Dirgantara Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
Mhwrap (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(43 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{noref}}
{{Infobox company
| name = PT Dirgantara Indonesia (Persero)
| logo = Berkas:logo_DI_kecilDirgantara Indonesia logo.jpgjpeg
| logo_size = 150px200
| logo_alt =
| logo_caption = Logo Dirgantara Indonesia
| logo_padding =
| image = Kantor Pusat PT Dirgantara Indonesia (27250906981).jpg
| image_size = 200px250px
| image_alt =
| image_caption = Kantor pusat PTDI di Bandung
| type = [[BadanPerseroan Usaha Milik Negara|BUMNterbatas]] / Perseroan Terbatas
| traded_as = <!-- {{IDX|BBNI}} -->
| industry = [[Dirgantara]] dan [[Industri pertahanan|Pertahanan]]
Baris 18:
| predecessor =
| successor =
| foundation = 26 April 1976
| foundation = '''PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio''' <br/> Jakarta, Indonesia <br/> 23 Agustus 1976 <br/><br/> '''PT Industri Pesawat Terbang Nusantara'''<br/> Jakarta, Indonesia <br/>11 Oktober 1985<br/><br/> '''PT Dirgantara Indonesia''' <br/> Bandung, Indonesia <br/> 24 Agustus 2000<br/><!-- if known: {{start date|YYYY|MM|DD}} di [[city]], [[country]] -->
| former_name = PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (Persero)<small>(1976-1985)</small><br/>PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (Persero)<small>(1985-2000)</small>
| founder =
| defunct = <!-- {{end date|YYYY|MM|DD}} -->
Baris 26 ⟶ 27:
| coordinates =
| area_served =
| key_people = ElfienGita GoentoroAmperiawan
| products = Pesawat terbang komersial{{br}}Pesawat terbang militer{{br}}Komponen pesawat terbang{{br}}ServisPemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang{{br}}Pertahanan
| brands =
| production =
Baris 37 ⟶ 38:
| assets =
| equity =
| owner = [[Pemerintah Indonesia]]
| members =
| num_employees = 43.400689 (20172021)
| parent = [[Len Industri]]
| divisions =
| subsid = IPTN North America, Inc <br/> [[PT]] [[Nusantara Turbin &dan Propulsi]] <br/> PT General Electric Turbine Service
| slogan =
| module = <!-- Used to embed other templates -->
Baris 48 ⟶ 49:
| footnotes =
}}
'''PT Dirgantara Indonesia''' (atau biasa disingkat menjadi '''PTDI''') adalah produsen pesawat terbang pertama dan satu-satunya di [[Indonesia]] dan di wilayah [[Asia Tenggara]]. Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai jenis pesawat terbang, tetapi juga memproduksi [[helikopter]] dan senjata, serta menyediakan pelatihan dan pemeliharaan untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia pun menjadi subkontraktor untuk sejumlah produsen pesawat terbang besar di dunia, seperti [[Boeing]], [[Airbus]], [[General Dynamics]], [[Fokker]] dsb.
 
Perusahaan ini memiliki fasilitas manufaktur yang modern dan lengkap, serta tim yang terdiri dari para ahli dan profesional yang berpengalaman dalam industri dirgantara.<ref>{{Cite news|last=Author|first=Redaksi|date=2023-06-16|title=Profil dan Peran PT Dirgantara Indonesia – PTDI|url=https://suarapantau.com/2023/06/16/profil-dan-peran-pt-dirgantara-indonesia-ptdi/|work=Suara Pantau|access-date=2023-09-21}}</ref>
[[Berkas:Gpm 1.jpg|jmpl|300px|Gedung PT DI]]
[[Berkas:SikumbangNU-200-Si-Kumbang (cropped).jpg|jmpl|ka|250px|[[Sikumbang]], pesawat era [[Nurtanio]]]]
'''PT Dirgantara Indonesia''' (DI) (nama [[bahasa Inggris]]: ''Indonesian Aerospace Inc.'') adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di [[Indonesia]] dan di wilayah [[Asia Tenggara]]. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. DI didirikan pada [[26 April]] [[1976]] dengan nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan [[BJ Habibie]] sebagai Presiden Direktur. '''Industri Pesawat Terbang Nurtanio''' kemudian berganti nama menjadi '''Industri Pesawat Terbang Nusantara''' ('''IPTN''') pada [[11 Oktober]] [[1985]]. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada [[24 Agustus]] [[2000]].
[[Berkas:Sikumbang.jpg|jmpl|ka|250px|[[Sikumbang]], pesawat era [[Nurtanio]]]]
 
