Haurgeulis, Indramayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Princelg22 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(20 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Indramayu
|luas=56,05 km
|penduduk=88.468 jiwa (sensus penduduk tahun 2010)<ref>[http://www.indramayukab.go.id/statistik/99-kependudukan.html] Jumlah penduduk Kecamatan Haurgeulis tahun 2010 versi Dinas Kependudukan Kabupaten Indramayu</ref>
|kelurahan=10 desa/kelurahan
|gambar=[[Berkas:Kantor camat haurgeulis.JPG|250px]]{{br}}Kantor Camat Haurgeulis
|nama camat=
|kepadatan=1.661 jiwa/km
|provinsi=Jawa Barat
|peta=[[Berkas:haurgeulis.png|270px]]
}}
{{Rujukan}}
'''Haurgeulis''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Indramayu]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
Kecamatan ini berada di ujung barat wilayah kabupaten Indramayu, berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Subang]] melalui Sungai Cipunagara, dan juga dilalui jalur [[kereta api]]. [[Haurgeulis]] juga terkenal sebagai Saat ini, Haurgeulis terbagi menjadi 10 desa. Sebelumnya, kecamatan ini memiliki 16 desa. Namun pada tahun 2002, 6 desa ([[Baleraja, Gantar, Indramayu|Baleraja]], [[Bantarwaru, Gantar, Indramayu|Bantarwaru]], [[Gantar, Gantar, Indramayu|Gantar]], [[Mekarjaya, Gantar, Indramayu|Mekarjaya]], [[Sanca, Gantar, Indramayu|Sanca]] dan [[Situraja, Gantar, Indramayu|Situraja]]) memisahkan diri dan dimekarkan menjadi kecamatan [[Gantar, Indramayu|Gantar]] (berdasarkan ketentuan '''Perda Kabupaten Indramayu No. 19 tahun 2002''' tentang ''Penataan dan Pembentukan Lembaga Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu''). Desa-desa yang ada di kecamatan Haurgeulis yaitu [[Cipancuh, Haurgeulis, Indramayu|Cipancuh]], [[Haurgeulis, Haurgeulis, Indramayu|Haurgeulis]], [[Haurkolot, Haurgeulis, Indramayu|Haurkolot]], [[Karangtumaritis, Haurgeulis, Indramayu|Karangtumaritis]], [[Kertanegara, Haurgeulis, Indramayu|Kertanegara]], [[Mekarjati, Haurgeulis, Indramayu|Mekarjati]], [[Sidadadi, Haurgeulis, Indramayu|Sidadadi]], [[Sukajati, Haurgeulis, Indramayu|Sukajati]], [[Sumbermulya, Haurgeulis, Indramayu|Sumbermulya]] dan [[Wanakaya, Haurgeulis, Indramayu|Wanakaya]].
==
{{Rujukan}}
Nama '''Haurgeulis''' berasal dari gabungan 2 kata dalam [[bahasa Sunda]]
==Sejarah==
===Awal===
{{Rujukan}}
Haurgeulis adalah desa baru di wilayah eks dari [[Kawedanan]] '''Kandhang Awur'''
wilayah dari '''Kesultanan Dermayon'''. tercatat berdasarkan catatan-catatan dhemang-dhemang di '''Kawedanan Kandhang Awur''' pada [[1678]] Masehi.
Dulunya Haurgeulis hanya sebuah desa yang baru terbentuk pada [[18]] [[November]] [[1678]] Masehi, penduduk daerah ini berasal dari Suku [[Sunda]].
===Hubungan Awal '''Sumedang''' dan '''Indramayu''' di masa lampau [[1576]] Masehi===
Hubungan berawal ketika '''Prabu Geusan Ulun''' (Sumedang) datang ke '''Kesultanan Deramayon''' untuk bertemu '''Kanjeng Gusthi Sawedhi ''' (Sultan Wiralodra III) di Keraton Dharma-ayu pada [[1576]] Masehi.
'''Prabu Geusan Ulun''' membahas kerjasama penambangan logam dengan Dermayon, kemudian Prabu Geusan Ulun meminta bantuan kepada '''Kanjeng Gusthi Sawerdi''' (Sultan Wiralodra III) untuk mengirim para pandai besi, pandai tembaga dan pandai emas dari Dermayon untuk bekerja menambang di sumedang.
Sebagai perjanjian sesama mendapatkan keuntungan, Prabu Geusan Ulun akan membayar tinggi kepada para pekerja dermayon.
Tujuan utamanya agar Sumedang bisa berdiri mandiri dan bersaing dengan Bandar Callapa ([[Sunda Kelapa]]) di batavia (betawi) serta bisa menjadi pengganti Pakuan Pajajaran.
Perjanjian tersebut di setujui oleh Kanjeng Gushti Sawerdi, sekitar [[13]] Keluarga Pandai Besi, Pandai Tembaga dan Pandai Emas dari Kawedhanan Jatibarang diboyong ke Sumedang.
