Surah Al-Fatihah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 17360968 oleh 116.206.8.27 (bicara)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(37 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Sura
| name-ar = al-Fatihah {{br}} <big>الفاتحة </big>
| imagename = Alal-Fatiha.pngFātiḥah
| arti = ''Pembukaan''Pembuka
| caption = Ayah 1 s.d. Ayah 7
| nama_lain = ''Fatihatul Kitab'',<ref name="C"/> ''Ummul Qur'an'', ''Ummul Kitab'', ''as-Sab'ul Masani'',<ref name="Al-Jumunatul 'Ali">Departemen Agama RI (1987). hal 3</ref> ''al-Kanz'',<ref name="C"/>, ''al-Wafiyah'',<ref name="C"/> ''al-Kafiyah'',<ref name="C"/> ''al-Asas'',<ref name="C"/> ''asy-Syafiyah'',<ref>Hamzah (2003). hal 47</ref> ''al-Hamd'',<ref name="C"/> ''as-Shalah'',<ref name="C"/> ''al-Ruqyah'',<ref name="C"/> ''asy-Syukru'',<ref name="C"/> ''ad-Du'au'',<ref name="C"/> ''asy-Syifa'',<ref name="C"/> ''al-Waqiyah'',<ref name="C">"Banyak nama untuk sebutan Surah al-Fatihah", ''Hidayah'', Februari 2009</ref>
| arti = ''Pembukaan''
| nama_lain = ''Fatihatul Kitab'',<ref name="C"/> ''Ummul Qur'an'', ''Ummul Kitab'', ''as-Sab'ul Masani'',<ref name="Al-Jumunatul 'Ali">Departemen Agama RI (1987). hal 3</ref> ''al-Kanz''<ref name="C"/>, ''al-Wafiyah'',<ref name="C"/> ''al-Kafiyah'',<ref name="C"/> ''al-Asas'',<ref name="C"/> ''asy-Syafiyah'',<ref>Hamzah (2003). hal 47</ref> ''al-Hamd'',<ref name="C"/> ''as-Shalah'',<ref name="C"/> ''al-Ruqyah'',<ref name="C"/> ''asy-Syukru'',<ref name="C"/> ''ad-Du'au'',<ref name="C"/> ''asy-Syifa'',<ref name="C"/> ''al-Waqiyah'',<ref name="C">"Banyak nama untuk sebutan Surah al-Fatihah", ''Hidayah'', Februari 2009</ref>
| klasifikasi = [[Makkiyah]] {{br}} [[Madaniyah]]<ref name="Al-Jumunatul 'Ali"/>
| surah_ke = 1
| nomor_juz = [[Juz 1]], Hizb 1
| waktu_pewahyuan =
| jumlah_ruku = 1 ruku'
| jumlah_ayat = 7 ayat
| jumlah_kata = 25 kata
| jumlah_huruf = 139 huruf
| ayat_sajdah =
|next_sura=[[al-Baqarah]]}}
| Harf-e-Mukatta'at =
[[File:Chapter 1, Al-Fatiha (Mujawwad) - Recitation of the Holy Qur'an.mp3|thumb|right|ٱلۡفَاتِحَةِ]]
}}
 
[[Berkas:FirstSurahKoran.jpg|jmpl|200px|ka|Mushaf Surah al-Fatihah]]
'''Surah Al-Fatihah''' ({{lang-ar|الفاتحة|translit=al-fātiḥah|lit=pembukaanpembuka}} {{IPA-ar|ʔal faːtiħah|IPA}}) adalah [[surah]] pertama dalam [[al-Qur'an]]. Surah ini diturunkan di [[Makkiyah|MekahMakkah]] sehingga tergolong surah [[makiyah]] dan terdiri dari 7tujuh ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam [[Al-Qur'an]]. Surah ini memuat doa untuk memohon petunjuk dan kasih sayang kepada [[Allah (Islam)|Allah]].<ref name="Maududi">{{cite book|last=Maududi|first=Sayyid Abul Ala|url=http://www.englishtafsir.com/Quran/1/index.html|title=Tafhim Al Quran|access-date=2013-06-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20130728184437/http://www.englishtafsir.com/Quran/1/index.html|archive-date=2013-07-28|url-status=live}}</ref>
 
Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran., serta Dinamakandinamakan ''Ummul Qur'an'' ('''أمّ القرءان'''; induk al-Quran) atau ''Ummul Kitab'' ('''أمّ الكتاب'''; induk Al-Kitab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. DinamakanSelain itu, surah ini dinamakan pula ''As Sab'ul matsaany'' ('''السبع المثاني'''; tujuh yang berulang-ulang) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam [[salat]].<ref>{{Cite web|title=Al-Qur'an Surat Al-Fatihah (Terjemahan Indonesia)|url=https://kalam.sindonews.com/surah/1/al-fatihah|website=SINDOnews Kalam|language=id-ID|access-date=2024-03-01}}</ref>
 
== UnsurPokok pokokpikiran ==
Diriwayatkan dari hadis, Surah Al-Fatihah terbagi menjadi dua, yakni separuh bagian pertama untuk Allah dan separuh bagian kedua untuk hamba-hamba-Nya.<ref>{{Cite book|last=Ibn al-Hajjaj|first=Abul Hussain Muslim|year=2007|url=|title=Sahih Muslim - 7 Volumes|publisher=Darussalam|isbn=978-9960991900|volume=1|pages=501–503}}</ref> Terdapat perbedaan pendapat apakah ''[[Basmala|Bismillah]]'' adalah ayat pertama Surah al-Fatihah, atau ayat tidak bernomor.<ref>{{Cite book|last=Mubarakpuri|first=Safiur Rahman|year=2000|title=Tafsir Ibn Kathir (10 Volumes; Abridged)|publisher=Darussalam|isbn=9781591440208|pages=25|quote=[The scholars] disagree over whether [Bismillah] is a separate Ayah before every Surah, or if it is an Ayah, or a part of an Ayah, included in every Surah where the Bismillah appears in its beginning. [...] The opinion that Bismillah is an Ayah of every Surah, except [At-Tawbah], was attributed to (the Companions) Ibn 'Abbas, Ibn 'Umar, Ibn Az-Zubayr, Abu Hurayrah and 'Ali. This opinion was also attributed to the Tabi'in 'Ata', Tawus, Sa'id bin Jubayr, Makhul and Az-Zuhri. This is also the view of 'Abdullah bin Al-Mubarak, Ash-Shaf i'i, Ahmad bin Hanbal, (in one report from him) Ishaq bin Rahwayh, and Abu 'Ubayd Al-Qasim bin Salam. On the other hand, Malik, Abu Hanifah and their followers said that Bismillah is not an Ayah in Al-Fatihah or any other Surah. Dawud said that it is a separate Ayah in the beginning of every Surah, not part of the Surah itself, and this opinion was also attributed to Ahmad bin Hanbal. Malik, Abu Hanifah and their followers said that Bismillah is not an Ayah in Al-Fatihah or any other Surah. Dawud said that it is a separate Ayah in the beginning of every Surah, not part of the Surah itself, and this opinion was also attributed to Ahmad bin Hanbal.}}</ref> Surah ini diawali dengan memuji Allah (''[[Alhamdulillah]]'') dan menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan seru sekalian alam (ayat 1/2),<ref>{{Cite book|last=Mubarakpuri|first=Safiur Rahman|year=2000|title=Tafsir Ibn Kathir (10 Volumes; Abridged)|publisher=Darussalam|isbn=9781591440208|pages=33–37}}</ref> [[Asmaulhusna|Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang]] (ayat 2/3),<ref>{{Cite book|last=Mubarakpuri|first=Safiur Rahman|year=2000|title=Tafsir Ibn Kathir (10 Volumes; Abridged)|publisher=Darussalam|isbn=9781591440208|pages=30–33, 37}}</ref> dan Dia-lah yang menguasai [[Pengadilan Terakhir|Hari Pembalasan]] (ayat 3/4).<ref>{{Cite book|last=Mubarakpuri|first=Safiur Rahman|year=2000|title=Tafsir Ibn Kathir (10 Volumes; Abridged)|publisher=Darussalam|isbn=9781591440208|pages=39–42}}</ref>
=== Keimanan ===
Beriman kepada [[Tuhan]] Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, di mana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Di antara nikmat itu ialah: nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata ''Rabb'' ('''ربّ''') dalam kalimat ''Rabbul-'aalamiin'' (ربّ''' العالمين''') tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti ''tarbiyah'' ('''التربية''') yaitu mendidik dan menumbuhkan.
 
Pada akhirnya, imam empat mazhab Sunni terbagi menjadi beberapa pendapat:
Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat.
 