== Sejarah awal ==
Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga [[helikopter]], senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (''maintenance service'') untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti [[Boeing]], [[Airbus]], [[General Dynamic]], [[Fokker]] dan lain sebagainya. Dirgantara Indonesia pernah mempunyai karyawan sampai 16 ribu orang. Karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Dirgantara Indonesia melakukan rasionalisasi karyawannya hingga menjadi berjumlah sekitar 4000 orang.
 
Pada awal hingga pertengahan tahun 2000-an Dirgantara Indonesia mulai menunjukkan kebangkitannya kembali, banyak pesanan dari luar negeri seperti Thailand, Malaysia, Brunei, Korea, Filipina dan lain-lain.{{fact}} Meskipun begitu, karena dinilai tidak mampu membayar utang berupa kompensasi dan manfaat pensiun dan jaminan hari tua kepada mantan karyawannya, DI dinyatakan [[pailit]] oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada [[4 September]] [[2007]].<ref name="pailit">[http://kompas.com/kompas-cetak/0709/05/utama/3814342.htm "PT DI Dipailitkan Pemerintah Kasasi"], ''[[Kompas]]'', 5 September 2007</ref> Namun pada tanggal [[24 Oktober]] [[2007]] keputusan pailit tersebut dibatalkan.<ref name="pembatalan_pailit">[http://www.kompascetak.com/kompas-cetak/0710/25/utama/3940557.htm "Pailit PT DI Dibatalkan"], ''[[Kompas]]'', 25 Oktober 2007</ref>.
 
Tahun 2012 merupakan momen kebangkitan Dirgantara Indonesia. Pada awal 2012 Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 pesawat CN235 pesanan Korea Selatan. Selain itu Dirgantara Indonesia juga sedang berusaha menyelesaikan 3 pesawat CN235 pesanan TNI AL, dan 24 Heli Super Puma dari EUROCOPTER.
 
Selain beberapa pesawat tersebut Dirgantara Indonesia juga sedang menjajaki untuk membangun pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman KFX.
 
== Sejarah awal ==
 
{{Kotak info perusahaan
| company_name = Industri Pesawat Terbang Nusantara (1976-2000)
| company_logo = [[Berkas:logo_iptn.jpeg|pus|150px|Logo IPTN Era BJ Habibie]]
| company_type = [[Badan Usaha Milik Negara|Badan Usaha Milik Negara Strategis]]
| foundation = 23 Agustus 1976, berdasar akta notaris 15 pada 26 April 1976 di Jakarta
| defunct = 2000
| location = [[Bandung]], Indonesia
| key_people =
| industry = [[Dirgantara]] dan [[Industri pertahanan|Pertahanan]]
| products = Pesawat komersial{{br}}Pesawat militer{{br}}Komponen pesawat {{br}}Servis pesawat {{br}}Pertahanan {{br}}Teknik (''engineering'')
| revenue =
| operating_income =
| net_income =
| num_employees = 16.000
| parent =
| subsid =
| homepage =
| footnotes =
}}
[[Berkas:Bacharuddin Jusuf Habibie official portrait.jpg|jmpl|ka|150px|[[BJ Habibie]], Bapak Industri Pesawat Modern Indonesia]]
[[Berkas:Nurtanio Pringgoadisuryo 2003 Indonesia stamp.jpg|jmpl|ka|150px|[[Nurtanio Pringgoadisuryo|Nurtanio]], Bapak Perintis Industri Pesawat Indonesia]]
 
