Hasyim bin Abdu Manaf: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k tambah pranala dalam
 
(17 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox royalty
'''Hasyim bin Abdu Manaf''' ([[Bahasa Arab]]: هاشم بن عبد مناف) (meninggal [[497]]) adalah pendiri dari [[Bani Hasyim]], dan buyut dari Nabi [[Muhammad]] dan [[Ali bin Abu Thalib]]. Nama sesungguhnya adalah ''Amar'' dan bergelar ''Ala''. Ia merupakan saudara kembar dari [['Abd asy-Syams bin 'Abd al-Manâf|'Abd asy-Syams]].<ref name="ar-Risalah">SUBHANI, Ja'far. '''''Ar-Risalah''': sejarah kehidupan Rasulullah saw.'' [[Jakarta]]: [[Penerbit Lentera|Lentera]], [[2002]]. ISBN 979-8880-13-7</ref>
| name = Hasyim bin Abdul Manaf<br/>{{Nobold|{{lang|ar|هاشم ٱبن عبد مناف}}}}
| image = Syed Hashim.png
| birth_name = Amr
| birth_date = {{circa}} 464
| birth_place = [[Mekkah]]
| death_date = {{circa}} 497 (umur 32-33)
| death_place =
| burial_place = [[Gaza|Gaza, Palestina]]
| succession = Pemimpin ke-3 suku [[Quraisy]]
| predecessor = [[Abdu Manaf bin Qushay]]
| successor = [[Syaibah bin Hasyim|Abdul Muthalib]]
| occupation = Pengusaha
| spouse = Siti Jenah binti Syeh mattab bin hisyam
| issue = [[Asad bin Hasyim]] <br/>[[Syaibah bin Hasyim|Abdul Muthalib]]
| father = [[Abdu Manaf bin Qushay]]
| mother = [[Atikah binti Murrah]]
}}
'''Hasyim bin Abdu Manaf''' ([[Bahasa Arab]]: هاشم بن عبد مناف) (meninggal [[497]]) adalah pendiri dari [[Bani Hasyim]], dan buyut dari Nabi [[Muhammad]] dan [[Ali bin Abu Thalib]]. Nama sesungguhnya adalah ''Amar'' dan bergelar ''Ala''. Ia merupakan saudara kembar dari [['AbdAbdu asy-Syams bin 'AbdAbdu al-ManâfManaf|'AbdAbdu asy-Syams]].<ref name="ar-Risalah">SUBHANI, Ja'far. '''''Ar-Risalah''': sejarah kehidupan Rasulullah saw.'' [[Jakarta]]: [[Penerbit Lentera|Lentera]], [[2002]]. ISBN 979-8880-13-7</ref>
 
== Silsilah Keluarga ==
Baris 5 ⟶ 23:
 
== Saudara Kembar ==
[[Hasyim]] bin Abdu Manaf dan [[Abdu Syams bin Abdu Manaf]] merupakan [[saudara]] [[kembar]]. Diriwayatkan oleh para [[sejarawan]] bahwa pada saat kelahiran [[HâsyimHasyim bin 'AbdAbdu al-Manâf|Hâsyim]]Manaf dan [['AbdAbdu asy-Syams bin 'AbdAbdu al-Manâf|'Abd asy-Syams]]Manaf, sebuah jari [[Hâsyimjari]] Hasyim bin 'AbdAbdu al-Manâf|Hâsyim]]Manaf tertusuk ke dahi [['Abddahi]] Abdu asy-Syams bin 'Abd al-Manâf|'AbdAbdu asy-Syams]]Manaf. Darah mengalir deras ketika mereka dipisahkan, dan orang-orang menganggap kejadian ini sebagai pertanda buruk.<ref name="ar-Risalah"/>
 
Hal ini dapat dilihat dari kenyataan sejarah, di mana [[Bani HâsyimHasyim]], yang menurunkan [[Ali bin AbuAbi Thalib|Ali]] dan [[Bani 'AbdAbdu asy-Syams]] yang menurunkan [[Bani Umayyah]], melalui [[Muawiyah Ibin Abu Sufyan|Muawiyah]] di mana kemudian terjadi [[Pertempuran Shiffin]]. Syahidnya [[Husain bin Ali|Husain]] di [[Karbala]] atas perintah [[Yazid I|Yazid]] yang merupakan keturunan dari [[Bani Umayyah]]. Selain itu perang yang terus menerus antara [[Bani Abbasiyah]]—keturunan [[Bani Hâsyim]]—Hasyim— dan [[Bani Umayyah]].
 
