Budaya Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Sayanathan47 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh AABot
Tag: Pengembalian
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(109 revisi perantara oleh 55 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
kebudayaan Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum [[Indonesia]] merdeka pada tahun 1945. Budaya Indonesia dapat juga diartikan bahwa Indonesia memiliki beragam suku bangsa dan budaya yang beragam seperti tarian daerah, pakaian adat, dan rumah adat.<ref>{{Cite news|last=Putri|first=Arum Sutrisni|title=Keragaman Etnik dan Budaya Indonesia|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/19/160000569/keragaman-etnik-dan-budaya-indonesia|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-09-24|editor-last=Putri|editor-first=Arum Sutrisni}}</ref> Budaya Indonesia tidak hanya mencakup budaya asli [[Pribumi-Nusantara|bumiputera]], tetapi juga mencakup budaya-budaya [[Pribumi-Nusantara|pribumi]] yang mendapat pengaruh budaya [[Budaya Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Budaya Arab-Indonesia|Arab]], [[Budaya India-Indonesia|India]], [[Melanesia]] dan [[Budaya Eropa|Eropa]].
{{Budaya Indonesia}}
'''Budaya Indonesia''' adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum [[Indonesia]] merdeka pada tahun 1945. Budaya Indonesia tidak hanya mencakup budaya asli [[Pribumi-Nusantara|bumiputera]], tetapi juga mencakup budaya-budaya [[Pribumi-Nusantara|pribumi]] yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa, Arab, India, dan Eropa.
 
== Kebudayaan nasional ==
[[Kebudayaan nasional]] adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional atau jati diri bangsa.<ref>{{Cite news|title=Pentingnya Kebudayaan sebagai Pondasi Karakter Bangsa|url=https://nasional.kompas.com/read/2019/12/24/06360051/pentingnya-kebudayaan-sebagai-pondasi-karakter-bangsa|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-09-24|last=Setyowati|first=Agnes|editor-last=Margianto|editor-first=Heru}}</ref> Definisi kebudayaan nasional menurut ''TAP MPR No.II tahun 1998'', yakni:
{{cquote2|Kebudayaan nasional yang berlandaskan [[Pancasila]] adalah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa [[Indonesia]] dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199}}
 
Kebudayaan nasional dalam pandangan [[Ki Hajar Dewantara]] adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta [[bahasa nasional]]. Kebudayaan nasional bisa juga berarti sifat wutuhnya bangsa, teristimewa mengenai tingkatan atau derajat kemanusiaannya, baik lahir maupun batin.<ref>{{Cite web|title=Ki Hadjar Dewantara tentang Kebudayaan Nasional (1): Kebudayaan Itu Sifat Wutuhnya Bangsa|url=https://www.perwara.com/2018/kebudayaan-itu-sifat-wutuhnya-bangsa/|website=Warta Kebangsaan|language=id-ID|access-date=2020-09-24}}</ref> Definisi yang diberikan oleh [[Koentjaraningrat]] dapat dilihat dari peryataannyapernyataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
 
Pernyataan yang tertera pada [[GBHN]] tersebut merupakan penjabaran dari [[UUD 1945]] Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
 
Sebelum di amendemendiamendemen, [[UUD 1945]] menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan [[kebudayaan nasional]]. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Bangsa Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.<ref>Direktorat Sejarah dan Nilai Tradsional, Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan Nasional Kini dan pada Masa Depan</ref>
 
== Wujud kebudayaan daerah di Indonesia ==
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
 
