Yusuf I dari Granada: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k ~ |
||
(40 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
| name =Abul Hajjaj Yusuf bin Ismail
| image =Yusuf I Nasrid gold coin.jpg
| caption =Dinar
| succession =[[Kesultanan Granada|Sultan Granada]]
| reign1 =1333 – 1354 M
| predecessor1 =[[Muhammad IV dari Granada|
| successor1 =[[Muhammad V dari Granada|
| spouse =Butsayna, Maryam/Rim{{efn|name=maryam}}
| issue =Muhammad V, [[Ismail II dari Granada|Ismail II]], [[#Keluarga|dll.]]
Baris 20:
| religion =[[Islam]]
|}}
'''Abu al-Hajjaj Yusuf bin Ismail''' ({{Lang-ar|أبو الحجاج يوسف بن
Saat naik takhta, ia berusia 15 tahun dan awalnya dianggap belum dewasa sehingga pemerintahan banyak dijalankan menteri-menterinya beserta neneknya [[Fathimah binti al-Ahmar
Pada 1349, Alfonso melanggar perjanjian damai dan kembali menyerang, kali ini [[Pengepungan Gibraltar Kelima|mengepung Gibraltar]]. Yusuf bertanggung jawab mengirim perbekalan ke kota yang terkepung itu, dan memimpin serangan balik ke Kastilia. Pengepungan Gibraltar berakhir saat Alfonso meninggal akibat wabah [[Maut Hitam]] pada Maret 1350. Sebagai tanda hormat, Yusuf memerintahkan para panglimanya untuk tidak menyerang pasukan Kastilia yang tengah mundur membawa pulang jenazah rajanya. Yusuf menandatangani perjanjian damai dengan pengganti Alfonso, [[Pedro dari Kastilia|Pedro I]]. Ia bahkan mengirimkan pasukan untuk menumpas pemberontakan dalam negeri di Kastilia, sesuai kewajibannya dalam perjanjian tersebut. Sementara itu, hubungannya dengan Kesultanan Mariniyah memburuk saat ia memberi suaka bagi para saudara-saudara [[Abu Inan Faris]] (sultan Mariniyah yang baru) yang ingin merebut takhta. Yusuf dibunuh oleh orang gila saat [[Salat Id|salat Idul Fitri]] pada 19 Oktober 1354 di Masjid Agung Granada.
Walaupun di bawah pemerintahan Yusuf Granada mengalami kekalahan
== Masa muda ==
[[File:La Alhambra, la joya de Granada.jpg|thumb|upright=1.5|Yusuf lahir pada 1318 di kompleks istana [[Alhambra]] (gambar tahun 2018)|alt=Kompleks istana/benteng yang besar.]]
Yusuf bin Ismail lahir pada 29 Juni 1318 (28 Rabiul Akhir 718 AH) di [[Alhambra]], yaitu kompleks benteng istana tempat tinggal dinasti [[Banu Nashri]] yang memerintah [[Kesultanan Granada]]. Ia adalah putra ketiga dari Sultan [[Ismail I dari Granada]] yang sedang berkuasa.{{sfn|Vidal Castro: Yusuf I}} Sultan Ismail memiliki empat putra dan dua putri, tetapi Yusuf adalah satu-satunya yang terlahir dari ibunya, seorang {{transl|ar|umm walad}} (budak-selir) yang bernama Bahar. Bahar berasal dari negeri Kristen dan disebut sebagai wanita yang "mulia dalam kebaikan, [dalam] memelihara diri, dan [dalam] kesabaran" ({{transl|ar|
== Latar belakang sejarah ==
[[File:Spain and Western North Africa 1360.jpg|thumb|[[Kesultanan Granada]] dan daerah sekitarnya pada tahun 1360|alt=Peta sejarah berwarna yang mencakup Semenanjung Iberia dan daerah Maghrib di Afrika Utara]]
[[Kesultanan Granada]] (Gharnatah) didirikan oleh [[Muhammad I dari Granada|Muhammad I]] dan merupakan kerajaan Muslim terakhir di [[Semenanjung Iberia]], yang disebut [[Al-Andalus]] dalam bahasa Arab.{{sfn|Harvey|1992|pp=9, 40}} Berkat siasat diplomasi dan militernya, kesultanan ini berhasil menjaga kedaulatannya, sekalipun diapit oleh dua kerajaan yang lebih besar: Kastilia yang beragama Kristen di sebelah utaranya, dan Kesultanan Mariniyah yang beragama Islam yang terletak di seberang laut yaitu di Afrika Utara (tepatnya di Maroko sekarang).{{sfn|Harvey|1992|pp=160, 165}} Kesultanan Granada acap kali bersekutu atau berperang dengan kedua kerajaan ini, atau memicu perang antara keduanya, demi mencegah jatuhnya Granada ke tangan salah satu tetangganya itu. Terkadang para sultan Granada juga menyatakan sumpah setia kepada para raja Kastilia, dan membayar [[upeti]] yang merupakan sumber pendapatan penting di
