Kerajaan Palu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-\bdi tahun\b +pada tahun)
 
(13 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 28:
}}
 
[[Kota Palu]] sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu: [[Besusu, Palu Timur, Palu|Besusu]] (Pandapa), Tanggabanggo ([[Siranindi, Palu Barat, Palu|Siranindi]]) sekarang bernama [[Kamonji, Palu Barat, Palu|Kamonji]], Panggovia sekarang bernama [[Lere, Palu Barat, Palu|Lere]], Boyantongo sekarang bernama Kelurahan [[Baru, Palu Barat, Palu|Baru]]. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh.<ref name=":0">{{Cite web|last=Admin 010|date=2016-09-02|title=Ini Sejarah Kerajaan Di Kota Palu|url=https://www.kabartoday.com/ini-sejarah-kerajaan-palu-sulawesi-tengah|website=Kabar Today|language=en-US|access-date=2020-08-19|archive-date=2020-02-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20200224071541/http://www.kabartoday.com/ini-sejarah-kerajaan-palu-sulawesi-tengah|dead-url=yes}}</ref>
 
Pada tahun 1796 – 1960 Kerajaan Palu masih menggunakan sistim pemerintahan monarki dan ibukota palu pertama bernama Pandapa (1796-1888), lalu yang kedua ibukota palu bernama Panggovia berjalan mulai1888-1960, dan saat [[Indonesia|Republik Indonesia]] merdeka tahun 1945, pada tahun 1960 Kerajaan Palu lengser dan bergabung dengan Indonesia. Sebelum berdiri sendiri menjadi sebuah kerajaan, palu masih dibawah kekuasaan Kerajaan [[Kabupaten Gowa|Gowa]] asal [[Sulawesi Selatan]] sejak era [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] pada tahun 1666.<ref name=":0" />
Baris 37:
 
== Daftar Raja Kerajaan Palu ==
Berikut beberapa nama raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Palu saat itu:<ref name=":1">{{Cite web|title=Sejarah Kota Palu – Pemerintah Kota Palu|url=http://palukota.go.id/sejarah-kota-palu/|language=en-US|access-date=2020-08-20|archive-date=2020-06-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20200627123357/http://palukota.go.id/sejarah-kota-palu/|dead-url=yes}}</ref>
{| class="wikitable"
[[File:Xxxxx-magau-djanggola-raja-palu.jpg|thumb|Potret Magau Djanggola / Raja Palu]]
|+ Penguasa Kerajaan Palu
(1) 1796-1805: Pue Nggari (Siralangi)
|-
! Tahun !! Nama
|-
(1)| 1796-1805:1796–1805 || Pue Nggari (Siralangi)
|-
(2)| 1805-1815:1805–1815 || I Dato Labungulili
|-
| 1815–1826 || Malasigi Bulupalo (Pue Bongo Muda)
|-
| 1826–1835 || Daelangi/Dae Ntalili (Kodi Palo)
|-
| 1835–1850 || Djalalembah
|-
(6)| 1850-1868:1850–1868 || Lamakaraka (Tondate Dayo)
|-
(7)| 1868-1888:1868–1888 || Radja Maili (Mangge Risa)
|-
| 1888–1906 || Jodjokodi
|-
| 1906–1918 || Parampasi
|-
| 1918–1921 || Idjazah
|-
| 1921–1945 || Djanggola
|-
(12)| 1949-1960:1949–1950 || Tjatjo Idjazah
|}
 
== Souraja/Banua Oge (Istana Kerajaan Palu) ==
(2) 1805-1815: I Dato Labungulili
 
(3) 1815-1826: Malasigi Bulupalo
 
(4) 1826-1835: Daelangi
 
(5) 1835-1850: Yololembah
 
(6) 1850-1868: Lamakaraka (Tondate Dayo)
 
(7) 1868-1888: Radja Maili (Mangge Risa)
 
(8) 1888-1906: Jodjokodi
 
(9) 1906-1921: Parampasi
 
(10) 1921-1947: Idjazah
 
(11) 1947-1949: Djanggola
 
(12) 1949-1960: Tjatjo Idjazah
 
== Souraja/Banua Oge (Istana Kerajaan Palu) ==
[[Berkas:Souraja.jpg|jmpl|280x280px|Bangunan Banua oge atau Souraja, Istana Kerajaan Palu]]
Di setiap daerah atau penguasa mempunyai keunikan tersendiri yang kemudian dijadikan contoh teladan, disakralkan, bahkan dikeramatkan oleh rakyatnya. Di [[Palu]], [[Souraja]] dijadikan sebagai pusat pemerintahan, semakin menambah kesakralan dan kekeramatan seorang raja. Dalam pemikiran-pemikiran tradisional dikatakan bahwa tempat bersemayamnya seorang raja, baik berupa tempat tinggal atau istana pemerintahannya merupakan tempat suci pilihan penguasa langit.<ref name=":2">{{Cite web|last=bpnbsulut|date=2018-09-18|title=Souraja, di Palu|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulut/souraja-di-palu/|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Utara|language=id-ID|access-date=2020-08-20}}</ref> Raja adalah keturunan penguasa langit ("To Manuru" Menurut [[Suku Kaili]]) yang diturunkan ke bumi untuk memerintah rakyat yang terpilih.
 
Baris 70 ⟶ 75:
 
Dewasa ini masih ditemui sisa-sisa bangunan yang didirikan oleh Raja-Raja [[Palu]], ketika
Kerajaan Palu masih jaya. Salah satunya adalah Souraja yang berada di Kelurahan [[Lere, Palu Barat, Palu|Lere]], Kecamatan [[Palu Barat, Palu|Palu Barat]], [[Kota Palu]] tepatnya. Souraja adalah Istana Raja Palu, karena sejak didirikannya bangunan ini ditempati oleh Raja-Raja Palu dan keluarganya silih berganti. Kepemilikan bangunan ini pun berlaku secara turun-temurun.<ref>{{Cite web|last=Arba|title=Rumah Adat Souraja - Palu {{!}} Kota Palu {{!}} Blog|url=https://pesonawisata.sultengprov.go.id/index.php/zh/kota-palu/rumah-adat-souraja-palu.html|website=Wisata Sulawesi Tengah|language=zh-cn|access-date=2020-08-20|archive-date=2021-09-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20210917231231/https://pesonawisata.sultengprov.go.id/index.php/zh/kota-palu/rumah-adat-souraja-palu.html|dead-url=yes}}</ref>
 
Souraja didirikan pada akhir abad ke XIX di tengah-tengah perkampungan [[Suku Kaili]] yang merupakan masyarakat pendukung kejayaan Kerajaan Palu. Ada sebuah tradisi pembangunan istana yang dapat menjelaskan tentang suasana [[Lembah Palu]] pada saat itu. Di mana pada umumnya, istana-istana didirikan di atas sebidang tanah kosong (tanpa pemilik). Seiring waktu yang terus berputar dengan sendirinya
Baris 86 ⟶ 91:
{{Kerajaan di Sulawesi}}
 
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|GowaPalu]]
[[Kategori:KesultananKerajaan Gowa|di Sulawesi Tengah|Palu]]
[[Kategori:Kerajaan di Sulawesi Tengah]]