=== Rumah adat ===
[[Berkas:Rumah Gadang.jpg|jmpl|200px|Rumah gadang, rumah adat sumatera barat]]
Baris 21 ⟶ 19:
* [[Aceh]]:
** [[Rumoh Aceh]]
** [[Rumah Krong Bade|Krong Bade]]
* [[SumatraSumatera Utara]]:
** [[Rumah Balai Batak Toba|Balai Batak Toba]]
** [[Rumah Bolon|Bolon]]
** [[Omo Hada]] (Nias)
** [[Rumah Panggung|Rumah Deli]] (Melayu dan Pesisir)
** [[Siwaluh Jabu]] (Karo)
* [[SumatraSumatera Barat]]:
** [[Rumah Gadang]]
** [[Uma]] (Mentawai)
Baris 34 ⟶ 32:
** [[Rumah Melayu|Selaso Jatuh Kembar]]
** [[Lontiok]]
* [[Kepulauan Riau]]: [[Rumah Belah Bubung|Belah Bubung]]
* [[Jambi]]:
** [[Rumah Panggung]]
** [[Rumah Betiang]]
* [[Bangka Belitung]]: [[Rumah Rakit]]
* [[Bengkulu]]: [[Rumah Bubungan Lima|Bubungan Lima]]
* [[SumatraSumatera Selatan]]:
** [[Rumah Limas]]
** [[Rumah Ulu]]
** [[Rumah Pesirah]]
* [[Lampung]]:
** [[Nuwo Sesat]]
** [[Nuwou Balak]]
** [[Lamban Balak]]
** [[Lamban Pesagi]]
** [[Nuwou Lunik]]
* [[Jakarta]]: [[Rumah Kebaya]] (Rumah Bapang) dan [[Rumah Gudang]]
* [[Jawa Barat]] dan [[Banten]]: [[Rumah Kesepuhan]]
** [[Keraton Kasepuhan]]
** [[Rumah Jolopong|Jolopong]]
* [[Banten]]: [[Rumah adat Baduy|Imah Baduy]]
* [[Yogyakarta]]: [[Bangsal Kencono]]
* [[Jawa]]:
Baris 56 ⟶ 54:
** [[Tanean Lanjhang]] (Madura)
* [[Bali]]: [[Gapura Candi Bentar]]
* [[Nusa Tenggara Barat]]: [[Rumah Adat Dalam Loka|Dalam SamawaLoka]] (LombokSumbawa)
* [[Nusa Tenggara Timur]]:
** [[Lopo]]
** [[Sao Ata Mosa Lakitana]]
** [[Rumah Musalaki]]
** [[Uma Lulik]] (Belu)
* [[Kalimantan Barat]]: [[Rumah Panjang]]
* [[Kalimantan Selatan]]: [[Rumah Banjar]]
* [[Kalimantan Tengah]]: [[Rumah Betang]]
* [[Kalimantan Selatan]]: [[Rumah Banjar]]
* [[Kalimantan Timur]]: [[Rumah Lamin]]
* [[Kalimantan Utara]]: [[Rumah Baloy]]
* [[Sulawesi SelatanUtara]]:
** [[BolaRumah SobaAdat Woloan|Woloan]] (Bugis BoneMinahasa)
** [[BallaRumah LompoaBolaang Mongondow|Komalig]] (MakassarBolaang GowaMongondow)
** Sabua ([[TongkonanSangir]] (Tana Toraja)
* [[Sulawesi Tenggara]]:
** [[Istana Buton]]
** [[Laikas]]
* [[Sulawesi Utara]]: [[Rumah Bolaang Mongondow]]
* [[Sulawesi Tengah]]:
** [[Souraja]]
** [[Rumah Tambi]]
* [[Gorontalo]]:
** [[Bandayo Po Boide]]
** [[Dulohupa]]
* [[Sulawesi Tengah]]:
* [[Maluku]]: [[Rumah baileo|Baileo]] (dari [[bahasa Portugis]])
** [[Souraja]] (Kaili)
** [[Rumah Tambi|Tambi]] (Lore)
** Lagian (Loinang)
* [[Sulawesi Tenggara]]:
** [[Rumah Laika|Laika]] (Tolaki)
** [[Rumah Adat Banua Tada|Banua Tada]] (Wolio)
** Kampiri (Moronene)
* [[Sulawesi Selatan]]:
** [[Bola Soba]] ([[Bugis]])
** [[Balla Lompoa]] ([[Makassar]])
** [[Tongkonan]] ([[Toraja]])
* [[Sulawesi Barat]]:
** [[Rumah Adat Boyang|Boyang]] ([[Mandar]])
** [[Rumah Adat Banoa Sibatang|Banua Sibatang]] (Kalumpang)
** Banua Layuk ([[Mamasa]])
* [[Maluku Utara]]: [[Sasadu]]
* [[Maluku]]: [[Rumah baileo|Baileo]] (dari [[bahasa Portugis]])
* [[Papua]]: [[Honai]]
* [[Papua Barat Daya]]: [[Rumah Kaki Seribu|Mod Aki Aksa]]
* [[Papua Barat]]: [[Rumah adat igkojei|Igkojei]]
** [[Kambik]] (suku Moi)
* [[Papua Tengah]]: [[Rumah Karapao]]
** [[Rumsram]] (Biak)
** [[Papua]]: [[Rumah Jew|JewKariwari]] (Asmat)
* [[Papua Pegunungan]]: [[Rumah Honai]]
** [[Harit]] (Maybrat-Teminabuan)
* [[Papua Selatan]]: [[Rumah Jew]]
** [[Kun]] (suku-suku sekitar DAS Mamberamo-Sarmi)
{{end-col}}
 
=== Upacara adat ===
Upacara adat merupakan suatu bentuk [[tradisi]] yang bersifat turun-temurun yang dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut [[adat kebiasaan]] masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih.<ref>{{Cite news|last=Yasmin|first=Puti|title=7 Upacara Adat di Indonesia dan Tujuannya yang Wajib Diketahui|url=https://travel.detik.com/travel-news/d-4929176/7-upacara-adat-di-indonesia-dan-tujuannya-yang-wajib-diketahui|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2020-09-24}}</ref> Selain itu, upacara adat merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai [[universal]], bernilai sakral, suci, religius, dilakukan secara turun-temurun serta menjadi kekayaan [[kebudayaan]] nasional.
 