== Perebutan Kepemimpinan Mekkah ==
Baris 14 ⟶ 32:
Terjadi peristiwa di Mekkah, di mana kaum wanita dari [[Bani 'Abd al-Manâf]] membawa secawan minyak wangi wangi dan meletakkannya di sebelah Ka'bah. [[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] dan saudara-saudaranya serta seluruh pengikutnya mencelupkan tangan mereka ke dalam cawan dan mengangkat sumpah bersama untuk tidak saling mengganggu satu sama lain, kemudian menggosokkan tangannya yang harum di atas batu Ka'bah sebagai tanda tercapainya kesepakatan. Kelompok ini dikenal dengan sebagai kelompok Harum (''al-Muththayyibun''). Para pengikut dari [[Bani 'Abd al-Dâr]] juga mengangkat sumpah membentuk suatu kelompok yang dikenal dengan Kelompok Sekutu (''al-Ahlaf'').<ref name="Lings"/>
 
Hampir terjadi peperangan di antara dua kelompok tersebut yang akibatnya dapat memusnahkan [[Quraisy]], kalau tidak cepat dilakukan perdamaian, selain itu untuk menegakkan peraturan pelarangan perang di wilayah [[Ka'bah]] dan kawasan [[Mekkah]]. Akhirnya disepakati bahwa [[Bani 'Abd al-Dâr]] berhak memegang kunci [[Ka'bah]], panji dan pimpinan rapat serta tempat tinggal mereka harus diteruskan fungsinya sebagai '''[[DarDarun an-Nadwah]]''' atau ''Rumah Majelis''. Sedangkan [[Bani 'Abd al-Manâf]] berhak menetapkan [[pajak]] serta menyediakan makanan dan minuman bagi para jamaah [[haji]].<ref name="Lings"/><ref name="Haekal">[[Muhammad Husain Haekal|HAEKAL, M.H.]]; ''Sejarah Hidup '''[[Muhammad]]'''''. [[Bogor]]: Litera AntarNusa, [[2006]]. ISBN 979-8100-02-6</ref>
 
== Kepemimpinan Hâsyim ==
=== Selama musim Haji ===
Sebagai contoh dari kepemimpinan [[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]]Hasyim, bilamana tiba bulan DjulhijjahDzulhijjah, ia datang ke [[Ka'bah]], bersandar di dindingnya dan mengucapkan kata-kata sebagai berikut:
:''"Wahai kaum Quraisy, kamu adalah yang paling bijaksana dan paling mulia di kalangan orang Arab. Ras kamu adalah yang terbaik di antara semua ras. Allah Yang Mahakuasa memberikan kepadamu tempat di sisi rumah-Nya sendiri dan telah menganugerahkan kepada kamu kelebihan dalam hal ini di atas seluruh keturunan [[Nabi Ismail|Ismail]]."''
:''"Wahai kaumku, berhati-hatilah! Para pengunjung Rumah Allah datang kepada kamu bulan ini dengan kenikmatan luar biasa. Mereka adalah para tamu Allah, dan kewajiban kamu adalah menerima mereka. Ada banyak orang fakir miskin di antara mereka, yang datang dari tempat-tempat jauh. Saya bersumpah demi Tuhan Rumah ini, apabila saya cukup kaya untuk menjamu semua tamu Allah maka saya tidak akan mendesak kamu untuk memberikan bantuan. Namun, sekarang saya menafkahkan semua yang dapat saya nafkahkan, dan apa yang telah saya peroleh dengan jalan halal."''
Baris 24 ⟶ 42:
 
