [[Gempa bumi Sumatra Maret 2007|gempa]] pada tahun 2007.
 
Terdapat 4empat jam dengan diameter masing-masing 80&nbsp;cm pada Jam Gadang. Jam tersebut digerakkan secara mekanik oleh mesin yang didatangkan langsung dari [[Rotterdam]], [[Belanda]] melalui [[pelabuhan Teluk Bayur]] dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan [[Big Ben]] di [[London]], [[Inggris]].{{citation needed}} Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann RelinghausenRecklinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan [[Recklinghausen (distrik)|Recklinghausen]] adalah nama kota di [[Jerman]] yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen. Campurannya hanya kapur dan pasir.{{citation needed}}<!--Keunikan dari Jam Gadang sendiri adalah pada kesalahan penulisan [[angka Romawi]] empat (IV) pada masing-masing jam yang tertulis "IIII". Kesalahan penulisan tersebut juga sering terjadi di belahan dunia, seperti angka 9 yang ditulis "VIIII" (seharusnya IX) ataupun angka 28 yang ditulis "XXIIX" (seharusnya XXVIII).<ref>www.indonesia.go.id [http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3066&Itemid=1483 Jam Gadang].</ref><ref>www.wartanews.com [http://www.wartanews.com/read/LifeStyle/a975b249-5e5a-d4c9-aa57-6b982d7ced05/Misteri-Angka-4-Romawi-Jam-Gadang Misteri Angka Romawi Jam Gadang].</ref>-->
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fort de Kock stadsgezicht met klokkentoren. TMnr 60018403.jpg|jmpl|260x260px|Jam Gadang mulaiterlihat dari kejauhan di salah satu sudut Kota Bukittinggi sekitar tahun 1933]]Jam Gadang dibangun pada 1926-19271925–1927<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=by05AQAAIAAJ&q=%22ROOKMAKER%22+%22controleur+%22&dq=%22ROOKMAKER%22+%22controleur+%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwii6ZSn8cnrAhXGc30KHe7cAGIQ6AEwA3oECAcQAg|title=Bukittinggi 1968-1971}}</ref> atas inisiatif Rookmaker,Hendrik sekretarisRoelof kotaRookmaaker, ''controleur'' atau controleursekretaris kota [[Fort de Kock]] (sekarang Kota Bukittinggi) pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=_IkXAQAAIAAJ&q=%22RookMaker%22+-jam+gadang&dq=%22RookMaker%22+-jam+gadang&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjNw-bto6jnAhUD8XMBHQjsCzAQ6AEIPzAC MededeelIngen van den Dienst der Volksgezondheid in Nederlandsch-Indië - Dutch East Indies. Dienst der volksgezondheid - Google Books<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref><ref name=":1">{{Cite book|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=VJFuAAAAMAAJ&q=kotogadang+%22yazid%22&dq=kotogadang+%22yazid%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjOvsii98nrAhWWSH0KHXgWCfcQ6AEwAXoECAAQAg|title=Ensiklopedi Minangkabau|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|isbn=978-979-3797-23-6|language=id}}</ref><!-- Belanda berpendapat pada waktu itu bahwa jam gedang itu lambang pembaziran zaman Inggeris, tetapi, agaknya bangsa Inggeris, terutama Raffles dalam cita-citanya, hendak memperbaiki disiplin masyarakat yang berbagai macam di ibukota tersebut, agar tahu mempergunakan waktu. --> Jamnya merupakan hadiah dari Ratu Belanda [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]]. ArsitekturSeorang menaraarsitek jamasal ini[[Koto dirancangGadang, olehIV Koto, Agam|Koto Gadang]], [[Yazid Rajo Mangkuto]] daribertindak sebagai penanggung jawab pembangunan,<ref>{{Cite web|date=2021-05-28|title=Jam Gadang: Hadiah Ratu Wilhelmina dan Peran Arsitek asal Koto Gadang,|url=https://suluah.com/jam-gadang-hadiah-ratu-wilhelmina-dan-peran-arsitek-asal-koto-gadang/|website=Suluah.com|language=id-ID|access-date=2021-05-28}}</ref> sementara pelaksana pembangunan adalahditangani oleh Haji Moran dengan mandornya St. Gigi Ameh.<ref name=":1" /><ref name=":2">{{Cite book|date=1992|url=https://books.google.co.id/books?id=zT_kAAAAMAAJ&dq=kotogadang+%22yazid%22&focus=searchwithinvolume&q=1932+|title=Femina: gaya hidup masa kini|publisher=P.T. Gaya Favorit Press|language=id}}</ref>
 
Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan oleh putra pertama Rookmaker yang pada saat itu masih berusia 6enam tahun. Pembangunannya menghabiskan biaya sekitar 315.000 [[Gulden]], di luar biaya yangupah untukpekerja ukuransebesar waktu6.000 ituGulden.<ref>H.Julius Dt. Malaka Nan tergolongPutiah fantastis(1947). Menurut''Sejarah sebuahNagari sumber,Kurai JamV GadangJorong selesaiserta dibangunPemerintahannya: padaPasar 1932dan Kota Bukittinggi''.<ref name="Bukittinggi:2" Tsamaratoel Ichwan. hlm. 51.</ref> Biaya itu bersumber dari ''Pasar Fonds'', badan pengelola dan pengumpul pajak atas pasar-pasar di Bukittinggi.
 
Jam Gadang sedang dalam tahap kontruksi ketika terjadinya [[Gempa bumi Padang Panjang 1926|gempa bumi Padang Panjang]] pada Juni 1926. Gempa mengakibatkan bangunan menara miring 30 derajat sehingga diperbaiki seperti keadaan semula.<ref>{{Cite book|date=1979|url=https://books.google.com/books?id=edYTAQAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22*+Tatkala+gempa+besar+1926+jam+ini%22&q=%22*+Tatkala+gempa+besar+1926+jam+ini%22&hl=en|title=Tempo|publisher=Badan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya|language=id}}</ref> Pada Februari 1927, Gubernur Jenderal Hindia Belanda [[Andries Cornelies Dirk de Graeff]] meninjau pembangunan Jam Gadang dalam kunjungannya ke Fort de Kock.
Sejak didirikan, menara jam ini telah menjadi pusat perhatian setiap orang sehingga dijadikan sebagai penanda atau [[markah tanah]] Kota Bukittinggi.<ref>travel.kompas.com [http://travel.kompas.com/read/2009/03/19/07532046/jam.gadang.gengsi.kota.bukittinggi Jam Gadang Gengsi Kota Bukittinggi].</ref> Di sekitar Jam Gadang, dulunya terdapat taman bernama Wirasakti.
 
Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atap pada Jam Gadangatapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. MaksudBentuk tuanini Controleursebagai Rockmaker (pendiri Jam Gadang) ialahsindiran agar orang Kurai, Banuhampu, sampai Sarik Sungai Puar bangun pagi apabila ayam sudah berkokok.<ref>{{Cite book|date=1983|url=httpshttp://booksrepositori.googlekemdikbud.cogo.id/books?id=JbtjMXKgNsUC&q=13419/1/Sejarah%22Maksud+tuan+Controleur+Rockmaker20sosial%22&dq=20di%22Maksud+tuan+Controleur+Rockmaker20daerah%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvmqbo78nrAhXoILcAHRMmA5UQ6AEwAHoECAAQAg20sumatra%20barat.PDF|title=Sejarah sosial daerah SumatraSumatera Barat|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek-Proyek [i.e. Proyek Inventarisasi] dan Dokumentasi Sejarah Nasional|language=id}}</ref>
Ketika berita proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan di Bukittinggi, bendera merah putih untuk pertama kalinya dikibarkan di puncak Jam Gadang, setelah melalui pertentangan dengan pucuk pimpinan tentara Jepang.<ref>{{Cite book|last=Penerangan|first=Indonesia Departemen|date=1954|url=https://books.google.co.id/books?id=5XLiAAAAMAAJ&q=%22Djam+Gadang,+jang+mana+lalu+untuk%22&dq=%22Djam+Gadang,+jang+mana+lalu+untuk%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiRnbvK6cnrAhWzgUsFHYmCDX8Q6AEwAHoECAAQAQ|title=Lukisan revolusi, 1945-1950: dari negara kesatuan ke negara kesatuan|publisher=Kementerian Penerangan|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Raliby|first=Osman|date=1953|url=https://books.google.co.id/books?id=IHwLAQAAIAAJ&q=%22Djepang+untuk+Sumatera+jang+bermarkas+besar+*%22&dq=%22Djepang+untuk+Sumatera+jang+bermarkas+besar+*%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiv7_nA6snrAhVaaCsKHcQBCV4Q6AEwAHoECAAQAg|title=Documenta historica: sedjarah dokumenter dari pertumbuhan dan perdjuangan negara Republik Indonesia|publisher=Bulan-Bintang|language=ms}}</ref><ref>{{Cite book|last=Daerah|first=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan|date=1977|url=https://books.google.co.id/books?id=r5_BFUym4K8C&q=%22jam+Gedang%22&dq=%22jam+Gedang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiB06rS68nrAhVbbysKHeyoCbAQ6AEwCHoECAkQAg|title=Sejarah daerah Sumatera Barat|publisher=Proyek|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1978|url=https://books.google.co.id/books?id=6f_iPYsFm8gC&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiCp8S17cnrAhVHWX0KHTxeDrY4FBDoATAEegQIBhAC|title=Sejarah daerah ...: Sumatra Barat|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Wild|first=Colin|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=z2EeAAAAMAAJ&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj9qJLN7cnrAhVBWysKHWtwAjc4HhDoATAAegQIABAC|title=Gelora api revolusi: sebuah antologi sejarah|publisher=Diterbitkan atas kerja sama BBC Seksi Indonesia dan Penerbit PT Gramedia|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1985|url=https://books.google.co.id/books?id=yG0iAAAAMAAJ&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiay9Po7cnrAhWObn0KHafZBK44PBDoATAJegQIBxAC|title=Lintasan perjalanan Kepolisian RI sejak proklamasi-1950|publisher=Gadhessa Pura Mas|language=id}}</ref> Pemuda yang memimpin massa untuk menaikkan pertama kali Sang Saka Merah Putih di puncak Jam Gadang bernama [[Mara Karma]].<ref>{{Cite book|last=Mintaraga|first=Mulyadi|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=5luKITSTi0gC&q=%22Tokoh+Pemimpin+Pemuda+Republik+Indonesia+(+PRI+)+tahun+1925+%22&dq=%22Tokoh+Pemimpin+Pemuda+Republik+Indonesia+(+PRI+)+tahun+1925+%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi98Ofi7snrAhWRWisKHZNZBVYQ6AEwAHoECAAQAg|title=Api perjuangan kemerdekaan di kota Padang|publisher=Songo Abadi Inti|language=id}}</ref>
 
Kemudian padaPada masa [[Pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang]], diubahbentuk menjadiatap bentukdiubah menyerupai [[pagodaKuil Shinto]]. TerakhirPada 1953, setelah [[Indonesia]] merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat [[Minangkabau]], [[Rumah Gadang]].
== Renovasi ==
[[Berkas:Jam-gadang-tiga-zaman.jpg|Atap Jam Gadang mengikuti zaman pemerintahannya.|jmpl|300px]]
 
== RenovasiKronik ==
Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Maksud tuan Controleur Rockmaker (pendiri Jam Gadang) ialah agar orang Kurai, Banuhampu, sampai Sarik Sungai Puar bangun pagi apabila ayam sudah berkokok.<ref>{{Cite book|date=1983|url=https://books.google.co.id/books?id=JbtjMXKgNsUC&q=%22Maksud+tuan+Controleur+Rockmaker%22&dq=%22Maksud+tuan+Controleur+Rockmaker%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvmqbo78nrAhXoILcAHRMmA5UQ6AEwAHoECAAQAg|title=Sejarah sosial daerah Sumatra Barat|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek-Proyek [i.e. Proyek Inventarisasi] dan Dokumentasi Sejarah Nasional|language=id}}</ref>
{{multiple image
|perrow = 3
|total_width = 330
|align=right
| image1 = KITLV A1112 - Klokketoren Djam Gadang te Fort de Kock (small).jpg
| image2 = Bukittinggi 1948 crop.jpg
| image3 = Jam Gadang, Bukittinggi, 2016-02-12 01.jpg
[[Berkas:Jam-gadang-tiga-zaman.jpg| footer = Atap Jam Gadang mengikuti zaman pemerintahannya.|jmpl|300px]]
}}
 
