Johannes Latuharhary: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(101 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Maluku|[[Suku Ambon|Ambon]]|Latuharhary}}{{status artikel|AP|20|10|2020}}
{{Infobox Officeholder
| name = Johannes Latuharhary
| image = Portrait of Johannes Latuharhary, Kami Perkenalkan (1954), p54.jpg
|imagesize caption = Johannes Latuharhary pada tahun 1954
|caption office = Latuharhary,Gubernur 1948Maluku
|office order = Gubernur Maluku= ke-1
| term_start = 1950{{efn|Johannes ditunjuk sebagai Gubernur Maluku seusai sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945,{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=90–91}}{{sfn|Chauvel|2008|p=198}}{{sfn|Elson|2008|p=118}} tetapi tidak menjabat secara fisik sampai 1950.{{sfn|Chauvel|2008|p=393}}{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=127–134}}}}
|order = 1
|term_start term_end = 19501955
|term_end president = 1955[[Soekarno]]
| predecessor = Tidak ada; jabatan baru
|president =[[Soekarno]]
|lieutenant successor = [[Muhammad Djosan]]
| birth_date = {{birth date|1900|7|6}}
|predecessor = Tidak ada; jabatan baru
| birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Ullath, Saparua, Maluku Tengah|Ullath]], [[Saparua, Maluku Tengah|Saparua]], [[Kabupaten Maluku Tengah|Maluku Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|successor = [[Muhammad Djosan]]
|birth_date death_date = {{BirthDeath date and age|1959|11|8|1900|7|6}}
| death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Ullath, Saparua, Maluku Tengah|Ullath]], [[Saparua, Maluku Tengah|Saparua]], [[Maluku Tengah]], [[Maluku]], [[Hindia Belanda]]
|death_date nationality = [[8 November]] [[1959]]Indonesia
| resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]]
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| spouse = Henriette "Yet" Pattiradjawane
|nationality = [[Indonesia]]
|party children = = 7
|spouse = Henriette Carolina "Yet" Pattiradjawane
|relations =
|children = 7
|alma_mater =
|occupation =
|profession =
|religion =
|signature =
|website =
|footnotes =
}}
{{Spoken Wikipedia|Suaramomon - Bagian 1 - Johannes Latuharhary.ogg|Suaramomon - Bagian 2 - Johannes Latuharhary.ogg|Suaramomon - Bagian 3 - Johannes Latuharhary.ogg|date=29 Agustus 2022}}
'''[[Meester in de Rechten|Mr.]] Johannes "Nani" Latuharhary''' ({{lahirmati|[[Ullath, Saparua, Maluku Tengah|Ulath]], [[Saparua]], [[Maluku Tengah]], [[Maluku]]|6|7|1900|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]|8|11|1959}}) adalah seorang perintis kemerdekaan [[Indonesia]]. Ia adalah keturunan keluarga besar fam atau marga Latuharhary dari negeri [[Haruku, Haruku, Maluku Tengah|Haruku]] namun lahir dan besar di [[Ullath, Saparua, Maluku Tengah|Ullath]].
Istrinya bernama Henriette Carolina "Yet" Pattiradjawane adalah seorang anak Raja negeri [[Kariuw, Haruku, Maluku Tengah|Kariuw]] Jacob Pattiradjawane, dan dari pernikahannya dikaruniai 7 orang putra-putri. Putri sulungnya, Henriette Josephine atau Mans, menikah dengan negarawan [[Indonesia]] asal [[Maluku]] yaitu [[Josef Muskita]].
 
[[Meester in de Rechten|Mr.]] '''Johannes Latuharhary''' ({{lahirmati|[[Ullath, Saparua, Maluku Tengah|Ulath]], [[Saparua]]|6|7|1900|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]|8|11|1959}}) adalah seorang politikus dan perintis kemerdekaan [[Indonesia]]. Ia menjabat sebagai [[Gubernur Maluku]] pertama (1950–1955) dan memperjuangkan masuknya [[Maluku]] ke dalam [[NKRI]].
== Sejarah Perjuangan ==
Johannes Latuharhary adalah putra daerah [[Maluku]] pertama yang meraih gelar ''[[Meester in de Rechten]]'' di [[Universitas Leiden]]. Sepulangnya dari [[Belanda]] ia bekerja menjadi pegawai pada ketua pengadilan tinggi di [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada [[Desember]] [[1927]] – [[Maret]] [[1929]]. Ia aktif dalam [[Sarekat Ambon]] dan pergerakan Nasional dan banyak membwa ide dan persepektif baru dari [[Eropa]]. Ia juga menjadi pemimpin umum media [[Sarekat Ambon]] “Haloean”. Ia diangkat menjadi Hakim di [[Surabaya]], lalu menjadi Ketua Pengadilan Negeri di [[Jawa Timur]] selama 2 tahun, lalu ia memutuskan berhenti supaya dapat lebih aktif dalam organisasi pergerakan. Lalu ia diangkat menjadi Dewan Perwakilan Kabupaten Jawa Timur, kemudian ia pindah ke [[Kota Malang|Malang]] dan menjadi anggota Dewan Perwakilan Provinsi Jawa Timur di Surabaya. Ia juga mengetuai Fraksi Nasional sampai [[Jepang]] masuk ke Indonesia.
 
