Mantra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambah teks dan referensi
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(20 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Distinguish|Mantera}}
[[Berkas:AUM symbol, the primary (highest) name of the God as per the Vedas.svg|ka|jmpl|Mantra [[Aum]] atau [[Om]] dalam [[aksara Dewanagari]].]]
'''Mantra''' adalah [[bunyi]], [[suku kata]], [[kata]], atau [[kalimat]] yang dianggap mampu menciptakan perubahan secara [[spiritual]].<ref>Feuerstein, G. ''The Deeper Dimension of Yoga''. Shambala Publications, Boston, MA. 2003.</ref> Secara etimologi mantra berasal dari suku kata ''man'' (''manana'') dan kata ''tra'' (''trana'') yang berarti pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi ''man'' dan ''tra'' itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang (''amantrana'').<ref> {{cite journal|title= Menumbuhkan Nilai Pendidikan Karakter Religius Melalui Mantra Dan Yatra Sebagai Media Komunikasi Interpersonal Dengan Tuhan Dalam Agama Hindu|author= Ni Rai Vivien Pitriani|journal= Widyalaya|volume= 1|number= 1|year= 2020|issn= 2746-8682|page= 93|url= http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/76}} </ref> Penulisan mantra berbentuk [[Bait (sastra)|bait]] dengan keberadaan [[rima]] yang tidak menentu. Mantra lebih mengutamakan [[Ritme|irama]] dibandingkan rima. [[Bahasa]] yang digunakan di dalam mantra dianggap memiliki kekuatan [[sihir]]. Mantra hanya boleh diucapkan atau dibacakan oleh [[pawang]] atau [[dukun]]. Penggunaan utama dari mantra adalah untuk mencegah terjadinya [[bencana]]. Penggunaan mantra merupakan bagian dari [[budaya Indonesia]]. Dalam [[masyarakat]] [[Melayu]], mantra digunakan untuk keperluan [[adat]] dan kepercayaan [[Mistisisme|mistis]] dan jarang digunakan sebagai [[karya sastra]].<ref>{{Cite book|last=Sumaryanto|first=|date=2010|url=http://ebook.pustaka.sumbarprov.go.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=402&bid=379|title=Mengenal Pantun dan Syair|location=Semarang|publisher=PT. Sindur Press|isbn=978-979-067-054-9|pages=9-10|url-status=live}}</ref>
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Maha-mantra.png|jmpl|Salah satu mantra yang digunakan di dalam sekolah [[Agama Hindu|Hindu]] yang beraliran [[Masyarakat Internasional Kesadaran Kresna|Hare Krishna]].]]
Mantra {{Sanskerta|मन्त्र|mantra}} berasal dari tradisi ''[[Weda]]'' di [[India]], kemudian menjadi bagian penting dalam tradisi [[Hinduisme|Hindu]] dan praktik sehari-hari dalam [[agama Buddha]], [[Sikhisme]] dan [[Jainisme]]. Penggunaan mantra sekarang tersebar melalui berbagai gerakan spiritual yang berdasarkan (atau cabang dari) berbagai praktik dalam tradisi dan agama ketimuran.
 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mantra diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.<ref>http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140527102944/http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php |date=2014-05-27 }} kamus bahasa indonesia</ref>
 
Khanna (2003: hal.&nbsp;21) menyatakan hubungan mantra dan [[yantra]] dengan manifestasi mental energi sebagai berikut:
Baris 14 ⟶ 16:
Mantra juga dikenal masyarakat indonesia sebagai rapalan untuk maksud dan tujuan tertentu (maksud baik maupun maksud kurang baik). Dalam dunia sastra, mantra adalah jenis puisi lama yang mengandung daya magis. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki mantra, biasanya mantra di daerah menggunakan bahasa daerah masing-masing.
 
Mantra di dalam bahasa [[Minangkabau]] disebut juga sebagai ''manto'', ''jampi-jampi'', ''sapo-sapo'', ''kato pusako'', ''kato'', ''katubah'',atau ''capak baruak''. Sampai saat ini mantra masih bertahan di tengah-tengah masyarakat di Minangkabau. Isi mantra di Minangkabau saat ini berupa campuran antara bahasa Minangkabau lama (kepercayaan animisme dan dinamisme),<ref>Djamaris E. Pengantar sastra rakyat Minangkabau. Ed-1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia; 2001</ref>, Melayu, bahasa Arab (pengaruh Islam) dan bahasa Sanskerta (pengaruh Hindu Budha). <ref>{{factCite journal|last=Suwatno|first=Edi|date=2004|title=Bentuk dan Isi Mantra|url=https://media.neliti.com/media/publications/12008-ID-bentuk-dan-isi-mantra.pdf|journal=Humaniora|volume=16|issue=3|doi=10.22146/jh.1312}}</ref>
 
== Ciri khas ==
Baris 20 ⟶ 22:
 
== Mantra dalam kebudayaan masyarakat ==
Sebagian masyarakat tradisional khususnya di nusantara biasanya menggunakan mantra untuk tujuan tertentu. Hal tersebut sebenarnya bisa sangat efektif bagi para penggunanya, Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang ber rimaberima memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan trance. Dalam kalimat mantra yang kaya [[metafora]] dengan gaya bahasa yang hiperbola[[hiperbol]] tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi Afirmasi, Pembelajaran di level unconscious dan membangun apa yang para psikolog dan motivator menyebutnya sebagai sugesti diri.
 
== Catatan kaki ==