Sejarah Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(20 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Aceh''' ({{lang-nl|'''Atchin''' atau '''Acheh'''}}, {{lang-en|'''Achin'''}}, {{lang-fr|'''Achen''' atau '''Acheh'''}}, {{lang-ar|'''Asyi'''}}, {{lang-pt|'''Achen''' atau '''Achem'''}}, {{lang-zh|'''A-tsi''' atau '''Ache'''}})<ref>{{en}} {{cite book|first=Leo|last=Suryadinata|coauthors=International Zheng He Society|title=Admiral Zheng He & Southeast Asia|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|year=2005|isbn=9812303294, 9789812303295|page=168|chapter=}}</ref><ref>{{id}}{{cite book|first=|last=Banda Aceh (Indonesia)|coauthors=|title=Kota Banda Aceh hampir 1000 tahun|publisher=Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh|year=1998|isbn=|page=|chapter=}}</ref> yang sekarang dikenal sebagai provinsi [[Aceh]] diperkirakan memiliki ''[[substrat]]'' (lapis bawah) dari [[rumpun bahasa Mon-Khmer]] <ref>{{en}} {{cite book|first=|last=Summer Institute of Linguistics|coauthors=|editor=|title=Mon-Khmer studies Vol.35|publisher=University Press of Hawaii|year=2005|isbn=|pages=40|page=|chapter=}}</ref> dengan pembagian daerah bahasa lain seperti bagian selatan menggunakan [[bahasa Aneuk Jame]] sedangkan bagian Tengah, Tenggara, dan Timur menggunakan [[bahasa Gayo]] untuk bagian tenggara menggunakan [[bahasa Alas]] seterusnya bagian timur lebih ke timur lagi menggunakan [[bahasa Tamiang]] demikian dengan kelompok etnis KlutKluet yang berada bagian selatan menggunakan [[Bahasa Kluet|bahasa KlutKluet]] sedangkan di [[Simeulue]] menggunakan [[bahasa Simeulue]] akan tetapi masing-masing bahasa setempat tersebut dapat dibagi pula menjadi dialek. Bahasa Aceh, misalnya, adalah berbicara dengan sedikit perbedaan di Aceh Besar, di Pidie, dan di Aceh Utara. Demikian pula, dalam bahasa Gayo ada Gayo Lut, Gayo Deret, dan dialek Gayo Lues dan kelompok etnis lainnya [[Singkil, Aceh Singkil|Singkil]] yang berada bagian tenggara (Tanoh Alas) menggunakan [[bahasa Singkil]]. sumber sejarah lainnya dapat diperoleh antara lain seperti dari ''Hikayat Aceh'', ''Hikayat Rajah Aceh'' dan ''Hikayat Prang Sabi'' yang berasal dari [[sejarah narasi]] yang kemudian umumnya ditulis dalam [[naskah|naskah-naskah]] [[aksara]] [[Jawi|Jawi (Jawoe)]]. Namun sebagaimana kelemahan dari [[sejarah narasi]] yang berdasarkan pinutur ternyata menurut Prof. Ibrahim Alfian bahwa naskah ''[[Hikayat Prang Sabi]]'' ([[bahasa Aceh|Aceh]]: Hikayat Perang Sabil) mempunyai banyak versi dan satu dengan yang lain terdapat perbedaan demikian pula dengan naskah Hikayat Perang Sabil versi tahun [[1710]] yang berada di perpustakaan [[Universitas Leiden]] di negeri [[Belanda]].<ref>{{id}}{{cite book|first=Ibrahim|last=Alfian|coauthors=|editor=|title=Sastra perang: sebuah pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil|publisher=Balai Pustaka|year=1992|isbn=9794074225, 9789794074220|page=248|chapter=}}</ref>
 