Johannes lahir di [[Saparua]], [[Maluku]], dan sebagai remaja ia pindah ke [[Batavia]] untuk pendidikan lanjut. Belakangan, ia memperoleh beasiswa untuk belajar [[ilmu hukum]] di [[Universitas Leiden]]. Sepulangnya ke tanah air, ia menjadi hakim di [[Jawa Timur]] dan mulai turut serta dalam pergerakan [[kebangkitan nasional Indonesia]] melalui organisasi pemuda Sarekat Ambon (SA). Ia belakangan berhenti menjadi hakim dan pindah menjadi advokat, selagi bergerak di sisi politik untuk mengikutsertakan SA dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selama [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|zaman Jepang]], Johannes bekerja di bawah departemen urusan dalam negeri di Jakarta dan ditahan Jepang tiga kali dengan berbagai macam alasan. Ia turut serta dalam penulisan [[UUD 1945]] sebagai anggota [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] dan [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]].
== Anggota BPUPKI dan PPKI ==
Pada saat pembentukan [[BPUPKI]] (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan [[PPKI]] (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) Johanes menjadi anggota yang mewakili wilayah kepulauan [[Maluku]]. Ia juga hadir pada saat perumusan naskah proklamasi di rumah Laksamana [[Tadashi Maeda]]. Selain itu ia menjadi wakil ketua dalam [[KNIP]] (Komite Nasional Indonesia Pusat).
 
Seusai [[kemerdekaan Indonesia]], ia ditunjuk menjadi Gubernur Maluku, tetapi karena Belanda menduduki Maluku pada saat itu, Johannes bertahan di Jawa sebagai anggota [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] dan sebagai diplomat dalam [[perjanjian Renville]] dan [[perjanjian Roem-Roijen]]. Seusai pengakuan kedaulatan Indonesia, Johannes tiba di Maluku pada tahun 1950 dan semasa jabatannya ia berjuang untuk membangun kembali kota [[Ambon]] yang terdampak pertempuran dengan [[Republik Maluku Selatan]]. Ia wafat pada tahun 1959.
== Pranala luar ==
 
== Masa muda ==
* {{id}} [http://balagu.50webs.com/pahlawan/phmaluku/johanes_latuhr.html PAHLAWAN NASIONAL MALUKU - Mr. JOHANES LATUHARHARY (1900 – 1957)]
Johannes dilahirkan di [[Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ullath]], [[Saparua]] pada tanggal 6 Juli 1900. Ayahnya bernama Jan Latuharhary dan ibunya bernama Josefin Hiarej. Jan merupakan seorang guru di desa yang bertetangga dengan Ullath. Awalnya, Johannes (juga dijuluki "Nani"{{sfn|Nanulaitta|1982|p=13}}) belajar di Ullath pada kelas 1 SD, tetapi ia pindah ke Ambon saat berusia 9 tahun. Di Ambon, ia belajar di sekolah ''[[Europeesche Lagere School]]'' (ELS) Belanda. Umumnya ELS hanya menerima anak-anak keturunan Eropa, tetapi karena ayahnya merupakan seorang guru, Johannes diterima masuk. Ia belajar di ELS sampai tahun 1917.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=1–3}} Setelah itu, Johannes pindah ke [[Batavia]], dan ia belajar di sekolah ''[[Hogere Burgerschool]]'' (HBS) sampai tahun 1923.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=7}}
* [[Bernadus Barat Daya]] dan [[Silvester Detianus Gea]]. 2017. ''Mengenal Tokoh Katolik Indonesia: Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional Hingga Pejabat Negara.'' Labuan Bajo: Yayasan Komodo Indonesia. ISBN 978-602-60620-1-7.
 