Sultan sebelum Yusuf, yaitu kakaknya Muhammad IV, meminta bantuan Kesultanan Mariniyah untuk mengatasi ancaman dari Kastilia yang bersekutu dengan salah satu panglima Granada, [[Utsman bin Abi al-Ula]], yang mendukung sultan tandingan dalam sebuah perang saudara di Granada. Sebagai imbalan untuk bantuan Mariniyah, Muhammad harus melepas wilayah [[Ronda]] (Rundah), [[Marbella]] (Marbilah), dan [[Algeciras]] (al-Jazirah al-Khadra) kepada Sultan Mariniyah [[Abu al-Hasan Ali bin Utsman|Abu al-Hasan Ali]]. Selanjutnya, pasukan Granada–Mariniyah merebut Gibraltar dari tangan Kastilia dan menggagalkan upaya Kastilia untuk merebutnya kembali, sebelum akhirnya Sultan Granada dan Mariniyah menandatangani perjanjian damai dengan [[Alfonso XI dari Kastilia]] pada 24 Agustus 1333.{{sfn|Vidal Castro: Muhammad IV}} Pembunuhan Muhammad IV terjadi sehari setelah perdamaian tersebut, yaitu pada 25 Agustus (13 Zulhijjah 733 H). Ia ditikam seorang budak yang bernama Zayyan, tetapi dalangnya adalah Abu Tsabit bin Utsman dan Ibrahim bin Utsman, yang merupakan panglima sang sultan. Keduanya adalah putra dari Utsman bin Abi al-Ula yang meninggal pada tahun 1330, dan Abu Tsabit adalah penggantinya sebagai panglima tertinggi [[al-Ghuzat al-Mujahidin]], pasukan Afrika Utara yang membantu militer Granada.{{sfn|Vidal Castro: Muhammad IV}}{{sfn|Fernández-Puertas|1997|p=7}}{{Sfn|Latham|Fernández-Puertas|1993|p=1023}} Menurut sejarawan [[Ibnu Khaldun]] kedua tokoh tersebut menginginkan kematian Muhammad karena kedekatannya dengan Sultan Mariniyah yang merupakan musuh politik mereka, sedangkan menurut tawarikh Kastilia Muhammad dibunuh karena terlalu akrab dengan Alfonso setelah tercapainya perdamaian.{{sfn|Vidal Castro: Muhammad IV}}{{sfn|Harvey|1992|p=188}}
Dengan direbutnya Gibraltar, dan
== Naik takhta ==
Baris 48:
=== Perdamaian ===
[[File:Kingdom of Granada.svg|thumb|upright=1.4|Peta Kesultanan Granada, termasuk kota-kota penting|alt=Peta sejarah berwarna di daerah selatan Spanyol dengan label perbatasan dan kota-kota.]]
Karena kematian Muhammad IV, menurut prinsip yang berlaku pada masa itu perjanjian perdamaian yang telah disepakati oleh Muhammad dengan Alfonso dan Abu al-Hasan menjadi batal. Selanjutnya, perwakilan dari Yusuf bertemu dengan perwakilan kedua raja tersebut dan menandatangani perjanjian baru dengan masa berlaku empat tahun di [[Fez|Fes]], ibu kota Kesultanan Mariniyah, pada 26 Februari 1334.{{sfn|Vidal Castro: Yusuf I}}{{sfn|O'Callaghan|2011|p=165}} Seperti biasa, perjanjian ini mengatur dibolehkannya perdagangan bebas antara ketiga kerajaan, tetapi perjanjian ini juga meniadakan upeti yang biasanya harus dibayar Granada kepada Kastilia. Selain itu, kapal-kapal Mariniyah diperbolehkan memasuki pelabuhan-pelabuhan Kastilia, dan Abu al-Hasan diharuskan berjanji untuk tidak menambah pasukannya yang berada di Semenanjung Iberia; ia hanya boleh merotasi pasukan yang ada.{{sfn|O'Callaghan|2011|pp=165–166}} Klausul ini tidak hanya menguntungkan Kastilia, tetapi juga Granada, yang juga ingin mencegah semakin meluasnya wilayah Mariniyah di Al-Andalus.{{sfn|Vidal Castro: Yusuf I}} Selanjutnya, raja Kristen lain di Spanyol yaitu [[
Dengan tercapainya perdamaian di antara mereka, raja-raja tersebut mengalihkan perhatiannya ke tempat lain: Alfonso XI berusaha menundukkan pembesar-pembesarnya yang memberontak, sementara Abu al-Hasan memerangi [[Kerajaan Tilimsan]] yang dikuasai [[Dinasti Zayyaniyah]] di Afrika Utara.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=166}} Sementara itu, Yusuf bertindak terhadap keluarga Banu Abi al-Ula, dalang pembunuhan kakaknya Muhammad IV. Pada September 1340 (atau kemungkinan 1338), Abu Tsabit bin Utsman dicopot dari posisinya sebagai pemimpin tertinggi Al-Ghuzat al-Mujahidin, dan diganti oleh [[Yahya bin Umar bin Rahhu|Yahya bin Umar]] dari keluarga Banu Rahhu. Yusuf mengusir Abu Tsabit beserta ketiga saudaranya dan seluruh keluarga Banu Abi al-Ula ke [[Tunis]], yang merupakan daerah [[Dinasti Hafsiyun|Daulat Hafsiyah]].{{sfn|Vidal Castro: Yusuf I}}{{sfn|Harvey|1992|p=190}} Harvey berkomentar bahwa, "menurut standar tindakan pembalasan pada. masa itu ... [tindakan] ini cukup terkendali". Kemungkinan Yusuf tidak bertindak lebih keras lagi karena ia tidak ingin mempertegang hubungan dengan prajurit Al-Ghuzat Al-Mujahidin lainnya.{{sfn|Harvey|1992|p=190}}