=== [[LAPIP]]Lipnur ===
Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur) memulai sejarahnya pada tanggal 16 Desember 1961 saat [[TNI Angkatan Udara]] mendirikan Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) guna mempersiapkan pendirian industri penerbangan untuk mendukung kegiatan penerbangan di Indonesia. Pada tahun yang sama, LAPIP pun meneken perjanjian kerja sama dengan ''{{lang|pl|Centrali Eksportu Kompletnych Obiektów Przemysłowych}}'' (CEKOP), lembaga pemerintah [[Republik Rakyat Polandia]] yang memegang monopoli perdagangan luar negeri. Perjanjian tersebut meliputi pembangunan pabrik pesawat terbang serta pelatihan sumber daya manusia dan produksi, guna memproduksi pesawat terbang PZL-104 Wilga di bawah lisensi dari CEKOP. Pesawat terbang yang kemudian dikenal di Indonesia dengan nama [[Gelatik (pesawat)|Gelatik]] tersebut akhirnya berhasil diproduksi sebanyak 44 unit. Pada tahun 1965, melalui sebuah keputusan presiden, Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Terbang (Kopelapip) dan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari pun resmi didirikan. Pada bulan Maret 1966, [[Nurtanio Pringgoadisuryo]] meninggal akibat mengalami kecelakaan saat melakukan uji terbang, dan untuk menghormati kontribusinya, Kopelapip dan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari kemudian digabung ke dalam Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur). Lipnur lalu memproduksi pesawat latih dasar yang diberi nama LT-200 dan membangun bengkel untuk menyediakan layanan purna jual.
Kependekan dari Lembaga Persiapan Industri Penerbangan diresmikan pada 16 Desember 1961, dibentuk oleh KASAU untuk mempersiapkan Industri Penerbangan yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional Indonesia
 
=== B.J. Habibie ===
Sehubungan dengan ini LAPIP pada tahun 1961 menandatangani perjanjian kerjasama dengan CEKOP (industri pesawat terbang Polandia) untuk membangun sebuah industri pesawat terbang di Indonesia.
Sementara itu, upaya untuk merintis pendirian industri pesawat terbang juga terus dilakukan oleh [[B.J. Habibie]] yang sejak tahun 1965 bekerja di [[Messerschmitt-Bolkow-Blohm]] (MBB), sebuah produsen pesawat terbang asal Jerman. Pada awal Desember 1973, Direktur Utama Pertamina, [[Ibnu Sutowo]] pun menemui Habibie di [[Dusseldorf]] guna menjelaskan impian Pertamina untuk mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia. Habibie kemudian diangkat sebagai Penasehat Direktur Utama Pertamina dan diminta untuk segera kembali ke Indonesia. Pada awal bulan Januari 1974, Pertamina pun membentuk divisi baru untuk fokus pada teknologi mutakhir dan teknologi penerbangan (ATTP). Pada tanggal 26 Januari 1974, Habibie dipanggil oleh Presiden [[Soeharto]] dan kemudian diangkat sebagai Penasehat Presiden di bidang teknologi. Pada bulan September 1974, ATTP meneken perjanjian dasar untuk kerjasama lisensi dengan MBB asal Jerman dan [[CASA]] asal Spanyol untuk memproduksi helikopter BO-105 dan pesawat sayap tetap NC-212. Karena Pertamina kemudian menghadapi sejumlah masalah, pada tanggal 26 April 1976, semua aset milik divisi ATTP, Lipnur, dan TNI Angkatan Udara yang berkaitan dengan industri pesawat terbang kemudian dijadikan modal untuk mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). B.J. Habibie lalu ditunjuk sebagai direktur utama IPTN. Setelah semua fasilitas fisik selesai dibangun, IPTN pun diresmikan oleh Presiden Soeharto pada bulan Agustus 1976. Pada tanggal 11 Oktober 1985, nama perusahaan ini diubah menjadi "PT Industri Pesawat Terbang Nusantara", dan pada tanggal 24 Agustus 2000, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang.<ref name="profil">{{Cite web|url=https://indonesian-aerospace.com/tentang/sejarah|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Dirgantara Indonesia|language=id|access-date=19 Januari 2022}}</ref>
 