Para penambang Dermayon beberapa tahun tidak lama setelah di boyong sumedang, mereka menemukan sumber biji tembaga di Kaliwangu dekat Cadas Pangeran, yang kemudian mengolahnya menjadi tembaga murni.
Dari tambang-tambang tembaga ini, '''Kerajaan Sumedang Larang''' mulai di dirikan oleh Prabu Geusan Ulun setelah mengangkat dirinya sebagai Pemimpin Sumedang pengganti runtuhnya Pakuan Pajajaran pada tahun [[1585]] Masehi.
Dalam Babad Dermayon tidak lama setelah Kerajaan Sumedang Larang berdiri, ada Peristiwa '''Ratu Harisbaya''' istri dari '''Prabu Geusan Ulun''' yang kemudian '''Ratu Harisbaya''' dipersunting oleh penguasa Cirebon dan menjadikan awal mula Peperangan antara '''Sumedang''' dan '''Cirebon''' dimasa lalu.
''serta bukan peristiwa '''Endang Darma''' Kerajaan Galunggung ([[Tasikmalaya]], [[Ciamis]]) dengan Kesultanan Dermayon peristiwa hilangnya '''Nyi Endang Ayu''' ([[Indramayu]]) ditahun [[1441]] Masehi. '''Endang Darma''' dari Kerajaan Galunggunglah yang membunuh [[25]] '''Pangeran Senopati Palembang''' Utusan '''Kanjeng Gusthi Aria Wiralodra I'''. [[25]] Pangeran Senopati Panembahan Palembang di Kesultanan Dermayon gugur dalam perang membela dermayon yang kini di kenal (Makam Selawe)''
''
===Peristiwa 18 November 1678 (Tragedi Tegalkalong)===
Hubungan kembali terjalin terutama era kepemimpinan Pangeran '''Rangga Gempol''' '''III''' pasca melemahnya Kesultanan Mataram Islam pada [[1657]] Masehi.
'''Rangga Gempol III''' datang ke Keraton Dharma-Ayu untuk bertemu '''Kanjeng Gusthi Syekh Syama'un''' (Sultan Wiralodra V) dan membahas tentang Panembahan Senopati Dermayon di Sumedang untuk menjadi penopang kekuasaan Sumedang agar merdeka dari VOC.
Sebagai Perjanjian Rangga Gempol III akan menyerahkan wilayah [[Kuningan]] (Kuningan Jawa barat) yang dulu dikuasai Sumedang akan di serahkan ke Kesultanan Dermayon.
Tahun [[1657]] Masehi, Sultan Wiralodra V mengutus Raden Bagus, Raden Singamanggala, Raden Tanusuta dan Raden Bagus Taka (Ngabehi Wira) serta yang lainnya untuk ngabdi ke Rangga Gempol III di Sumedang.
Pada Idul Fitri di Hari Jumat [[18]] [[November]] [[1678]] Masehi. Rangga Gempol III [https://jabar.tribunnews.com/2021/04/26/ini-masjid-tertua-di-sumedang-ada-cerita-tragedi-berdarah-saat-idul-fitri-tahun-1678?page=2] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230817073712/https://jabar.tribunnews.com/2021/04/26/ini-masjid-tertua-di-sumedang-ada-cerita-tragedi-berdarah-saat-idul-fitri-tahun-1678?page=2 |date=2023-08-17 }} dan Keluarganya serta Panembahan Senopati Dermayon di Sumedang melaksanakan Ibadah Sholat Idul Fitri di Masjid Tegalkalong Sumedang, namun secara tiba-tiba dari arah barat, pasukan Banten yang dipimpin [[Cilikwidara]] dengan bersenjatakan lengkap menyerang Masjid Tegalkalong secara mendadak, dengan sasaran Rangga Gempol III & keluarga, Pangeran Senopati Dermayon (Panembahan). Para jamaah yang sedang melaksanakan Sholat Idul Fitri juga banyak yang ikut menjadi korban dari serangan tersebut, namun Rangga Gempol III berhasil meloloskan diri menuju daerah Dermayon.
Hanya ada satu Pangeran panembahan dermayon yang tersisa yaitu Kiyai Ngabehi Wira (Raden Bagus Taka) pada saat itu berhasil mendesak mundur pasukan Banten, Kiyai Ngabehi Wira menggiring dan memerintahkan Jamaah Tegalkalong yang masih tersisa untuk pergi meloloskan diri ke utara untuk meminta bantuan kepada Kesultanan Dermayon pada tahun [[1678]] Masehi.
Konflik berhasil diredam setelah Cilikwidara tertusuk Keris Kiyai Bengkelung milik Pangeran Ngabehi Wira (Kiyai Ngabehi atau Raden Bagus Taka) dan Ngabehi segera meloloskan diri dari pengeroyokan di Masjid Tegalkalong ke utara.