Baris 55:
Pada musim semi tahun 1339, setelah berakhirnya perjanjian yang sebelumnya ditandatangani pada tahun 1334, konflik dimulai lagi dengan serangan-serangan Mariniyah terhadap daerah pertanian Kastilia, yang melebar menjadi konfrontasi antara Kastilia yang dibantu Aragon dengan kedua kerajaan Muslim tetangganya. Granada diserbu pasukan Kastilia pimpinan Gonzalo Martinez, [[Mahaguru (ordo)|Mahaguru]] [[Ordo Alcántara]], yang menyerang [[Castillo de Locubín|Locubín]], [[Alcalá la Real|Alcalá de Benzaide]] (Al-Qal'at Banu Said), dan [[Priego]]. Sebagai balasan, Yusuf memimpin 8.000 pasukannya untuk mengepung [[Siles, Spanyol|Siles]], tetapi mundur setelah datangnya pasukan yang dipimpin Mahaguru [[Ordo Santiago]], Alfonso Méndez de Guzmán.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=169}}{{efn|Ordo Alcántara dan Ordo Santiago (beserta [[Ordo Calatrava]] yang tidak disebut di artikel ini) adalah [[ordo militer]] Kristen yang didirikan pada abad ke-12 untuk [[Reconquista|memerangi Muslim]] di Semenanjung Iberia. Masing-masing ordo dipimpin oleh seorang "[[Mahaguru (orde militer)|mahaguru]]" dan menguasai benteng-benteng di kawasan perbatasan. Ordo-ordo ini merupakan komponen penting dari militer Kastilia pada masa itu.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=222}}|name=|group=}} Persaingan pribadi antara kedua mahaguru ini tampaknya memicu pembelotan de Guzmán ke pihak Yusuf, tetapi tak lama kemudian ia ditangkap pasukan Kastilia, lalu dihukum gantung dan jenazahnya dibakar. Panglima Mariniyah di Iberia, [[Abu Malik Abdul Wahid]], putra Abu al-Hasan, tewas dalam pertempuran kecil melawan Kastilia pada 20 Oktober 1339, tetapi pasukannya terus memorakporandakan daerah perbatasan Kastilia hingga dikalahkan di [[Jerez de la Frontera|Jerez]].{{sfn|O'Callaghan|2011|pp=169–170}} Sementara itu, pasukan Granada memperoleh beberapa kemenangan, termasuk penaklukan kota [[Carcabuey]].{{sfn|Vidal Castro: Yusuf I}}
Pada musim gugur 1339, armada Aragon pimpinan Jofre Gillabert berusaha mendarat di dekat Algeciras tetapi mundur setelah laksamana mereka
==== Pertempuran Río Salado ====
Baris 62:
Kedua pasukan bertemu dalam [[pertempuran Río Salado]] (disebut juga pertempuran Tarifa) pada 30 Oktober 1340, dari pukul 9 pagi hingga 12 siang, yang berakhir dengan kemenangan mutlak pihak Kristen. Yusuf, yang mengenakan [[helm|pelindung kepala]] emas dalam pertempuran ini, meninggalkan pertempuran setelah serangan dari pasukan Portugis. Awalnya, pasukan Granada yang ia pimpin berhasil menahan serangan dan hampir mengalahkan Portugal dalam serangan balik, tetapi bala bantuan datang membantu Afonso dan membuat Yusuf beserta pasukannya mundur terkocar-kacir sementara sekutunya pasukan Mariniyah masih berada di medan pertempuran. Akhirnya, pasukan Mariniyah juga dikalahkan oleh pihak Kastilia.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=182}} Menurut Harvey, kunci kemenangan pasukan Kristen (walaupun pasukannya jauh lebih kecil) adalah taktik dan zirah tentara berkudanya. Taktik kubu Muslim lebih mengandalkan tentara berkuda yang bergerak lincah dan berperlengkapan ringan, yang cocok untuk medan pertempuran terbuka. Namun, medan Río Salado yang relatif sempit menguntungkan pasukan Kristen yang bertempur dalam formasi barisan rapi yang terdiri dari kesatria-kesatria berzirah tebal.{{sfn|Harvey|1992|p=193}}
Setelah pertempuran, pasukan Kristen merangsek ke perkemahan kubu Muslim, dan membantai anak-anak dan wanita yang ditemui, termasuk permaisuri Abu al-Hasan, Fathimah, putri dari Sultan Tunis, Abu Bakar II. Para panglima Kristen menyesali terbunuhnya Fathimah karena ingin agar ia ditawan saja untuk mendapat uang tebusan.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=182}} Banyak pembesar dan anggota dinasti yang ditawan, termasuk Abu Umar Tasyufin, putra Abu al-Hasan.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=183}} Bagi Granada, kekalahan ini menyebabkan kerugian besar yaitu tewasnya banyak cendekiawan dan petinggi negara Granada yang ikut bertempur.{{sfn|Vidal Castro: Yusuf I}} Yusuf mundur ke ibu kota melalui kota Marbella (Marbalah). Abu al-Hasan mundur ke Gibraltar, mengirim berita kemenangan ke Maghrib agar kekalahan ini tidak memicu pemberontakan di negerinya, dan menyeberangi laut ke [[Ceuta]] (Sabtah) pada malam itu juga.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=183}}
