| election_name =#REDIRECT [[Pemilihan Presiden Indonesia 19971998]]▼
{{More citations needed|date=Oktober 2020}}
{{Infobox Election
▲| election_name = Pemilihan Presiden Indonesia 1997
| country = Indonesia
| type = Presiden
| ongoing = no
| previous_election = Pemilihan umum Presiden Indonesia 1992
| previous_year = 1992
| next_election = Pemilihan Presiden Indonesia 1999
| next_year = 1999
| election_date =
| votes_for_election = 700 suara anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]]
| needed_votes = Ditetapkan berdasarkan perolehan suara terbanyak
| image1 = [[Berkas:President Suharto, 1993.jpg|180x180px]]
| nominee1 = '''[[Soeharto]]'''
| party1 = Partai Golongan Karya
| electoral_vote1 = '''325'''
| percentage1 = '''68,10%'''
| image2 = [[Berkas:Vice President Megawati Sukarnoputri - Indonesia.jpg|180x180px]]
| nominee2 = [[Megawati Soekarnoputri]]
| party2 = Partai Demokrasi Indonesia
| electoral_vote2 = 11
| percentage2 = 3,06%
| title = [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]]
| before_election = [[Soeharto]]
| before_party = Golongan Karya
| after_election = [[Soeharto]]
| after_party = Golongan Karya
}}
Pemilihan Presiden Indonesia 1997 dilaksanakan untuk memilih [[Presiden]] dan [[Wakil Presiden]] untuk masa bakti [[1997]]-[[1999]].
== Latar Belakang ==
Jelang Pemilu 1997, sosok [[Megawati Soekarnoputri|Megawati]] sebagai Ketua Umum [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI) menjadi simbol perlawanan terhadap [[Orde Baru]]. Kondisi ini kemudian menyebabkan terjadinya konflik internal di PDI, hingga terjadinya [[Peristiwa 27 Juli|Peristiwa Kudatuli]] pada 27 Juli 1996. Kerusuhan ini terjadi karena kelompok pro Megawati menguasai DPP PDI di Jalan Diponegoro, [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]. Kelompok yang mengaku sebagai pendukung [[Soerjadi (politikus)|Soerjadi]], kemudian menyerang dan berusaha menguasai DPP PDI. Setelah peristiwa tersebut, perlawanan terhadap Soeharto semakin masif. Pendukung PDI yang kemudian bergabung dengan pendukung [[Partai Persatuan Pembangunan]] yang jenuh dengan kepemimpinan Soeharto menggaungkan Mega-Bintang pada Pemilu 1997
Namun, upaya ini gagal setelah Golkar memenangkan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|Pemilu 1997]]. Setelah itu, Soeharto juga kembali terpilih sebagai presiden dalam Sidang Umum MPR pada Maret 1998. Setelah Soeharto kembali terpilih, perlawanan semakin masif. Mahasiswa kemudian turun ke jalan. Gelombang demonstrasi semakin besar hingga akhirnya [[Kejatuhan Soeharto|menjatuhkan Soeharto]] pada Mei 1998.<ref>{{Cite web|last=Pratama|first=Aswab Nanda|url=https://nasional.kompas.com/read/2019/01/08/17174021/saat-para-capres-alternatif-diusung-untuk-melawan-soeharto?page=all|title=Saat Para Capres Alternatif Diusung untuk Melawan Soeharto|publisher=[[Kompas.com]]|date=8 Januari 2019|access-date=10 Oktober 2020}}</ref>
== Lihat Pula ==
* [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997]]
== Refrensi ==
{{reflist}}
|