Hidroponik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Pembatalan |
||
(18 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pertanian}}
'''Hidroponik''' ({{lang-en|hydroponic}}) adalah salah satu metode dalam [[budidaya]] menanam dengan memanfaatkan [[air]] tanpa menggunakan media [[tanah]] dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara [[nutrien|nutrisi bagi tanaman]]. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.<ref>{{Cite web|title=
== Etimologi ==
'''Hidroponik''' berasal dari kata [[Yunani]] yaitu ''hydro'' yang berarti [[air]] dan ''ponos'' yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai ''soilless culture'' atau [[budidaya]] [[tanaman]] tanpa [[tanah]]. Jadi hidroponik berarti [[budidaya]] [[tanaman]] yang memanfaatkan [[air]] dan tanpa menggunakan [[tanah]] sebagai [[media tanam]] atau ''soilless''.
== Metode dasar ==
Baris 14:
== Sejarah ==
Pada mulanya, kegiatan membudidayakan tanaman yang daratan tanpa tanah ditulis pada buku ''[[Sylva Sylvarum]]'' oleh [[Francis Bacon]] dibuat pada tahun 1627, dicetak setahun setelah kematiannya. Teknik [[budidaya]] pada air menjadi penelitian yang populer setelah itu. Pada tahun 1699, [[John Woodward (naturalis)|John Woodward]] menerbitkan percobaan budidaya air dengan [[spearmint]]. Ia menemukan bahwa tanaman dalam sumber-sumber air yang kurang murni tumbuh lebih baik dari tanaman dengan air murni.
Pada tahun 1842 telah disusun daftar sembilan elemen diyakini penting untuk pertumbuhan tanaman, dan penemuan dari ahli botani Jerman [[Julius von Sachs]] dan [[Wilhelm Knop]], pada tahun-tahun 1859-1865, memicu pengembangan teknik budidaya tanpa tanah.<ref name="Douglas1975">Douglas, James S., ''Hydroponics,'' 5th ed. Bombay: Oxford UP, 1975. 1-3</ref> Pertumbuhan tanaman darat tanpa tanah dengan larutan yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan [[nutrien|nutrisi mineral bagi tanaman]]. Dengan cepat menjadi standar penelitian dan teknik pembelajaran, dan masih banyak digunakan saat ini. Sekarang, ''Solution culture'' dianggap sebagai jenis hidroponik tanpa media tanam ''inert'', yang merupakan media tanam yang tidak menyediakan unsur hara.
Pada tahun 1929, William Frederick Gericke dari [[Universitas California, Berkeley|Universitas California]] di [[Berkeley, California|Berkeley]] mulai mempromosikan secara terbuka tentang ''Solution culture'' yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian.<ref>{{Cite journal |url=http://books.google.com.au/books?id=VigDAAAAMBAJ&pg=PA29 |last=Dunn |first=H. H. |title=Plant "Pills" Grow Bumper Crops |journal=[[Popular Science|Popular Science Monthly]] |date=October 1929 |page=29}}</ref><ref>G. Thiyagarajan, R. Umadevi & K. Ramesh, [http://www.techno-preneur.net/information-desk/sciencetech-magazine/2007/jan07/Hydroponics.pdf "Hydroponics,"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091229051310/http://www.techno-preneur.net/information-desk/sciencetech-magazine/2007/jan07/Hydroponics.pdf |date=2009-12-29 }} Science Tech Entrepreneur, (January 2007), Water Technology Centre, Tamil Nadu Agricultural University, Coimbatore, Tamil Nadu 641 003, India.</ref> Pada mulanya dia menyebutnya dengan istilah ''[[budi daya perairan|aquaculture]]'' (atau di Indonesia disebut budidaya perairan), namun kemudian mengetahui ''[[aquaculture]]'' telah diterapkan pada budidaya hewan air. Gericke menciptakan sensasi dengan menumbuhkan tomat yang menjalar setinggi duapuluh lima kaki, di halaman belakang rumahnya dengan larutan [[nutrien]] mineral selain tanah.<ref>Bambi Turner, [http://home.howstuffworks.com/lawn-garden/professional-landscaping/alternative-methods/hydroponics.htm/printable "How Hydroponics Works,"] HowStuffWorks.com. Retrieved: 29-05-2012</ref> Berdasarkan analogi dengan sebutan [[Yunani kuno]] pada [[budi daya perairan]], γεωπονικά,<ref name="Liddell & Scott">Liddell, H.G. & Scott, R. (1940). ''A Greek-English Lexicon. revised and augmented throughout by Sir Henry Stuart Jones. with the assistance of. Roderick McKenzie.'' Oxford: Clarendon Press.</ref> ilmu budidaya bumi, Gericke menciptakan istilah '' hidroponik '' pada tahun 1937 (meskipun ia menegaskan bahwa istilah ini disarankan oleh WA Setchell, dari University of California) untuk budidaya tanaman pada air (dari [[Yunani Kuno]] ὕδωρ, '' air ''; dan πόνος, ''tenaga''<ref name="Liddell & Scott"/>).<ref name="Douglas1975"/>
Pada laporan Gericke, dia mengklaim bahwa hidroponik akan merevolusi pertanian tanaman dan memicu sejumlah besar permintaan informasi lebih lanjut. Pengajuan Gericke ditolak oleh pihak universitas tentang penggunaan greenhouse dikampusnya untuk eksperimen karena skeptisme orang-orang administrasi kampus. dan ketika pihak Universitas berusaha memaksa dia untuk membeberkan resep nutrisi pertama yang dikembangkan di rumah, ia meminta tempat untuk rumah kaca dan saatnya untuk memperbaikinya menggunakan fasilitas penelitian yang sesuai. Sementara akhirnya ia diberikan tempat untuk greenhouse, Pihak Universitas menugaskan Hoagland dan Arnon untuk menyusun ulang formula Gericke,
Baris 82:
[[Aeroponik]] merupakan sistem yang akarnya secara berkala dibasahi dengan butiran-butiran larutan [[nutrien]] yang halus (seperti kabut). Metode ini tidak memerlukan media dan memerlukan tanaman yang tumbuh dengan akar yang menggantung di udara atau pertumbuhan ruang yang luas yang secara berkala, akar dibasahi dengan kabut halus dari larutan nutrisi. Aerasi secara sempurna merupakan kelebihan utama dari aeroponik.
