Tarekat Qadiriyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k ~
 
(24 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
{{Tunggu dulu}}
'''Tarekat Qadiriyah''' ({{lang-ar|القادِرية‎القادِرية}}) adalah nama sebuah [[tarekat]] [[sufi]] yang didirikan oleh [[Syekh [[Abdul Qadir Jaelani|Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Baghdadi QSal-Jailani]].{{sfn|Al-Qahthani|2004|p=516}} Tarekat Qadiriyah berkembang dan berpusat di [[IraqIrak]] dan [[SyriaSuriah]], kemudian diikuti oleh jutaan [[umat muslim]] lainnya yang tersebar di [[Yaman]], [[Turki]], [[Mesir]], [[India]], [[Afrika]], dan [[Asia]].<ref name="tombs48">[[Dru C. Gladney|Gladney, Dru]]. [http://www2.hawaii.edu/~dru/articles/tombs.pdf "Muslim Tombs and Ethnic Folklore: Charters for Hui Identity"]{{dead link|date=July 2016 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} ''Journal of Asian Studies'', August 1987, Vol. 46 (3): 495-532; pp. 48-49 in the PDF file.</ref> Tarekat ini sudah berkembang sejak [[abad ke-13]]. Namun meski sudah berkembang sejak abad ke-13, tarekat ini baru terkenal di dunia pada abad ke 15 M. Di [[Makkah]], tarekat Qadiriyah sudah berdiri sejak 1180 [[Hijriyah|H]]/[[1669]] [[Masehi|M]].<ref>Abun-Nasr, Jamil M. "The Special Sufi Paths (Taqiras)". Muslim Communities of Grace: The Sufi Brotherhoods in Islamic Religious Life. New York: Columbia UP, 2007. 86–96.</ref>
{{hapus|reason|1=Artikel yang tidak diperbaiki sampai batas waktu yang ditentukan}}
{{tidak memenuhi kriteria kelayakan|d=3|m=11|y=2020|i=7|ket=|kat=Y}}
{{Templat:Sufisme}}
'''Tarekat Qadiriyah''' ({{lang-ar|القادِرية‎}}) adalah nama sebuah [[tarekat]] yang didirikan oleh [[Syekh Abdul Qadir Jaelani|Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Baghdadi QS]]. Tarekat Qadiriyah berkembang dan berpusat di [[Iraq]] dan [[Syria]] kemudian diikuti oleh jutaan [[umat muslim]] yang tersebar di Yaman, Turki, Mesir, India, Afrika dan Asia.<ref name=tombs48>[[Dru C. Gladney|Gladney, Dru]]. [http://www2.hawaii.edu/~dru/articles/tombs.pdf "Muslim Tombs and Ethnic Folklore: Charters for Hui Identity"]{{dead link|date=July 2016 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} ''Journal of Asian Studies'', August 1987, Vol. 46 (3): 495-532; pp. 48-49 in the PDF file.</ref> Tarekat ini sudah berkembang sejak [[abad ke-13]]. Namun meski sudah berkembang sejak abad ke-13, tarekat ini baru terkenal di dunia pada abad ke 15 M. Di [[Makkah]], tarekat Qadiriyah sudah berdiri sejak 1180 [[Hijriyah|H]]/[[1669]] [[Masehi|M]].
 
