Tari Payung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(24 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox dance
| title = ''Payung''
| native_name = {{lang-ban|ᬧᬬᬸᬂ}}<br>{{lang-jv|ꦥꦪꦸꦁ}}<br>{{lang-min|Payuang}}
| image = [[File:Umbrella dance.jpg|300px]]
| caption = Pertunjukan tarian Payung di Festival Payung 2019 dihelat di candi [[Prambanan]]
| instruments = [[angklung]], [[gamelan]]
| inventor = [[Pribumi-Nusantara|Pribumi Indonesia]]
| origin = [[Indonesia]]
}}
{{Infobox intangible heritage
| Image=
| Caption=
| ICH= Tiga Genre Tari Tradisional di Bali
| State Party= Indonesia
| Type=
| Criteria= Daftar Perwakilan
| ID= 617
| Region= APA
| Year= 2015
| Session= 10th
| List=
| Link= https://ich.unesco.org/en/RL/three-genres-of-traditional-dance-in-bali-00617
| Below= [[File:Unesco Cultural Heritage logo.svg|100px]]
}}
[[File:018 Procession, Candi Jawi (40371729442).jpg|thumb|300px|Penggunaan payung sebagai bagian dari seni pertunjukan prosesi Jawa tergambar pada relief abad ke-13 [[Candi Jawi]] di [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]]]
Tari '''Payung''' (berasal dari {{lang-ban|ᬧᬬᬸᬂ}} — {{lang-jv|ꦥꦪꦸꦁ}} — {{lang-su|ᮕᮚᮥᮀ}}) adalah salah satu bentuk pertunjukan [[tarian Indonesia]] yang berasal dari Jawa dan [[Kepulauan Sunda Kecil]] yang biasa dipentaskan oleh berbagai etnis pribumi Indonesia seperti [[Suku Alas|Alas]], [[Suku Bali|Bali]], [[Suku Cirebon|Cirebon]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Osing|Osing]], dan [[Suku Sunda|Sunda]] yang mana para penarinya menggunakan atribut [[payung]] sebagai daya tarik utama, pertunjukan ini biasanya diiringi oleh [[gamelan]] atau alat musik tradisional khas Indonesia lainnya. Jenis tarian ini biasanya dianggap sebagai simbolisasi [[kasih sayang]] dan hubungan dari pemuda dan biasanya dibawakan oleh tiga atau empat penari.
==Etimologi==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De grote pajong van de vorst Soesoehoenan van Solo Surakarta Java TMnr 10003345.jpg|thumb|300px|left|Payung keraton Susuhunan Surakarta di [[Keraton Surakarta]], [[Jawa]]]]
Istilah ''payung'' secara etimologis diambil langsung dari tiga bahasa yaitu bahasa [[Bahasa Bali|Bali]]—[[Bahasa Jawa|Jawa]]—[[Bahasa Sunda|Sunda]], yang mana diturunkan dari [[bahasa Kawi|Kawi]] dan [[Bahasa Sunda Kuno|Sunda Kuno]] yaitu ''payuṅ'', yang secara harfiah berarti "[[payung]]" atau "[[parasol]]".<ref>{{cite book|last=Featherman|first=Americus|title=Social History of the Races of Mankind|year=1887}}</ref>
== Sejarah ==
Tari payung ini tidak dapat terlepas dari kebudayaan suku Minangkabau
Menurut catatan sejarah, adanya tari payung ini berkaitan erat dengan seni [[drama]] yang ditampilkan pada masa penjajahan Belanda.
Pada sekitaran tahun 1960-an, tari payung ini merupakan salah satu tari [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] yang populer di lingkungan masyarakat Minangkabau. Sebagian masyarakat
Pada saat sekarang ini, tari payung sering ditampilkan dalam berbagai acara kegiatan baik itu di
==
Dalam hampir semua tari tradisional pasti memperhatikan [[busana]] dan riasan. Hal itu berlaku juga pada tari payung. Untuk para penari wanita, kostum yang digunakan adalah pakaian adat melayu sesuai adat Minangkabau yang terdiri dari [[baju kurung]] atau [[kebaya]], bawahan memakai kain [[songket]], rambut disanggul, dan hiasan kepala berbentuk [[mahkota]] atau “suntiang” yang agak rendah dan berwarna keemasan. Penari laki-laki memakai baju lengan panjang “[[teluk belanga]]” dengan model kerah “cekak musang” serta bawahan celana panjang berwarna senada, kain sesamping berbahan songket, dan penutup kepala khas Minang atau [[Songkok|kopiah]] (peci) hitam.<ref name=":2" />
==
Makna tarian ini dilambangkan dengan properti yang digunakan yaitunya berupa [[payung]] dan selendang. Payung tersebut digunakan oleh pria dan [[selendang]] digunakan oleh wanita dalam tari tersebut. Payung dilambangkan sebagai bentuk perlindungan pria yang merupakan sebagai pilar utama dalam keluarga. Si penari [[pria]] akan melindungi kepala penari [[wanita]]. Sedangkan, Selendang ini digunakan oleh pihak penari wanita. Makna dari selendang ini adalah pelambang ikatan [[cinta]] suci dari pasangan. Selain itu, selendang ini juga bermakna kesetiaan seorang wanita dan kesiapannya dalam membina [[rumah tangga]] bersama [[suami]]. Hal itu tampak dari selendang yang dikaitkan pihak penari wanita kepada penari laki-laki. Dalam hal ini tidak lengkap rasanya menari payung tanpa [[selendang]] dan payung sebab properti inilah yang menjadi sarana penyampaian makna filosofi dari tarian ini. Kedua properti ini saat pertengahan sampai di akhir tarian akan saling bertemu dan melengkapi satu sama lain. Seperti halnya pada sepasang kekasih yang akhirnya dipertemukan di pelaminan untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama-sama.<ref name=":2">{{Cite web|date=2020-08-25|title=Mengenal Tari Payung Dari Sumatera Barat|url=https://www.egindo.co/mengenal-tari-payung-dari-sumatera-barat/|website=EGINDO.co|language=id-ID|access-date=2020-09-18}}</ref> selain itu, dalam penampilannya tari payung tersebut juga diiringi lagu dan musik. Lagu pengiring tari payung tersebut biasanya berjudul ''Babendi-bendi ke Sungai Tanang''. Dikisahkan bahwa makna dalam lagu ini menceritakan tentang sepasang suami-istri yang sedang berbulan madu di [[Sungai Tanang, Banuhampu, Agam|Sungai Tanang]], sedangkan untuk musik pengiring didiringi oleh alat musik [[saluang]] dan [[Kendhang|gendang]].<ref>{{Cite web|last=Darmawati|first=Darmawati|date=1999|title=Analisis Struktur Tari Payung Padang Magek Kabupaten Tanah Datar|url=http://repository.unp.ac.id/1324/|website=repository.unp.ac.id|page=65-66|language=en|access-date=2020-09-19}}</ref>
== Referensi ==
<references />
{{Tarian di wilayah pulau Sumatera|state=autocollapse}}
{{DEFAULTSORT:Payung}}
[[Kategori:Budaya Indonesia|Tari]]
|