Selulusnya dari HBS, Johannes memperoleh beasiswa dari dana amal Ambonsch Studiefonds sehingga ia dapat belajar ilmu hukum di [[Universitas Leiden]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=11}} Di Leiden, ia menjadi [[Orang Maluku|putra daerah Maluku]] pertama yang memperoleh gelar [[Meester in de Rechten]] (Mr.) pada bulan Juni 1927. Selain belajar hukum, Johannes juga banyak bergaul dengan anggota [[Perhimpunan Indonesia]] di sana seperti [[Ali Sastroamidjojo]] dan [[Iwa Kusumasumantri]], meskipun ia tidak mendaftar menjadi anggota secara resmi.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=12–13}}{{sfn|Elson|2008|pp=45–46}} Sepulangnya dari Leiden, Johannes sudah menjadi seorang pejuang untuk persatuan dan kemerdekaan Indonesia.{{sfn|Elson|2008|pp=45–46}}
 
== Karier ==
=== Zaman Belanda ===
Sepulangnya ke Indonesia, Johannes diangkat menjadi asisten hakim di [[Pengadilan Tinggi Surabaya]] berbekal rekomendasi dari dosennya [[Cornelis van Vollenhoven]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=32}} Ia kemudian diangkat menjadi hakim penuh di Surabaya, sebelum ditunjuk menjadi hakim ketua di [[pengadilan negeri]] di [[Kraksaan, Probolinggo]] pada tahun 1929.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=45}} Semasa ini, Johannes bergabung dengan organisasi pemuda perantauan Ambon di Jawa, [[Sarekat Ambon]] (SA), dan menjabat sebagai ketua redaksi surat kabar organisasi SA, yakni ''Haloean''.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=34}} Johannes mencoba untuk mendaftarkan SA sebagai organisasi resmi sejak tahun 1930, meskipun permohonannya baru diterima tahun 1933.{{sfn|Chauvel|2008|pp=137–138}} Dikarenakan [[depresi besar]] yang melanda perekonomian dunia sekitar waktu itu, Johannes juga membentuk suatu [[koperasi]] untuk para perantauan dari Maluku.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=44}}
 
Pada sekitar waktu ini, sejumlah anggota SA mengusulkan agar SA bergabung ke [[Pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia]] (PPPKI) yang mewadahi berbagai organisasi pergerakan nasional di tingkat daerah sampai seluruh Indonesia. Namun, Johannes memandang bahwa organisasi keagamaan seperti [[Sarekat Islam]] tidak seharusnya ikut dalam pergerakan politik, sehingga ia menolak bergabungnya SA ke dalam PPPKI.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=34}} SA belakangan tetap bergabung ke PPPKI pada tahun 1932.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=43}} Pada bulan Januari tahun itu, Johannes sempat berpidato dalam kongres PPPKI dengan judul ''Azab Sengsara Kepoelauan Maloekoe'' yang bertema penjajahan di bidang ekonomi yang dilakukan oleh [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC) dan lalu pemerintah Belanda.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=48–49}} Pidato ini belakangan diterbitkan sebagai suatu buku yang dibredel pemerintah kolonial.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=50–51}} Dalam karya tulisnya, ia juga mencerca sistem pendidikan Belanda di Maluku yang dituduhnya bertujuan untuk menciptakan pegawai negeri, tentara, dan pelaut untuk pemerintah kolonial.{{sfn|Chauvel|2008|p=145}} Pandangan Johannes untuk negara [[Indonesia]] setelah merdeka berbentuk suatu [[negara serikat]], sejalan dengan pandangan tokoh-tokoh lain seperti [[Sam Ratulangi]], [[Tan Malaka]], atau [[Mohammad Hatta]].{{sfn|Elson|2008|p=68}}
 
Karena aktivitas anti-kolonial Johannes, ia diberikan pilihan oleh pemerintah Belanda: mundur sebagai hakim atau berhenti ikut pergerakan kemerdekaan. Johannes memutuskan untuk mundur sebagai seorang hakim dan beralih haluan menjadi seorang [[pengacara]].{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=50–51}} Keputusan ini memberatkan keuangan keluarganya – sebagai hakim ketua, ia menerima gaji 750 [[Gulden Hindia Belanda|gulden]] yang terhitung besar pada masa itu, tetapi tidak banyak ditabung karena habis untuk donasi ke Sarekat Ambon dan ke beasiswa lamanya (Ambonsch Studiefonds). Meskipun begitu, ia menjadi seorang pengacara yang cukup terkenal di Jawa Timur seusai berhasil mempertahankan hak lahan petani lokal dari pabrik gula, dan ia terpilih menjadi anggota ''Regentschapsraad'' (sejenis [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah]] tingkat Kabupaten) di Probolinggo tahun 1934. Kemudian, ia menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur (''Provinciale Raad'') sampai tahun 1942.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=52–53}}{{sfn|Manus et al.|1993|pp=12-13}}
 
Johannes menjadi ketua umum pertama [[Jong Ambon]] setelah organisasi tersebut didirikan pada tahun 1936.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=55}} Ia juga turut serta dalam pemilihan umum anggota [[Volksraad]] mewakili Ambon pada tahun 1939 dengan kampanye yang berdasarkan sentimen nasionalisme, sambil membangun sejumlah cabang baru untuk SA. Namun, ia gagal meraih kursi karena dikalahkan seorang caleg keturunan bangsawan anggota ''Regentenbond''.{{sfn|Chauvel|2008|p=151}} Johannes belakangan menjadi anggota Partai Indonesia Raya ([[Parindra]]).{{sfn|Nanulaitta|1982|p=56}}
 
