Addatuang Sidenreng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jumaidi2nd (bicara | kontrib)
Menambahkan lebih banyak tentang kerajaan sidenreng
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
←Mengalihkan ke Kedatuan Sidenreng
Tag: Pengalihan baru
 
(66 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#alih [[Kedatuan Sidenreng]]
'''Addituang Sidenreng''' Atau '''Kerajaan/Kesultanan Sidenreng''', merupakan kerajaan yang terletak di [[Celebes]] atau tepatnya di Daerah Provinsi [[Sulawesi Selatan]].
 
Kerajaan ini merupakan '''Cikal bakal''' dari [[Kabupaten Sidenreng Rappang]], yang dulunya tergabung dalam [[Ajatappareng|Konfederasi Limae Ajatappareng]] sebelum resmi bergabung ke [[NKRI]]. Tahun 1960 Mengawali pengangkatan Bupati Pertama Sidrap.
 
'''Addituang Sidenreng''' memiliki sejarah panjang sebagai kerajaan [[Suku Bugis|Bugis]] yang cukup disegani di Sulawesi Selatan sejak Periode [[Abad 14]], disamping Kerajaan Luwu, Bone, Gowa, Soppeng, dan Wajo. Berbagai literatur yang ada menyebutkan, eksitensi Kerajaan ini turut memberi warna dalam percaturan politik dan ekonomi kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan. Sidenreng merupakan salah satu dari sedikit kerajaan yang tercatat dalam [[Sureq Galigo|Sureq La Galigo]] yang amat melegenda, Sureq yang di salin oleh Perempuan Hebat, budayawan, sejarawan, dan Intelektual Penggerak Zaman jauh sebelum era [[Kartini|R.A Kartini]] beliau YM [[Colliq Pudjie|Colliq Pujié Arung Pancana Toa Matinroé ri Tucaé]].
 
Sementara masa La Galigo, menurut Christian Pelras yang menulis buku Manusia Bugis, berlangsung pada periode [[Abad ke-11 hingga 20|abad ke 11]] dan [[Abad ke 13|13 Masehi]]. Menurut Jumaidi Secont, Pemuda Pemerhati Adat dan budaya sekaligus penikmat sejarah, memperkirakan berlangsung kurang lebih pada abad Ke 6 atau abad 9 Masehi *Perkiraan, rujukannya ialah dia percayainya bahwa PYM [[Sawerigading|La Maddukkelleng Opuna Ware Sawerigading ToAppanyompa]] lahir pada kira tahun 564 Masehi merujuk pada perbincangan-perbincangan dengan seorang To Mariolo. Dan Naskah berbahasa Jawa Kuno yg tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda dgn nomor registrasi Or. 6379 Vol.7-8 disebutkan bahwa Arung Bondang, seorang arsitek handal yg datang dari Celebes dan menetap di Blora, dialah yg telah membangun Candi Prambanan di Jawa yg dipersembahkannya untuk cucu [[Prabu Angling Dharma|Angling Darma]] yg menjadi Raja Pertama [[Medang|Kerajaan Mendang Kamulan]], masanya jika melihat catatan history of java, itu awal [[abad ke 8]]. ~ Syansanata Ra. Dan juga bisa lihat Buku Robert Dick Read - Petualangan Bahari, dimana dari banyak bukti, merujuk ke orang bugis sebagai pelayar [[nusantara]] yg datang pada abad 5 dan 7 masehi. Maka dapat di katakan Sidenreng adalah juga Kerajaan [[Suku Bugis|Bugis]] Tertua.
 
== Asal Usul ==
Asal usul dari Kedatuan Sidenreng termuat dalam beberepa versi. Versi pertama berasal dari ''To Manurung'' yang berarti manusia yang turun dari langit dikirim oleh Dewata Seuwae ditugaskan ke suatu wilayah untuk mengatur wilayah yang belum tertata baik. Versi lainnya yang termuat dalam lontara ''Mula Ritimpakna Tanae Ri Sidenreng'' menyebutkan bahwa Kedatuan Sidenreng berasal dari sekelompok orang [[Tana Toraja]]. Mereka adalah 8 keturunan dari Raja Sanggala: La Wewangriwu, La Tongellipu, La Sampoi, La Pakolongi, La Panaungi, La Mappasessu dan La Mappatunru yang tidak sepaham dengan kakak pertamanya La Maddaremeng dan sepakat untuk meninggalkan kampung halaman.<ref>{{cite web |url=http://sidrapkab.go.id/site/index.php?/Profil/detail_profil/13 |title=Sejarah Kabupaten Sidenreng Rappang |last= |first= |date=4 Juli 2014|website=Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang |publisher=Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Sidenreng Rappang |access-date=19 Mei 2020 |quote=}}</ref>.
 