Para penulis Muslim menyalahkan Sultan Mariniyah tersebut atas kekalahan ini: Umar II, Sultan Tilimsan, menyebut bahwa Abu al-Hasan telah "mempermalukan Islam dan menggembirakan kaum musyrikin,"{{sfn|O'Callaghan|2011|p=182}} dan sejarawan [[al-Maqqari]] menyebut bahwa pasukannya "terserak seperti debu yang ditiup angin".{{sfn|O'Callaghan|2011|p=183}} Agaknya, Yusuf tidak disalahkan dan ia sendiri tetap dicintai di Granada.{{sfn|Harvey|1992|p=190}} Alfonso XI pulang ke [[Sevilla]] dan memaradekan tawanan-tawanan serta harta rampasan dari pertempuran ini.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=184}} Akibat banyaknya emas dan perak yang dirampas, harga logam mulia hingga sejauh Paris dan [[Avignon]] mengalami penurunan hingga seperenam harga.{{sfn|Harvey|1992|p=194}}
=== Setelah Río Salado ===
Dengan mundurnya sebagian besar pasukan Mariniyah ke Afrika Utara, Alfonso XI menjadi leluasa bertindak melawan Granada.{{sfn|Latham|Fernández-Puertas|1993|p=1023}} Ia melancarkan invasi pada April 1341, dengan terlebih dahulu berpura-pura hendak menyerang [[Málaga]] (Malaqah), kota pelabuhan besar di sebelah barat Granada. Setelah Yusuf mengirimkan bala bantuan ke kota ini (dengan mengambil pasukan dari tempat lain), Alfonso membelokkan pasukannya ke Alcalá de Benzaide, sebuah benteng besar di daerah perbatasan yang terletak 50
Pada saat yang sama dengan pengepungan Alcalá, pasukan Alfonso juga merebut Locubín. Dalam beberapa minggu berikutnya, pasukan Kastilia merebut Priego, Carcabuey, [[Castillo de Matrera|Matrera]], dan Benamejí.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=190}} Pada Mei 1342, armada gabungan Granada dan Mariniyah yang berlayar di Selat Gibraltar dihadang oleh armada Kastilia dan [[Republik Genova|Genova]]. Pertempuran laut ini berakhir dengan kemenangan kubu Kristen, hancurnya 12 galai Muslim, dan terpencarnya kapal-kapal Muslim yang tersisa di sepanjang pantai [[Andalusia]].{{sfn|Arié|1973|p=268}}
Baris 74:
[[File:Estrecho 1329-1350.png|thumb|Pelabuhan-pelabuhan [[Selat Gibraltar]], 1329–1350. Hijau: dikuasai [[Kesultanan Mariniyah]] pada 1350. Merah: dikuasai Kastilia pada 1350|alt=Peta Selat Gibraltar. Pelabuhan-pelabuhan diberi warna.]]
{{main|Pengepungan Algeciras (1342–44)}}
Alfonso lalu mengalihkan perhatiannya ke Algeciras, kota pelabuhan penting yang sempat [[Pengepungan Algeciras (1309–1310)|gagal direbut ayahnya]], [[Fernando IV dari Kastilia|Fernando IV]], pada 1309–10. Alfonso tiba di dekat Algeciras pada awal Agustus 1342 dan perlahan memulai [[blokade]] dari darat dan laut terhadap kota itu.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=193}} Yusuf dan pasukannya maju ke medan pertempuran, dibantu oleh pasukan Mariniyah dari Ronda, dengan tujuan mengancam Alfonso dengan serangan dari belakang atau mengalihkan perhatiannya. Antara November 1342 dan Februari 1343, pasukan ini menyerang wilayah Kastilia di sekitar [[Écija]], memasuki dan menjarah [[Palma del Río]], merebut kembali Benamejí, dan merebut [[Estepa]].{{sfn|Vidal Castro: Yusuf I}}{{sfn|O'Callaghan|2011|p=197}} Pada bulan Juni, Yusuf mengirim {{transl|ar|hajib}}nya Ridwan untuk menemui Alfonso
Tentara Muslim yang mempertahankan Algeciras menggunakan [[meriam]] untuk
Pada 12 Desember 1343, Yusuf menyeberangi [[Sungai Palmones]] dan bertempur
=== Pengepungan Gibraltar dan peristiwa terkait ===
{{main|Pengepungan Gibraltar Kelima}}