=== Zaman Jepang ===
Seusai [[Kampanye Hindia Belanda|Jepang merebut Indonesia]], Johannes beserta sejumlah pemimpin Parindra lainnya dipenjarakan oleh Jepang. Setelah empat bulan, istrinya berhasil membujuk seorang laksamana Jepang untuk melepaskan Johannes dari penjara. Pada bulan September 1942, ia pindah ke [[Jakarta]] dan mengurus anak istri tentara KNIL dari Maluku dan Timor yang bapaknya ditawan Jepang atau dievakuasi ke [[Australia]].{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=62–66}}
 
Di Jakarta, Johannes diperkerjakan Jepang sebagai anggota Departemen Urusan Dalam Negeri (''Naimubu'') untuk mengatur dan bertanggung jawab atas komunitas perantauan Maluku di Jawa.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=67}}{{sfn|Chauvel|2008|p=196}} Johannes kembali dijebloskan ke penjara pada tahun 1944 beserta sejumlah perantauan dari Maluku lainnya karena dicurigai oleh [[Kempeitai]] sebagai mata-mata [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|sekutu]], dan juga karena Johannes memanfaatkan jabatannya untuk tujuan kemerdekaan Indonesia.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=62–66}}{{sfn|Nanulaitta|1982|p=69}} Istrinya sekali lagi turun tangan dan kembali membujuk seorang komandan AL Jepang untuk melepaskan Johannes dkk.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=62–66}} Masih pada tahun 1944, untuk yang ketiga kalinya, Johannes ditangkap dan dipenjarakan, kali ini karena ada tawanan Maluku yang melarikan diri dari penjara.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=67}} Pemerintah Jepang di Indonesia masa itu memang mencurigai perantauan Ambon seusai [[Pertempuran Morotai]] dan pengeboman kota Ambon oleh sekutu tahun 1944, ditambah lagi aksi-aksi [[Julius Tahija]] sebagai mata-mata sekutu.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=75}}
 
=== Anggota BPUPKI dan PPKI ===
Jepang mulai menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada awal 1945 dan Latuharhary ditunjuk menjadi anggota [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan]] (BPUPKI) untuk mewakili Maluku.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=75}} Dalam kapasitas ini, pemerintah Jepang melalui Johannes meminta perantauan Ambon untuk berhenti bergerilya atau berseteru dengan Jepang, dan berfokus untuk meraih kemerdekaan.{{sfn|Chauvel|2008|p=196}} Dalam rapat-rapat BPUPKI, Johannes mengajukan bentuk negara serikat, tetapi karena hanya 2 dari 19 anggota panitia UUD yang setuju, bentuk negara diputuskan sebagai [[negara kesatuan]].{{sfn|He|Galligan|Inoguchi|2009|p=149}} Gagasan Johannes mengenai negara Indonesia, diterbitkan surat kabar ''[[Asia Raya]]'' edisi 9 Mei 1945, mendasarkan Indonesia atas: Persatuan Rakyat Indonesia, Rumah Tangga Desa, Perguruan, dan Agama.{{sfn|Manus et al.|1993|p=13}}
 
Johannes juga tidak menyetujui [[Piagam Jakarta]] (tepatnya tujuh kata ''dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya''), yang dianggapnya diskriminatif dan berdampak untuk masyarakat non-Muslim. Ia merasa khawatir bahwa tujuh kata ini akan memaksa orang Minangkabau untuk meninggalkan adat istiadat mereka dan juga berdampak terhadap hak atas tanah adat di Maluku.{{sfn|Elson|2009|p=115}} Ia juga menolak keras usulan [[Wahid Hasyim|K.H. Wahid Hasyim]] yang mengusulkan bahwa hanya pemeluk Islam yang diperbolehkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden, karena wilayah-wilayah bermayoritas Kristen di Indonesia tidak akan mau menjadi bagian negara Islam.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=77–78}} Usulan Hasyim ini juga ditolak oleh sejumlah pejuang beragama Islam seperti [[Wongsonegoro]] dan [[Husein Jayadiningrat]].{{sfn|Intan|2006|pp=41–42}} Setelah dibujuk Soekarno, ia beserta [[Alexander Andries Maramis|A.A. Maramis]] (anggota BPUPKI Kristen lainnya) setuju atas Piagam Jakarta apa adanya.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=79}} Johannes ditunjuk kembali sebagai perwakilan Maluku dalam [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=85}} Ia turut serta dalam upacara [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]],{{sfn|Manus et al.|1993|p=14}} dengan setelan jas putih dan berdiri tepat di belakang [[Soekarno]] dan [[Muhammad Hatta]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=87}}
 
