Alkalosis respiratorik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
 
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Perbaikan penulisan dan kesalahan ketik
 
(25 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
Alkalosis Respiratorik
{{Infobox disease|
DEFINISI
Name = Respiratory alkalosis |
Image = Davenport Fig 11.jpg |
Caption = [[Davenport diagram]] |
DiseasesDB = 406 |
ICD10 = {{ICD10|E|87|3|e|70}} |
ICD9 = {{ICD9|276.3}} |
ICDO = |
OMIM = |
MedlinePlus = 000111 |
eMedicineSubj = med |
eMedicineTopic = 2009 |
MeshID = D000472 |
}}
 
'''Alkalosis Respiratorikrespiratorik''' adalah suatu keadaan dimanasaat [[darah]] menjadi basa karena pernafasanpernapasan yang cepat dan dalam sehingga menyebabkan kadar karbondioksida[[karbon dioksida]] dalam darah menjadi rendah. (atau disebut juga [[Alkalosis]]).
 
== Latar Belakang ==
PENYEBAB
 
PernafasanPernapasan yang cepat dan dalam atau disebut juga hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknyapengeluaran jumlah karbondioksidakarbon dioksida yang dikeluarkanterlalu banyak dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Selain hiperventilasi, beberapa kondisi seperti nyeri, [[sirosis]] hati, kadar oksigen darah yang rendah, [[demam]], dan overdosis [[aspirin]] juga dapat menyebabkan alkalosis respiratorik.
 
== Gejala ==
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
 
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatalkesemutan disekitardi sekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
 
== Diagnosis ==
GEJALA
 
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksidakarbon dioksida dalam darah arteri. Tingkat keasaman (pH) darah juga sering meningkat pada saat terjadi alkalosis respiratorik.
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.
 
== Pengobatan ==
Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
 
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernapasan. Pengobatan kondisi ini dapat berbeda-beda tergantung dari penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernapasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
DIAGNOSA
 
Menghembuskan napas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbon dioksida setelah penderita menghirup kembali karbon dioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan napasnya selama mungkin, kemudian menarik napas dangkal dan menahan kembali napasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbon dioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri.
pH darah juga sering meningkat.
 
{{Authority control}}
PENGOBATAN
 
[[Kategori:Darurat medis]]
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.
 
Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
 
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
 
Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.