Hedonisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Guspan Tanadi (bicara | kontrib)
Tokoh: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Aristippus: Bot: Merapikan artikel
 
(23 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Hedonisme''' adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.<ref name="Suseno">Franz Magnis-Suseno.1987, Etika Dasar; Masalah-masalah pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 114.</ref> Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenanganke[[senang]]an atau [[kenikmatan]] merupakan [[tujuan]] hidup dan tindakan manusia.<ref name="Bagus">Lorens Bagus.2000, Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. Hlm. 282.</ref> Terdapat tiga aliran pemikiran dalam hedonis yakni [[Cyrenaica|Cyrenaics]], [[Epikureanisme]], dan [[Utilitarianisme]]. Makna hedonisme telah mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan zaman. Di [[zaman modern]] ini, paham hedonisme sudah jauh berbeda dari paham [[etika]] hedonisme [[Epicurus]]. Hedonisme saat ini disandingkan dengan makna kemewahan, gaya hidup berlebihan, dan cenderung kepada perilaku konsumtif.<ref>{{citejournal|url=https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2772958|title=PERGESERAN MAKNA HEDONISME EPICURUS DI KALANGAN GENERASI MILLENIAL|volume=Vol 8, No 1|date=1 Juni 2022|first=Tri Padila|last=Rahmasari|website=garuda.kemdikbud.go.id|access-date=2023-01-15|archive-date=2023-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20230115013932/https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2772958|dead-url=no}}</ref>
 
== Etimologi ==
Kata hedonisme diambil dari Bahasa [[bahasa Yunani]] {{polytonic|ἡδονισμός}} ''hēdonismos'' dari akar kata {{polytonic|ἡδονή}} ''hēdonē'', artinya "kesenangan".<ref name="Napel">Henk ten Napel.2009, Kamus Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 158.</ref> Paham ini berusaha menjelaskan adalah baik apa yang memuaskan keinginan [[manusia]] dan apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan itu sendiri.<ref name="Bertens">Dr. K. Bertens.2000, Etika. Jakarta: Gramedia. Hlm. 235-238.</ref>
 
== Latar belakang ==
Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar [[tahun 433 SM]].<ref name="Bertens"/> Hedonisme ingin menjawab pertanyaan [[filsafat]] "apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?" <ref name="Bertens"/> Hal ini diawali dengan Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia.<ref name="Bertens"/> Lalu [[Aristippos]] dari [[Kyrene|Kirene]] [[(433-355 SM)]] menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan.<ref name="Bertens"/> Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi. Pandangan tentang 'kesenangan' (hedonisme) ini kemudian dilanjutkan seorang [[filsuf]] Yunani lain bernama [[Epikuros]] [[(341-270 SM)]].<ref name="Bertens"/> Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah kodrat alamiah.<ref name="Bertens"/> Meskipun demikian, hedonisme [[Epikurean]] lebih luas karena tidak hanya mencakup kesenangan badani saja—seperti Kaum Aristippos--, melainkan kesenangan rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan.<ref name="Bertens"/>
 
== Tokoh ==
Baris 18:
| birth_place = Kyrene
| death_date = c. 355 SM
| death_place = KyreneKirene
| school_tradition = [[Mazhab Hedonis]]/[[Mazhab KyreneKirene]]
| main_interests = Hedonisme
| influences = [[Sokrates]], [[Phytagoras]]
| influenced = [[Arete dari KyreneKirene]], [[Aristippos Muda]], [[Anniceris]], [[Hegesias dari Kirene|Hegesias]], [[Theodorus]], [[Epikuros]]
}}
[[Aristippus dari Kyrene|Aristippus dari Kirene]] adalah seorang [[filsuf Yunani]] yang memperlajari ajaran-ajaran [[Protagoras]].<ref name="Zeller">Eduard Zeller.1957, Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. Hlm. 129-133.</ref> Ini dilakukannya selama berada di kota asalnya, yaitu [[Kyrene|Kirene]], [[Afrika Utara]].<ref name="Zeller"/> Aristippus kemudian mencari [[Sokrates]] dan menjalin hubungan baik dengannya.<ref name="Zeller"/> Setelah Sokrates wafat, [[Aristippos]] tampil sebagai [["Sofis"]] dan menjadi guru profesional di [[Atena]].<ref name="Zeller"/> Lalu di Kyrene ia mendirikan sekolah yang dinamakan [[''Cyrenaic School'']] yang merupakan salah satu sekolah [[Sokratik]] yang tidak dominan.<ref name="Zeller"/><ref name="Avey">Albert E. Avey.1954, Handbook in the History of Philosophy. New York: Barnes & Noble, Inc. Hlm. 23.</ref> Sekolah ini mengajarkan perasaan-perasaan sebagai kebenaran yang paling tepat dalam hidup.<ref name="Zeller"/> Kesenangan adalah baik—termasuk juga kepuasan badani--.<ref name="Zeller"/> Kehidupan orang bijak selalu mencari jaminan kesenangan maksimal.<ref name="Zeller"/>
 