Unsur-unsur dalam upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-benda/peralatan dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.
Baris 104 ⟶ 110:
* [[Peusijuek dapu]] di [[Aceh]]
* [[Peutron Aneuk]] di [[Aceh]]
* [[Serak guloPemamanen]] di [[Sumatra UtaraAceh]]
* [[TabuikCawir Metua]] di [[SumatraSumatera BaratUtara]]
* [[BalimauJamu Laut]] di [[SumatraSumatera Barat]] dan [[LampungUtara]]
* [[Makan bajambaMargondang]] di [[SumatraSumatera BaratUtara]]
* [[Serak gulo]] di [[Sumatera Utara]]
* [[Tabuik]] di [[Sumatera Barat]]
* [[Balimau]] di [[Sumatera Barat]] dan [[Lampung]]
* [[Makan bajamba]] di [[Sumatera Barat]]
* [[Basuh Lantai]] di [[Kepulauan Riau]]
* [[Mandi safar Melayu]] di [[Kepulauan Riau]]
Baris 113 ⟶ 123:
* [[Tepuk tepung tawar]] di [[Kepulauan Riau]]
* [[Belangiran]] di [[Lampung]]
* [['''Ngumbay Lawok]]Pekon''' di Sakhmawon [[Lampung Barat]]
* [[Gawi]] di [[Lampung]]
* [[Ngambabekha]] di [[Lampung]]
* Tayuhan Bimbang Paksi di [[Lampung]]
 
==== Jawa ====
[[Berkas:Wayang Kulit Indonesia, Yogyakarta.jpg|jmpl|200px|Wayang Kulit]]
* '''Padusan''', di Jawa Tengah. '''Padusan''' dikenal sebagai semacam upacara bersih diri yang dilakukan menjelang bulan puasa. Biasanya warga dan masyarakat melakukan ini di sungai yang mengalir atau sumber air (umbul)
* [[Seren taun]] di [[Jawa Barat]]
* [[Mitoni]], [[tedak siti]], [[ruwatan]], [[kenduri]], [[grebegan]] di [[Jawa Tengah]], [[Yogyakarta]] dan [[Jawa Timur]]
Baris 127 ⟶ 139:
 
==== Kalimantan ====
 
====== Kalimantan Barat ======
===== Kalimantan Barat =====
* [[Gawai Dayak]] masyarakat [[Dayak]]
* [[Robo-roboSaprahan]] masyarakat [[MempawahMelayu Pontianak]]
* [[Robo-robo]] masyarakat [[Melayu]] [[Mempawah]]
====== Kalimantan Tengah ======
* [[Cap Go Meh]], masyarakat [[Tionghoa]] [[Singkawang]]
 
===== Kalimantan Tengah =====
* [[Tiwah]] masyarakat [[Suku Dayak Ngaju|Dayak Ngaju]]
* Nyanggar & Babarasih Banua, masyarakat [[Melayu]] [[Kotawaringin]]
====== Kalimantan Selatan ======
 
===== Kalimantan Selatan =====
* [[Baayun Mulud]] masyarakat [[Banjar]]
* [[Badudus]] masyarakat Banjar
* [[Bapapai]] masyarakat Banjar
* [[AruhMaturi Baharin]]Dahar masyarakat DayakBanjar
* [[Aruh Baharin]] masyarakat [[Dayak Meratus]]
* [[Mappanretasi]] masyarakat [[Bugis Pagatan]]
* [[Macceratasi]] masyarakat [[KotabaruMandar]] [[Kalimantan SelatanKotabaru]]
====== Kalimantan Timur ======
* [[Erau]] di [[Kabupaten Kutai Kartanegara|Kutai Kartanegara]]
 
===== Kalimantan Timur =====
* [[Erau]] di [[Kabupaten Kutai Kartanegara|Kutai Kartanegara]]
==== Sulawesi ====
* [[Mapasilaga tedong]] suku [[Toraja]]
* [[Rambu solo]] [[suku]] Toraja
* [[Sayyang Pattudu]] suku [[Mandar]]
==== Nusa Tenggara ====
* [[Ngaben]] di [[Bali]]
* [[Nelu Bulanin|Nelu bulanin]] di [[Bali]]
* [[Nyongkolan]] di [[Pulau Lombok|Lombok]]
* [[Pasola|Pasola sumba]] di [[Pulau Sumba]]
 