Perang pecah lagi pada 1349, saat Alfonso menyatakan bahwa perjanjian damai sebelumnya sudah tidak lagi mengikatnya untuk tidak menyerang wilayah Muslim. Alfonso memberikan alasan bahwa wilayah Mariniyah di Iberia tidak lagi berada di bawah pemerintahan Abu al-Hasan, tetapi putranya [[Abu Inan Faris]], yang memberontak dan merebut ibu kota Fes setahun sebelumnya. Pada Juni atau Juli 1349, pasukan Alfonso memulai pengepungan terhadap Gibraltar, kota pelabuhan yang pernah direbut Fernando IV pada 1309 sebelum berpindah ke tangan Mariniyah pada tahun 1333. Sebelum pengepungan dimulai, Yusuf sempat mengirim pemanah dan pasukan pejalan kaki untuk memperkuat pertahanan kota tersebut. Pada bulan Juli, Alfonso tiba di tengah pasukannya yang mengepung Gibraltar, dan pada bulan yang sama ia memerintahkan [[Kerajaan Murcia]]{{efn|[[Takhta Kastilia|Kerajaan Alfonso]] secara resmi adalah gabungan dari berbagai kerajaan, salah satunya adalah Kerajaan Murcia yang merupakan bekas kerajaan Muslim Mursiyya.{{sfn|O'Callaghan|2013|pp=428–429}}}} untuk menyerang Kesultanan Granada.{{sfn|O'Callaghan|2011|pp=213–214}} Walaupun diprotes Yusuf, Pero IV mengirim armada Aragon untuk ikut serta dalam pengepungan, tetapi ia memerintahkan tentaranya untuk tidak menyakiti warga Granada demi menepati perjanjian damai dengan Yusuf yang ia anggap masih berlaku.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=214}} Tanpa
Di tengah berjalannya pengepungan, wabah [[Maut Hitam]] (disebut ''{{lang|es|mortandad grande}}''/kematian besar), yang telah memasuki beberapa pelabuhan di Iberia pada 1348, mulai menjangkit di kubu penyerang. Alfonso tetap mempertahankan pengepungannya, walaupun didesak untuk mundur oleh para pembesarnya. Ia sendiri tertular penyakit tersebut, dan meninggal pada hari [[Jumat Agung]] 1350 (26 Maret), atau mungkin sehari sebelumnya. Alhasil, pasukan Kastilia mundur dari Gibraltar, disaksikan sebagian pasukan kota yang keluar benteng untuk melihatnya.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=216}} Sebagai tanda hormat, Yusuf memerintahkan tentaranya dan para panglimanya yang menjaga daerah perbatasan untuk tidak menyerang barisan Kastilia yang pulang ke Sevilla membawa jenazah sang raja.{{sfn|Fernández-Puertas|1997|p=10}} Alfonso digantikan anaknya yang berusia 15 tahun, [[Pedro I dari Kastilia|Pedro I]]. Yusuf, Pedro, dan Abu Inan lalu menyetujui sebuah perjanjian pada 17 Juli 1350, dengan jangka waktu hingga 1 Januari 1357. Di antara isinya adalah dibukanya kembali perdagangan antara Granada dan Kastilia (kecuali kuda, senjata, dan gandum) serta pertukaran tawanan. Sebagai imbalan perdamaian, Yusuf harus membayar upeti dan menyediakan 300 [[Kavaleri ringan|pasukan berkuda ringan]] untuk Pedro jika diminta, tetapi Yusuf tidak menjadi vasal Pedro secara resmi. Walaupun secara pribadi tidak menyukai Pedro, Yusuf memenuhi kewajibannya: ia sempat mengirim 300 pasukan berkuda (dengan berat hati, menurut sejarawan Joseph O'Callaghan) untuk membantu Pedro menumpas pemberontakan [[Alfonso Fernández Coronel]] di [[Aguilar de la Frontera|Aguilar]], dan menolak permintaan bantuan dari [[Enrique II dari Kastila|Enrique]], saudara seayah Pedro yang berusaha melancarkan pemberontakan dari Algeciras.{{sfn|O'Callaghan|2014|pp=13–14}}
Baris 92:
[[File:Oratorio (Prayer hall) of the Partal Palace.jpg|thumb|upright|Ruang salat ({{lang|es|oratorio}}) yang dibangun Yusuf di [[Istana Partal]] di kompleks Alhambra|alt=Bangunan seperti menara]]
[[File:Granada, Madraza de Granada, interior (4).jpg|thumb|upright|Ruang salat di [[Madrasah Granada|Madrasah Yusufiyah]], yang dibangun pada tahun 1349.|alt=Ruang kecil dengan dekorasi Arab di temboknya]]
Yusuf mendirikan Bab asy-Syariah (kini disebut {{lang|es|Torre de la Justicia}}) di Alhambra pada 1348, sebagai bagian gerbang masuk yang megah di kompleks Alhambra. Ia juga mendirikan menara yang kini disebut {{lang|es|Torre Quebrada}} (Menara Patah) di benteng utama Alhambra, serta {{lang|es|Torre de la Cautiva}} (Menara Tawanan) di tembok terluar kompleks tersebut.
Yusuf juga memerintahkan pembangunan sarana pertahanan di seluruh negerinya, termasuk menara pantau, gerbang, dan posko pertahanan, terutama setelah menderita kekalahan di Río Salado.