Ketujuh kata terkait syariat Islam dalam Piagam Jakarta beserta sejumlah pasal-pasal terkait lainnya belakangan dikeluarkan dari UUD 1945 dan [[Pancasila]]. Hal ini disebabkan kunjungan malam seorang perwira angkatan laut Jepang (''Kaigun'') ke [[Muhammad Hatta]] pada tanggal 17 Agustus, dan ia memesankan ke Hatta bahwa perwakilan beragama Kristen dari Indonesia Timur{{efn|Menurut sejarawan Robert Elson, perwakilan-perwakilan ini berasal dari 5 anggota BPUPKI dari luar Jawa dan Sumatra (Johannes, A.A. Maramis, [[Sam Ratulangi]], [[Andi Pangerang Pettarani]], atau [[I Gusti Ketut Pudja]]) yang tidak setuju saat penulisan.{{sfn|Elson|2009|pp=120–121}} Johannes, Ratulangi, dan Ketut Pudja memang sudah menyampaikan keresahan mereka ke perwira ''Kaigun'' tersebut.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=85}}}} dapat saja memutuskan untuk memisahkan diri dari Indonesia apabila ketujuh kata tersebut tidak dicabut. Hatta menyiapkan suatu pertemuan darurat, dan para pemimpin Islam setuju untuk mencabut kata-kata tersebut, beserta sejumlah istilah dan pasal-pasal{{efn|Misalkan kata "Mukadimah" yang digantikan dengan "Pembukaan".{{sfn|Elson|2009|pp=120–121}}}} yang dianggap terlalu condong ke Islam.{{sfn|Elson|2009|pp=120–121}} Johannes menolak juga adanya [[Kementerian Agama]] dan mengusulkan urusan Kemenag sebagai suatu dirjen dibawah [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]]. Awalnya, memang tidak ada Kemenag dalam pemerintah Indonesia, sampai bulan Januari 1946.{{sfn|Elson|2009|pp=120–121}}<ref>{{cite web |title=Sekilas Tentang Kementerian Agama |url=https://kemenag.go.id/home/artikel/42956/sejarah |publisher=[[Kementerian Agama Republik Indonesia]] |accessdate=12 September 2020 |language=id |archive-url=https://web.archive.org/web/20190905183631/https://kemenag.go.id/home/artikel/42956/sejarah |archive-date=5 September 2019 |url-status=live }}</ref>
 
=== Perang kemerdekaan ===
Dalam sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945, Johannes ditunjuk sebagai [[Gubernur Maluku]], bersamaan dengan ketujuh gubernur provinsi-provinsi lainnya. Meskipun begitu, ia tidak dapat pergi ke Maluku yang sudah diduduki oleh tentara [[Australia]] seusai penyerahan Jepang, sehingga jabatan gubernur ini pada awalnya hanya ada di atas kertas.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=90–91}}{{sfn|Chauvel|2008|p=198}}{{sfn|Elson|2008|p=118}} Johannes kemudian menjadi anggota badan legislatif [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] sebagai wakil ketua.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=90–91}}<ref>{{cite web |title=History of the Indonesian House of Representatives |url=http://www.dpr.go.id/en/tentang/sejarah-dpr |website=dpr.go.id |publisher=[[Dewan Perwakilan Rakyat]] |accessdate=5 September 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190716060254/http://www.dpr.go.id/en/tentang/sejarah-dpr |archive-date=16 July 2019 |url-status=live }}</ref> Ia tetap menjadi anggota pimpinan KNIP beserta [[Sartono]] dari golongan tua sampai mosi tidak percaya dari [[Sukarni]] dkk. (golongan muda) melengserkan pimpinan KNIP tanggal 17 Oktober.{{sfn|Anderson|2006|p=174}}
 
Pada tanggal 5 September 1945, Johannes mendirikan organisasi Angkatan Pemuda Indonesia Ambon (API-Ambon), dan mengundang pemuka-pemuka dari komunitas Ambon di [[pulau Jawa]]{{efn|Pada sekitar tahun 1945, diperkirakan jumlah perantauan Maluku di Jawa dan [[Pulau Madura|Madura]] sejumlah 30.000 orang.{{sfn|Chauvel|2008|p=199}}}} untuk menyatakan dukungan mereka atas kemerdekaan Indonesia. Meskipun begitu, pandangan pejuang lainnya terhadap keturunan Maluku memburuk seusai Belanda kembali ke Indonesia dengan tentara KNIL yang banyak mencakup orang Ambon. Bahkan, banyak orang Maluku yang berjuang di pihak Belanda.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=93–95}}{{sfn|Chauvel|2008|p=201}} Setelah tentara Australia menyerahkan kekuasaan di Maluku ke Belanda, perekrutan tentara KNIL langsung dimulai kembali. Di Jakarta, serdadu KNIL dari Ambon baku tembak dengan para pemuda, dan terjadi beberapa insiden penyerangan terhadap warga sipil dari golongan perantauan Ambon.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=93–95}}{{sfn|Chauvel|2008|p=201}} Meskipun Johannes menghubungi para perantauan Ambon agar bergabung ke pihak Indonesia pada tanggal 9 Oktober,{{sfn|Chauvel|2008|p=199}} tak lama kemudian pada tanggal 13 Oktober organisasi pemuda "Tentara Rakyat Indonesia" malah mengeluarkan deklarasi sebaliknya yang mengajak rakyat untuk berperang gerilya dan ekonomi melawan komunitas Ambon dan [[Eurasia (ras campuran)|Eurasia]]. Deklarasi ini merumitkan pekerjaan Johannes, karena banyak warga perantauan Ambon yang menjadi ragu untuk berpihak ke Indonesia.{{sfn|Chauvel|2008|p=201}}
 