==== Maluku ====
* [[Kololi kie]] di [[Maluku Utara]]
* [[Joko kaha]] atau [[Bakayab Hai]] di [[Maluku Utara]]
* [[Saro badaka]] di [[Maluku Utara]]
* [[Pin uba]] di [[Maluku Utara]]
* [[Pukul sapu]] di [[Maluku]]
* [[Abdau]] di Maluku
Baris 158 ⟶ 181:
* [[Barapen]] atau [[Bakar batu]] di [[Papua]]
* [[Sanepen]] di [[Biak]]
 
=== Aksara ===
{{main|Aksara Nusantara}}
Baris 170 ⟶ 192:
* [[Aksara Lontara]] untuk menuliskan [[bahasa Bima]], [[bahasa Bugis|Bugis]], [[bahasa Luwu|Luwu]], [[bahasa Makassar|Makassar]], dan [[bahasa Mandar|Mandar]].
* [[Pegon|Aksara Pegon]] untuk menuliskan [[bahasa Jawa]] dan [[bahasa Sunda|Sunda]].
* [[Aksara Bali#Baluq Olas|Aksara Sasak]] untuk menuliskan [[Bahasa Sasak]]
* [[Aksara Sunda]] untuk menuliskan [[bahasa Sunda]].
 
Baris 175 ⟶ 198:
[[Berkas:Wayang Wong Bharata Pandawa.jpg|ka|jmpl|360px|[[Pandawa]] dan [[Kresna]] dalam suatu adegan pagelaran ''wayang wong''.]]
{{main|Teater Nusantara}}
Teater merupakan tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak umum. Seni teater adalah jenis kesenian dalam bentuk pertunjukkan drama secara langsung yang dipentaskan di atas panggung.<ref>{{Cite news|last=Welianto|first=Ari|title=Seni Teater: Pengertian, Sejarah, Unsur dan Jenisnya|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/16/160000369/seni-teater--pengertian-sejarah-unsur-dan-jenisnya|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-09-24|editor-last=Welianto|editor-first=Ari}}</ref> Teater di Indonesia banyak macamnya, berikut macam-macam teater Indonesia:
{{col|2}}
* [[Arja]] ([[Bali]])
* [[Bakaba]] ([[SumatraSumatera Barat]])
* [[Calonang]] ([[Bali]])
* [[Drama gong]] ([[Bali]])
* [[Dulmuluk]] ([[SumatraSumatera Selatan]])
* [[Warahan]] ([[Lampung]])
* [[Gambuh]] ([[Bali]])
* [[Teater Flamboyant|Flamboyant]] ([[Sulawesi Barat]])
* [[Janger]] ([[Jawa Timur]], [[Bali]])
* [[Kecak]] ([[Bali]])
Baris 196 ⟶ 220:
* [[Longser]] ([[Jawa Barat]])
* [[Ludruk]] ([[Jawa Timur]])
* [[Mak Yong|Makyong]] ([[Riau]], [[SumatraSumatera Utara]])
* [[Mamanda]] ([[Kalimantan Selatan]])
* [[MenduMasres]] ([[KepulauanJawa RiauBarat]])
* [[Mendu]] ([[Kepulauan Riau]] dan [[Kalimantan Barat]])
* [[Oprak alang]] ([[Jawa Tengah]] bagian utara)
* [[Randai]] ([[SumatraSumatera Barat]])
* [[Reog (Ponorogo)|Reog]] ([[Jawa Timur]])
* [[:en:Sandiwara|Sandiwara Sunda]] ([[Jawa Barat]])
* [[Sanghyang]] ([[Bali]])
* [[Sendratari Ramayana]] ([[Yogyakarta]], [[Bali]])
Baris 216 ⟶ 241:
* [[Wayang topeng]] ([[Jawa Timur]])
{{end-col}}
 
Pada masa [[Hindia Belanda]], sebuah teater [[Komedie Stamboel 1891-1903|komedi stambul]] pernah populer. Teater ini adalah suatu bentuk seni pertunjukan teater sandiwara keliling yang pada waktu itu lahir untuk memenuhi hiburan bagi rakyat. Sebenarnya teater keliling ini mirip dengan teater yang ada di Eropa, seperti halnya pertunjukan sirkus. Komedi stambul mati pada tahun 1891. Pada umumnya, pertunjukannya bersumber dari cerita-cerita Melayu, Arab, Persia, India, Gujarat, Eropa, dan opera.
 