== Pemerintahan ==
Pemerintahan Yusuf didukung oleh para menteri, termasuk tokoh-tokoh yang disebut Fernández-Puertas sebagai "sebuah konstelasi tokoh budaya terkemuka". Di antaranya adalah Ridwan yang menjabat sebagai {{transl|ar|hajib}}, sebuah jabatan yang lebih tinggi dari wazir dan menteri-menteri lainnya. Seorang {{transl|ar|hajib}} juga dapat memegang komando atas pasukan tentara jika Sultan sedang tidak hadir. Jabatan ini
Penyair termasyhur [[Ibnu al-Jayyab]] diangkat menjadi wazir pada tahun 1341, dan menjadi pejabat menteri tertinggi dan merupakan
Yusuf menggelar pertemuan umum dua kali seminggu, yaitu hari Senin dan Kamis, untuk mendengarkan keluhan-keluhan rakyatnya, dengan dibantu menteri-menterinya dan anggota keluarga kerajaan lainnya. Menurut sejarawan [[Syihabuddin al-Umari]], dalam pertemuan ini dibacakan tiga [[juz]] [[al-Qur'an]] dan sebagian hadis. Dalam acara resmi, ia memimpin kegiatan istana dari sebuah kursi kayu lipat yang ditandai lambang dinasti Banu Nashri di belakangnya, yang kini masih disimpan di Museum Alhambra.{{sfn|Fernández-Puertas|1997|p=12}} Antara bulan April dan Mei 1347, ia melakukan kunjungan kenegaraan ke kawasan timur kesultanannya, dengan tujuan utama memeriksa bangunan-bangunan pertahanan negara di sana. Ia mengunjungi 20 tempat dalam 22 hari bersama para pembesar istana, termasuk ke kota pelabuhan Almería, tempat ia dielu-elukan penduduk.{{sfn|Vidal Castro: Yusuf I}} Ibnu al-Khatib menulis kisah-kisah lain yang mengilustrasikan kepopuleran Yusuf, termasuk jamuan oleh seorang hakim yang dihormati di [[Purchena]], sambutan oleh masyarakat (termasuk kaum wanita) di [[Guadix]]/Wadi 'Ash pada 1354, dan sambutan oleh saudagar-saudagar Kristen
Dalam diplomasi, praktik baru yang dilakukan Yusuf (pertama kalinya dalam sejarah Banu Nashri) adalah mengirim utusan kepada [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Kesultanan Mamluk]] di [[Kairo]]. Sepucuk surat yang masih tersimpan dari Sultan Mamluk [[Ash-Shalih Shalih]] menunjukkan bahwa Yusuf telah meminta bantuan militer untuk menghadapi kaum Kristen; Ash-Shalih menjawab dengan doa untuk kemenangan Yusuf tetapi menolak mengirim pasukan karena ia membutuhkannya untuk konflik-konflik di wilayah perbatasannya sendiri.{{sfn|Arié|1973|pp=105, 109}} Banyak peninggalan surat menyurat Yusuf dengan penguasa Muslim di Afrika (terutama dengan para Sultan Mariniyah) disimpan dalam kitab ''Rayhanat al-Kuttab'' yang disusun Ibnu al-Khatib).{{sfn|Arié|1973|p=180, juga catatan 3}}
Di bidang kehakiman, awalnya posisi [[kadi]] (hakim) kepala ({{transl|ar|qadi al-jama'ah}}) tetap dipegang oleh Abu Abdullah Muhammad al-Asy'ari al-Malaqi yang ditunjuk pada masa Muhammad IV, hingga hakim ini meninggal di Río Salado.{{sfn|Arié|1973|p=279}} Ia dikenal dengan pendiriannya yang keras. Dalam satu kesempatan ia mengirim syair untuk Yusuf untuk memperingatkannya akan para petinggi negara yang memboroskan pendapatan negara; dalam kesempatan lain ia mengingatkan sang sultan akan tanggung jawabnya sebagai pemimpin kaum muslimin.{{sfn|Arié|1973|p=283}} Saat al-Malaqi meninggal, Yusuf mengangkat, berturut-turut, Muhammad bin Ayyasy, Ibnu Burtal, dan Abu al-Qasim Muhammad al-Sabti.{{sfn|Arié|1973|p=279}} Al-Sabti mengundurkan diri pada 1347 dan Yusuf kemudian mengangkat Abu al-Barakat ibn al-Hajj al-Balafiqi, yang sebelumnya menjabat sebagai kadi daerah di berbagai wilayah dan dikenal dengan kecintaannya akan membaca.{{sfn|Arié|1973|pp=280–281}} Yusuf memperkuat posisi [[mufti]], profesi ahli hukum yang bertugas mengeluarkan [[fatwa]] (pendapat hukum), umumnya untuk membantu para hakim
== Keluarga ==
[[File:Family tree of Muhammad V, Ismail II, and Muhammad VI.svg|upright=1.7|thumb|Diagram keluarga sebagian, yang menunjukkan Yusuf I dan sultan-sultan setelahnya: putranya [[Muhammad V dari Granada|Muhammad V]] dan [[Ismail II dari Granada|Ismail II]], serta menantunya [[Muhammad VI dari Granada|Muhammad VI]].|alt=Diagram keluarga sebagian, ada empat generasi.]]