Johannes kemudian meminta wewenang atas perantauan Maluku di Jawa dan Sumatra dari Soekarno. Awalnya, permintaan ini ditolak, tetapi setelah Hatta turun tangan, Soekarno setuju dengan syarat wewenang ini akan diserahkan ke orang lain begitu Johannes bisa berangkat ke Maluku.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=95–96}} Pada bulan Desember 1945, Johannes membuka sejumlah kantor-kantor di kota-kota sekeliling Jawa untuk mengatur agar para perantauan dari Maluku dapat kembali dengan selamat.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=97–98}}
[[Berkas:Renville Agreement Indonesian Delegation.jpg|jmpl|Johannes Latuharhary (kedua dari kiri) di atas kapal USS ''Renville'' selagi perundingan [[perjanjian Renville]]]]
Meskipun ada pemuda Maluku di KNIL, ada pula pemuda Maluku di pihak Indonesia seperti organisasi Pemoeda Repoeblik Indonesia Maloekoe (PRIM) yang turut serta dalam [[Pertempuran Surabaya]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=106}}{{sfn|Chauvel|2008|p=203}} PRIM dirombak menjadi kesatuan Divisi Pattimura bulan Oktober 1946, dan Johannes ditunjuk menjadi ketua penasihat kesatuan tersebut.{{sfn|Chauvel|2008|p=203}}{{sfn|Nanulaitta|1982|p=113}}{{efn|Karena [[Agresi Militer I]] dan program Re-Ra seusai [[Pemberontakan PKI Madiun]], kesatuan tersebut diperkecil menjadi [[resimen]] (1947) dan belakangan [[batalion]] (1948).{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=115–116}}}} Johannes belakangan ikut mengatur suatu ekspedisi yang sempat merebut [[Namlea]] di [[Pulau Buru]] dari Belanda sebelum bala bantuan KNIL merebut kembali kota tersebut.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=117–118}}{{sfn|Chauvel|2008|p=204}}
 
Setelah [[Republik Indonesia Serikat]] resmi berdiri sesuai dengan ketentuan [[Perjanjian Linggarjati]], jabatan Gubernur Maluku dihapuskan oleh Soekarno pada bulan Juli 1947.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=121}}{{sfn|Manus et al.|1993|p=15}}<ref>{{cite web |title=Political Factions in East Indonesia and Their Leaders |date=13 December 1948 |url=https://www.cia.gov/library/readingroom/docs/CIA-RDP82-00457R002100650002-9.pdf |publisher=[[Central Intelligence Agency]] |accessdate=6 September 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170123133142/https://www.cia.gov/library/readingroom/docs/CIA-RDP82-00457R002100650002-9.pdf |archive-date=23 Januari 2017 |url-status=live|language=en }}</ref> Johannes ditunjuk sebagai anggota delegasi Indonesia yang dipimpin [[Mohammad Roem]] untuk perundingan [[Perjanjian Renville]]. Setelah [[Agresi Militer II]] dan [[gencatan senjata]] dari [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]], Johannes kembali turut serta dalam perundingan [[Perjanjian Roem-Roijen]]. Johannes juga meyakinkan pemerintah Indonesia untuk mengakui keberadaan [[Negara Indonesia Timur]] sebagai anggota [[Republik Indonesia Serikat]], dan Johannes ditunjuk sebagai perwakilan RI ke NIT.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=122–125}}
 
Pada masa perang kemerdekaan, Johannes awalnya merupakan anggota [[Partai Nasional Indonesia]] sebagai anggota dewan pimpinan partai. Ia dikenal sebagai anggota "grup ''Kaigun''" yang kebanyakan bekas mahasiswa hukum di Leiden.{{sfn|Anderson|2006|pp=92–94}} PNI terpecah pada bulan Desember 1948 karena masalah perundingan antara Moh. Hatta dengan Belanda, sehingga Johannes pindah ke [[Partai Indonesia Raya]] rintisan [[Wongsonegoro]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=119}}
 