# *Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa salat tidak sah bila tidak membaca bismillahbasmalah karena bismillahbasmalah adalah kalimat suci yang diucapkan oleh Allah sendiri dalam suratsurah Al-Faatihah. Pandangan ini banyak dianut oleh Nahdlatul Ulama dan kaum muslim di IndonesiaFatihah.
:"''Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai Hari Pembalasan.''"
#* Mazhab Maliki berpendapat bahwa basmalah tidak pernah diucapkan oleh Allah dalam suratsurah Al-FaatihahFatihah. Hal ini dianggap bersifat makruh; tidak kena dosa tetapi juga tidak dapat pahala. Pandangan ini banyak dianut oleh imam besar di masjid Nabawi (Medinah) dan masjidil Haram (Mekah).
#* Mazhab Hanafi dan Hambali menyetujui mazhab Maliki bahwa '"Bismillah"'basmalah tidak pernah diucapkan Allah dalam suratsurah Al Faatihah-Fatihah, namun mereka mengambil posisi tengah (tepatnya ambigu) dengan cara mengucapkan Bismillah secara pelan saja.<ref>[http://www.youtube.com/watch?v=Qd1WgE0InFQ Video youtube] dari Imam masjid di Jeddah yang menyatakan bahwa basmalah tidak ada di surat Al Faatihah-Fatihah.</ref>. Pandangan ini banyak dianut di India, Pakistan dan Asia Tengah.
 
Tiga ayat terakhir merupakan separuh bagian hamba, dimulai dengan "Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada-Mu-lah, kami memohon pertolongan" (ayat 4/5), kemudian memohon untuk menunjukkan [[siratalmustakim]] (jalan yang lurus), yakni jalan yang diberikan telah diberikan nikmat (ayat 5-6/6-7).<ref>{{Cite book|last=Mubarakpuri|first=Safiur Rahman|year=2000|title=Tafsir Ibn Kathir (10 Volumes; Abridged)|publisher=Darussalam|isbn=9781591440208|pages=42–55}}</ref>
Yang dimaksud dengan "Yang Menguasai Hari Pembalasan" ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.
 