Menurut Ibnu al-Khatib, Yusuf mulai "bermain dengan ide memiliki selir" setelah menjadi sultan.{{sfn|Boloix Gallardo|2013|p=73}} Ia memiliki dua selir, bernama Butsayna dan Maryam atau Rim,{{efn|name=maryam|Selir kedua Yusuf disebut dengan nama "Maryam" oleh {{harvnb|Fernández-Puertas|1997|p=13}} dan {{harnvb|Vidal Castro: Yusuf I}}, sedangkan {{harvnb|Boloix Gallardo|2013|p=74}} menyebutnya "Rim". Boloix Gallardo berpendapat bahwa Maryam berasal dari kesalahan membaca sumber: dalam huruf Arab, {{transl|ar|bi-Rim}} ({{lang|ar|بريم}}, "oleh/dengan Rim") sangat mirip dengan "Maryam" ({{lang|ar|مريم}})}} yang keduanya berasal dari negeri Kristen. Perseliran Butsayna kemungkinan diresmikan pada 737 H ({{circa|1337}} M), sesuai dengan tanggal puisi yang ditulis Ibnu al-Jayyab untuk memperingati pesta pernikahannya. Disebut bahwa pesta tersebut terjadi
Pendidikan anak-anaknya dipercayakan kepada Abu Nu'aym Ridwan.{{sfn|Fernández-Puertas|1997|p=13}} {{transl|ar|Hajib}} ini juga berasal dari negeri Kristen dan sempat mengajari Ismail sedikit bahasa Yunani.{{sfn|Arié|1973|p=424}} Nenek Yusuf, Fathimah, yang telah berpengaruh besar di istana Banu Nashri selama beberapa generasi sultan, meninggal pada tahun 1349 dengan umur 90 (dalam kalender Hijriyah), dan menerima syair penghormatan dari Ibnu al-Khatib.{{sfn|Catlos|2018|p=346}} Ibunda Yusuf, Bahar, juga tercatat memiliki peran di istana: saat pengembara [[Ibnu Batutah]] tiba di Granada pada 1350 dan hendak bertemu Yusuf, sang sultan sedang sakit dan sebagai gantinya Bahar memberi pengembara tersebut uang untuk keperluannya.{{sfn|Arié|1973|p=196, juga catatan 4}} Tidak diketahui apakah Bahar sempat bertemu Ibnu Batutah, atau apakah Ibnu Batutah sempat disambut di istana Alhambra.{{sfn|Dunn|2005|pp=285–286}} Selir Maryam/Rim memiliki peran politik setelah Yusuf meninggal: pada 1359, ia mendanai sebuah kudeta yang melibatkan 100 orang, melengserkan Muhammad V (anak tirinya) dan mengangkat Ismail (anak kandungnya) sebagai sultan.{{sfn|Fernández-Puertas|1997|p=16}}
Baris 116:
== Kematian ==
Yusuf dibunuh saat sedang [[Salat Id|salat Idul Fitri]] berjemaah di Masjid Agung Granada pada 13 Oktober 1354 (1 Syawal 755 AH). Seorang pria menikamnya dengan [[belati|pisau belati]] saat [[sujud]] terakhir dalam ibadah salat tersebut. Ibnu al-Khatib hadir dalam kejadian
Riwayat Ibnu al-Khatib mengesankan bahwa pembunuhan tersebut dilakukan oleh orang gila (''{{lang|ar-latn|mamrur}}'') tanpa motif apapun,{{sfn|Vidal Castro|2004|p=368}} dan ini juga merupakan versi utama yang disajikan Fernández-Puertas dan Harvey, sekalipun Harvey menambahkan bahwa ketiadaan motif yang dilaporkan ini "memicu kecurigaan [kita]".{{sfn|Fernández-Puertas|1997|p=13}}{{sfn|Harvey|1992|pp=204–205}} Ibnu Khaldun beserta [[Ibnu Hajar al-'Asqalani|Ibnu Hajar al-Asqalani]] seorang sejarawan Arab lainnya dari masa yang berdekatan, juga menyebut bahwa si pembunuh adalah orang gila yang bodoh dan dari golongan rendah. Ibnu Khaldun menambahkan bahwa si pembunuh adalah seorang budak di kandang kuda istana yang dicurigai orang adalah anak luar nikah dari Muhammad IV dengan seorang wanita kulit hitam. Berdasarkan riwayat ini, Vidal Castro berspekulasi bahwa ada kemungkinan alternatif bahwa pembunuhan ini bermotif politik dan didalangi oleh pihak ketiga.{{sfn|Vidal Castro|2004|pp=368–369}} Vidal Castro menganggap bahwa kecil kemungkinan si pembunuh merencanakan sendiri konspirasi bermotif politik, dan kecil pula kemungkinan bahwa pihak ketiga tersebut merencanakan agar seorang anak luar nikah yang tidak waras menjadi sultan. Alhasil, Vidal Castro berspekulasi bahwa dalang pembunuhan itu ingin menghabisi Yusuf untuk mengakhiri masa pemerintahannya entah karena alasan apa, dan si pembunuh hanyalah dimanfaatkan karena kondisinya yang unik. Jika benar ia adalah keponakan Yusuf, ia seharusnya dapat dengan mudah mendekati sultan, dan karena kondisi mentalnya ia dapat dengan mudah dimanipulasi untuk melakukan misi berbahaya ini tanpa tahu tujuan sesungguhnya. Selain itu, para dalang berharap bahwa pembunuhan itu akan dianggap sebagai perbuatan orang gila saja dan motifnya diabaikan.{{sfn|Vidal Castro|2004|p=369}} Menurut Vidal Castro, dalang sesungguhnya bisa saja suatu kelompok di istana yang tidak diketahui identitasnya maupun motif spesifiknya, atau bisa juga pesuruh dari Sultan Mariniyah Abu Inan, yang hubungannya dengan Yusuf memburuk akhir-akhir itu.{{sfn|Vidal Castro|2004|pp=369–370}}
==
[[File:Muhammad V Nasrid gold coin.jpg|thumb|upright=0.8|Periode Yusuf dan putranya Muhammad V dianggap sebagai puncak kebudayaan dinasti [[Banu Nashri]] oleh para sejarawan modern. ''Gambar:'' Dinar Muhammad V.|alt=Koin emas dengan pola persegi di dalamnya, beserta kaligrafi Arab.]]