=== 2000 - sekarang ===
Kontrak dengan CEKOP:
Pada awal tahun 2012, Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 unit pesawat CN235 pesanan Korea Selatan. Selain itu, Dirgantara Indonesia juga sedang menyelesaikan 3 unit pesawat CN235 pesanan TNI AL dan 24 unit Heli Super Puma dari [[Airbus Helicopters|Eurocopter]]. Dirgantara Indonesia juga sedang menjajaki untuk memproduksi pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta bekerja sama dengan Korea Selatan untuk memproduksi pesawat tempur siluman KFX. Pada tanggal 12 Januari 2022, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Len Industri]], sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang [[industri pertahanan]].<ref name="holding">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/176606/Salinan_PP_Nomor_5_Tahun_2022.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 5 tahun 2022|publisher=Sekretariat Kabinet Republik indonesia|language=id|access-date=19 Januari 2022}}</ref>
* Menbangun gedung untuk fasilitas manufaktur pesawat terbang
* Pelatihan SDM
* Memproduksi [[PZL-104 Wilga]] under licence sebagai [[Gelatik]]
 
==== Gelatik ====
Pesawat [[Gelatik (pesawat)|Gelatik]] diproduksi sebanyak 44 unit,dipergunakan sebagai [[pesawat terbang pertanian]], transpor ringan, dan aero-club
 
=== LIPNUR ===
Pada tahun 1965 Berdiri [[KOPELAPIP]] (Komando Pelaksana Industri Pesawat Terbang) dan [[PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari]] melalui Dekret Presiden.
Setelah pada tahun 1966 Nurtanio meninggal, Pemerintah menggabungkan KOPELAPIP dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi [[LIPNUR]] kependekan dari Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio untuk menghormati kepeloporan almarhum Nurtanio.
 
Kemudian setelah itu datanglah BJ Habibie yang mengubah LIPNUR menjadi IPTN yang dikemudian hari sempat tercatat sebagai industri pesawat terbang termaju di negara berkembang.
 
== Produksi ==
Baris 108 ⟶ 71:
* [[N-2130]], proyek Dihentikan karena [[krisis finansial Asia]] 1997
* [[N-250]], proyek Dihentikan karena [[krisis finansial Asia]] 1997
* [[:en:CASA C-212 Aviocar|NC-212]]
* [[:en:CN-235|CN-235]]
* [[c-295|CN-295]]
* [[N-219|N219 Nurtanio]] <ref>{{Cite news|url=http://bisnis.liputan6.com/read/3157917/nurtanio-nama-dari-jokowi-untuk-pesawat-n219-buatan-anak-bangsa|title=Nurtanio, Nama dari Jokowi untuk Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa|last=Liputan6.comPraditya|newspaperwork=liputan6[[Liputan6.com]]|access-date=2017-11-28|first=Ilyas Istianur|language=id}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://nasional.sindonews.com/read/1256166/15/penjelasan-jokowi-soal-pemberian-nama-pesawat-n219-1510287796|title=Penjelasan Jokowi Soal Pemberian Nama Pesawat N219|newspaperwork=SINDOnews[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2017-11-28}}</ref><ref>{{Cite journal|date=2017-11-27|title=N-219|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=N-219&oldid=13365763|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* CN-235 NG, pengembangan dari [[CN-235]] dengan peningkatan kapasitas pesawat
* [[Pesawat Sikumbang|Sikumbang]] produksi era [[Nurtanio]]
* [[Pesawat Belalang|Belalang]] produksi era [[Nurtanio]]
* [[Pesawat Kunang|Kunang]] produksi era [[Nurtanio]]
* [[Gelatik]] produksi era [[LAPIP]] lisensi dari CEKOP [[Polandia]] (sekarang dikenal dengan nama [[PZL]])
*MALE [[Elang Hitam]]
*UAV Wulung
 
=== Komponen pesawat (sebagai sub-kontraktor pabrikan luar negeri) ===
Perusahaan ini memproduksi sejumlah komponen untuk digunakan oleh produsen pesawat terbang lain, yakni:
* Komponen sayap dari [[Boeing 737]]
* Komponen sayap dari [[Boeing 767]]
Baris 124 ⟶ 91:
* Komponen sayap dari [[Airbus A340]]
* Komponen sayap dari [[Airbus A380]]
* Komponen sayap dari [[Airbus A350]]<ref>http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/08/18/brk,20100818-272162,id.html{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Komponen ekor dari [[:en:Sukhoi Superjet 100|Sukhoi Superjet 100]]
 