=== Gubernur Maluku ===
Seusai pengakuan kedaulatan Indonesia melalui [[Konferensi Meja Bundar]], Johannes berangkat ke Maluku untuk menjabat sebagai Gubernur ''de facto''. Sebelum ia tiba, sempat terjadi pemberontakan [[Republik Maluku Selatan]] dan [[kota Ambon|TNI meluncurkan suatu operasi di Kota Ambon]], sehingga kota tersebut menjadi luluh lantak karena pertempuran.{{sfn|Chauvel|2008|p=393}}{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=127–134}} Setibanya Johannes, ia mulai memperbaiki sistem pemerintahan di bekas medan perang tersebut dengan merekrut bekas anggota Sarekat Ambon dan sejumlah mantan pegawai negeri zaman Belanda untuk mengisi lowongan-lowongan di pemerintah provinsi.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=136}} Daerah "Maluku Selatan" juga dihapuskan dan digantikan dengan dua kabupaten: [[Kabupaten Maluku Tengah|Maluku Tengah]] dan [[Kabupaten Maluku Tenggara|Maluku Tenggara]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=137}} Pada masa jabatannya, Maluku tengah dilanda perang. Keadaan darurat militer berlangsung sampai tanggal 30 Juli 1952, dan setelahnya keadaan darurat militer ini dicabut sehingga tersisa keadaan perang di Ambon dan [[Pulau Seram]] saja. Selagi menjabat sebagai gubernur, Johannes mencoba untuk mencabut status keadaan perang ini secara menyeluruh.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=145–146}}
 
Johannes menjabat sebagai gubernur sampai tahun 1955.{{sfn|Chauvel|2008|p=393}} Karier Johannes sebagai gubernur berhenti karena pecahnya koalisi antara PIR dan [[Kabinet Ali Sastroamidjojo I]]. Karena PIR bukan lagi partai pemerintahan, PNI dan [[Masyumi]] meminta agar Johannes digantikan orang lain. Pada akhirnya, ia digantikan dengan [[Muhammad Djosan]], politisi [[Partai Sosialis Indonesia]], dan digeser menjadi staf di [[Kementerian Dalam Negeri]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=150}}
 
== Kehidupan pribadi ==
Johannes merupakan seorang yang beragama [[Kristen Protestan]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=156}} Ia menikah dengan Henriete (Yet) Pattyrajawane pada tanggal 26 September 1931 di [[Yogyakarta]], selama ia bekerja di Kraksaan.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=47}} Pasangan suami-istri ini memiliki tujuh orang anak.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=166}} Sebelum menikah dengan Henriete, Johannes sempat menjalin hubungan dengan seorang wanita dari [[Prancis]], tetapi sepulangnya Johannes ke Indonesia ia memutuskan untuk memberhentikan hubungan tersebut, yang awalnya sudah terhalang masalah ekonomi dan belakangan karena niat Johannes untuk ikut pergerakan nasional Indonesia.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=46–47}}
 
== Meninggal dunia ==
[[Berkas:Mr J Latuharhary-TMPNU Kalibata 3.jpg|al=Makam Johannes Latuharhary di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|jmpl|Makam Johannes Latuharhary di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
Johannes meninggal dunia pada tanggal 8 November 1959 di [[Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo]], [[Jakarta Pusat]]. Ia sebelumnya jatuh [[koma (medis)|koma]] sebelum berangkat ke gereja pada 6 November, sepulangnya dari kunjungan kerja ke [[Riau]]. Menurut biografer I.O. Nanulaitta, pekerjaan Johannes di Kemendagri tidak memuaskan batinnya dan menciptakan tekanan psikologis. Hal yang serupa juga ditambahkan oleh seorang ipar dari Johannes, yang menyatakan bahwa ia sering terlihat merenung sendiri setelah dicopot dari jabatan gubernur. Sebelum meninggal dunia, ia ditempatkan di bagian belakang rumah sakit, di kelas "barak rakyat".{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=156-159}}
 
Pada tanggal 9 November 1959, Johannes Latuharhary dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]]. [[Johannes Leimena]], sesama pejuang kemerdekaan dari Ambon, memberikan pidato [[eulogi]] untuknya. Keluarga Johannes tinggal di rumah sewaan, sehingga warisan harta untuk keluarga mencakup dua mobil saja. Istri Johannes belakangan bekerja mengurus Wisma Indonesia di [[Mesir]] untuk menghidupi keluarga, dengan sejumlah bantuan tokoh-tokoh lainnya.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=156-159}}
 