Yusuf digantikan putra sulungnya, Muhammad V.{{sfn|Fernández-Puertas|1997|p=14}} Yusuf dikuburkan di {{transl|ar|rawdhah}} atau pemakaman keluarga kerajaan di Alhambra, bersama kakek buyutnya, [[Muhammad II dari Granada|Muhammad II]], dan ayahnya, Ismail I. Kelak, setelah [[Perang Granada|jatuhnya Granada]] pada 1492, sultan terakhir [[Muhammad XII dari Granada|Muhammad XII]] menggali jenazah di pemakaman ini dan memindahkannya ke tanah miliknya di Mondújar, daerah [[Pegunungan Alpujarras]].{{sfn|Arié|1973|p=198}} Fernández-Puertas menyebut masa pemerintahan Yusuf dan putranya Muhammad V sebagai "klimaks" atau puncak dari periode Banu Nashri, yang dapat dilihat dari peninggalan budaya dan bangunan-bangunannya, serta berjayanya ilmu pengobatan.{{efn|Contoh pakar pengobatan terkemuka dari periode Yusuf adalah al-Hasan bin Muhammad al-Qaysi, seorang pakar racun dan penangkalnya, yang disebut "orang pintar ajaib terakhir di Al-Andalus" oleh Ibnu al-Khatib; tabib keluarga istana [[Muhammad asy-Syaquri]]; serta Yahya bin Hudzayl al-Tujibi, guru dari asy-Syaquri dan Ibnu al-Khatib.{{sfn|Fernández-Puertas|1997|pp=11–12}}}}{{sfn|Fernández-Puertas|1997|pp=11–12}} Senada dengan ini sejarawan Brian A. Catlos menulis bahwa periode kedua sultan ini adalah "era kejayaan terbesar" dari Kesultanan Granada,{{sfn|Catlos|2018|p=346}} dan [[Rachel Arié]] menyebut periode tersebut sebagai "apogeo" atau titik tertinggi.{{sfn|Arié|1973|p=101}} Harvey menulis bahwa semasa pemerintahan Yusuf, seni digalakkan, istana dipenuhi "di antara para penulis terbaik pada masanya",{{sfn|Harvey|1992|pp=205}} dan kota Granada mengalami pembangunan pesat. Arié juga menulis bahwa pada masa Yusuf dan Muhammad V, sastra Granada "bersinar dengan kilau yang paling cemerlang"; banyak penyair aktif berkarya di zaman Yusuf, termasuk sang wazir Ibnu al-Jayyab dan Ibnu al-Khatib, maupun sang hakim Abu al-Barakat.{{sfn|Arié|1973|pp=452–454}} Harvey menyebut pencapaian Yusuf yang besar dan "solid" di bidang budaya sebagai dimulainya "masa keemasan" dinasti Banu Nashri. Selain itu, Yusuf berhasil melanggengkan Kesultanan Granada di tengah "serangan Alfonso XI yang bertubi-tubi", dan
==Catatan penjelas ==
Baris 134:
* {{cite book|first=Bárbara|last=Boloix Gallardo|title=Las sultanas de la Alhambra: las grandes desconocidas del reino nazarí de Granada (siglos XIII-XV)|url=https://books.google.com/books?id=6tSfnQEACAAJ|year=2013|publisher=Patronato de la Alhambra y del Generalife|location=Granada|isbn=978-84-9045-045-1|lang=es|ref={{sfnref|Boloix Gallardo|2013}}}}
* {{EI2|first1=Jacinto|last1=Bosch-Vilá|title=Ibn al- K̲h̲aṭīb|volume=3|pages=835–837|url=http://dx.doi.org/10.1163/1573-3912_islam_SIM_3252}}
* {{cite book|last=Catlos|first=Brian A.|title=Kingdoms of Faith: A New History of Islamic Spain|url=https://books.google.com/books?id=xKBfDwAAQBAJ|date=2018|publisher=
* {{cite book|last=Dunn|first=Ross E. |title=The Adventures of Ibn Battuta: A Muslim Traveler of the Fourteenth Century|url=https://books.google.com/books?id=h7IwDwAAQBAJ|year=2005|publisher=University of California Press|location=Berkeley and Los Angeles|isbn=978-0-520-24385-9|ref={{sfnref|Dunn|2005}}}}
*{{cite journal |title=The Three Great Sultans of al-Dawla al-Ismā'īliyya al-Naṣriyya Who Built the Fourteenth-Century Alhambra: Ismā'īl I, Yūsuf I, Muḥammad V (713–793/1314–1391) |first=Antonio |last=Fernández-Puertas |journal=Journal of the Royal Asiatic Society |series=Third Series |volume=7 |pages=1–25 |number=1 |date=April 1997| ref=harv |publisher=[[Cambridge University Press]] on behalf of [[Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland]]|location=London|jstor=25183293|doi=10.1017/S1356186300008294 }}
Baris 150:
{{s-hou|[[Dinasti Nashri]]||1318||1354|[[Banu Khazraj]]}}
{{s-reg}}
{{succession box|title=[[Kesultanan Granada|Sultan Granada]]|before=[[Muhammad IV dari Granada|Muhammad IV]]|after=[[Muhammad V dari Granada|Muhammad V]]|years=
{{s-end}}
{{Sultan Granada}}
{{artikel pilihan}}
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Yusuf I, Sultan Granada}}
|