Beberapa pemikir Muslim meyakini bahwa orang [[Yahudi]] dan [[Nasrani]] adalah contoh dari orang-orang yang dimurkai dan orang-orang tersesat, berturut-turut.<ref name="Leaman">{{cite book|last=Leaman|first=Oliver|date=2006|url=https://books.google.com/books?id=isDgI0-0Ip4C&q=%22The+Prophet+interpreted+those+who+incurred+God%E2%80%99s+wrath+as+the+Jews+and+the+misguided+as+the+Christians%22&pg=PA614|title=The Qur'an: an Encyclopedia|publisher=[[Routledge]]|isbn=0-415-32639-7|editor=Leaman, Oliver|page=614|quote=The Prophet interpreted those who incurred God's wrath as the Jews and the misguided as the Christians.|author-link=Oliver Leaman|access-date=2020-11-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210328155435/https://books.google.com/books?id=isDgI0-0Ip4C&q=%22The+Prophet+interpreted+those+who+incurred+God%E2%80%99s+wrath+as+the+Jews+and+the+misguided+as+the+Christians%22&pg=PA614|archive-date=2021-03-28|url-status=live}}</ref><ref name="interpretation2">{{cite book|last=Ayoub|first=Mahmoud M.|date=January 1984|url=https://books.google.com/books?id=sIXpFtvp2JYC&pg=PA49|title=The Qur'an and Its Interpreters: v.1: Vol 1|publisher=State University of New York Press|isbn=978-0873957274|page=49|quote=Most commentators have included the Jews among those who have "incurred" divine wrath and the Christians among those who have "gone astray".(Tabari, I, pp. 185-195; Zamakhshari, I, p. 71)|author-link=Mahmoud M. Ayoub|access-date=2020-11-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210328155501/https://books.google.com/books?id=sIXpFtvp2JYC&pg=PA49|archive-date=2021-03-28|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|author=Ibn Kathir|author-link=Ibn Kathir|title=The Quran Commentaries for 1.7 Al Fatiha (The opening)|url=https://quranx.com/tafsirs/1.7|work=QuranX|archive-url=https://web.archive.org/web/20200529191410/https://quranx.com/tafsirs/1.7|archive-date=29 May 2020|access-date=24 January 2020|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|author=Al-Amin Ash-Shanqit, Muhammad|date=10 October 2012|title=Tafsir of Chapter 001: Surah al-Fatihah (The Opening)|url=https://sunnahonline.com/library/the-majestic-quran/431-tasfir-of-chapter-1-surah-al-fatihah-the-opening|work=Sunnah Online|archive-url=https://web.archive.org/web/20190531145652/https://sunnahonline.com/library/the-majestic-quran/431-tasfir-of-chapter-1-surah-al-fatihah-the-opening|archive-date=31 May 2019|access-date=24 January 2020|url-status=live}}</ref><ref>{{cite AV media|url=https://www.youtube.com/watch?v=Iti-dplakf4|title=The greatest recitation of Surat al-Fatiha|date=6 June 2007|people=Al Kindari, Fahad|publisher=Sweden [[Dawah]] Media Production (on behalf of High Quality & I-Media); LatinAutor - Warner Chappell|access-date=20 December 2019|archive-url=https://ghostarchive.org/varchive/youtube/20211117/Iti-dplakf4|archive-date=2021-11-17|quote=The saying of the Exalted, 'not the Path of those who have earned Your Anger, nor of those that went astray': the majority of the scholars of tafseer said that 'those who have earned Your Anger' are the Jews, and 'those that went astray' are the Christians, and there is the hadeeth of the Messenger of Allaah (SAW) reported from Adee bin Haatim (RA) concerning this. And the Jews and the Christians even though both of them are misguided and both of them have Allaah's Anger on them - the Anger is specified to the Jews, even though the Christians share this with them because the Jews knew the truth and rejected it and deliberately came with falsehood, so the Anger (of Allah being upon them) was the description most befitting them. And the Christians were ignorant, not knowing the truth, so misguidance was the description most befitting them. So with this the saying of Allaah, 'so they have drawn on themselves anger upon anger' (2:90) clarifies that the Jews are those that 'have earned your Anger'. And likewise His sayings, 'Say: shall I inform you of something worse than that, regarding the recompense from Allaah: those (Jews) who incurred the Curse of Allaah and His Anger' (5:60)|url-status=live}}{{cbignore}}</ref><ref>{{cite web|date=23 January 2014|title=Surah Al-Fatihah, Chapter 1|url=https://www.al-islam.org/enlightening-commentary-light-holy-quran-vol-1/surah-al-fatihah-chapter-1|work=[[al-islam.org]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20191208094137/https://www.al-islam.org/enlightening-commentary-light-holy-quran-vol-1/surah-al-fatihah-chapter-1|archive-date=8 December 2019|access-date=11 December 2019|quote=Some of the commentators believe that / dallin / 'those gone astray' refers to the misguided of the Christians; and / maqdubi 'alayhim / 'those inflicted with His Wrath' refers to the misguided of the Jews.|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|author=al-Jalalayn|author-link=Tafsir al-Jalalayn|title=The Tasfirs|url=https://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=1&tTafsirNo=74&tSoraNo=1&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2|work=altafsir.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20190904084752/https://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=1&tTafsirNo=74&tSoraNo=1&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2|archive-date=4 September 2019|access-date=7 February 2020|url-status=live}}</ref><ref name="ExplantionQur'an">{{Cite book|last=Abdul-Rahman|first=Muhammad Saed|year=2009|url=https://books.google.com/books?id=yLKkvUGFP34C|title=The meaning and explanation of the glorious Qur'an, 2nd Edition, Volume 1|publisher=MSA Publication Limited|isbn=978-1-86179-643-1}}</ref>{{rp|45}} Yang lain memandang ini sebagai kecaman terhadap semua orang Yahudi dan Nasrani dari masa ke masa.