[[Berkas:bahasa Mon-Khmer.jpg|jmpl|200px|Rumpun bahasa Mon-Khmer: <br />Bahasa Brao, Bahasa Kreung, Bahasa Tampuan, Bahasa Bunong dan Bahasa Kui.]]
[[Berkas:bahasa Mon-Khmer1.gif|jmpl|200px|[[Paleografi]] rumpun bahasa Mon-Khmer.]]
Ada yang percaya bahwa asal usul orang Aceh adalah "[[Suku Mante|suku Mantir]]" (atau dalam bahasa Aceh: ''Mantee'')<ref name="De Atjehers">{{nl}}{{cite book|first=Christiaan Snouck|last=Hurgronje|coauthors=|editor=|title=De Atjehers|publisher=Landsdrukkerij, Batavia|year=1893|isbn=|pages=|page=|chapter=}}</ref> yang dikaitkan dengan "Mantra" di Malaka dan orang berbahasa Mon-Khmer.<ref>{{en}} {{cite book|first=Barbara A.|last=West|coauthors=|title=Facts on File library of world history, Encyclopedia of the peoples of Asia and Oceania, Vol. 2|publisher=Facts On File, University of California|year=2009|isbn=0816071098, 9780816071098|page=1002|chapter=}}</ref> Menurut sumber [[sejarah narasi]] lainnya disebutkan bahwa terutama penduduk Aceh Besar tempat kediamannya di kampung Seumileuk yang juga disebut kampung Rumoh Dua Blaih (desa Rumoh 12), letaknya di atas Seulimeum antara kampung Jantho dengan Tangse. Seumileuk artinya dataran yang luas dan Mantir kemudian menyebar ke seluruh lembah Aceh tiga segi dan kemudian berpindah-pindah ke tempat-tempat lain.<ref>{{id}}{{cite book|first=H. M.|last= Zainuddin|coauthors=|editor=|title=Tarich Atjeh dan Nusantara|publisher=Pustaka Iskandar Muda|year=1961|isbn=|page=|chapter=}}
</ref>
Baris 10 ⟶ 8:
 
* Kaum Lhee Reutoh (kaum/sukee tiga ratus) yang berasal dari budaya [[Suku Mante|Mantee]] sebagai penduduk asli.
* Kaum Imeuem Peuet (kaum/sukee imam empat) yang berasal dari IndiaNegeri selatanArab/Timur Tengah yang beragama HinduIslam dari Ajaran Nabi Muhammad SAW.
* Kaum Tok Batee (kaum/sukee yang mencukupi batu) yang datang kemudian berasal dari berbagai etnis Eurasian, Asia Timur dan Arab.
* Kaum Ja Sandang (kaum/sukee penyandang) yaitu para imigran India yang umumnya telah memeluk agama Islam.
Baris 17 ⟶ 15:
[[Berkas:Locator kab aceh besar.png|jmpl|205px|Lokasi [[Aceh Besar]]]]
 
Dalam sumber buku kronik kerajaan Liang <ref>({{zh|t=宋書|s=宋书|p=Sòng Shū}})Song-shu an old text compiled by Xu Yuan</ref> dan kerajaan Sui <ref>({{zh|c=北史|p=Běishǐ}}) Bei-shi which covers the period from A.D. 386 to 618, written by Li Yan-shou during the period A.D. 627-659</ref> di Tiongkok pernah disebutkan sekitar tahun [[506]] sampai [[581]] Masehi terdapat [[kerajaan Poli]] yang wilayah kekuasaannya meliputi [[Aceh Besar]] <ref>{{fr}}{{cite book|first=C. Guillot, Marie-France|last=Dupoizat|coauthors=|title=Histoire De Barus (Sumatra). Le Site De Lobu Tua. Vol. I: Etudes Et Documents|publisher=Association Archipel, MSH PARIS|year=1998|isbn=9782910513276, 2910513270|pages=|chapter=}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|first=John|last=Crawfurd, F.R.S.|coauthors=|title=History of the Indian Archipelago Vol 3|publisher=A. Constable and Co|year=1820|isbn=|pages='''154'''|chapter=}}</ref> sedangkan dalam ''Nāgarakṛtāgama'' di sebut sebagai [[Kerajaan Lamuri]] <ref name="Hendrik Kern, Nāgarakṛtāgama">{{nl}}{{cite book|first=Hendrik|last=Kern|coauthors=|title=H. Kern: deel. De Nāgarakṛtāgama, slot. Spraakkunst van het Oudjavaansch|publisher=M. Nijhoff|year=1918|isbn=}}</ref> yang dalam sumber sejarah Arab disebut dengan Lamkrek, Lam Urik, Rami, Ramni sedangkan dan dalam sumber sejarah Tiongkok lainnya disebut pula dengan nama Lan Li, Lan-wuli atau Lan Wo Li dengan pelabuhan laut bernama [[Ilamuridesam]] sebagaimana juga pernah disingahi dan ditulis oleh Marco Polo ([[1292]]) asal Venesia dalam buku perjalanan pulang dari Tiongkok menuju ke Persia (Iran)<ref>{{en}} {{cite book|first=|last=Marco Polo|coauthors=|editor=Sir Henry Yule|title=The book of Ser Marco Polo: concerning the kingdoms and marvels of the East, Vol. 2|publisher=Murray|year=1871|isbn=|page=|chapter=}}</ref><ref>{{fr}}[http://www.polonews.info/documenti_originali/Tang%20-%20Yuan%20(907%20-%201368%20d.C.)/pelliot_notes_d.pdf Paul Pelliot, ''Notes on Marco Polo: ouvrage posthume'', Paris: Imprimerie Nationale, 1959-1963]</ref> saat itu masih berada di bawah pengaruh kedaulatan kerajaan [[Sriwijaya]] di bawah wangsa (dinasti) [[Syailendra]] dengan raja pertamanya [[Balaputradewa]], yang berpusat di Palembang, SumatraSumatera Selatan yang kuat dan daerah kekuasaannya meluas, meliputi Tulang Bawang, Pulau Bangka, Jambi, Genting Kra dan pulau Jawa yang kemudian membangun [[Borobudur]].<ref>{{en}} {{cite book|first=A. Hamish|last=Ion|coauthors=Elizabeth Jane Errington|editor=Sir Henry Yule|title=Great powers and little wars: the limits of power|publisher=Greenwood Publishing Group|year=1993|isbn=0275939650, 9780275939656|page=|chapter=}}</ref>
 
