'''Karma Yoga''' adalah salah satu macam [[yoga]] dalam [[agama Hindu]]. Filsafat dan penjelasan mengenai Yoga ini diuraikan pada [[bab]] ketiga dalam kitab ''[[Bhagawadgita]]'', yaitu bab ''Karma Yoga''. Bab tersebut terdiri dari 43 [[sloka]], berisi kotbahkhotbah dari [[Kresna]] kepada [[Arjuna]] yang menguraikan [[filsafat Hindu]] mengenai ''[[karma]]'' (perbuatan; kewajiban) dan ''phala'' (hasil; buah). Bab ini merupakan lanjutan dari bab dua, yaitu ''[[Samkhya Yoga]]''.
== Karma Yoga dalam Bhagawadgita ==
Dalam kata pengantar ''Bhagawadgita'', banyak jalan berbeda-beda yang dijelaskan dan dikemukakan dengan cara yang tidak sistematis, padahal uraian yang sistematis diperlukan untuk mencapai pengertian. Maka Arjuna ingin meminta penjelasan yang tidak membingungkan orang awam agar tidak terjadi penafsiran yang keliru.
Menurut ''Bhagawadgita'', "kerja" atau "tindakan" adalah hukum alam. Bekerja dianjurkan dengan rasa tulus dan pengabdian ditujukan kepada [[Brahman]] tanpa mengharapkan keuntungan pribadi. Tindakan digerakkan oleh hukum alam dan bukan oleh jiwa. Sifat alam menyebabkan amarah dan nafsu yang menyelubungi jiwa sehingga seseorang terikat dengan pahala kerja. Seseorang dianjurkan agar tidak tertipu oleh sifat alam, bukan berhenti bertindak. Berhenti bertindak berarti melawan hukum alam.
<!--
== Uraian dalam Bhagawadgita ==
Arjuna berkata :
<blockquote>
</blockquote>
Sri Bhagawan bersabda :
<blockquote>
<blockquote>
Pada zaman dahulu kala Prajapati menciptakan menusia dengan yadnya dan bersabda : dengan ini engkau akan mengembang dan akan menjadi kamadhuk dari keinginanmu. Kamadhuk adalah sapi dari Indra yang dapat memenuhi semua keinginan. Dengan ini kamu memelihara para Dewa dan dengan ini pula para Dewa memelihara dirimu, jadi dengan saling memelihara satu sama lain, kamu akan mencapai kebaikan yang maha tinggi. Dipelihara oleh yadnya, para Dewa akan memberi kesenangan yang kau ingini. Ia akan menikmati pemberian – pemberian ini, tanpa memberikan balasan kepada-Nya adalah pencuri. Orang – orang yang baik yang makan dengan apa yang tersisa dari yadnya, mereka itu terlepas dari segala dosa. Akan tetapi mereka yang jahat yang menyediakan makanan untuk kepentingannya sendiri mereka itu adalah makan dosanya sendiri. Dari makanan, makhluk menjelma, dari hujan lahirnya makanan dan dari yadnya muncullah hujan dan yadnya lahir dari pekerjaan.
</blockquote>
<blockquote>
Ketahuilah asal mulanya “karma” di dalam Weda dan Brahma muncul dari yang abadi. Dari itu Brahma yang meliputi semuanya selalu berpusat di sekeliling yadnya. Ia yang di dunia ini tidak ikut memutar roda (cakra) yadnya yang timbal balik ini adalah jahat dalam alamnya, puas dengan indrianya dan ia, O Arjuna, hidup sia – sia. Cakra mulai digerakkan oleh Prajapati atas dasar Weda dan Yadnya. Akan tetapi ia yang memusatkan pikirannya hanya kepada Atmanya, dan puas pada Atmanya, dan juga hanya bahagia pada Atmanya, bagi ia tidak ada suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Begitu pula di dunia ini, ia tidak mempunyai perhatian sama sekali pada hasil dari perbuatannya, yang ia lakukan dan juga kepada apa yang belum diperbuatnya, pun juga ia tidak tergantung kepada segala makhluk untuk kepentingannya sendiri. Dari itu bekerjalah kamu selalu yang harus dilakukan dengan tiada terikat olehnya, karena orang mendapat tujuannya yang tertinggi dengan melakukan pekerjaan yang tak terikat olehnya. Janaka sebagai contoh. Hanya dengan perbuatan, Prabu Janaka dan lain – lainnya mendapat kesempurnaan. Jadi kamu harus juga melakukan pekerjaan dengan pandangan untuk pemeliharaan dunia. (Prabu Janaka - raja dari Mithila, ayah dari Sita). Lokasamgraha berarti pemeliharaan dunia, kesatuan dunia juga kesatuan masyarakat yang terikat satu dengan yang lainnya. Etika agama adalah pengemudi dari laksana sosial dan juga sebagai dasar. Etika agama akan dapat menghindari dunia dari kehancurannya baik spirituil maupun materiil dan sebaliknya meningkatkan kedudukannya sebagai manusia. Tujuan agama adalah memberi kehidupan spirituil