Ketika berita proklamasi [[kemerdekaan Indonesia]] diumumkan di Bukittinggi, [[bendera merah putih]] untuk pertama kalinya dikibarkan di puncak Jam Gadang, setelah melalui pertentangan dengan pucuk pimpinan tentara Jepang.<ref>{{Cite book|last=Penerangan|first=Indonesia Departemen|date=1954|url=https://books.google.co.id/books?id=5XLiAAAAMAAJ&q=%22Djam+Gadang,+jang+mana+lalu+untuk%22&dq=%22Djam+Gadang,+jang+mana+lalu+untuk%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiRnbvK6cnrAhWzgUsFHYmCDX8Q6AEwAHoECAAQAQ|title=Lukisan revolusi, 1945-1950: dari negara kesatuan ke negara kesatuan|publisher=Kementerian Penerangan|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Raliby|first=Osman|date=1953|url=https://books.google.co.id/books?id=IHwLAQAAIAAJ&q=%22Djepang+untuk+Sumatera+jang+bermarkas+besar+*%22&dq=%22Djepang+untuk+Sumatera+jang+bermarkas+besar+*%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiv7_nA6snrAhVaaCsKHcQBCV4Q6AEwAHoECAAQAg|title=Documenta historica: sedjarah dokumenter dari pertumbuhan dan perdjuangan negara Republik Indonesia|publisher=Bulan-Bintang|language=ms}}</ref><ref>{{Cite book|last=Daerah|first=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan|date=1977|url=https://books.google.co.id/books?id=r5_BFUym4K8C&q=%22jam+Gedang%22&dq=%22jam+Gedang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiB06rS68nrAhVbbysKHeyoCbAQ6AEwCHoECAkQAg|title=Sejarah daerah Sumatera Barat|publisher=Proyek|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1978|url=https://books.google.co.id/books?id=6f_iPYsFm8gC&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiCp8S17cnrAhVHWX0KHTxeDrY4FBDoATAEegQIBhAC|title=Sejarah daerah ...: SumatraSumatera Barat|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Wild|first=Colin|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=z2EeAAAAMAAJ&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj9qJLN7cnrAhVBWysKHWtwAjc4HhDoATAAegQIABAC|title=Gelora api revolusi: sebuah antologi sejarah|publisher=Diterbitkan atas kerja sama BBC Seksi Indonesia dan Penerbit PT Gramedia|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1985|url=https://books.google.co.id/books?id=yG0iAAAAMAAJ&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiay9Po7cnrAhWObn0KHafZBK44PBDoATAJegQIBxAC|title=Lintasan perjalanan Kepolisian RI sejak proklamasi-1950|publisher=Gadhessa Pura Mas|language=id}}</ref> Pemuda yang memimpin massa untuk menaikkan pertama kali Sang Saka Merah Putih di puncak Jam Gadang bernama [[Mara Karma]].<ref>{{Cite book|last=Mintaraga|first=Mulyadi|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=5luKITSTi0gC&q=%22Tokoh+Pemimpin+Pemuda+Republik+Indonesia+(+PRI+)+tahun+1925+%22&dq=%22Tokoh+Pemimpin+Pemuda+Republik+Indonesia+(+PRI+)+tahun+1925+%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi98Ofi7snrAhWRWisKHZNZBVYQ6AEwAHoECAAQAg|title=Api perjuangan kemerdekaan di kota Padang|publisher=Songo Abadi Inti|language=id}}</ref>
Kemudian pada masa [[Pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang]] diubah menjadi bentuk [[pagoda]]. Terakhir setelah [[Indonesia]] merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat [[Minangkabau]], [[Rumah Gadang]].
 