Teknik aeroponik telah terbukti sukses secara komersial <!--for propagation,--> untuk perkecambahan biji, produksi benih kentang, produksi tomat, dan tanaman daun.<ref>[http://www.sivb.org/InVitroReport/42-2/research.htm Research News. "Commercial Aeroponics: The Grow Anywhere Story,"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150508225914/http://www.sivb.org/InVitroReport/42-2/research.htm |date=2015-05-08 }} In Vitro Report (Society for In Vitro Biology), Issue 42.2 (April - June 2008)</ref> Karena penemu Richard Stoner mengkomersialkan teknologi aeroponik pada tahun 1983, Aeroponik telah dilaksanakan sebagai alternatif untuk sistem pengairan hidroponik secara intensif di seluruh dunia.<ref>{{cite web |title= Stoner, R., "Aeroponics Versus Bed and Hydroponic Propagation", Florist Review, Vol 173 no.4477, September 22, 1983 |url=http://www.biocontrols.com/aero28.html}}</ref>
<!--
The limitation of hydroponics is the fact that 1 kg of water can only hold 8 mg of air, no matter whether aerators are utilized or not.
Baris 90:
The limitation of hydroponics is that only certain species of plants can survive for so long in water before they become waterlogged.
-->
Keunggulan aeroponik adalah bahwa tanaman aeroponik yang di jeda pembasahannya akan dapat menerima 100% dari [[oksigen]] yang ada, dan [[karbon dioksida]] pada bagian akar, batang, serta daun,<ref>Stoner, R.J (1983). ''Rooting in Air.'' Greenhouse Grower Vol I No. 11</ref> sehingga mempercepat pertumbuhan [[Biomassa (ekologi)|biomassa]] dan mengurangi waktu perakaran.
Penelitian NASA menunjukan teknik aeroponik, bahwa tanaman dapat mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 80% dalam massa berat kering (mineral penting) dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh pada hidroponik lain. Aeroponik menggunakan 65% air dari kebutuhan air hidroponik. NASA juga menyimpulkan bahwa tanaman yang tumbuh dengan aeroponik, membutuhkan ¼ nutrisi yang digunakan dibandingkan dengan hidroponik lain <ref name="Spinoff">{{en}} {{cite web |url=http://www.nasa.gov/pdf/164449main_spinoff_06.pdf |title=Spinoff 2006 | accessdate=Agustus, 2015 | author=nasa.gov | publisher=diterbitkan oleh nasa.gov | pages=65-67, Detail info biomassa aeroponik |date=2006}}</ref>.<!-- Unlike hydroponically grown plants, aeroponically grown plants will not suffer transplant shock when transplanted to soil,--> Bercocok tanam dengan [[Aeroponik]] menawarkan kemampuan petani untuk mengurangi penyebaran penyakit dan patogen. Aeroponik juga banyak digunakan dalam penelitian laboratorium [[fisiologi tumbuhan|fisiologi tanaman]] dan [[patologi tumbuhan|patologi tanaman]]. Teknik aeroponik mendapat perhatian khusus oleh [[NASA]] karena kabut lebih mudah untuk ditangani daripada menangani cairan di tempat tanpa gravitasi
Kelebihan lain dari aeroponik ini, kentang dapat dipanen tanpa merusak jaringan akar pada tanaman sehingga sebuah tanaman dapat dipanen berkali-kali<ref name="kentang_aeroponik">{{id}} {{cite journal |author=Dianawati, M1), Ilyas, S2), Wattimena, GA2), dan Susila, AD2) |url=http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/jurnal_pdf/231/6_Dianawati,%20M_umbi%20mini%20kentang.pdf |title=Produksi mini umbi kentang |
== Media tanam ==
|