Setelah menunggu lama pasukan bantuan dari Dermayon telag tiba, namun datang terlambat di masjid Tegalkalong sudah banjir darah, banyak jamaah, keluarga Rangga Gempol III serta panembahan dermayon tergeletak penuh darah dan bala pasukan dermayon memandikan para korban tersebut.
Para Jamaah yang diperintahkan ngabehi Wira untuk meloloskan diri ke utara berhasil dengan selamat sampai ke desa sidodadi, namun pasca tragedi itu Sumedang di kuasai Banten dan penduduk yang berhasil meloloskan diri tidak ingin kembali ke sumedang, dikarenakan sumedang jatuh kekuasaan banten. Hingga penduduk Tegalkalong banyak yang memilih hidup menetap di wilayah ini dan mendirikan desa bernama Haurgeulis pada tahun [[1679]] Masehi yang sekarang desa tersebut dipilih menjadi nama distrik Kecamatan Haurgeulis.
== Letak Geografis ==
Baris 38 ⟶ 88:
Berdasarkan keadaan topografi Kecamatan Haurgeulis merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 23 meter dari permukaan laut. Dengan
curah hujan pada tahun 2009 adalah 1.345
Wilayah kecamatan Haurgeulis sebagian besar adalah area persawahan. Area persawahan terluas terletak di desa [[Sumbermulya, Haurgeulis, Indramayu|Sumbermulya]], [[Cipancuh, Haurgeulis, Indramayu|Cipancuh]] dan [[Kertanegara, Haurgeulis, Indramayu|Kertanegara]], yang mana sabelah barat dari ketiga desa tersebut adalah hamparan sawah yang membentang hingga ke wilayah perbatasan kabupaten [[Kabupaten Subang|Subang]].
Baris 46 ⟶ 96:
[[Berkas:Jl. Ahmad Yani Hgl.JPG|jmpl|299px|ka|Jalan Ahmad Yani Haurgeulis, tampak lengang pada sore hari]]
=== Kepadatan Penduduk ===
Jumlah desa di Kecamatan Haurgeulis adalah 10 desa, terdiri dari 91 RW. Sedangkan jumlah rumahtangga ada sebanyak 23.634 rumahtangga tersebar di 250 RT. Desa [[Sukajati, Haurgeulis, Indramayu|Sukajati]]
=== Suku ===
Kecamatan Haurgeulis merupakan salah satu kecamatan yang memiliki karakteristik / kultur masyarakat yang heterogen. Letak geografisnya yang strategis membawa pengaruh
Agama yang dianut masyarakat Haurgeulis sebagian besar adalah [[Islam]], yang mencakup 99,12% dari populasi total, diikuti [[Protestan]] 0,71%, [[Katolik]] 0,08% dan lainnya 0,02%.<ref>[http://indramayukab.bps.go.id/images/Data/IDA2009/010%202010.pdf]{{Pranala mati|date=Mei 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}} Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu. ''Kecamatan Haurgeulis Dalam Angka''. 2010
=== Bahasa ===
Bahasa yang digunakan di Haurgeulis sebagian besar adalah [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Jawa]]. Namun, tak semua bahasa Jawa yang ada di Haurgeulis memiliki dialek yang sama. Ada 3 dialek Jawa yang digunakan di Haurgeulis, yakni [[dialek Dermayon
[[Bahasa Sunda]] sendiri juga termasuk bahasa yang masih sering digunakan oleh masyarakat sebagai bahasa Ibu.
Sementara sebagian kecil lagi dari masyarakat adalah menggunakan bahasa Indonesia sebagai ''bahasa ibu'' yang digunakan. Wilayah yang menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari adalah daerah sekitar desa Haurgeulis (blok Pasar dan Babakan Negla) dan Sukajati (blok Masjid Al-Hanan, Warung Jambu dan sebagian Manggungan).
Baris 68 ⟶ 118:
<gallery>
Berkas:Stasiun Haurgeulis at night.JPG|[[Stasiun Haurgeulis]]
Berkas:Kantor camat haurgeulis.JPG|Kantor camat
Berkas:Papan kantor camat hgl.JPG|Papan nama kantor kecamatan
Berkas:AlFurqon n AlunAlun.JPG|[[Alun-alun]] dan [[Masjid]] Al Furqon
Berkas:
Berkas:Wadukan.JPG|[[Waduk Cipancuh]] di perbatasan [[Haurkolot, Haurgeulis, Indramayu|Haurkolot]] - [[Gantar, Indramayu|Gantar]]
Berkas:
Berkas:
</gallery>
Baris 89 ⟶ 138:
# [[Sumbermulya, Haurgeulis, Indramayu|Sumbermulya]]
# [[Wanakaya, Haurgeulis, Indramayu|Wanakaya]]
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Haurgeulis, Indramayu}}
Baris 100 ⟶ 147:
{{Authority control}}
|