=== Perjanjian dengan pihak asing ===
[[HâsyimHasyim bin 'AbdAbdu al-Manâf|Hâsyim]]Manaf membangun dua rute perjalanan kafilah besar dari [[Mekkah]]; pada musim dingin, kafilah berangkat ke [[Yaman]] dan pada saat musim panas kafilah ke barat laut Arab, dan di antara dua musim itu ke Palestina dan Syria, di mana Syria dan Palestina masa itu merupakan bagian dari kekuasaan [[ByzantiumKekaisaran Romawi Timur|Bizantium]] (masih di bawah Romawi).<ref name="Lings"/>
 
[[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]]Hasyim mengadakan pula perjanjian dengan penguasa [[Bani Ghassan]] di [[Syria]], setelah itu diadakan pula perjanjian oleh saudaranya [['AbdAbdu asy-Syams bin 'AbdAbdu al-ManâfManaf|'AbdAbdu asy-Syams]] dengan raja [[Ethiopia]], berturut-turut kemudian [[MuththalibMuthalib bin 'AbdAbdu al-ManâfManaf|MuththalibMuthalib]] dengan [[Yaman]] dan [[Naufal bin 'AbdAbdu al-ManâfManaf|Naufal]] dengan raja [[Iran]] ([[SasaniyyahKekaisaran Sasaniyah|Sasaniyah]]). Menurut perjanjian-perjanjian tersebut barang-barang dapat diperdagangkan secara bebas dengan berbagai negara. Hal ini menyelesaikan banyak kesulitan dan memunculkan banyak usaha dagang di Mekkah, yang terus berlangsung hingga datangnya Islam.<ref name="ar-Risalah"/>
 
=== Kecemburuan [[Umayyah bin 'AbdAbdu asy-Syams|Umayyah]] terhadap [[HâsyimHasyim bin 'AbdAbdu al-Manâf|Hâsyim]]Manaf ===
[[Umayyah bin 'AbdAbdu asy-Syams|Umayyah]], putra dari [['AbdAbdu asy-Syams bin 'AbdAbdu al-Manâf|'Abd asy-SyamsManaf]], merasa cemburu atas kebesaran dan martabat pamannya, [[HâsyimHasyim bin 'AbdAbdu al-Manâf|Hâsyim]]Manaf. Ia berusaha menarik simpati rakyat kepada dirinya dengan memberikan banyak hadiah, namun meskipun begitu ia tidak dapat mendongkel [[HâsyimHasyim bin 'AbdAbdu al-Manâf|Hâsyim]]Manaf dari kedudukannya. Sebaliknya usahanya untuk memfitnah dan mencemari pamannya tersebut menambah kehormatan [[HâsyimHasyim bin 'AbdAbduAbd al-Manâf|Hâsyim]]Manaf di hati penduduk.<ref name="ar-Risalah"/>
 
Akhirnya ia mendesak pamannya agar mereka mendatangi salah seorang ahli nujum di tanah Arab, dan hanya orang yang dikukuhkan oleh ahli nujum itulah yang berhak memegang kendali pemerintahan. [[HâsyimHasyim bin 'AbdAbdu al-Manâf|Hâsyim]]Manaf menyetujui hal tersebut dengan dua syarat. Pertama, pihak yang kalah harus mengurbankan seratus ekor [[unta]] bermata hitam dalam musim [[haji]]. Kedua, ia juga harus meninggalkan Mekkah selama sepuluh tahun. Ternyata ahli nujum, Asfan melihat [[HâsyimHasyim bin 'AbdAbdu al-Manâf|Hâsyim]]Manaf. Ia pun memujinya dan memberikan keputusan yang menguntungkannya. Karena itu [[Umayyah bin 'AbdAbdu asy-Syams|Umayyah]] terpaksa meninggalkan [[Mekkah]] dan tinggal selama sepuluh tahun di [[Syria]].<ref name="ar-Risalah"/>
 
