Daeng Marewah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(10 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
== Riwayat keluarga ==
Sebagaimana yang tertulis di dalam [[Tuhfat al-Nafis]] yang ditulis oleh [[Raja Ali Haji]], diriwayatkan bahwa bangsawan [[Kerajaan Luwu]], yang bernama '''Opu Tenri Borong Daeng Ri Lekke'''' atau sering disingkat '''''Opu Tenri Burong''''', berangkat bersama ke-5 putranya dari tanah Bugis menuju ke tanah asing.<ref name="andiodang1">[http://andioddang.blogspot.co.id/2010/11/ana-ogie-sejauh-layarnya-terkembang_22.html Hannibal dari Tanah Melayu (bag. 1)]</ref> Kelima putranya diantaranya adalah:
# [[Kerajaan Mempawah#Mempawah pada masa kesultanan islam|Opu Daeng Menambun]],
# Opu Daeng Marewah,
# [[Daeng Chelak|Opu Daeng Cella']],
# Opu Daeng Parani, dan
# [https://ms.m.wiki-indonesia.club/wiki/Daeng_Kemasi Opu Daeng Kemasi]
Mereka merapat di [[Pulau Siantan]] dan disambut dengan ramahnya oleh seorang pelaut Bugis terkemuka di kawasan itu, yakni: Kari Abdul Malik yang juga dikenal sebagai Nakhoda Alang. Akhirnya mereka menetap di Siantang dalam waktu beberapa lama.
Penerimaan Nakhoda Alang dalam sebuah jalinan persahabatan yang akrab, membuat Opu
Kedua orang cucu dari Tenri Bonrong ini kelak akan menjadi orang yang penting di daerah Melayu. Dahing Kamboja kelak akan menjadi [[Yang Dipertuan Muda]] ke-3 di [[Kesultanan Lingga]], dan Dahing Khatijah itu menjadi isteri Raja Alam, putra [[Raja Kecil|Yang Dipertuan Raja Kecik Siak]]. Daeng Cella' juga dikenal dengan nama lain sebagai Daeng Pali' yang kemudian menjadi Yang Dipertuan Muda ke-2, setelah Daeng Marewa.
Dalam suasana kebahagiaan mendapatkan cucu serta kesibukan membangun armada Angkatan Laut itu, Opu Tenri Borong Daeng ri LEkke', Pangeran Luwu yang bercita-cita besar itu wafat dan dimakamkan pada sebuah pulau kecil di dekat [[Pulau Matak]] dalam wilayah Siantan. Hingga kini, makam Opu Tenri Borong Daeng ri Lekke' dikenal sebagai "'''Keramat Pulau Siantan'''"<ref>Dr. H. Wahyuddin Hamid, M.S., Passompe' Bugis Makassar, 2005</ref>
Pada Stamboom<sup>3</sup> (silsilah Raja Muda Lingga-Riau) yang ditulis oleh Willer, Residen Belanda pada tahun 1855 disebutkan bahwa Daeng Marewa, Daeng Parani dan Daeng Cella' adalah keturunan dari Kerajaan Bone dan Luwu. Hal ini juga ditulis juga dalam sejarahwan terkemuka [[
== Catatan Kaki ==
{{reflist}}
3. Bleeker et.al (1855) 'Stamboom der onderkoningen van Riouw' in 'Tidschrift voor Indische Tall Land en Volkenkunde' pp. 411.
4. L. Andaya (1975) 'The Kingdom of Johor 1641-1728: Economic and Political Developments'. Kuala Lumpur, Oxford University Press,
5. J. Noorduyn (1988) 'The Bugis genealogy of the Raja Muda family of Riau-Johor', Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 61
6. A. Farid (1999) 'Capita Selecta: Kebudayaan Sulawesi Selatan' Social Politic Genius (SIGn), 30 Jul 2017 (Edisi Revisi)
Baris 34:
* [[Sejarah Singapura]]
* [[Sultan Johor]]
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|