== Peninggalan ==
Sepeninggal Johannes, ia dihargai pemerintah Indonesia dengan [[Bintang Mahaputera Adipradana]].<ref name="moerdanimahaputera12">{{cite book|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003|access-date=3 September 2021}}</ref> Sosoknya diabadikan sebagai nama suatu jembatan di Jakarta beserta jalan di Ambon dan Jakarta. KM ''Johannes Latuharhary'', kapal kargo yang dibangun di [[Polandia]], juga dinamakan atasnya. Ada pula yayasan Mr J. Latuharhary Foundation yang merupakan penerbit surat kabar ''Sinar Harapan'' di Ambon.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=160}}
 
Menurut sejarawan Australia Richard Chauvel, Johannes merupakan tokoh pemimpin Ambon pertama yang mendorong agar Ambon (dan Maluku) termasuk dalam NKRI dan menganggap orang Ambon sebagai orang Indonesia.{{sfn|Chauvel|2008|p=140}} Penerus Muhammad Djosan, [[Muhammad Padang]], menghargai jasa Johannes membangun kembali pemerintahan di Maluku seusai pemberontakan RMS,{{sfn|Nanulaitta|1982|p=150}} dan menurutnya:
{{Cquote
|text=Orang boleh bertentangan politik dengan Latuharhary, tetapi mengenai perjuangannya, kejujurannya dan pengabdiannya kepada tanah air, jarang kita temukan bandingannya.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=160}}
}}
 
== Catatan kaki ==
{{notelist}}
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
==Daftar pustaka==
{{Commons category|Johannes Latuharhary}}
*{{cite book |authorlink=Benedict Anderson|last1=Anderson |first1=Benedict Richard O'Gorman |title=Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 1944–1946 |date=2006 |publisher=Equinox Publishing |isbn=9789793780146 |url=https://books.google.com/books?id=87totx4p3ZcC |language=en|ref=harv}}
*{{cite book |last1=Chauvel |first1=Richard |title=Nationalists, Soldiers and Separatists: The Ambonese Islands from Colonialism to Revolt, 1880-1950 |date=2008 |publisher=[[Brill Publishers|BRILL]]|isbn=9789004253957 |url=https://books.google.com/books?id=UbZiAAAAQBAJ&pg=PA145 |language=en|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Elson |first1=R. E. |title=The Idea of Indonesia: A History |date=2008 |publisher=[[Cambridge University Press]] |isbn=9780521876483 |url=https://books.google.com/books?id=BRRVYDagaloC |language=en|ref=harv}}
*{{cite journal |last1=Elson |first1=R. E.|language=en |title=Another Look at the Jakarta Charter Controversy |journal=Indonesia |date=2009 |volume=88 |pages=105–130 |url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/54483/INDO_88_0_1255982649_105_130.pdf|ref=harv|author-mask=3}}
*{{cite book|ref=harv |last1=He |first1=Baogang |last2=Galligan |first2=Brian |last3=Inoguchi |first3=Takashi |title=Federalism in Asia |date=2009 |publisher=Edward Elgar Publishing |isbn=9781847207029 |language=en |url=https://books.google.com/books?id=nXf9C2xbKsYC&pg=PA149 |language=en}}
*{{cite book |last1=Intan |first1=Benyamin Fleming |title="Public Religion" and the Pancasila-based State of Indonesia: An Ethical and Sociological Analysis |date=2006 |publisher=Peter Lang |isbn=9780820476032 |url=https://books.google.com/books?id=OXmRwiYEy1IC&pg=PA41 |language=en|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Manus|first1=MPB|last2=Ghazali|first2=Zulfikar|last3=Zuhdi|first3=Susanto|last4=Sumardi|last5=Kuswiah|first5=Wiwi|title=Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/12970/1/Tokoh%20tokoh%20badan%20penyelidik%20usaha%20usaha%20persiapan%20kemerdekaan%20indonesia.pdf|volume=2|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|year=1993|ref={{harvid|Manus et al.|1993}}}}
*{{cite book |last1=Nanulaitta |first1=I. O. |title=Mr. Johanes Latuharhary: Hasil Karya dan Pengabdiannya |date=1982 |publisher=[[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] |location=Jakarta |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/10871/1/mr%20johannes%20latuharhary%20hasil%20karya%20pengabdiannya.pdf |accessdate=11 August 2019 |language=id|ref=harv}}
{{Authority control}}
{{S-start}}
{{s-off}}
Baris 60 ⟶ 115:
{{BPUPKI}}
{{PPKI}}
{{indo-bio-stubartikel pilihan}}
 
[[Kategori:Gubernur Maluku]]
[[Kategori:Tokoh dari Maluku]]
[[Kategori:Tokoh Maluku]]
[[Kategori:PahlawanTokoh nasionaldari IndonesiaMaluku]]
[[Kategori:UllathTokoh dari Maluku Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Saparua]]
[[Kategori:Tokoh Kristen Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Maluku]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]