[[Berkas:Southeast Asia trade route map XIIcentury.jpg|jmpl|kiri|250px|Rute perdagangan di Asia Timur-Selatan pada abad kedua belas.]]
Baris 26 ⟶ 24:
kerajaan Islam Samudera-Pasai di Aceh dengan rajanya Malik Al Saleh dan diteruskan oleh cucunya Malik Al Zahir
=== Era Malik Al Saleh ===
Sebelum Dinasti Usmaniyah di Turki berdiri pada tahun 699 H-1341 H atau bersamaan dengan tahun 1385 M-1923 M, ternyata nun jauh di belahan dunia sebelah timur, di dunia bagian Asia, telah muncul Kerajaan Islam Samudera-Pasai yang berada di wilayah Aceh yang didirikan oleh [[Meurah Silu]] (Meurah berarti Maharaja dalam bahasa Aceh) yang segera berganti nama setelah masuk Islam dengan nama [[Malik al-Saleh]] yang meninggal pada tahun 1297. Di mana penggantinya tidak jelas, namun pada tahun 1345 Samudera-Pasai diperintah oleh Malik Al Zahir, cucu Malik al-Saleh. Menurut [[Hikayat Raja-raja Pasai]], kerajaan ini juga pernah diserang oleh tentara [[siam]] pada zaman pemerintahan Sultan Maliku'l-Nassar, dan serangan tersebut berhasil dihalau saat Sultan Maliku'l-Mahmud tiba dan berhasil membunuh pimpinan Pasukan Siam, Talak Sejang.<ref>Phillip L. Thomas (1978). Thai Involvement in Pasai. Journal of the Siam Society 1971-1980</ref>.
 
=== Politik Samudera Pasai bertentangan dengan Politik Gajah Mada ===
[[Gajah Mada]] yang diangkat sebagai [[patih]] di [[Kerajaan Kahuripan|Kahuripan]] ([[1319]]-[[1321]]) oleh [[Jayanagara]] dari [[Majapahit]]. Dan pada tahun [[1331]], naik pangkat Gajah Mada menjadi mahapatih Majapahit yang diangkat oleh Ratu [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]].
 