Aristippus menyetujui pendapat Sokrates bahwa keutamaan adalah mencari "yang baik".<ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi.2004, Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Petualangan Intelektual. Hlm. 43-44.</ref> Akan tetapi, ia menyamakan "yang baik" ini dengan kesenangan ''"hedone"''.<ref name="Bertens"/> Menurutnya, akal (rasio) manusia harus memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan kesusahan.<ref name="Bertens"/> Hidup yang baik berkaitan dengan kerangka rasional tentang kenikmatan.<ref name="Bertens"/>
Baris 35:
Aristippus melihat kesenangan sebagai hal aktual, artinya kesenangan terjadi kini dan di sini.<ref name="Bertens"/> Kesenangan bukan sebuah masa lalu atau masa depan. Menurutnya, masa lalu hanya ingatan akan kesenangan (hal yang sudah pergi) dan masa depan adalah hal yang belum jelas.<ref name="Bertens"/>
 
Meskipun kesenangan dijunjung tinggi oleh Aristoppus, ada batasan kesenangan itu sendiri.<ref name="Bertens"/> Batasan itu berupa pengendalian diri.<ref name="SusenoBertens"/><ref name="BertensSuseno"/> Meskipun demikian, pengendalian diri ini bukan berarti meninggalkan kesenangan.<ref name="Bertens"/> Misalnya, orang yang sungguh-sungguh mau mencapai nikmat sebanyak mungkin dari kegiatan makan dan minum bukan dengan cara makan sebanyak-banyaknya atau rakus, tetapi harus dikendalikan/dikontrol agar mencapai kenikmatan yang sebenarnya.<ref name="Suseno"/>
 
=== Epikuros ===
[[Berkas:Epicurus bust2.jpg|jmpl|125px|kiri|[[Epikuros]]]]
[[Epikuros]] lahir tahun [[342 SM]] di kota [[Samos]], [[Yunani]], dan meninggal di [[Atena]] [[tahun 270 SM]].<ref name="Suseno.">Franz Magnis-Suseno.1997, 13 Tokoh Etika. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 49-50.</ref> Ajaran Epikuros menitikberatkan persoalan kenikmatan.<ref name="Bertens"/><ref name="Suseno."/> Apa yang baik adalah segala sesuatu yang mendatangkan [[kenikmatan]], dan apa yang buruk adalah segala sesuatu yang menghasilkan ketidaknikmatan.<ref name="Suseno."/> Namun demikian, bukanlah kenikmatan yang tanpa aturan yang dijunjung Kaum [[Epikurean,]] melainkan [[kenikmatan]] yang dipahami secara mendalam.<ref name="Bertens"/> Kaum Epikurean membedakan keinginan alami yang perlu (seperti makan) dan keinginan alami yang tidak perlu (seperti [[makanan]] yang enak), serta keinginan yang sia-sia (seperti kekayaan/[[harta]] yang berlebihan).<ref name="Bertens"/> Keinginan pertama harus dipuaskan dan pemuasannya secara terbatas menyebabkan kesenangan yang paling besar. Oleh sebab itu kehidupan sederhana disarankan oleh Epikuros.<ref name="Bertens"/> Tujuannya untuk mencapai [[''Ataraxia'']], yaitu ketenteraman jiwa yang tenang, kebebasan dari perasaan risau, dan keadaan seimbang.<ref name="Bertens"/><ref name="Suseno."/>
 
Epikuros sangat menegaskan kebijaksanaan ''[[(phoronesis)]]''.<ref name="Suseno."/> Menurutnya, orang yang bijaksana adalah seorang [[seniman]] yang dapat mempertimbangkan pilihan nikmat atau rasa sakit.<ref name="Suseno."/> Orang bijaksana bukanlah orang yang memperbanyak kebutuhan, tetapi mereka yang membatasi kebutuhan agar dengan cara membatasi diri, ia akan mencapai kepuasan.<ref name="Suseno."/> Ia menghindari tindakan yang berlebihan.<ref name="Suseno."/> Oleh karena itu, ada sebuah perhitungan yang dilakukan oleh Kaum Epikurean dalam mempertimbangkan segi-segi positif dan negatif untuk mencapai kenikmatan jangka panjang dan mendekatkan diri kepada ''ataraxia''.<ref name="Suseno."/>
Baris 61:
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}9. 31.32. 41. 43. 44. 45. 47. 49. 50. 53. Hedonisme arus balik demokrasi. Martua P Butarbutar. 2014. Jakarta. PWI dan HPN dan Semesta Rakyat Merdeka. <nowiki>https://g.co/kgs/d7Ymbn</nowiki>
 
==Pustaka terkait==
{{reflist}}9. 31.32. 41. 43. 44. 45. 47. 49. 50. 53. *Hedonisme arus balik demokrasi. Martua P Butarbutar. 2014. Jakarta. PWI dan HPN dan Semesta Rakyat Merdeka. <nowiki>https://g.co/kgs/d7Ymbn</nowiki>
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Etika]]