<ref>{{cite news|author=Bostom, Andrew|author-link=Andrew Bostom|date=29 May 2019|title=Ramadan Koran lesson: Curse Jews and Christians 17-times daily: Part 1|url=http://www.israelnationalnews.com/Articles/Article.aspx/23948|work=[[Israel National News]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20191130175303/http://www.israelnationalnews.com/Articles/Article.aspx/23948|archive-date=30 November 2019|access-date=9 December 2019|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|author=Bostom, Andrew|author-link=Andrew Bostom|date=29 May 2019|title=Ramadan Koran lesson: Curse Jews and Christians 17-times daily: Part 2|url=http://www.israelnationalnews.com/Articles/Article.aspx/23949|work=[[Israel National News]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20191209040013/http://www.israelnationalnews.com/Articles/Article.aspx/23949|archive-date=9 December 2019|access-date=9 December 2019|url-status=live}}</ref><ref>{{cite news|author=Shrenzel, Israel|date=4 September 2019|title=Verses and Reality: What the Koran Really Says about Jews|url=http://jcpa.org/article/verses-and-reality-what-the-koran-really-says-about-jews/|work=[[Jerusalem Center for Public Affairs]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20191209040015/http://jcpa.org/article/verses-and-reality-what-the-koran-really-says-about-jews/|archive-date=9 December 2019|access-date=8 December 2019|url-status=live}}</ref> Sementara itu, yang lain berpendapat bahwa ayat ini merujuk pada semua orang secara umum tanpa memandang kelompok tertentu.<ref name=":0">{{Cite book|last=Asad|first=Muhammad|url=http://www.muhammad-asad.com/Message-of-Quran.pdf|title=The Message of the Quran, Commentary on Surah Fatiha|pages=23–24|quote=According to almost all the commentators, God's "condemnation" (ghadab, lit., "wrath") is synonymous with the evil consequences which man brings upon himself by wilfully rejecting God's guidance and acting contrary to His injunctions. ... As regards the two categories of people following a wrong course, some of the greatest Islamic thinkers (e.g. Al-Ghazali or, in recent times, Muhammad 'Abduh) held the view that the people described as having incurred "God's condemnation" - that is, having deprived themselves of His grace - are those who have become fully cognizant of God's message and, having understood it, have rejected it; while by "those who go astray" are meant people whom the truth has either not reached at all, or to whom it has come in so garbled and corrupted a form as to make it difficult for them to recognize it as the truth (see 'Abduh in Manar I, 68 ff.).|author-link=Muhammad Asad|access-date=2019-12-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20191126180926/http://www.muhammad-asad.com/Message-of-Quran.pdf|archive-date=2019-11-26|url-status=live}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|last=Ali|first=Abdullah Yusuf|year=2006|url=http://www.ulc.org/wp-content/uploads/2012/10/English-Quran-With-Commentaries.pdf|title=The Meaning of The Noble Qur'an, Commentary on al-Fatiha|pages=7|quote=...those who are in the darkness of Wrath and those who stray? The first are those who deliberately break God's law; the second those who stray out of carelessness or negligence. Both are responsible for their own acts or omissions. In opposition to both are the people who are in the light of God's Grace: for His Grace not only protects them from active wrong ... but also from straying into paths of temptation or carelessness. The negative gair should be construed as applying not to the way, but as describing men protected from two dangers by God's Grace.|author-link=Abdullah Yusuf Ali|archive-url=https://web.archive.org/web/20170312164616/http://www.ulc.org/wp-content/uploads/2012/10/English-Quran-With-Commentaries.pdf|archive-date=2017-03-12}}</ref><ref>{{Cite book|last=Shafi|first=Muhammad|url=http://www.islamicstudies.info/quran/maarif/maarif.php?sura=1|title=Ma'ariful Qur'an|pages=78–79|author-link=Muhammad Shafi Deobandi|access-date=2019-12-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200718160303/http://www.islamicstudies.info/quran/maarif/maarif.php?sura=1|archive-date=2020-07-18|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|title=Tafsir al-Kabir, al-Razi, التفسير الكبير, Tafsir Surah al-Fatiha}}</ref><ref>{{Cite book|title=Al-Kashshaaf, Al-Zamakhshari, الكشاف, Commentary on surah al-Fatiha}}</ref><ref name="Maududi2">{{cite book|last=Maududi|first=Imam Sayyid Abul Ala|url=http://www.englishtafsir.com/Quran/1/index.html|title=Tafhim Al Quran|author-link=Abul A'la Maududi|access-date=2013-06-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20130728184437/http://www.englishtafsir.com/Quran/1/index.html|archive-date=2013-07-28|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|last=|first=|date=15 November 2021|title=Corpus Coranicum: Commentary on the Quran. Chronologisch-literaturwissenschaftlicher Kommentar zum Koran, hg. von der Berlin-Brandenburgischen Akademie der Wissenschaften durch Angelika Neuwirth unter Mitarbeit von Ali Aghaei und Tolou Khademalsharieh, unter Heranziehung von Übersetzungen von Nicolai Sinai.|url=https://corpuscoranicum.de/kommentar/index/sure/1/vers/1|website=|archive-url=|archive-date=|access-date=|quote=Das anaphorische ʾiyyāka (V. 6) betont die Exklusivität des Angerufenen, der anders als im Fall der paganen mušrikūn, die Gott zwar in extremen Situationen um Hilfe rufen, ihm aber nicht dienen, vgl. Q 17:67, Adressat sowohl von Hilferufen als auch von Gottesdienst ist. An diese im Zentrum stehende Affirmation der Alleinverehrung Gottes schließt die Bitte um Rechtleitung an (V. 7). Der hier erhoffte ‚gerade Weg‘ soll demjenigen der bereits von Gott mit Huld bedachten Vorläufern folgen. Sie werden nicht explizit gemacht und dürften zur Zeit der Entstehung der fātiḥa auch unbestimmt intendiert sein. Erst später–mit der Herausbildung von Kollektivbildern - ließen sich die Zielgruppen ex silentio erschließen|url-status=live}}</ref>
:"''Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.''"
 