Efek dari permusuhan ini berlangsung turun menurun hingga 130 tahun setelah kedatangan [[Islam]]. Riwayat di atas, di samping menyoroti asal usul permusuhan antara kedua keluarga, juga menjelaskan penyebab pengaruh [[Bani Umayyah]] di [[Syria]]. Hubungan yang terjalin lama dengan [[Syria]] menyiapkan tempat bagi pemerintahan mereka di sana, khususnya [[Damaskus]] sebagai pusat pemerintahan [[Bani Umayyah]].<ref name="ar-Risalah"/>
 
== Pernikahan ==
Kedua rute perjalanan kafilah yang dibangun [[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] mengikuti rute minyak wangi kuno; di mana salah satu pemberhentian utama dari kafilah musim panas adalah oasis di [[Yatsrib]], sebelas hari perjalanan unta ke utara Mekkah. Dulu [[oasis]] ini dikuasai oleh kaum [[Yahudi]], tetapi sekarang dikuasai oleh suku bangsa Arab dari Arabia Selatan. Dalam masyarakat Arab Yatsrib dikenal tradisi [[matriakal]]-di mana pihak perempuan sebagai pewaris utama-, secara kolektif mereka dikenal sebagai [[Bani Qaylah]], merujuk nama leluhur mereka, kemudian mereka terbagi dalam dua suku yang disebut [[Bani 'Aus]] dan [[Bani Khazraj]], merujuk kedua putra Qaylah.<ref name="Lings"/>
 
Salah seorang wanita [[Bani Khazraj]] yang sangat berpengaruh adalah Salmâ binti 'Amr, dari suku Najjâr. Hâsyim melamar untuk menikahinya. Salmâ mau asal ia tetap diperbolehkan memimpin masyarakatnya. Ketika melahirkan seorang putra, ia mengasuhnya di Yatsrib hingga berumur kira-kira empat belas tahun. Hâsyim tidak melarangnya agar si anak tahan terhadap berbagai penyakit padang pasir yang lebih berbahaya bagi pendatang baru ketimbang bagi penduduk asli. Sebab penduduk daerah tropis lebih kuat dibandingkan penduduk Mekkah. Selain itu, ia sering bolak-balik ke Syria sehingga dapat bertemu dan tinggal bersama Salmâ dan putranya yang diberi nama [[Syaibah bin Hâsyim|Syaibah]] yang kemudian dikenal dengan nama [['Abd al-Muththalib]].<ref name="Lings"/>
 
== Pergantian Kepemimpinan ==
Pada suatu perjalanan kafilah ke [[Palestina]], [[HâsyimHasyim bin 'AbdAbdu al-Manâf|Hâsyim]]Manaf meninggal di [[Gaza]], diperkirakan terjadi pada tahun [[497]] Masehi. Kedudukannya digantikan oleh adiknya, [[MuththalibMuthalib bin 'AbdAbdu al-ManâfManaf|Muththalib]]. Sebenarnya [[Muththalib bin 'Abd al-Manâf|Muththalib]] masih adik dari [['AbdAbdu asy-Syams bin 'AbdAbdu al-ManâfManaf|'AbdAbdu asy-Syams]], tetapi ia sangat dihormati oleh masyarakat, karena sifatnya yang suka menenggang dan murah hati. Oleh [[Quraisy]] ia dijuluki ''al-Fayd'' (yang melimpah, yang banyak jasanya).<ref name="Haekal"/>
 
Selain alasan tersebut juga dikarenakan kesibukan dari [['AbdAbdu asy-Syams bin 'Abd al-Manâf|'Abd asy-Syams]] sendiri dengan kegiatan perdagangan di Yaman dan belakangan juga di [[Syria]], sementara
[[Naufal bin 'AbdAbdu al-ManâfManaf|Naufal]] sibuk dengan perdagangannya di [[Irak]], sehingga keduanya jarang berada di [[Mekkah]] untuk waktu yang lama.
 
== Keturunan ==
Baris 59 ⟶ 77:
* Ruqayyah binti Hâsyim
* Jannah binti Hâsyim
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Lihat pula ==
Baris 68 ⟶ 83:
* [[Quraisy]]
* [[Syaibah bin Hâsyim|'Abd al-Muththalib]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Leluhur Muhammad}}