Baris 224 ⟶ 248:
[[Berkas:Dancer look.jpg|jmpl|Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia]]
{{main|Tarian Indonesia}}
[[Tarian]] Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Biasanya tarian berfungsi untuk menyambut tamu, peringatan hari atau peristiwa tertentu atau bentuk ritual keagamaan.<ref>{{Cite news|date=2018-04-13|title=10 Tari Tradisional Indonesia Paling Populer|url=https://nasional.sindonews.com/berita/1297268/15/10-tari-tradisional-indonesia-paling-populer|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2020-09-24|last=Sindo|first=Koran}}</ref> Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa [[Austronesia]] dan [[Melanesia]], dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di [[Asia]] bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi [[kuno]] tarian dan [[drama]] dilestarikan di berbagai [[sanggar]] dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
 
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori [[sejarah]], seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era [[Hindu]]-[[Buddha]], dan era [[Islam]]. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari [[keraton]] (tari istana) yang didukung kaum [[bangsawan]], dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari [[kontemporer]].
 
=== Lagu ===
{{main|Daftar lagu daerah Indonesia}}
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah [[lagu]] atau [[musik]] yang berasal dari suatu [[daerah]] tertentu dan menjadi [[populer]] dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias ''noname''.
 
Lagu kedaerahan mirip dengan [[lagu kebangsaan]], namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti [[Manuk Dadali]] dari [[Jawa Barat]] dan [[Rasa Sayange]] dari [[Maluku]]. Hal itu dikarenakan lagu daerah dibuat berdasarkan gaya, tradisi, serta bahasa yang sesuai dengan daerahnya.<ref>{{Cite news|last=Sari|date=2019-10-01|title=Mengenal Ciri Khas Lagu Daerah dan Fungsinya, Perlu Dilestarikan|url=https://hot.liputan6.com/read/4075839/mengenal-ciri-khas-lagu-daerah-dan-fungsinya-perlu-dilestarikan|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|first=Nisa Mutia|editor-last=Shidqiyyah|editor-first=Septika}}</ref>
 
{{main|Daftar lagu nasional Indonesia}}
Baris 238 ⟶ 261:
 
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah [[Indonesia Raya]] yang diciptakan oleh [[Wage Rudolf Soepratman]].
 
=== Musik ===
[[Berkas:Traditional indonesian instruments04.jpg|jmpl|250px|Gamelan]]
{{main|Musik di Indonesia}}
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keragaman alat musiknya.<ref>{{Cite news|title=7 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Terkenal dan Mendunia|url=https://www.merdeka.com/jabar/7-alat-musik-tradisional-indonesia-yang-terkenal-dan-mendunia-kln.html|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|last=Astuti|first=Novi Fuji|editor-last=Fuji|editor-first=Novi}}</ref> Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya [[Zaman Perunggu]] bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama [[gendang]] dan [[gong]]. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik [[sasando]] dari [[Pulau Rote]], [[angklung]] dari [[Jawa Barat]], dan musik orkestra [[gamelan]] yang kompleks dari [[Jawa]] dan [[Bali]]
 
Musik di [[Indonesia]] sangat beragam dikarenakan oleh [[suku-suku di Indonesia]] yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri.<ref>Indonesian Geography http://countrystudies.us/indonesia/28.htm</ref> Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. [[Musik tradisional]] yang paling banyak digemari adalah [[gamelan]], [[angklung]] dan [[keroncong]], sementara musik modern adalah [[musik populer|pop]] dan [[dangdut]].
 
=== Seni pertunjukan ===
Indonesia adalah negara yang memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisinya. Beberapa tradisi tersebut bersifat seni pertunjukan dan saat ini sudah berkembang di Nusantara.<ref>{{Cite news|last=Diningtyas|date=2020-02-06|title=Deretan Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia, Ada yang Sudah Mendunia|url=https://nasional.okezone.com/read/2020/02/06/337/2164354/deretan-seni-pertunjukan-tradisional-indonesia-ada-yang-sudah-mendunia|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2020-09-26|first=Alifa Muthia}}</ref> Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu.
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu.
Berikut adalah macam-macam seni pertunjukan di Indonesia:
{{col|2}}
* [[Bajidoran]] ([[Jawa Barat]])
* [[Banjet]] ([[Jawa Barat]] bagian utara)
* [[Barongan]] (hampir di seluruh daerah)
* [[Barongsai]] (daerah dengan komunitas Tionghoa signifikan)
* [[Bejanggeran]] ([[Pulau Lombok|Lombok]])
* [[Burokan]] ([[Jawa Barat]])
* [[Drama gong]] ([[Bali]])
Baris 271 ⟶ 294:
* [[Oprak alang]] ([[Jawa Tengah]] bagian utara)
* [[Gambus|Orkes gambus]] (hampir di seluruh daerah)
* [[Randai]] ([[SumatraSumatera Barat]])
* [[Reog Ponorogo|Reog]] ([[Jawa Timur]])
* [[Ronggeng Deli]] ([[SumatraSumatera Utara]])
* [[Rudat]] ([[Jawa Barat]])
* [[Saman]] ([[Aceh]])
Baris 292 ⟶ 315:
* [[Tari Zapin|Zapin]] ([[Pulau Kalimantan]])
{{end-col}}
 
 
=== Seni gambar dan lukis ===
Baris 304 ⟶ 328:
 
Tiga akademi seni yang menawarkan pelatihan formal yang luas dalam seni visual adalah [[Institut Teknologi Bandung]] yang didirikan pada 1947; [[Akademi Seni Rupa Indonesia]] (ASI) atau ASRI, sekarang dikenal sebagai ISI, di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] diresmikan pada 1950; dan [[Institut Kesenian Jakarta]] (IKJ), dibuka pada tahun 1970.
 