Ketika kedelapan saudara ini tiba di daerah yang terletak antara Banti, Baraka dan Bunging Riase, Maiwa, mereka menghampiri danau dan sepakat untuk saling bergandengan tangan kedepalan bersaudara (''Sirenreng-renreng Aruwa Mappadaroawane''). Kemudian di tepi danau itu, mereka membangun perkampungan yang bernama Sidenreng.
 
Setelah La Maddaremeng meninggal dunia, anak La Maddaremeng yang bernama Bolopattina kemudian bermigrasi ke Rappang, bersama istrinya. Mereka dikaruniahi 3 anak. Dua anak diantaranya bernama La Mallibureng dan We Tipu Duleng, yang kemudian keduanya masing-masing membentuk kerajaan lokal. Selanjutnya La Mallibureng diangkat menjadi raja pertama Kedatuan Sidenreng, yang diberi gelar Addadowang Sidenreng, sedangkan We Tipu Duleng raja pertama Kedatuan Rappang, yang diberi gelar Arung Rappang.<ref name="Kepemimpinan Uwatta"/>
 
== Penguasa ==
Berikut susunan raja-raja Sidenreng<ref name="Kepemimpinan Uwatta">{{cite book |last=Maidin |first=Andi Rusdin|editor-last=Rajamemang|author-link= |date=2017 |title=Model Kepemimpinan Uwatta dalam Komunitas Tolatang Banteng |url=https://books.google.co.id/books?id=4V1tDwAAQBAJ&pg=PA9&dq=Kerajaan+Sidenreng&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjrkOv7tr7pAhXTfX0KHe-0CPUQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Kerajaan%20Sidenreng&f=false |location=Makassar |publisher=CV Sah Media |page= |isbn=978-602-6928-17-7}}</ref>
{| class="wikitable"
|-
! No
! Penguasa
! Julukan
|-
|<center>1
|La Mallibureng
|<center>Addaowang I
|-
|<center>2
|La Pawowai
|<center>Addaowang II
|-
|<center>3
|La Makkarakka
|<center>Addaowang III
|-
|<center>4
|We Tipulinge
|<center>Addaowang IV
|-
|<center>5
|We Pawawoi
|<center>Addaowang V
|-
|<center>6
|La Batara
|<center>Addaowang VI
|-
|<center>7
|La Pasampoi
|<center>Addaowang VII
|-
|<center>8
|La Pattedungi
|<center>Addaowang VIII
|-
|<center>9
|La Patiroi
|<center>Addaowang IX
|-
|<center>10
|We Abeng
|<center>Tellu Latte I Sidenreng
|-
|<center>11
|La Makkarakka
|<center>Addatuang I
|-
|<center>12
|La So'ni Karaeng Massepe
|<center>Addatuang II
|-
|<center>13
|La Todani
|<center>Addatuang III
|-
|<center>14
|La Tenri Tatta
|<center>Addatuang IV
|-
|<center>15
|La Mallewai
|<center>Addatuang V
|-
|<center>16
|Bau Rukiyah
|<center>Addatuang VI
|-
|<center>17
|Taranatie
|<center>Addatuang VII
|-
|<center>18
|Towappo
|<center>Addatuang VIII
|-
|<center>19
|La Wawo
|<center>Addatuang IX
|-
|<center>20
|La Panguriseng
|<center>Addatuang X
|-
|<center>21
|Sumangerukka
|<center>Addatuang XI
|-
|<center>22
|La Sadapottong
|<center>Addatuang XII
|-
|<center>23
|La Cibu
|<center>Addatuang XIII
|}
== Referensi ==
{{reflist}}
{{indo-sejarah-stub}}