== Teks ==
Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu: '"Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin"' ('''إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين'''; hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi [[pahala]] terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.
{{Teks quran blok |s=1 |nama surat=y |basmalah=y
|a1=1
|t1=Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
 
|a2=2
:"''Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ''"
|t2=Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,
 
|a3=3
Di bagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan ke jalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.
|t3=Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
 
|a4=4
=== Hukum-hukum ===
|t4=Pemilik hari pembalasan.
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
 
|a5=5
=== Kisah-kisah ===
:"''|t5=Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohonmohon pertolongan.''"
Kisah para nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al -Quran memuat kisah-kisah para nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para nabi, para shiddieqiin ('''صدّيقين'''; orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' ('''شهداء'''; orang-orang yang mati syahid), shaalihiin ('''صالحين'''; orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
 
|a6=6
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.
|t6=Tunjukilah kami jalan yang lurus
 
|a7=7
== Al-Fatihah ==
:"''Tunjukilah kami jalan yang lurus, |t7=(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkanberi nikmat kepada mereka,kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ''"
Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam [[salat]]. Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.<ref>"Tidak sah salat seseorang jika tidak membaca Al-Fatihah". HR. Bukhari, Muslim, Abu Awanah, dan Baihaqi. Baca ''Irwa' '' Hadits no. 302</ref> Dalam [[hadits]] dinyatakan bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".<ref>HR. Muslim dan Abu 'Awanah</ref> Walau begitu, hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain disebutkan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:
|attr={{Cite quran|style=ref|1|1-7}}}}
 
== NamaDalam lainSalat ==
Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam [[salat]]. Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.<ref>"Tidak sah salat seseorang jika tidak membaca Al-Fatihah". HR. Bukhari, Muslim, Abu Awanah, dan Baihaqi. Baca ''Irwa' '' Hadits no. 302</ref> Dalam [[hadits|hadis]] dinyatakan bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".<ref>HR. Muslim dan Abu 'Awanah</ref> Walau begitu, hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam haditshadis lain disebutkan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:
:"''Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah.''"<ref>HR. Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Hakim, Thabarani, dan Ibnu Hibban. Disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Baca ''Al-Irwa' '' Hadits no. 303</ref>
 
Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan [[Doa Iftitah]] dan dilanjutkan dengan "[[Amin (salat)|Aamiin]]" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaaraka'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus diiringi dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga hingga keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.<ref>HR. Ibnu Majah dengan sanad shahih. Baca ''Al-Irwa' '' Hadits no.506</ref>
 
Disebutkan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan [[Muhammad|Nabi Muhammad]] adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat hingga selesai membacanya,<ref>HR. Abu Dawud dan Sahmi, disahkan oleh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi. Baca ''Al-Irwa' '' Hadits no. 343. Diriwayatkan pula oleh 'Amr ad-Dani dalam Kitab ''Muktafa'' 5/2.</ref> misal:
Baris 58 ⟶ 66:
Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat ''Maliki yaumiddīn'' dengan ''ma'' pendek dibaca ''Māliki yaumiddīn'' dengan ''ma'' panjang.<ref>HR. Tamam ar-Razi dalam ''Al-Fawaaid'', Ibnu Abu Dawud dalam ''Al-Mushahif'' 7/2, Abu Nu'aim dalam ''Akhbaari Asbahan'' 1/104, dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.</ref>
 
Dalam salat, Al-Fatihah biasanya diakhiri dengan kata "Aamiin". "Aamiin" dalam [[salat Jahr]] biasanya didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Aamiin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.<ref>HR. Bukhari dan Abu Dawud dengan sanad sahih.</ref> Dalam haditshadis disebutkan bahwa makmum harus mengucapkan "aamiin" karena [[malaikat]] juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "aamiin" diucapkan apabila imam mengucapkannya.<ref name="SSN"/>
 
Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaatraka'at dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal hingga akhir salat, disebut [[Salat Sir]] (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah [[Salat Zuhur]] dan [[Salat Ashar]] di mana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, terdapat pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah [[salat Subuh]], [[salat Maghrib]], dan [[salat Isya']]. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada saat itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan [[Imam salat|Imam]] karena dapat mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. [[Makmum]] diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.<ref name="SSN">Muhammad Nashrudin Al-Albani. ''Sifat Salat Nabi''. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah</ref> Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:
:''"[[Rasulullah]] bersabda, "Wahai [[Abu Bakar]], saya telah lewat di depan rumahmu ketika engkau [[salat Lail]] dengan bacaan lirih." Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda kepada [[Umar bin Khattab|Umar]], "Aku telah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi [[Muhammad]] bersabda, "Wahai Abu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Kepada Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."''<ref>HR. Abu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi.</ref>
Dalam Salat, pembacaan Surah Al-Fatihah sifatnya wajib bagi imam, makmum maupun orang yang salat sendirian. Pembacaan Surah Al-Fatihah merupakan salah satu syarat sah dalam salat. Pengecualian pembacaan Surah Al-Fatihah dengan salat yang dianggap sah berlaku bagi makmum masbuk yang hanya mendapati imam ketika rukuk.{{Sfn|Adil|2018|p=225-226}} Pembacaan Surah Al-Fatihah di dalam salat harus tepat pada posisi berdiri. Salat dianggap tidak sah ketika Surah Al-Fatihah mulai dibaca ketika sedang menuju berdiri pada rakaat baru. Pembacaan Surah Al-Fatihah secara keliru hingga mengubah makna juga membuat salat menjadi tidak sah. Hal ini juga berlaku ketika pembacaannya melupakan salah satu huruf maupun [[tasydid]].{{Sfn|Adil|2018|p=226}}
 
== PenutupAsal usul ==
Pandangan yang cukup umum tentang asal usul surah ini berasal dari riwayat [[Abdullah bin Abbas]] (''raḍiyallāhu ‘anhu'') bahwa surah ini termasuk dalam kelompok [[Makiyah]], meski ada yang meyakini apakah surah itu [[Madaniyah]], atau bahkan diturunkan di kedua kota.<ref>{{cite book|last=Ahmad|first=Mirza Bahir Ud-Din|year=1988|title=The Quran with English Translation and Commentary|publisher=Islam International Publications Ltd.|isbn=1-85372-045-3|pages=1}}</ref> Para ulama sepakat bahwa surah ini merupakan surah pertama yang diturunkan secara lengkap kepada Nabi [[Muhammad]].<ref name="Maududi" />
Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.
 
=== KeimananPenamaan ===
Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.
Nama surah ini, yang berarti "Pembukaan", maksudnya adalah surah pertama yang muncul dalam [[Mus'haf]], dibacakan setiap rakaat ''[[Salah|salat]]''. Akar kata nama surah ini adalah F-T-Ḥ ({{wikt-lang|ar|ف ت ح}}), yang berarti "membuka" atau "menaklukkan".<ref name="Maududi" /><ref>Joseph E. B. Lumbard "Commentary on Sūrat al-Fātiḥah," ''The Study of the Quran''. ed. Seyyed Hossein Nasr, Caner Dagli, Maria Dakake, Joseph Lumbard, Muhammad Rustom (San Francisco: Harper One, 2015), p. 3.</ref> Selain dinamai Al-Fatihah (Pembukaan), surah ini sering juga disebut ''Fātiḥatul Kitāb'' (Pembukaan Kitab), ''Al-Ḥamd'' (Segala Puji), ''Aṣ-Ṣalah'' (Salat), ''Ummul-Kitāb'' (Induk Kitab), ''Ummul Qur'ān'' (Induk Al-Qur'an),<ref>{{Cite web|title=Hadith - The Book of the Commencement of the Prayer - Sunan an-Nasa'i - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/nasai/11/39|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20200813144611/https://sunnah.com/nasai/11/39|archive-date=2020-08-13|access-date=2020-11-30|url-status=live}}</ref> ''As-Sab'ul Maṡani'' (Tujuh yang Diulang dari Surah 15:87),<ref name="khoi">{{cite book|author=Abu al-Qasim al-Khoei|title=[[Al-Bayan Fi Tafsir al-Quran]]|pages=446|author-link=Abu al-Qasim al-Khoei}}</ref> ''asy-Syifa''' (Obat),<ref>Joseph E. B. Lumbard, "Introduction to Sūrat al-Fātiḥah", ''The Study Quran''. ed. Seyyed Hossein Nasr, Caner Dagli, Maria Dakake, Joseph Lumbard, Muhammad Rustom (San Francisco: Harper One, 2015), p. 3.</ref><ref name=":2">{{Cite book|last=Mubarakpuri|first=Safiur Rahman|year=2000|title=Tafsir Ibn Kathir (10 Volumes; Abridged)|publisher=Darussalam|isbn=9781591440208|pages=7–8}}</ref> ''Al-Wafiyah'' (Yang Sempurna), ''al-Kanz'' (Simpanan Yang Tebal), ''asy-Syafiyah'' (Yang Menyembuhkan), ''al-Kafiyah'' (Yang Mencukupi), ''al-Asas'' (Pokok), ''ar-Ruqyah'' (Mantra), ''asy-Syukru'' (Syukur), ''ad-Du'au'' (Do'a), dan ''al-Waqiyah'' (Yang Melindungi dari Kesesatan).<ref name="C" />
 