Ketika pelantikan Gajah Mada menjadi mahapatih Majapahit inilah keluar ucapannya yang disebut dengan sumpah palapa yang berisikan "dia tidak akan menikmati palapa sebelum seluruh usantara berada di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit". Menurut [[Hikayat Raja-raja Pasai]] diberitakan serangan Majapahit ke Pasai pada zaman pemerintahan Sultan Ahmad Perumudal Perumal. Kemungkinan serangan oleh Majapahit terjadi tahun 1350 atau 1361 bersamaan dengan serangan ke Jambi & Palembang,<ref>John Norman Miksic, Goh Geok Yian. Ancient Southeast Asia. Taylor & Francis.h 500</ref>, Gajah Mada Mati di Manyak Pahet (Sebuah Kampung mengganti nama Gajah Mada yang Gagal Ekspedisinya ke Aceh)kampung tersebut berada di Kabupaten Aceh Tamiang Gajah Mada di Gagalkan Oleh Pasukan Kerajaan Samudera Pasai. Pada abad ke-14, Sriwijaya telah digantikan oleh kerajaan [[Dharmasraya]] di Sumatra. Hal ini dikarenakan Sriwijaya telah melemah setelah serangan Kerajaan Chola dari India pada 1025, menjadikan Dharmasraya sebagai tujuan [[Ekspedisi Pamalayu]] oleh Singasari di Pulau Sumatra pada tahun 1275 berdasarakan [[Prasasti Padang Roco]] dan Serat [[Pararaton]].
 
== Kesultanan Aceh ==
Baris 46 ⟶ 44:
 
Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis, kembali Aceh bangkit di bawah pimpinan [[Sultan Ali Mughayat Syah]] (1514-1528). Yang diteruskan oleh Sultan Salahuddin (1528-1537). Sultan Alauddin Riayat Syahal Kahar (1537-1568). Sultan Ali Riyat Syah (1568-1573). Sultan Seri Alam (1576. Sultan Muda (1604-1607). Sultan Iskandar Muda, gelar marhum mahkota alam (1607-1636). Semua serangan yang dilancarkan pihak Portugis untuk menguasai aceh dapat ditangkis. Disisi lain Aceh juga melakukan berbagai serangan untuk menggulingkan Portugis di Malaka, yang meghambat ekspansi Portugis di asia tenggara.
 
[[Berkas:Laksamana Malahayati.jpg|jmpl|250px|Laksamana [[Malahayati]] dilukis oleh Sayed Dahlan Al-Habsy.]]
 
=== Hubungan dengan Barat ===
Baris 81 ⟶ 77:
Tahun 1873 pecah perang Aceh melawan Belanda. Perang Aceh disebabkan karena:
# Belanda menduduki daerah Siak. Akibat dari perjanjian Siak 1858. Di mana Sultan Ismail menyerahkan daerah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang kepada Belanda, padahal daerah-daerah itu sejak Sultan Iskandar Muda ada di bawah kekuasaan Aceh.
# Belanda melanggar Siak, maka berakhirlah perjanjian London (1824). Di mana isi perjanjian London adalah Belanda dan Inggris membuat ketentuan tentang batas-batas kekuasaan kedua daerah di Asia Tenggara yaitu dengan garis lintang SinagpuraSingapura. Keduanya mengakui kedaulatan Aceh.
# Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya, sehingga kapal-kapal Belanda yang lewat perairan Aceh ditenggelamkan Aceh. Perbuatan Aceh ini disetujui Inggris, karena memang Belanda bersalah.
# Dibukanya [[Terusan Suez]] oleh [[Ferdinand de Lesseps]] menyebabkan perairan Aceh menjadi sangat penting untuk lalulintas perdagangan.
Baris 113 ⟶ 109:
Taktik licik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan di bawah pimpinan [[G.C.E. van Daalen (1863-1930)|Van Daalen]] yang menggantikan Van Heutz. Seperti [[Perang Aceh (1904)|pembunuhan di Kuta Reh]] (14 Juni 1904) di mana 2922 orang dibunuhnya, yang terdiri dari 1773 laki-laki, 1149 perempuan dan anak-anak.
 
Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dhien, istri Teuku Umar yang masih melakukan perlawanan secara gerilya, walaupun kondisi fisik telah sangat lemah bahkan matapun telah buta. Cut Nyak Dhien akahirakhirnya dapat ditangkap setelah pengawal kepercayaannya melakukan perjanjian rahasia dengan belanda. Cut nyak Dhien kemudian diasingkan dan meninggal/dikemumikan di [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]], [[Jawa Barat]].
 