Pada masa [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (1958–1961), terjadi pertempuran antara [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Indonesia]] (ketika itu bernama Angkatan Perang Republik Indonesia atau APRI) dengan pasukan PRRI. Pada tahun 1959, tepat dibawah Jam Gadang, APRI membunuh sekitar 187 orang dengan cara ditembak. Hanya 17 orang dari jumlah tersebut yang merupakan tentara PRRI, sedangkan selebihnya merupakan rakyat sipil.<ref name=":3">{{Cite book|last=Syamdani|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=R9u37gzZMlUC&pg=PA88&dq=PRRI+%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiK6Kn9k9HsAhXGWisKHcEnDeAQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=PRRI%20%22jam%20Gadang%22&f=false|title=PRRI, pemberontakan atau bukan?|publisher=Media Pressindo|isbn=978-979-788-032-3|language=id}}</ref> Para mayat tersebut lalu dijejerkan di halaman Jam Gadang.<ref name=":4">{{Cite book|last=Ilyas|first=Abraham|url=https://books.google.co.id/books?id=zKxiDwAAQBAJ&pg=PA17&dq=PRRI+%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiK6Kn9k9HsAhXGWisKHcEnDeAQ6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=PRRI%20%22jam%20Gadang%22&f=false|title=Syair Kisah Perjuangan Anak Nagari 1958-1961: Kalah di Ujung Bedil Menang dengan Silat|publisher=Lembaga Kekerabatan Datuk Soda|isbn=978-602-71254-1-4|language=id}}</ref>
Renovasi terakhir yang dilakukan pada Jam Gadang adalah pada tahun 2010 oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan dukungan pemerintah kota Bukittinggi dan Kedutaan Besar Belanda di [[Jakarta]]. Renovasi tersebut diresmikan tepat pada ulang tahun kota Bukittinggi yang ke-262 pada tanggal 22 Desember 2010.<ref>http://www.republika.co.id [http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/12/23/153975-jam-gadang-selesai-diperbaiki Renovasi Jam Gadang].</ref>
 
Setelah [[Operasi 17 Agustus|operasi penumpasan PRRI]], APRI membangun [[Tugu Pembebasan]] di sekitar Jam Gadang untuk memperingati kemenangan mereka. Relief di tugu melukiskan ''[[ninik mamak]]'' sedang "bersujud di bawah telapak kaki tentara yang berdiri dengan angkuhnya". Tugu tersebut dihancurkan pada masa pemerintahan Gubernur Sumatera Barat [[Harun Al-Rasjid Zain|Harun Zain]].<ref>{{Cite book|last=Pandoe|first=Marthias Dusky|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=ta05V3dVGlAC&pg=PA94&lpg=PA94&dq=%22relief+%22+%22PRRI%22+bukittinggi&source=bl&ots=INsk163Bp9&sig=ACfU3U0sH1iU0MOpFwvuE8gQ-prxDXuokA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjehZ3K2PjzAhVKAXIKHab2Ae0Q6AF6BAgjEAM#v=onepage&q=%22relief%20%22%20%22PRRI%22%20bukittinggi&f=false|title=Jernih melihat cermat mencatat: antologi karya jurnalistik wartawan senior Kompas|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-487-4|language=id}}</ref><ref>{{Cite news|date=29 Januari 2000|title=Taman Wirasakti Gambarkan Keangkuhan Tentara Pusat|work=Harian Singgalang}}</ref>
Pada Juli 2018, kawasan Jam Gadang direvitalisasi oleh pemerintah. Pengerjaannya memakan biaya Rp18 miliar dan rampung pada Februari 2019.<ref>[http://www.valora.co.id/berita/12158/taman-jam-gadang-diresmikan-17-februari-telan-dana-rp18-miliar.html Taman Jam Gadang Diresmikan 17 Februari, Telan Dana Rp18 Miliar | VALORA NEWS SUMBAR<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref>
 
== Kondisi saat ini ==
Jam Gadang sempat ditutup dengan dibalut kain ''[[marawa]]'' pada malam pergantian tahun 2008 ke 2009 oleh Wali Kota Bukittinggi [[Djufri]]. Alasan penutupan untuk mengurangi kerumunan pengunjung di pelataran Jam Gadang yang berpotensi menimbulkan tindak kriminal dan korban jiwa.<ref>{{Cite book|last=Antiokhia (YAPAMA)|first=Yayasan Pelayanan Media|date=2010-01-01|url=https://books.google.com/books?id=uachAgAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA10&dq=%22jam+gadang%22+ditutup+%222010%22+before:2012-02-02&hl=id|title=Tabloid Reformata Edisi 122, January 2010|publisher=Yayasan Pelayanan Media Antiokhia (YAPAMA)|language=id}}</ref>
 