== Kontroversi ==
Beberapa [[mazhab]] memiliki pandangan yang berbeda mengenai [[basmalah]] dalam surat Al Faatihah. Hal ini berkaitan pula dengan sah atau batalnya [[salat]] fardu jika keliru membaca surat Al-Faatihah.
# Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa salat tidak sah bila tidak membaca bismillah karena bismillah adalah kalimat suci yang diucapkan oleh Allah sendiri dalam surat Al-Faatihah. Pandangan ini banyak dianut oleh Nahdlatul Ulama dan kaum muslim di Indonesia.
# Mazhab Maliki berpendapat bahwa basmalah tidak pernah diucapkan oleh Allah dalam surat Al-Faatihah. Hal ini dianggap bersifat makruh; tidak kena dosa tetapi juga tidak dapat pahala. Pandangan ini banyak dianut oleh imam besar di masjid Nabawi (Medinah) dan masjidil Haram (Mekah).
# Mazhab Hanafi menyetujui mazhab Maliki bahwa '"Bismillah"' tidak pernah diucapkan Allah dalam surat Al Faatihah, namun mereka mengambil posisi tengah (tepatnya ambigu) dengan cara mengucapkan Bismillah secara pelan saja<ref>[http://www.youtube.com/watch?v=Qd1WgE0InFQ Video youtube] dari Imam masjid di Jeddah yang menyatakan bahwa basmalah tidak ada di surat Al Faatihah.</ref>. Pandangan ini banyak dianut di India, Pakistan dan Asia Tengah.
 
== Nama lain ==
Selain dinamai ''Al-Fatihah'' (Pembuka), surah ini sering juga disebut ''Fatihatul Kitab'' (Pembukaan Kitab), ''Ummul Kitab'' (Induk Kitab), ''Ummul Qur'an'' (Induk Al-Qur'an), ''As-Sab'ul Matsani'' (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: ''Ash-Shalah'' ('''الصلاة''', Salat), ''al-Hamd'' ('''الحمد''', Pujian), ''Al-Wafiyah'' ('''الوافية''', Yang Sempurna), ''al-Kanz'' ('''الكنز''', Simpanan Yang Tebal), ''asy-Syafiyah'' (Yang Menyembuhkan), ''Asy-Syifa'' (Arab: '''الشفاء''', Obat), ''al-Kafiyah'' (Arab: '''الكافية''', Yang Mencukupi), ''al-Asas'' (Pokok), ''al-Ruqyah'' (Mantra), ''asy-Syukru'' (Syukur), ''ad-Du'au'' (Do'a), dan ''al-Waqiyah'' (Yang Melindungi dari Kesesatan).<ref name="C"/>
 
== Lihat pula ==
Baris 81 ⟶ 82:
 
== Referensi ==
 
=== Catatan kaki ===
{{reflist|2}}
 
=== PustakaDaftar pustaka ===
* {{Cite book|last=Adil|first=Abu Abdirrahman|date=2018|title=Ensiklopedi Salat|location=Jakarta|publisher=Ummul Qura|isbn=978-602-7637-03-0|editor-last=Mujtahid|editor-first=Umar|ref={{sfnref|Adil|2018}}|url-status=live}}
* ''Al-Qur'an dan Terjemahannya'' (1978). Jakarta: [[Departemen Agama Republik Indonesia]]
* Hamzah, Muchotob (2003). ''Studi Al-Qur'an Komprehensif''. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3
 
Baris 93 ⟶ 97:
{{Sura|1|—|[[Surah Al-Baqarah]]}}
{{Navigasi Surah}}
{{salat}}
{{authority control}}
 
[[Kategori:Surah Al-Fatihah| ]]
[[Kategori:Surah|F]]
[[Kategori:Makiyah|F]]
[[Kategori:Salat]]