pada masyarakat dengan tujuan untk mendirikan rasa persaudaraan di atas dunia ini. Apa saja yang dilakukan oleh orang besar, itu adalah diikuti oleh lain – lainnya. Apa yang ia lakukan, dunia mengikutinya. Rakyat pada umumnya mengikuti suatu contoh bentuk kehidupan orang – orang yang terkemuka. Gita mengatakan bahwa orang – orang bijaksana ini adalah penunjuk jalan pada masyarakat. Sinar cahaya adalah datangnya melalui perseorangan yang lebih maju di dalam masyarakat dan lalu meluas. O Arjuna, tidak ada suatu pekerjaan di ketiga dunia ini untuk Aku, yang harus Kulakukan, juga tidak ada sesuatu yang harus Aku dapati yang belum pernah Aku tidak dapati, walaupun demikian Aku bekerja juga. Sebab jika Aku tidak selalu bekerja dengan tidak mengenal payah orang – orang akan menuruti jalan-Ku dari segala pihak. Jika Aku berhenti bekerja maka ketiga dunia ini akan hancur lebur dan Aku akan menjadi pencipta dari penghidupan yang tak teratur dan Aku akan merusak rakyat ini. Tuhan tidak berhenti – hentinya menjaga dan memelihara dunia ini, menjaga dari keruntuhannya dan kemusnahannya. Sebagai orang yang tidak terpelajar, bodoh, melaksanakan pekerjaan dengan ikatan demikian juga seharusnya orang terpelajar melaksanakannya, O Arjuna, akan tetapi tanpa ikatan dengan keinginan untuk menuntun dunia. Bekerja sebagai yadnya pada Sang Hyang Widhi / Tuhan, adalah menjadi pusat pembicaraan dari Awatara yang turun ke dunia. Turunnya ke dunia tiada lain untuk mengabdikan diri-Nya pada pembebasan manusia dari kesengsaraannya. Lebih bahagia lagi diri-Nya untuk tinggal di sorga dalam bahagia yang abadi. Tetapi turun ke dunia menjadi pilihannya, meskipun dunia ini serba terbatas dan terikat yang membawa kesenangan dan kesedihan dsb-nya. Turun ke dunia adalah untuk ditiru oleh manusia, untuk membuat orang bahagia meskipun Dia sendiri yang melaksanakan kelihatan dengan jalan penderitaan dan kemiskinan. Penyatuan diri dengan Awatara tiada lain hanya dengan kerja menjauhkan diri dari kemalasan dan bekerja dengan keikhlasan untuk kepentingan dunia. Laksana hendaknya dibangkitkan dijiwai oleh sinar dan Ananda (bahagia) dari Yang Maha Esa. Laksana perbuatan orang yang terpelajar, bijaksana, digerakkan oleh sinar dan kebahagiaan dari Tuhan. Orang yang pandai seharusnya jangan menggongcangkan pengertian orang yang bodoh yang terikat pada pekerjaannya. Orang yang bijaksana melakukan semua pekerjaan dalam jiwa Yoga, harus menyebabkan orang lain juga bekerja. Orang yang pandai bijaksana hendaknya jangan melemahkan rasa kebaktian keagamaan dalam bentuk apapun juga. Unsur – unsur kewajiban, pengorbanan dan kecintaan yang menjadi penggerak ke arah kesempurnaan hidup selalu ada pada tiap – tiap kepercayaan. Dengan menghormati ini Hinduisme dalam penyebarannya menunggalkan diri dengan yang telah ada dan memberi dorongan ke arah tingkat kesempurnaan.
</blockquote>
</blockquote>
Arjuna berkata :
<blockquote>
</blockquote>
Sri Bhagawan berkata :
<blockquote>
Dengan setelah mengetahui Atma itu adalah budi dan dengan mengekang atma dengan Atma maka hancurkanlah musuh yang tak dapat dikuasai itu yaitu keinginan, O, Arjuna. Mengekang atma dengan Atma – dengan atma disini ialah ego sendiri, dan Atma ialah suci yang abadi. Bila kesadaran itu sudah dicapai maka semua laksana akan dituntun hanya oleh sinar jiwa suci, untuk kebahagiaan dunia.
</blockquote>
-->
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.krishna.com/main.php?id=291 ''Bhagawadgita'' online] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050729093003/http://www.krishna.com/main.php?id=291 |date=2005-07-29 }}
* {{en}} [http://bhagavadgitaasitis.com/3/en1 Bab ''Karma Yoga'' dalam ''Bhagawadgita''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130508053320/http://bhagavadgitaasitis.com/3/en1 |date=2013-05-08 }}
{{Bhagawadgita}}
[[Kategori:Yoga]]
[[bg:Карма йога]]
[[de:Karma-Yoga]]
[[en:Karma Yoga]]
[[fr:Karma yoga]]
[[hi:कर्म योग]]
[[it:Karma Yoga]]
[[ko:카르마 요가]]
[[nl:Karma yoga]]
[[pt:Karma yoga]]
[[ro:Karma yoga]]
[[ru:Карма-йога]]
[[sv:Karma Yoga]]
|