=== Seni patung ===
* [[Jawa]]: [[Patung Buto]]
* [[Bali]]: [[Garuda Wisnu Kencana]]
* [[Papua]]: [[Asmat]]
 
=== Pakaian adat ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Si gale gale dans TMnr 20025981.jpg|jmpl|220px|Ulos yang dipakai penari Sigale gale.]]
Baris 316 ⟶ 338:
* [[Aceh]]
** [[Ulee Balang]]
* [[SumatraSumatera Utara]]:
** [[Ulos]]
** [[Suri-suri]]
Baris 323 ⟶ 345:
** [[Baru Oholu]] dan [[Õröba Si’öli]] (Nias)
** [[Sari]] ([[India-Indonesia|India]])
* [[SumatraSumatera Barat]] (Minang):
** [[Anak Daro]]
** [[Marapulai]]
Baris 345 ⟶ 367:
** [[Teluk belanga]]
** [[Tudung manto]]
* [[Bangka Belitung]] (Melayu)
** [[Kain Cual]], [[Paksian]] dan [[Sungkon]]
* [[SumatraSumatera Selatan]] (Melayu):
** [[Songket]]
** [[Aesan Gede]]
Baris 402 ⟶ 424:
** [[Jas Tutup]]
** [[Baju La'bu]]
* [[Sulawesi Barat]] (Mandar):
** Baju Adat Mandar
* [[Maluku]]
** [[Baju Cele]]
* [[Papua]]:
** [[Manawou]]
* [[Papua Pegunungan]]
* [[Koteka]]/Holim, [[Yokal]] dan [[Sali]] (suku Dani)
* [[Papua Selatan]]
** [[Pummi]] dan [[Tok]] (suku Asmat)
* [[Papua Barat]]:
Baris 413 ⟶ 439:
 
=== Seni suara ===
* [[Jawa]], [[Sunda]]: [[Sinden]]
* [[Sumatra UtaraSunda]] : [[TalibunJuru Kawih]]
* [[Sumatera Utara]], [[Riau]]: [[Talibun]]
* [[Gorontalo]]: [[Dikili]]
* [[Kepulauan Riau]]: [[Ghazal]], [[Kompang]]
Baris 423 ⟶ 450:
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di [[Asia Tenggara]]. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
 
Sastra Indonesia dibagi menjadi 2 bagian besar yakni lisan dan tulisan.<ref>{{Cite web|date=2019-05-21|title=Pengertian Sastra dan Perkembangannya di Indonesia|url=https://intenselynews.com/pengertian-sastra-di-indonesia/|website=Intensely News|language=id-ID|access-date=2020-09-26}}{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah [[Kepulauan Indonesia]]. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan [[Bahasa Melayu]] (dimana bahasa Indonesia adalah satu [[turunan]]nya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah [[Melayu]] (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti [[Malaysia]] dan [[Brunei]]), demikian pula [[bangsa Melayu]] yang tinggal di [[Singapura]].
 
=== Masakan ===
Baris 431 ⟶ 458:
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam [[budaya]] dan [[tradisi]] berasal dari [[kepulauan Nusantara]] yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti [[kemiri]], [[cabai]], [[temu kunci]], [[lengkuas]], [[jahe]], [[kencur]], [[kunyit]], [[kelapa]] dan [[gula aren]] dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari [[masakan India|India]], [[masakan Tionghoa|Tiongkok]], [[masakan Timur Tengah|Timur Tengah]], dan [[masakan Eropa|Eropa]] (terutama [[masakan Belanda|Belanda]], [[masakan Portugis|Portugis]], dan [[masakan Spanyol|Spanyol]]).
 
Perbedaan antara masakan di satu daerah dan daerah lain begitu jauh.<ref>{{Cite news|last=koran|first=Yosep suprayogi|date=2014-11-27|title=Makanan Indonesia adalah...?|url=https://travel.tempo.co/read/624888/makanan-indonesia-adalah|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2020-09-26|editor-last=koran|editor-first=Yosep suprayogi}}</ref> Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan [[regional]] yang dipengaruhi secara lokal oleh [[Kebudayaan Indonesia]] serta pengaruh asing. Sebagai contoh, [[beras]] yang diolah menjadi [[nasi putih]], [[ketupat]] atau [[lontong]] (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga [[jagung]], sagu, [[singkong]], dan [[ubi jalar]]. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, [[ikan]] atau sayur disisi piring.
 