=== Helikopter ===
* [[NBO 105]] dipergunakan secara luas di Indonesia, lisensi dari [[MBB]] Jerman. Dihentikan sejak juli 2011.
* [[NBK 117]]
* [[:en:Bell 412|NBell 412]] lisensi dari [[Bell Helicopter]], AS
* [[NAS 330 Puma]] lisensi dari [[Aerospatiale]], Prancis
* [[:en:Eurocopter 332 Super Puma|EurocopterNAS 332 Super Puma]] Pengembangan dari Puma, lisensi dari [[Eurocopter]], Prancis
* [[:en:Eurocopter Fennec|Eurocopter Fennec]] pengganti NBO 105.
* [[:en:Eurocopter Ecureuil|Eurocopter Ecureuil]] pengganti NBO 105.<ref name="ReferenceA"/>
* [[:en:Eurocopter EC725|Eurocopter EC725]]
* Tailboom dan fuselage dari [[ECAirbus Helicopters 725H225M]] dan [[EC 225]]<ref>http://tekno.liputan6.com/berita/201001/261065/Eurocopter.Pesan.Rangka.dari.PT. Dirgantara.Indonesia</ref><ref>http://visijobs.com/beta/news/detail/2010/01/29/Eurocopter-Prancis-Beri-Order-Besar-Pada-PT-DI</ref>
 
=== Lainnya ===
* [[SUT Torpedo]]
* [[Turbin uap|Turbin Uap]] 2 MW oleh [[PT [[Nusantara Turbin dan Propulsi]] (anak perusahaan PT. DI)<ref>http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=122329</ref>
* [[Turbin Uap]] 4 MW oleh PT Nusantara Turbin Propulsi (anak perusahaan PT. DI)<ref>http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/19/03092913/kilas.ekonomi{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Hovercraft <ref>Setiady Dwi. [http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/02/01/45851/PT-DI-Kembangkan-Kendaraan-Amfibi-Hovercraft PT DI Kembangan Kendaraan Amfibi Hovercraft]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Suaramerdeka.com, edisi 1/2/2010</ref>
* Rudal [[RN01-SS]]
* Roket [[R-Han 122]]
 
== Direktur Utama ==
Berikut adalah daftar Direktur Utama IPTN/Dirgantara Indonesia:
* [[B.J. Habibie]] (1976- berhenti ketika mulai menjabat Wapres1998)
* [[Paramayuda]] (sbgsebagai care taker s/d ditetapkan DirutDirektur Utama baru)
* [[Jusman Syafii Djamal]] (2000-2002)
* [[Edwin Sudarmo]] (2002-2005)
* [[Muhammad Nuril Fuad]] (2005-2007) - bukan Direktur Utama tetapi Direktur Umum.
* [[Budi Santoso]] (2007-2017)
* [[Elfien Goentoro]] (2017-sekarang2022)
* Gita Amperiawan (2022-sekarang)
 
== Rencana Bisnis ==
[[PT Dirgantara Indonesia]] akan memasuki bisnis pesawat komersial dengan memproduksi N219, jika N219 sudah beroperasi dan sudah mendapatkan sertifikasi Dirgantara Indonesia akan mengembangkan dan memproduksi pesawat berpenumpang 50 orang.<ref>http://www.tribunnews.com/nasional/2016/01/20/pt-dirgantara-indonesia-siap-produksi-pesawat-komersial?page=2</ref>
 
[[PT. Dirgantara Indonesia]] akan mengirimkan sekitar 300 tenaga ahli ke [[Korea Selatan]] dalam kerjasama pembuatan pesawat tempur KFX[[KAI KF-21 Boramae]] grade 4.5. Rencananya pesawat tempur tipe 4.5 ini akan setingkat diatasdi F.16atas F16 yang masih pada tipe 4. Nantinya lima prototype yang menjadi buatan bersama salah satunya akan dibuat di PT. Dirgantara Indonesia, [[Bandung]].<ref>http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/08/o0lq1g317-pt-dirgantara-indonesia-siapkan-personil-untuk-kerjasama-kfx</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Mantan BUMN Indonesia}}
 
[[Kategori:Dirgantara Indonesia| ]]
[[Kategori:Perusahaan dirgantara]]
[[Kategori:Badan usaha milik negara di Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan pertahanan Indonesia]]
[[Kategori:PesawatPerusahaan manufaktur Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan manufaktur]]
[[Kategori:Produsen pesawat Indonesia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1976 di Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan manufakturyang berpusat di Kota Bandung]]