Edward Jenner: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
k →‎top: clean up, removed stub tag
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 10:
|nationality = Inggris
|ethnicity =
|field = kedokteran/Kedokteran Bedah, sejarah alam
|work_institutions =
|alma_mater = St. George, Universitas London <br> Universitas St. Andrews
|academic_advisors = John Hunter
|doctoral_students =
|known_for = vaksin cacar; [[Vaksinasi]], Orang ke-dua yang menemukan konsep vaksin setelah [[Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi]]
|author_abbrev_bot =
|author_abbrev_zoo =
Baris 23:
}}
 
'''Edward Jenner''' ({{lahirmati|Berkeley, Gloucestershire|17|5|1749|Berkeley, Gloucestershire|26|1|1823}}) sudah belajar ilmu bedah dengan cara magang kepada ahli bedah terkenal Daniel Ludlow di Sudbary, dekat Bristol. Lalu pada usia 21 tahun, dia hijrah ke London dan megang kepada seorang ahli bedah terkenal bernama John HanterHunter.
 
Suatu hari pada tahun 1796, seorang [[gadis pemerah susu]] bernama Sarah Nelmes mendatangi Jenner dan mengeluhkan adanya rash di tangannya. Jenner lalu mengambil materi rash yang diketahui sebagai penyakit cacar menular pada sapi tersebut ([[cacar sapi]] atu ''cowpox'') dengan pisau tajam dan memidahkannya ke lengan James Phipps, seorang anak tukang kebunnya yang berusia delapan tahun. Akibatnya, Phipps terkena cowpox, tetapi segera sembuh.
Baris 41:
Sebagai seoran penemu, Edward Jenner layak diteladani. Kemauannya yang keras, semangatnya yang tinggi, dan tak kenal menyerah telah didedikasikannya bagi sebuah keyakinan terhadap peningkatan derajat kesejahteraan umat manusia selama berabad-abad berselang.
 
Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula, bebrapabeberapa penyakit besar yang melanda umat manusia dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama yang digunakan manusia, yaitun cacar pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis (1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935).
 
Setelah Perang Dunia ke II, pengembangan vaksin mengalami percepatan. Vaksin polio suntik pertama diaplikasikan pada manusia pada 1955, lalu polio oral (1962), campak (1964), mumps (1967), rubella (1970), dan hepatitis B (1981).
Baris 47:
WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi penyakit. Untuk cacar, penyakit yang sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus terakhir terjadi di Somalia pada 1977. Sementara penyakit polio, ditargetkan WHO teradikasi 2000. meski target ini tidak sepenuhnya tercapai tetapi eradikasi hampir dikatakan berhasil.
 
{{Commonscat|Edward Jenner}}
 
{{lifetime|1749|1823|}}
{{negara-bio-stub|Britania Raya}}
 
{{DEFAULTSORT:Jenner, Edward}}
{{Commonscat|Edward Jenner}}
 
{{lifetime|1749|1823|}}
[[Kategori:Dokter Britania Raya]]