=== Film ===
[[Berkas:Loetoeng kasaroengKasaroeng p67.jpg|jmpl|200px|Poster film ''[[Loetoeng Kasaroeng]]'' tahun [[1926]].]]
{{main|Perfilman Indonesia}}
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya [[bioskop]] pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah [[Tanah Abang]], [[Batavia]] dengan nama ''[[Gambar Idoep]]'' yang menayangkan berbagai film bisu.<ref>{{Cite news|title=Bioskop Pertama Indonesia Berdiri di Tanah Abang Jakarta Pusat pada 1900, Ini Deretan Film Pertama|url=https://wartakota.tribunnews.com/2020/06/24/bioskop-pertama-indonesia-berdiri-di-tanah-abang-jakarta-pusat-pada-1900-ini-deretan-film-pertama|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|last=Kintoko|first=Irwan Wahyu}}</ref><ref>{{Cite web|last=Senin|last2=Desember 2018|first2=10 Desember 2018 12:12 WIB 10|date=2018-12-10|title=Bioskop pertama di Indonesia berdiri pada Desember 1900|url=https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/75sEO5/bioskop-pertama-di-indonesia-berdiri-pada-desember-1900|website=indozone.id|language=id-ID|access-date=2020-09-26|last3=Wib|first3=12:12|archive-date=2022-09-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220915000430/https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/75sEO5/bioskop-pertama-di-indonesia-berdiri-pada-desember-1900|dead-url=yes}}</ref> Bioskop tersebut didirikan bukan di sebuah gedung, tapi di sebuah rumah.<ref>{{Cite news|title=Cerita bioskop pertama di Indonesia|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-bioskop-pertama-di-indonesia.html|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|last=Harera|first=Muhammad Mirza|editor-last=Syafirdi|editor-first=Didi}}</ref>
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya [[bioskop]] pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah [[Tanah Abang]], [[Batavia]] dengan nama ''Gambar Idoep'' yang menayangkan berbagai film bisu.
 
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di [[Indonesia]] adalah [[film bisu]] tahun 1926 yang berjudul ''[[Loetoeng Kasaroeng]]'' dancdan dibuat oleh sutradara [[Belanda]] [[G. Kruger]] dan [[L. Heuveldorp]].<ref>{{Cite news|last=Gischa|first=Serafica|title=Loetoeng Kasaroeng: Film Pertama Buatan Indonesia|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/31/120000069/loetoeng-kasaroeng--film-pertama-buatan-indonesia|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica}}</ref> Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan [[Hindia Belanda]], wilayah [[jajahan]] [[Kerajaan Belanda]]. Film ini dibuat dengan didukung oleh [[aktor]] lokal oleh [[Perusahaan Film]] [[Jawa NV]] di [[Bandung]] dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di [[teater]] ''[[Elite and Majestic]]'', [[Bandung]].
 
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai [[bioskop|bioskop-bioskop]] lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, ''[[Catatan si Boy]]'' (1987), ''[[Blok M (film)|Blok M]]'' dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain [[Onky Alexander]], [[Meriam Bellina]], [[Lydia Kandou]], [[Nike Ardilla]], [[Paramitha Rusady]], dan [[Desy Ratnasari]].<ref>{{Cite news|last=Safi|date=2020-01-01|title=Kabar Terbaru 6 Pemain Wanita di Film Lawas 'Catatan Si Boy'|url=https://hot.liputan6.com/read/4146242/kabar-terbaru-6-pemain-wanita-di-film-lawas-catatan-si-boy|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|first=Muhammad Fahrur|editor-last=Fahrudin|editor-first=Nanang}}</ref>
 
Selain film-film komersial, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul ''[[Pasir Berbisik]]'' yang menampilkan [[Dian Sastrowardoyo]] dengan [[Christine Hakim]] dan [[Didi Petet]].<ref>{{Cite news|last=Times|first=I. D. N.|last2=Fasrinisyah|title=6 Film Dian Sastrowardoyo Era 2000-an yang Sulit Dilupakan|url=https://www.idntimes.com/hype/throwback/fasrinisyah-suryaningtyas/film-dian-sastrowardoyo-era-2000-an-agp-c1c2|work=IDN Times|language=id|access-date=2020-09-26}}</ref> Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh [[Christine Hakim]] seperti ''[[Daun di Atas Bantal]]'' yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film [[Garin Nugroho]] yang lainnya, seperti ''[[Aku Ingin Menciummu Sekali Saja]]'', juga ada film ''[[Marsinah (film)|Marsinah]]'' yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata.<ref>{{Cite news|last=Liputan6.com|date=2004-07-23|title=Meski Berpolitik, Garin Nugroho Tak Lupa Film|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/218471/meski-berpolitik-garin-nugroho-tak-lupa-film|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-09-26}}</ref> Selain itu juga ada film film seperti ''[[Beth (film)|Beth]]'', ''[[Novel tanpa huruf R]]'', ''[[Kwaliteit 2]]'' yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. [[Festival Film Indonesia]] juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
 