== Silsilah tarekat ==
Syaikh Muhyidin Abu MuhammadSyekh Abdul QodirQadir Alal-Jaelani Al-Baghdadi QS,Jailani ini adalah urutan ke 1719 dari mata rantai mata emas mursyid tarekat ini. Garis Salsilahsilsilah tarekat Qadiriyah inidisebutkan berasal dari Sayidina Muhammad Rasulullah SAW, kemudian turun temurun berlanjut melalui Sayidina [[Ali bin Abi Thalib ra]], Sayidina[[Husain Al-Imam Abu Abdullahbin Ali|Al-Husein raHusain]], Sayidina[[Ali Al-Imambin Husain|Ali Zainal Abidin ra]], Sayidina [[Muhammad al-Baqir ra]], Sayidina Al-Imam [[Ja'far As Shodiq raash-Shadiq]], Syaikh[[Musa Alal-Imam Musa Al KazhimKadzim]], Syaikh[[Ali Alar-ImamRidha]], Abulselanjutnya Hasan Ali bin Musa Al Rido, Syaikhmelalui [[Ma'ruf Alal-Karkhi]], Syaikh Abul Hasan Sarri Asas-SaqotiSaqati, Syaikh[[Junaid Al-Imam Abul Qosim Al Junaidi Alal-Baghdadi]], Syaikh Abu Bakar Asas-Syibli, Syaikh Abul Fadli Abdul Wahid Atat-Tamimi, Syaikh Abul Faraj Altartusiat-Tartusi, Syaikh Abul Hasan Ali Alal-Hakkari, Syaikh Abu Sa'id MubarokMubarak Al Makhhzymial-Makhzumi, Syaikhdan Muhyidin Abu Muhammad Abdul QodirQadir Alal-Jaelani Al-Baghdadi QSJailani.
 
== Lihat pula ==
Tarekat Qadiriyah ini dikenal luwes. Yaitu bila murid sudah mencapai derajat syeikh, maka murid tidak mempunyai suatu keharusan untuk terus mengikuti tarekat gurunya. Bahkan dia berhak melakukan modifikasi tarekat yang lain ke dalam tarekatnya. Hal itu seperti tampak pada ungkapan Abdul Qadir Jaelani sendiri, ''"Bahwa murid yang sudah mencapai derajat gurunya, maka dia jadi mandiri sebagai syeikh dan [[Allah]]-lah yang menjadi walinya untuk seterusnya."''
* [[Islam di Indonesia]]
 
* [[Sufisme]]
Mungkin karena keluwesannya tersebut, sehingga terdapat puluhan tarekat yang masuk dalam kategori Qidiriyah di dunia [[Islam]]. Seperti [[Tarekat Banawa|Banawa]] yang berkembang pada [[abad ke-19]], [[Tarekat Ghawtsiyah|Ghawtsiyah]] ([[1517]]), [[Tarekat Junaidiyah|Junaidiyah]] ([[1515]] M), [[Tarekat Kamaliyah|Kamaliyah]] ([[1584]] M), dan lain-lain, semuanya berasal dari India. Di Turki terdapat [[tarekat Hindiyah]], [[Tarekat Khulusiyah|Khulusiyah]],dal lain-lain. Dan di [[Yaman]] ada [[tarekat Ahdaliyah]], [[Tarekat Asadiyah|Asadiyah]], [[Tarekat Mushariyyah|Mushariyyah]]. Sedangkan di Afrika di antaranya terdapat [[tarekat Ammariyah]], [[Tarekat Bakka'iyah]], dan lain sebagainya.
* [[Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah]]
 
* [[Wali Songo]]
[[Di Indonesia]], pencabangan tarekat Qadiriyah ini secara khusus oleh [[Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi]] digabungkan dengan tarekat Naqsyabandiyah menjadi [[tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah]]. Kemudian garis salsilahnya yang salah satunya melalui Syaikh Abdul Karim Tanara Al-Bantani berkembang pesat di seluruh Indonesia.
 
Syaikh Ahmad Khatib memiliki banyak wakil, di antaranya adalah: Syaikh Abdul Karim dari Banten, Syaikh Ahmad Thalhah dari Cirebon, dan Syaikh Ahmad Hasbullah dari Madura, Muhammad Isma'il Ibn Abdul Rahim dari Bali, Syaikh Yasin dari Kedah Malaysia, Syaikh Haji Ahmad dari Lampung dan Syaikh Muhammad Makruf Ibn Abdullah al-Khatib dari Palembang. Mereka kemudian menyebarkan ajaran tarekat ini di daerah masing-masing.
 