Jam Gadang dilaporkan mengalami kerusakan dan miring di beberapa lantai pasca-[[Gempa bumi Sumatra Maret 2007|gempa bumi Sumatera Barat 2007]]. Kerusakan meliputi struktur utama, retakan di simpul atau tumpuan bangunan pada tiga tingkat pertama serta retakan horizontal di sekeliling dinding bangunan pada ketinggian sekitar 1,5 meter dari tingkat pertama.<ref>{{Cite news|date=2010-03-10|title=Wah... Bangunan Jam Gadang Miring|url=https://regional.kompas.com/read/2010/03/10/20374180/~Regional~Sumatera|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-04-12|editor-last=Msh}}</ref> Selain itu, bandul jam patah sehingga jam tidak diaktifkan sementara waktu.<ref>{{Cite news|title=Digoyang Gempa, Jam Gadang Masih Tegak|url=https://news.detik.com/berita/d-750664/digoyang-gempa-jam-gadang-masih-tegak|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-04-12}}</ref> Pada 2010, upaya penguatan bangunan dilakukan oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan menyuntikkan cairan kimia khusus. Biayanya bersumber dari Kedutaan Besar Belanda di [[Jakarta]] sekitar 600 juta rupiah.<ref>{{Cite web|date=2010-12-23|title=Jam Gadang Selesai Diperbaiki|url=https://republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/12/23/153975-jam-gadang-selesai-diperbaiki|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-04-12}}</ref> Rehabilitasi bangunan selesai dikerjakan bertepatan dengan ulang tahun Kota Bukittinggi yang ke-262 pada 22 Desember 2010.<ref>http://www.republika.co.id [http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/12/23/153975-jam-gadang-selesai-diperbaiki Renovasi Jam Gadang].</ref>
 
Pada Juli 2018, kawasan Jam Gadang direvitalisasi oleh pemerintah. Pengerjaannya memakan biaya Rp18 miliar dan rampung pada Februari 2019.<ref>[{{Cite web |url=http://www.valora.co.id/berita/12158/taman-jam-gadang-diresmikan-17-februari-telan-dana-rp18-miliar.html |title=Taman Jam Gadang Diresmikan 17 Februari, Telan Dana Rp18 Miliar |{{!}} VALORA NEWS SUMBAR<!-- Judul yang dihasilkan bot -->] |access-date=2019-05-01 |archive-date=2019-05-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190501132635/http://www.valora.co.id/berita/12158/taman-jam-gadang-diresmikan-17-februari-telan-dana-rp18-miliar.html |dead-url=yes }}</ref>
 
Jelang pergantian tahun 2021, Jam Gadang kembali ditutup dengan kain putih untuk mencegah kerumunan warga di tengah [[Pandemi Covid-19 di Sumatera Barat|pandemi Covid-19]] yang masih berlangsung.<ref>{{Cite web|date=2020-12-31|title=Jam Gadang Ditutup Kain Putih, Pemko Bukittinggi Tegaskan Tak Ada Perayaan Tahun Baru|url=https://padangkita.com/jam-gadang-ditutup-kain-putih-pemko-bukittinggi-tegaskan-tak-ada-perayaan-tahun-baru/|website=Padangkita.com|language=id-ID|access-date=2020-12-31}}</ref>
 
== Galeri ==
{{Commonscat|Jam Gadang}}
<gallery>
Berkas:Jam Gadang in 2011.jpg|Jam Gadang pada bulan Mei 2011
Berkas:Tdsbukit.jpg|Pembalap sepeda peserta [[Tour de Singkarak 2010]] saat melintasi Jam Gadang
Berkas:Jam Gadang, Bukittinggi, 2016-02-12 02.jpg|Angka Romawi empat (IV) yang pada Jam Gadang tertulis "IIII"
Berkas:Bukittinggi 1948.jpg|Jam Gadang pada tahun 1948
Berkas:Jam Gadang Era Jepang.jpg|Jam Gadang pada masa pendudukan Jepang
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fort de Kock stadsgezicht met klokkentoren. TMnr 60018403.jpg|Jam Gadang pada tahun 1933
</gallery>
 
Baris 68 ⟶ 82:
 
== Pranala luar ==
 
{{Commonscat|Jam Gadang}}
* Rahmat Irfan Denas. [https://suluah.com/cerita-saksi-hidup-soal-pembangunan-lubang-jepang-di-bukittinggi/ "Cerita Saksi Hidup Soal Pembangunan Lubang Jepang di Bukittinggi"]. ''Suluah.com''.
{{col|1; font-size:90%;}}
* https://travel.tempo.co/read/377407/balada-jam-gadang-bukittinggi
{{EndDiv}}
 
[[Kategori:Menara jam]]
[[Kategori:Markah tanah di Indonesia]]
[[Kategori:Tempat wisata di Kota Bukittinggi]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di SumatraSumatera Barat]]
[[Kategori:Cagar budaya di Sumatera Barat]]