=== Agama dan filsafat ===
{{Main|Agama di Indonesia|Filsafat Indonesia}}
[[Islam]] adalah [[agama]] mayoritas di [[Indonesia]], dengan hampir 88% [[orang Indonesia]] menyatakan [[Muslim]] menurut sensus tahun 2000, menjadikan [[Indonesia]] sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia., Sehinggasehingga [[Indonesia]] dijuluki dengan "''The Most Big Muslim Population''". Populasi lainnya adalah 9% [[Kristen]] (yang kira-kira dua pertiga adalah [[Protestan]] dengan sisanya terutama [[Katolik]]), 2% [[Hindu]], dan 1% [[Buddha]], dan [[Agama Konghucu|konghuchu]] 0.05%
 
[[Pancasila]] merupakan ideologi [[bangsa Indonesia]], menegaskan bahwa pada sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa".
 
=== Perayaan publik ===
Baris 491 ⟶ 516:
 
=== Masa Kolonial ===
'''Kongres Kebudayaan Indonesia pertama kali dilaksanakan pada 1909'''.. Hal ini tidak lepas dari mulai tumbuhnya kalangan pelajar dan mengemukakan gagasan tentang "bangsa". Walaupun pada 1909, kongres ini masih kental dengan budaya Jawa, tetapi mulai terlihat semangat baru untuk memajukan kebudayaan sendiri di tengah kolonialisme. Kongres pertama ini juga menghasilkan Java Institut, yang selanjutnya banyak bepartisipasi dalam penyelenggaraan berbagai kongres kebudayaan pada masa kolonial.
 
Java Institut telah melaksanakan enam kongres kebudayaan yaitu pada 1919, 1921, 1924, 1926, 1929 dan 1937. '''Pada 1919''', topik Utama masih berorientasi pada pengembangan kebudayaan Jawa, khususnya sejarah dan kebudayaan. '''Pada kongres '''1921'''''', topik yang diangkat adalah pendidikan musik dan sejarah kepada para siswa bumiputra, khususnya kebudayaan Sunda. Kongres yang diselenggarakan di Kota Bandung ini juga memiliki topik terkait kesenian asing. Masa itu, peserta mengajukan tiga sikap dalam menanggapi kesenian asing. Pertama, membuang budaya lama dan membangun budaya baru. Sedangkan yang kedua, adalah budaya lama dipelihara. Terakhir, budaya baru disesuaikan dengan budaya lama. Para peserta kongres mengambil sikap yang ketiga. Kongres pada tahun-tahun selanjutnya mengangkat topik akan dijelaskan secara berurutan. '''Pada 1924''', perhatian kepada kebudayaan daerah dalam penyelenggaraan Pendidikan. '''Pada 1926''', Bahasa, bumi dan suku bangsa Jawa timur. '''Pada 1929''', pengajaran filsafat timur dan sastra dalam dunia Pendidikan. '''Pada 1937''' adalah mengangkat perhatian yang besar kepada kebudayaan Bali.
 
=== Masa Kemerdekaan ===
'''''Setelah Indonesia Merdeka sampai tahun 1960, telah dilaksanakan 5 kali Kongres Kebudayaan'''''. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
 
* Kongres Kebudayaan I pada 1948, mengangkat topik upaya seniman, cendekiawan dan budayawan untuk meletakkan dasar pembangunan bangsa yang berwawasan budaya;
Baris 569 ⟶ 594:
 
== Pranala luar ==
* [http://kongres.kebudayaan.id/ Website Resmi Kongres Kebudayaan Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190123175347/http://kongres.kebudayaan.id/ |date=2019-01-23 }}
* [http://www.disukai.com/2014/08/gambar-dan-nama-rumah-adat-di-indonesia.html/ Gambar Rumah Adat Indonesia]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.azamku.com/pakaian-adat-tradisional-indonesia.html Pakaian Adat Indonesia]
* [http://kongres.kebudayaan.id/sejarah/ Sejarah Kongres Kebudayaan Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190302040519/http://kongres.kebudayaan.id/sejarah/ |date=2019-03-02 }}
 
{{Topik Indonesia}}