Penyebaran ajaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah di daerah Sambas Kalimantan Barat (asal Syaikh Ahmad Khatib) dilakukan oleh dua orang wakilnya yaitu Syaikh Nuruddin dari Philipina dan Syaikh Muhammad Sa'ad putra asli Sambas. Baik di Sambas sendiri, maupun di daerah-daerah lain di luar pulau Jawa, Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah tidak dapat berkembang dengan baik. Keberadaan tarekat ini di luar pulau Jawa, termasuk di beberapa negara tetangga berasal dari kemursyidan yang ada di pulau Jawa. Penyebab ketidakberhasilan penyebaran tarekat ini di luar pulau Jawa adalah karena tidak adanya dukungan sebuah lembaga permanen seperti pesantren.
 
Setelah Syaikh Ahmad Khatib wafat (1878), pengembangan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah dilakukan oleh salah seorang wakilnya yaitu Syaikh Tolhah bin Talabudin bertempat di kampung Trusmi Desa Kalisapu Cirebon. Selanjutnya Dia disebut Guru Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah untuk daerah Cirebon dan sekitarnya. Salah seorang muridnya yang bernama Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad yang kemudian dikenal sebagai Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya. Setelah berguru sekian lama, maka dalam usia 72 tahun,dia mendapat khirqah (pengangkatan secara resmi sebagai guru dan pengamal ) Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah dari gurunya Mama Guru Agung Syakh Tolhah Bin Talabudin (dalam silsilah urutan ke 35). Selanjutnya Pondok Pesantren suryalaya menjadi tempat bertanya tentang Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah.
 
Dengan demikian, Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad dalam silsilah Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah berada pada urutan ke 36 setelah Syaikh Tholhah bin Talabudin ra.
 
Syaikh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad di kalangan para ikhwan (murid-muridnya) lebih dikenal dengan panggilan "Abah Sepuh".karena usia dia memang sudah tua atau sepuh, saat itu usianya sekitar 116 tahun. Di antara murid-murid dia ada yang paling menonjol dan memenuhi syarat untuk melanjutkan kepemimpinan dia. Murid tersebut adalah putranya sendiri yang ke-5 yaitu KH.A. Shohibulwafa Tajul Arifin diangkat sebagai (wakil Talqin) dan sering diberi tugas untuk melaksanakan tugas-tugas keseharian dia, oleh karena itu para ikhwan tarekat memanggil dia "Abah Anom " (Kyai Muda) karena usianya sekitar 35 tahun. Sepeninggal Syaikh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad sebagai mursyid Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang berpusat di Pondok Pesantren Suryalaya dilanjutkan oleh KH.A. Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom) sampai sekarang, dia mempunyai wakil talqin yang cukup banyak dan tersebar di 35 wilayah, termasuk Singapura dan Malaysia.
 
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
<references/>
{{reflist|2}}
 
=== Bacaan lebih lanjutlanjutan ===
*{{cite book
|title = Buku Putih Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ''(Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani wa Arauhu Al-I'tiqadiyah wa Ash-Shufiyah)''
|url = https://books.google.co.id/books?id=Aja2DwAAQBAJ&pg=PA515#v=onepage&q&f=false
|first = Sa'id bin Musfir, Dr. |last = Al-Qahthani
|publisher = Darul Falah |location = Jakarta |year = 2004 |edition = 2
|others = Penerjemah Munirul Abidin, M.Ag
|ISBN = 9789793036090
|ref = harv
}}
* Abun-Nasr, Jamil M. "The Special Sufi Paths (Taqiras)", in ''Muslim Communities of Grace: The Sufi Brotherhoods in Islamic Religious Life''. New York: Columbia UP, 2007. 86–96.
* Chopra, R. M., ''Sufism'', 2016, Anuradha Prakashan, New Delhi {{ISBN|978-93-85083-52-5}}
* "Halisa and the Distinguished Ones", Mehmet Albayrak, Ankara, 1993, Turkey
 
[[Kategori:Tarekat Sufi|Qadiriyah]]
== Lihat pula ==
[[Kategori:Qadiriyah]]
* [[Islam di Indonesia]]
* [[Wali Songo]]
* [[Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah]]
 
[[Kategori:Tarekat|Qadiriyah]]