== Surat tanda penyerahan ==
Baris 137 ⟶ 133:
# Negara Madura
# Negara Sumatra Timur, termasuk daerah status quo Asahan Selatan dan Labuhan Batu
# Negara SumatraSumatera Selatan
# Satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri, seperti Jawa Tengah, Bangka-Belitung, Riau, Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara dan Kalimantan Timur.
# Daerah-daerah Indonesia selebihnya yang bukan daerah-daerah bagian.
Baris 177 ⟶ 173:
Bulan Desember 1962, 7 bulan setelah Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Imam NII tertangkap (4 Juni 1962) di atas [[Gunung Geber]] di daerah Majalaya oleh kesatuan-kesatuan Siliwangi dalam rangka Operasi Bratayudha, Daud Beureueh di Aceh menyerah kepada Penguasa Daulah Pancasila setelah dilakukan "Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh" atas prakarsa Panglima Kodam I/Iskandar Muda, Kolonel M.Jasin. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1950-1964, Sekretariat Negara RI, 1986)
 
=== <big>'''Hasan Di Tiro mendeklarasi Negara Aceh Sumatra'''</big> ===
<big>'''14 tahun kemudian setelah Daud Beureueh pada masa [[Hasan Tiro]] pada tanggal 4 Desember 1976 mendeklarasikan kembali (re-proklamasi) kemerdekaan Aceh Sumatra. Bunyi deklarasi kemerdekaan Negara Aceh Sumatra itu adalah:".<ref>(The Price of Freedom: the unfinished diary of Tengku Hasan di Tiro, National Liberation Front of Acheh Sumatra, 1984, p 15-17).</ref>'''</big>
 
{{cquote|"Kepada rakyat di seluruh dunia:
Baris 199 ⟶ 195:
Di samping itu telah muncul keinginan dari beberapa wilayah Aceh, khususnya di bagian barat, selatan dan pedalaman untuk memisahkan diri yang dipelopori oleh tokoh politik seperti Tagore, cut agam, dll untuk membentuk 2 provinsi baru yang disebut dengan Provinsi Aceh Leuser Antara yang terdiri dari [[Aceh Tengah]], [[Bener Meriah]], [[Gayo Lues]], [[Aceh Tenggara]] dan [[Aceh Singkil]], serta Provinsi Aceh Barat Selatan atau ABAS yang terdiri dari [[Nagan Raya]], [[Aceh Barat Daya]], [[Aceh Selatan]], [[Simeulue]], [[Aceh Barat]] dan [[Aceh Jaya]]. Deklarasi pemekaran provinsi dilakuan secara bersama pada tanggal 4 Desember 2005 di Gelora Bung Karno, Jakarta yang dihadiri ratusan orang dan 11 bupati yang ingin dimekarkan wilayahnya, dan dilanjutkan dengan unjukrasa yang menuntut lepasnya 11 kabupaten tadi dari Aceh.
 
Pada [[15 Agustus]] [[2005]], Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan pemerintah Indonesia akhirnya sepakat untuk menandatangani persetujuan damai (MoU) dan sekaligus mengakhiri konflik antara kedua pihak yang telah berlangsung selama hampir 30 tahun. Kesepakatan yang memberikandiberikan hakadalah selfotonomi governmentkhusus kepada provinsi Aceh dibawah Pemerintah Republik Indonesia dan GAM dibubarkan dan dilucuti.
 
== Rujukan ==
{{reflist|2}}
 
== Bacaan lain ==
* {{cite book|last1=Ibrahim|first1=Muhammad|last2=Arifin|first2=Muhammad|last3=Sulaiman|first3=Nasruddin|last4=Sufi|first4=Rusdi|last5=Ahmad|first5=Zakaria|last6=Ambary|first6=Hasan Mu'arif|last7=Alfian|first7=Ibrahim|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7508/1/SEJARAH%20DAERAH%20PROPINSI%20DAERAH%20ISTIMEWA%20ACEH.pdf|title=Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|year=1991|oclc=27323558|ref=harv}}
 
== Pranala luar ==
* [http://acehbooks.org Aceh Books], pusat pengunduhan materi tentang Aceh (termasuk sejarah Aceh)
* {{id}} International Crisis Group: [http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4295&l=5 Sejarah Aceh dan Syariat Islam] [http://www.crisisgroup.org/library/documents/asia/indonesia/indonesian_translations/17_indonesian_s_islamic_law___criminal_justice__indonesian_version.pdf pdf]
* [http://acehtourism.info/id/sejarah-aceh/ sejarah aceh]
* [http://atjehhistory.com Atjeh History] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150425185233/http://atjehhistory.com/ |date=2015-04-25 }}
 
== Lihat pula ==